Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 296 Ingatan yang Hilang
Tetapi Yuliana Jian merasa bahwa sekarang bukanlah waktu yang terbaik untuk mengembalikan ingatannya, sekarang kebebasannya dibatasi, dia tidak tahu apakah orang yang bernama Wirianto Leng ini adalah orang baik atau orang jahat, jika dia kembali memikirkannya, kepalanya akan terasa sangat sakit, dan hatinya penuh dengan kecemasan, Yuliana Jian merasa bahwa mungkin dia harus menunggu sampai dia berada di sisi August Leng, atau pindah ke lingkungan yang lebih aman untuk mengembalikan ingatannya.
Yuliana Jian menoleh dan melirik pintu kamar mandi, lalu berteriak kepada Wirianto Leng yang berada di luar pintu: "Itu.....kamu jangan berdiri di depan pintu lagi, aku berencana untuk keluar. Kamu cepat pergi, jika kamu masih berdiri di depan pintu, aku akan merasa tidak nyaman. Jika kamu tidak pergi.....aku akan......aku akan....."
Yuliana Jian berhenti sejenak, dan mengerutkan keningnya, dia tidak bisa memikirkan hal yang dapat mengancam Wirianto Leng untuk membuat dia pergi. Yuliana Jian tertegun, dia ragu-ragu untuk sementara waktu, dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Tetapi Wirianto Leng yang berdiri di depan pintu, mengerti apa yang ingin dikatakan oleh Yuliana Jian, dia mundur selangkah, lalu berkata sambil tersenyum: "Jika tidak ada hal yang lain, aku akan pergi terlebih dahulu."
Yuliana Jian mendengar ucapan Wirianto Leng, lalu segera berlari ke arah pintu kamar mandi, dan mendengar langkah kaki Wirianto Leng yang menjauh, Yuliana Jian akhirnya dapat bernapas dengan lega, sepertinya Wirianto Leng telah benar-benar keluar dari kamarnya, Yuliana Jian berbisik kepada dirinya sendiri: "Sepertinya orang ini sedikit masuk akal, dia benar-benar tidak memiliki niat untuk mengambil keuntungan."
Sambil berbicara, Yuliana Jian keluar dari kamar mandi. Ketika melihat Wirianto Leng tidak ada di depan pintu, Yuliana Jian segera berbalik dan berjalan ke lemari, lalu buru-buru mengganti pakaiannya. Ketika Yuliana Jian telah selesai mengganti pakaiannya, dia sekali lagi berjalan di pintu, dan ingin menutup pintunya, lalu dia melihat pintu kamarnya telah ditendang sampai rusak oleh Wirianto Leng, Yuliana Jian segera mengerutkan kening, lalu berkata sambil melihat pintunya: "Apakah Wirianto Leng ini perlu sepanik ini? Dia bahkan menendang pintu kamar sampai rusak, bagaimana aku bisa tidur tanpa menutup pintu?"
Yuliana Jian mengerutkan kening, setelah menatap pintu dalam waktu yang lama, dia berjalan keluar, dan tiba di depan pintu kamar Wirianto Leng, dia mengetuk pintu Wirianto Leng, dan berkata: "Itu.... Tuan Wirianto Leng, aku mempunyai suatu hal untuk dibicarakan kepadamu."
Yuliana Jian mengira dirinya harus menunggu beberapa saat sebelum pintunya dibuka. Tetapi tidak disangka, pintu kamar dibuka tak lama kemudian, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng berjalan keluar dari kamarnya, dan bertanya sambil mengerutkan keningnya: "Ada apa?"
Yuliana Jian berkedip dan berbisik: "Aku ingin membicarakan suatu hal kepadamu, sebelumnya aku memang telah memilih kamar itu, tetapi pintu kamar itu telah dirusak olehmu."
"Kamu bisa menukarnya dengan kamarku." Wirianto Leng mengancingkan pakaiannya, dan berkata dengan suara yang berat.
Yuliana Jian mengira bahwa dirinya perlu mengerahkan segala upaya untuk meyakinkan Wirianto Leng, tetapi tidak disangka Wirianto Leng menyetujuinya dengan begitu cepat. Yuliana Jian mengerutkan keningnya, dan berkata: "Kamu menyetujuinya?"
Wirianto Leng mengangguk, dan berkata dengan suara yang berat: "Tentu saja, ini bukan masalah besar, jika itu bisa membuatmu merasa nyaman, maka tidak masalah untuk berganti kamar. Kalau begitu kamu bereskanlah barang-barangmu, kita akan bertukaran kamar sekarang."
Yuliana Jian menggaruk kepalanya dengan malu, dan berbisik: "Sebenarnya aku bisa tidur di kamar lain, aku melihat ada kamar kosong di samping."
Wirianto Leng melirik kamar kosong di sebelahnya dan berkata sambil tersenyum: "Kamar-kamar lain terlalu kecil, dan beberapa tidak memiliki shower, aku akan bertukaran kamar denganmu. Kedua kamar kita memiliki kamar mandi, jadi lebih nyaman untuk digunakan."
Awalnya Yuliana Jian ingin bertukaran kamar dengan Wirianto Leng, karena hanya kamar Wirianto Leng dan kamar yang dia tinggal memiliki kamar mandi di dalamnya. Tetapi sekarang Wirianto Leng mengetahui niatnya, Yulaian Jian malah merasa sedikit malu, dia mengerutkan kening, dan menatap Wirianto Leng dengan malu, dan berbisik: "Apakah.....aku terlalu kelewatan?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dan perlahan-lahan tertawa, dia menggeleng, dan berkata dengan suara rendah: "Tidak, kamu tidak kelewatan, aku sangat senang bisa melakukan sesuatu untukmu, aku juga sangat senang memiliki kesempatan seperti ini, untuk membuatmu merasa lebih nyaman."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya dengan bingung, dia dengan hati-hati melihat pria yang berdiri di hadapannya, dia melihat garis-garis halus di antara alisnya. Yuliana Jian dapat melihat bahwa pria ini adalah pria yang sering mengerutkan keningnya untuk berpikir, dan kadang-kadang dia terlihat sangat tegas atau bahkan dingin ketika dia tidak berbicara atau pun tersenyum. Pria seperti itu, memperlakukannya dengan begitu lembut dan perhatian, sebenarnya apa tujuan dia tinggal di sini bersamanya?
Yuliana Jian selalu berusaha dengan keras untuk berjaga-jaga dari pria yang bernama Wirianto Leng ini, tetapi sekarang Yuliana Jian mulai memiliki rasa ingin tahu yang kuat terhadap Wirianto Leng ini, dia ingin tahu, kenapa Wirianto Leng bersikap seperti ini kepadanya, kenapa dia mengikuti keinginannya, dan bersedia datang ke pantai?
Dan kenapa dirinya mengusulkan untuk pergi ke pantai?
Yuliana Jian mengerutkan keningnya ketika memikirkan hal ini, dia melirik ke jendela di belakang Wirianto Leng. Di luar jendela, dia bisa melihat sebuah garis samudera, yang terlihat sangat lembut, sepertinya sesuatu yang manis pernah terjadi di sana, tetapi ketika Yuliana Jian mencoba mengingatnya, ingatan itu seketika lenyap.
Yuliana Jian segera mengerutkan keningnya, dan memegang dahinya dengan jengkel. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa otaknya terasa sangat kosong?
"Kenapa? Kepalamu sakit lagi?" tanya Wirianto Leng dengan perhatian ketika melihat Yuliana Jian memegang dahinya: "Jika ada sesuatu yang tidak bisa pahami, jangam dipikirkan, jangan terlalu memaksa dirimu sendiri."
Wirianto Leng benar-benar berharap Yuliana Jian dapat segera mendapatkan kembali ingatannya, tetapi jika dia terlalu memaksa Yuliana Jian, takutnya akan terjadi sesuatu yang merugikan dirinya.
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, sedikit mengernyit, dan berkata dengan suara rendah: "Apakah kamu tahu apa yang aku pikirkan?'
Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam dan menekan keinginannya untuk memberi tahu Yuliana Jian semua yang telah terjadi di antara mereka, dia tersenyum dan berkata kepada Yuliana Jian: "Aku tidak tahu, tetapi tampaknya kamu tidak nyaman, seperti sedang mencoba memikirkan sesuatu, jadi aku membujukmu. Kenapa? Apakah kamu tidak memikirkan sesuatu?"
Yuliana Jian memegang dahinya, melirik Wirianto Leng, lalu menundukkan kepalanya, dan berkata dengan suara yang kecil: "Tidak....tidak ada.....aku tidak memikirkan apa-apa. Omong-omong, mari kita bertukar kamar secepat mungkin, aku sangat lelah hari ini, aku ingin beristirahat lebih awal."
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia segera berbalik dan berlari, dia berlari sambil berteriak: "Aku akan mengemas barang-barangku terlebih dahulu, kamu juga harus mengemas barang-barangmu."
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia segera memasuki kamarnya tanpa menoleh ke belakang. Wirianto Leng terus memandangi punggung Yuliana Jian, setelah melihat Yuliana Jian telah memasuki kamar, Wirianto Leng perlahan berbalik, dan kembali ke kamarnya sendiri.
Wirianto Leng sama sekali tidak membuka koper, ketika dia mendengar suara Yuliana Jian berlari sambil membawa kopernya, Wirianto Leng tersenyum dan berdiri: "Kalau begitu kamar ini adalah milikmu, malam ini aku akan memperbaiki pintu kamar itu. Kamu tidak perlu khawatir, jika kamu berada dalam bahaya, kamu masih bisa berteriak dengan keras, pada saat itu kita masih dapat bertukar kamar lagi."
Yuliana Jian segera tersipu malu, setelah mendengar ucapan Wirianto Leng, dia berbisik: "Seharusnya.....seharusnya tidak ada bahaya, jika ada bahaya lagi, lalu jika kamu menendang pintu lagi, aku tidak ingin bertukar kamar lagi, tidak ingin."
Wirianto Leng tersenyum sambil berkata: "Baik, aku mengetahuinya, semoga semuanya berjalan dengan baik, dan tidak ada bahaya."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia berjalan keluar dari kamar dengan barang bawaannya. Yuliana Jian berdiri di dekat pintu, dia menjulurkan kepalanya dan menatap punggung Wirianto Leng, sampai dia melihat Wirianto Leng berjalan ke dalam kamar, Yuliana Jian menarik kepalanya, lalu mengerutkan kening dan bergumam pelan: "Kenapa ada perasaan yang aneh.....seperti....."
Dia seperti dimanjakan sebagai seekor binatang peliharaannya.
Yuliana Jian langsung tersipu ketika dia memikirkan hal ini, dia buru-buru menggosok wajahnya, menggelengkan kepalanya dan berkata: "Jangan berpikir sembarangan, jangan berlebihan, dia telah mempunyai istri dan anak. Aku juga mempunyai August, mereka adalah sepupu, kamu tidak boleh berpikir seperti ini!"
Tetapi setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia tertegun lagi ketika dia melihat selimut yang terbuka di atas ranjang. Yuliana Jian berjalan ke samping ranjang dan menatap sudut selimut yang telah dibuka, ada jejak-jejak seseorang yang pernah berbaring di atas sana. Ketika dia melihat sekeliling ruangan sebelumnya, selimut itu masih terbentang rapi di ranjang, kenapa itu berubah dalam sekejap? Wirianto Leng pasti pernah berbaring di atasnya.
Bahkan ketika pria itu tertawa, dia terlihat tidak berdaya. Bahkan jika dia bisa berbicara dengannya dengan lembut, sepertinya dia bukanlah orang yang lembut, melainkan orang yang dingin dan sombong. Orang-orang semacam itu dapat beristirahat, merasa lelah, dan hangat?
Ketika memikirkan hal ini, Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk mengulurkan tangannya, dan meletakkannya di atas tempat Wirianto Leng berbaring. Walaupun suhunya sudah lama menghilang, tetapi itu jelas terasa sedikit hangat.
Yuliana Jian terkejut, dan berbisik: "Ternyata dia terasa sangat hangat."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, wajahnya segera memerah, dia segera mengerutkan keningnya dan berkata dengan jijik: "Hei....aku tidak ingin berbaring di atas ranjang bekas pria lain, sangat tidak bersih, aku ingin mengganti selimut ini."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia segera berjalan ke lemari, mengeluarkan selimut di lemari, dan mulai mengganti selimut yang berada di atas ranjang. Tetapi tubuh Yuliana Jian masih sangat lemah, hanya setengah dari selimut yang diganti, Yuliana Jian sudah terbaring di atas ranjang dengan lelah, dia mengambil napas panjang, menutup matanya dan berbisik: "Ini terlalu merepotkan, lebih baik aku beristirahat terlebih dahulu....."
Yuliana Jian bersandar di ranjang dan menutup matanya, dan perlahan tertidur. Semua tindakan Yuliana Jian berada di bawah pengawasan, dan Wirianto Leng memandang setiap gerakan Yuliana Jian dari ponselnya, dan sepertinya bisa melihat semua pikiran Yuliana Jian. Setelah Wirianto Leng melihat bahwa pada akhirnya Yuliana Jian tertidur di ranjang, Wirianto Leng baru mengulurkan tangannya dan dengan lembut membelai Yuliana Jian di layar ponsel, dia mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah: "Kapan kamu bisa menemukan dirimu sendiri?"
Kemudian Wirianto Leng dengan kuat memejamkan matanya, mematikan kamera pengawasnya, dan menghela napas dengan panjang.
Yuliana Jian tidur dengan sangat gelisah sepanjang malam, dan setelah dia membuka matanya, dia masih merasa sangat lelah. Yuliana Jian menggosok kepalanya yang sakit dan berbisik, "Lebih baik aku tidak perlu tidur, kenapa aku semakin merasa lelah setelah aku tidur?"
Yuliana Jian merasa bahwa dia telah tidur sangat nyenyak sepanjang malam, tampaknya ada banyak orang yang berbicara dengannya, dia menangis, tertawa dan mencoba melarikan diri dalam mimpinya, tetapi dia tidak ingat apa-apa setelah dia terbangun. Yuliana Jian menggosok pelipisnya, melihat sekeliling, dan berbisik, "Mungkinkah ada masalah dengan ruangan ini? Apakah aku ditindih oleh hantu?"
Lalu Yuliana Jian segera membungkus selimut, lalu memegangnya dengan erat dan melihat sekeliling dengan hati-hati. Semakin dilihat, Yuliana Jian semakin merasa sekelilingnya sangat menakutkan, dia mengerutkan kening dan berkata dengan suara rendah, "Apakah itu benar-benar terjadi di kenyataan?"
Yuliana Jian baru saja selesai bicara, dan mendengar ketukan di pintu. Yuliana Jian ketakutan dan berteriak: "Siapa?"
Ketukan di pintu berhenti sebentar, lalu terdengar suara Wirianto Leng dari luar pintu, Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Ini aku, aku datang membawakan sarapan untukmu."
Yuliana Jian mengedipkan matanya, lalu memberanikan dirinya untuk berjalan ke pintu sambil memeluk selimut, dan membuka pintunya. Ketika melihat Wirianto Leng yang berdiri di depan pitnu, Yuliana Jian baru dapat bernapas dengan lega, dan berbisik: "Apakah...ini benar-benar kamu?"
Wirianto Leng tertawa: "Jika bukan aku, siapa lagi?"
"Aku kira......" Yuliana Jian cemberut, dan bergumam: "Aku kira adalah hantu."
Wirianto Leng menunjukkan ekspresi terkejut: "Hah? Apa? Hantu?"
Yuliana Jian mengangguk, lalu menggelengkan kepalanya dengan tergesa-gesa, dan berkata dengan gugup, "Kamu.....jangan salah paham, aku baru saja mengalami mimpi buruk tadi malam, setelah bangun tidur, kesadaranku tidak begitu jelas, aku bukan benar-benar mengatakan bahwa kamu adalah hantu...."
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia kembali menundukkan kepalanya, dan berkata dengan suara yang kecil: "Sebenarnya maksudku bukan seperti itu...."
"Aku tahu." jawab Wirianto Leng sambil tersenyum.
Yuliana Jian segera mengangkat kepalanya dan menatap Wirianto Leng dengan terkejut: "Kamu tahu lagi?"
Yuliana Jian merasa bahwa Wirianto Leng ini benar-benar aneh, ucapannya terdengar sangat aneh, dan dia tahu? Wirianto Leng melirik Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Aku tahu kamu mengalami mimpi buruk, tapi tidak perlu khawatir, alasan terbesarnya mungkin karena ini adalah lingkungan baru bagimu. Kamu tunggu sebentar...."
Wirianto Leng berbicara sambil meletakkan piring makanan di atas meja, lalu mengeluarkan jimat keselamatan dari sakunya, lalu menyerahkannya kepada Yuliana Jian. Yuliana Jian mengerutkan keningnya: "Apa ini?"
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Jimat keselamatan, aku yang memohonnya."
Yuliana Jian merasa aneh: "Kamu tidak mungkin membawa ini kemana saja, bukan? Atau kamu sudah menyiapkannya dari awal?"
"Sebenarnya di bawah namaku ada bisnis yang berspesialisasi dalam feng shui, dan ini adalah produk kami." jawab Wirianto Leng sambil tersenyum.
Yuliana Jian menatapnya dengan curiga: "Benarkah?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tersenyum, dan tidak menjawab. Jimat keselamatan sebenarnya dimohon oleh Wirianto Leng ketika Yuliana Jian diculik oleh August Leng. Pada masa itu Wirianto Leng mempercayai semuanya, selain orang, dia juga percaya pada hantu dan dewa, kemana pun dia pergi, dia selalu akan berdoa untuk keselamatan Yuliana Jian. Wirianto Leng juga tahu pada waktu itu mengapa takhayul yang tampaknya aneh ini dapat diturunkan dari generasi ke generasi, itu karena setiap hari ada orang yang putus asa meminta sedikit kenyamanan dan harapan dari dewa dan Buddha.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeAfter The End
Selena BeeCinta Yang Tak Biasa
WennieCinta Yang Berpaling
NajokurataMr Huo’s Sweetpie
EllyaAwesome Husband
EdisonHanya Kamu Hidupku
RenataCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia