Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah

Tetapi Yuliana merasa kata-kata Nyonya Tua Leng sedikit aneh, dia ingat Wirianto pernah berkata padanya, Nyonya Tua Leng yang takut terjadi sesuatu pada dirinya, sehingga menyuruh Wirianto mengikutianya. Tetapi mendengar kata-kata Nyonya Tua Leng, Nyonya Tua Leng sama sekali tidak tahu bahwa dirinya keluar, apakah Wirianto Berbohong?

Kalau begitu mengapa Wirianto harus berbohong? Apa yang ingin dia lakukan?

Begitu memikirkan hal ini, Yuliana menatap Wirianto dan mengerutkan alisnya. Wirianto pun mengangkat kepalanya menatap Yuliana, bibir pira itu tertutup rapat, sama sekali tidak berbicara.

"Sudahlah, hal ini sudah terjadi, tidak perlu di sesali lagi. Kamu baik-baik menjaga tubuhmu, terjadi hal seperti ini, aku raja kamu pun tidak bersedia". Nyonya Tua Leng berkata dengan sedih, lalu menuang teh dan menyesapnya.

Yuliana membelalakan mata menatap Nyonya Tuan Leng, dari wajah Nyonya Tua Leng dia dapat melihat, Nyonya Tua itu sungguh marah, tetapi dia menahannya, tidak mengatakan apapun, sama seperti dulu, sebenarnya ada apa?

"Nyonya Tua Leng aku....." Yuliana berkata.

Nyonya Tua Leng mengibaskan tangannya, memotong perkataan Yuliana: "Kamu jangan banyak berbicara, karena Wirianto sudah tidak memiliki anak darimu, masih membiarkanmu tinggal di rumah keluarga Leng, aku pun tidak banyak berbicara. Tetapi, Yuliana, kamu sungguh membuatku kecewa, aku mengira kamu adalah wanita yang pintar, mengapa kamu tidak tahu bahwa anakmu lebih penting dari apapun juga".

Yuliana mengerutkan keningnya: "tetapi ayahku baru saja sadar".

"Cucu keluarga Leng kita lebih tidak lebih penting dari ayahmu?Tidak perlu kamu katakan karena ayahmu baru saja sadar, walaupun terjadi hal lainnya, mamangnya kenapa kalau hari kedua kamu baru pergi? Bagimu, yang paling penting adalah anak yang ada di dalam perutmu, bukan orang tua yang tidak berguna itu. Hal ini pun kamu tidak mengerti?" Nyonya Tua Leng langsung memotong perkataan Yuliana, dan berkata dengan sangat dingin.

Yuliana terdiam, dirinya seperti tidak mengenal Nyonya Tua Leng lagi, selama ini Nyonya Tua Leng begitu perhatian pada dirinya. Tetapi yang membuat dirinya perhatian padanya hanya karena anak yang di kandungnya, Wirianto mengatakan dirinya hanyalah mesin pembuat anak. Sejak dulu Yuliana takut kepada keluarga Leng, takut akan kekuasaan keluarga Leng, Takut akan kekuatan keluarga Leng, dirinya sangat takut melakukan kesalahan. Tetapi sekarang Yuliana sedikit memandang rendah keluarga Leng yang sangat berkuasa ini, ini semua hanyalah cangkang kosong, yang memelihara segerombolan orang-orang berhati dingin.

"Menurutku, ayah dan anakku sama pentingnya". Yuliana berkata kepada Nyonya Tua Leng.

Nyonya Leng menyipitkan matanya menatap Yuliana, lalu tiba-tiba tertawa: "Aku sungguh menilaimu terlalu tinggi, Nonya Jian. Aku kira kamu adalah nona dari keluarga kaya yang pintar, ternyata kamu begitu bodoh. Sepertinya kamu tidak mengerti, bagimu apa yang paling penting?"

"Bila menyuruhku meremehkan ayahku, merupakan hal yang pintar, maka aku tidak dapat melakukannya. Ayahku sudah sadar, Aku pergi melihatnya, sama sekali tidak salah. Kesalahanku adalah, aku tidak berhati-hati kepada orang lain, tidak berhati-hati kepada orang yang ingin menusukku dari belakang". Yuliana mengangkat kepalanya berkarata perlahan kepada Nyonya Tua Leng.

Walaupun Yuliana berbicara dengan suara yang pelan, tetapi dia berbicara dengan sangat yakin, bukan seperti dulu yang selalu mengalah.

Nyoya Tua Leng menyipitkan matanya, baru ingin berbicara, tetapi tiba-tiba Wirianto berdiri, dan berkata kepada Nyonya Tua Leng: "Nenek, kamu istirahat dulu, aku akan membawanya keluar".

Nyonya Tua Leng mendengus dan menatap Wirianto: "Aku mulai merasa dulu kamu tidak membiarkan dia tinggal di sini merupakan hal yang benar, asalkan kamu mengatakannya, kita akan mengusirnya. Walaupun aku merasa kedatangannya membuatmu tersadar, dan ini merupakan hal yang baik. Tetapi sepertinya, sifatnya terlalu keras, tidak cocok untuk keluarga Leng".

Wirianto menatap Yuliana, lalu berkata: "Aku berjanji padanya, membiarkan dia tinggal di keluarga Leng satu tahun, aku tidak akan mengingkarinya".

Yuliana seperti penonton, mendegarkan percakapan Nyonya Tua Leng dan Wirianto mengenai dirinya tinggal ada pergi. Hanya saja keadaan Nyonya Tua Leng dan Wirianto dengan dulu terbalik, Wirianto berubah menjadi orang yang ingin dirinya tinggal, dan nyonya tua Leng justru menjadi orang yang ingin dirinya pergi.

Tiba-tiba Yuliana merasa sedikit konyol, dulu dia mengharapkan bantuan investasi dari keluarga Leng, tidak ingin pergi dari keluarga Leng, tetapi sekarang dia ingin pergi dari keluarga Leng, keluarga kaya yang dingin ini, dirinya sama sekali tidak ingin tinggal di sini lagi.

"Aku bersedia pergi dari keluarga Leng". Tiba-tiba Yuliana berbicara, "Saat ini aku sudah tidak berharga lagi bagi keluarga Leng, aku...."

"Kamu jangan berbicara!" Tiba-tiba Wirianto membalikan kepala menatap Yuliana, dan berteriak menghentikannya: "Saat ini bukanlah saat kamu yang memutuskan".

Nyonya tua Leng menatap sekilas Wirianto, lalu dia menatap Yuliana, dan berkata: "Yuliana, walaupun aku merasa kecewa terhadapmu, tetapi aku merasa kamu lebih kuat dari pada wanita lain. Karena kamu dan Wirianto telah memiliki perjanjian satu tahum. Satu tahun kemudian, bila kamu dapat membuatku puas, dan juga membuat Wirianto dapat menerima mu, maka kamu akan menjadi menantu keluarga Leng, semoga kamu dapat menghargai kesempatan ini, tidak semua orang yang bisa mendapatkan kesempatan seperti ini".

Yuliana mengerutkan kening, dan menggelengkan kepala, dia sungguh benci terhadap keluarga Leng yang sombong, memutuskan segalanya untuk dirinya, Yuliana sungguh tidak ingin tinggal di dalam keluarga Leng lagi. Tetapi belum sempat dia berbicara, pergelangan tangannya di tahan oleh Wirianto, dan ditarik keluar dari kamar.

Yuliana di tarik oleh Wirianto ke kamar mereka, dan Wirianto baru melepaskan tangannya. Yuliana mengerutkan kening dan berkata: "Wirianto, apa yang mau kamu lakukan? Dulu kamu selalu berkata, menyuruhku mengugurkan kandunganku, dan keluar dari keluarga Leng, mengapa sekarang kamu menyuruhku tinggal?"

Wirianto melepaskan tangannya, dengan alis yang di kerutkan manatap Yuliana. Saat ini wajah Yuliana sangat pucat, sama seperti ketika dia jatuh di atas genanggan darah, hanya saja saat itu Yuliana menutup matanya, tubuhnya karena kehilangan banyak darah sehingga bergetar. Wirianto sangat mengerti Yuliana, mana mungkin dia membiarkan seorng wanita yang tidak dia kenali tinggal bersamanya di satu kamar, lagi pula wanita ini adalah wanita yang di paksa masuk oleh orang lain, walaupun orang itu adalah neneknya, dirinya tidak akan mempercayainya begitu saja.

Tetapi ketika kekuatan semua huruf tidak dapat mengalahkan genangan darah itu, untuk pertama kalinya dia mengetahui bahwa tanda tangannya dapat membuat seseorang hidup, dan juga dapat membuat orang mati, darahnya dapat menolong orang. Wirianto mengetahui darahnya dan darah Yuliana satu tipe, tetapi dirinya sama sekali tidak menyangka suatu hari dirinya akan menyumbangkan darahnya untuk wanit yang tidak dia sukai.

Yuliana mengira Nyonya Tua Leng kecewa hanya karena dirinya yang keguguran, tetapi Yuliana tidak mengetahui, yang membuat Nyonya Tua Leng Kecewa adalah Wirianto yang baru saja sadar justru menyumbangkan darahnya untuk Yuliana. Terhadap cicit, Wirianto justru adalah cucu yang pintar, dan merupakan harapan dan masa depan bagi Nyonya Tua Leng. Dan Wirianto justru menyelamatkan Yuliana, menyumbangkan darahnya! ini adalah hal yang benar-benar tidak dapat di terima oleh Nyonya tua Leng.

"Setelah meniggalkan rumah keluarga Leng, kamu tidak akan memiliki apa-apa lagi!"

Wirianto berkata: "Sekarang emosimu belum stabil, sangat tidak mungkin membuat keputusan. Aku harus memperingatkanmu, kamu mengandung anakku karena ingin mendapatkan investasi dari keluarga Leng. Sekarang kamu pergi, seluruh pengorbananmu akan sia-sia. Keluarga Jian akan bangkrut, Sekarang ayahmu harus di jaga bukan? Sampai saat itu, bahkan uang untuk menghidupi dirimu sendiri saja tidak ada, bagaimana dapat menjaganya?"

"Ini....ini semua adalah urusanku....." Tubuh Yuliana belum pulih, kepalanya sedikit pusing, tubuhnya terhuyung dan hampir jatuh.

"Tetapi aku telah berjanji padamu, aku sudah mengatakan akan menepati perjanjian pernikahan satu tahun ini, dan tidak akan menarik janji ini. Sekarang masih ada 246 hari, sampai saat itu, aku akan membebaskan pernikahan denganmu". Dengan dingin Wirianto berkata.

"Keluarga Leng kita, memang adalah orang gila, semuanya aneh". Yuliana mengerutkan keningnnya dan menggelengkan kepala: "Bukankah dulu kamu yang ingin mengusirku dari keluarga Leng? Kamu selalu ingin aku pergi, untuk apa sekarang kamu membicarakan perjanjian itu. Tidak ada sesuatu di dalam tubuhku yang perlu di pertahankan lagi? Apa yang aku miliki untuk mendapatkan keuntungan?"

Yuliana sama sekali tidak berani memikirkan Wirianto memiliki perasaan terhadapnya, sebelum hari ini, Yuliana mengira setidaknya Nyonya Tua Leng merupakan orang yang memiliki perasaan. Sekarang dia merasa dirinya salah, tidak seharusnya dia menggunakan perasaan orang untuk memikirkan keluarga Leng, mereka semua hanyalah orang-orang sombong yang berada tinggi di atas, hanya dapat menggunakan keuntungan untuk menghargai orang lain.

Wirianto menundukan kepala menatap Yuliana yang berteriak, urat di leher Yuliana yang terlihat jelas, dia tidak mendengar apa yang di katakan Yuliana. Dia hanya berpikir, ternyata darahnya searang mengalir di dalam tubuh Yuliana, ternyata darahnya dapat membuat Yuliana mengeluarkan tenaga yang begitu besar. Dia tidak dapat menahan dirinya mengangkat tangannya, menyentuh leher Yuliana, begitu menyentuhnya, dia langsung merasakan detak nadi yang begitu keras.

Sama sekali dengan dulu, nadi Yuliana sangat lemah, bahkan membuatnya tidak dapat merasakannya.

"Apa yang kamu lakukan? ada apa denganmu?" Yulina Jian segera mengguankan tangannya menyingkirkan tangan Wirianto.

Saat ini Wirianto baru mendengar apa yang Yuliana katakan, dia mengerutkan keningnya, ada apa dengan dirinya? Wirianto pun ingin mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya? Mengapa semalam ketika Yuliana pergi, dia mengikutinya. Mengapa dia menutupi semuanya, mengatakan bahwa Nyonya Tua Leng yang menyuruhnya mengikuti Yuliana, sehingga dia baru mengikutinya? Mengapa dia mendonorkan darahnya untuk Yuliana?

Mengapa ketika dia melihat Yuliana terbaring di atas genangan darah, jantungnya bagaikan berhenti berdetak.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu