Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 161 Bawa Dia Pergi
Nyonya Tua Leng menyipitkan mata tersenyum kepada Melly Jian berkata:”Ingin bertemu ayah? Kamu ikut Nenek Buyut pergi, Nenek Buyut ajak kamu bertemu ayah.”
Melly Jian segera menganggukkan kepala, kemudian segera menggelengkan kepala:”Tidak, tidak bisa, Melly tidak bisa ikut kamu pergi, Melly mau tunggu Ibu. Tunggu Ibu pulang, baru pergi bersama denganmu.”
Nyonya Tua Leng mengernyitkan dahi melihat Melly Jian, berkata dengan dingin:”Kamu sudah umur berapa, mengapa masih lengket dengan ibu?”
Melly Jian berkata:”Melly masih kecil, Melly belum usia 4 tahun, Melly boleh nempel ke ibu! Kamu Nenek Buyut yang tidak bicara benar! Anak kecil memang harus nempel dengan ibu!”
Nyonya Tua Leng mengernyitkan dahi mendengar perkataan Melly Jian:”Usia kecil sudah bisa membantah! Sungguh mirip dengan ibumu!”
Nyonya Tua Leng selesai bicara dengan tidak tahan mencubit pipi Melly Jian. Ketika tangan Nyonya Tua Leng menyentuh pipi Melly Jian, karena menyentuh kulit Melly Jian yang lembut dan halus, sehingga tentu saja tidak tega menggunakan tenaga besar, bagaikan hanya mengelus pipinya Melly Jian saja.
Melly Jian segera terkekeh-kekeh, Nyonya Tua Leng bersikap dingin:”Apa yang kamu tertawakan?”
Melly Jian berkata dengan pelan:”Tangan Nenek Buyut membuat pipi Melly geli.”
Nyonya Tua Leng menundukkan kepala melihat tangannya sendiri, melihat tangannya yang keriputan, berkata dengan pelan:”Nenek Buyut sudah tua, tangan menjadi kasar, mengesek pipimu. Kamu masih anak kecil, sedangkan Nenek Buyut sudah tua.”
Nyonya Tua Leng berkata sambil mengernyitkan dahi memandang Melly Jian, berkata dengan pelan:”Kamu masih punya masa depan, tetapi aku hanya memiliki masa lalu. Aku semakin tua, tua hingga tidak bisa berjalan.”
Melly Jian memandang Nyonya Tua Leng sambil memiringkan kepala, kemudian menggandeng tangan Nyonya Tua Leng, tersenyum berkata:”Jika kamu benaran adalah Nenek Buyut Melly, Jika kamu tidak bisa berjalan, Melly akan gandeng kamu jalan.”
Nyonya Tua Leng tersenyum:”Sungguh pandai bicara.”
Melly Jian tidak melupakan masalah mencari ayahnya, segera mengernyitkan dahi bertanya kepada Nyonya Tua Leng:”Nenek buyut……apakah Melly bisa beritahu ibu dan pergi bersama ibu untuk bertemu dengan ayah?”
Nyonya Tua Leng menjawab dengan dingin:”Tidak bisa, ibumu tidak boleh bertemu dengan ayahmu, tetapi Melly boleh bertemu dengan ayah. Kamu kelak juga tidak boleh bertemu dengan ibumu lagi……”
Melly Jian segera membelalakkan matanya:”Tidak bisa bertemu dengan ibu lagi, Melly tidak mau ayah, Melly hanya mau bersama ibu!’
Nyonya Tua Leng membalikkan kepala, melambaikan tangan kepada orang di sampingnya:”Bawa dia pergi!”
Dengan cepat ada orang menghampiri Melly Jian, berusaha menggendong Melly Jian. nlj segera berbalik badan untuk kabur, tetapi sebelum Melly Jian sempat kabur, Melly Jian telah digendong olehnya. Wajah kecil Melly Jian memerah, memberontak sekuat tenaga. Nyonya Tua Leng melihat pria yang menggendong Melly Jian dengan satu tangan menutupi mulut Melly Jian sampai hampir kehabisan nafas, Nyonya Tua Leng segera mengernyitkan dahi, berkata dengan dingin:”Kamu ini kenapa? Beginikah caranya mengendong anak kecil? Jangan sampai melukainya! Kulitnya sangat halus, jangan lukai dia!”
Pria yang mengikuti Nyonya Tua Leng segera melepaskan tangan, hampir menjatuhkan Melly Jian ke tanah. Nyonya Tua Leng dengan tidak sabar memelototi sang pria, berkata dengan dingin:”Sudahlah, kamu jangan gendong dia, cepat turunkan dia.”
Begitu Melly Jian turun, dengan mengandalkan kemampuannya yang terpupuk di penjara dalam mengamati ekspresi wajah orang, segera menghampiri Nyonya Tua Leng, memeluk kaki Nyonya Tua Leng, menangis berteriak:”Nenek Buyut, tolong, jangan biarkan orang jahat itu gendong pergi Melly. Melly tidak mau digendong pergi, mohon Nenek Buyut. Melly pasti akan berbakti kepada Nenek Buyut……”
Nyonya Tua Leng tersenyum mendengar Melly Jian berkata seperti itu:”Apa rencanamu untuk berbakti kepada Nenek Buyut?”
Melly Jian segera berkata:”Melly akan memberikan semua makanan enak untuk Nenek Buyut, Melly hanya akan sedikit saja. Melly diam-diam menyimpan 2 lollipop, semuanya bisa diberikan untuk Nenek Buyut, ibu tidak tahu.”
Senyum Nyonya Tua Leng semakin lebar mendengar Melly Jian berkata seperti itu. Dulu Nyonya Tua Leng memegangn kekuasaan di tangannya, perhatiannya sepenuhnya tercurahkan untuk perebutan kekuasaan, jarang ada waktu untuk memperhatikan anak. Jangankan generasi wl dan Wilbert Leng, bahkan putra Nyonya Tua Leng sendiri pun dia tidak sempat perhatikan.
Sekarang Nyonya Tua Leng sudah santai, menemui berbagai rintangan dalam perebutan kekuasaan, Nyonya Tua Leng sekarang mulai lelah dalam perebutan. Mendadak memiliki banyak waktu luang, Melly Jian kebetulan muncul pada saat ini, membuat Nyonya Tua Leng memiliki hal yang bisa mengisi waktu luang. Hati Nyonya Tua Leng ternyata melemah setelah mendengar permohonan Melly Jian, berubah pikirannya.
Nyonya Tua Leng menatap Melly Jian, bertanya dengan pelan:”Kamu tidak ingin meninggalkan ibumu?”
Melly Jian segera menganggukkan kepala, berkata dengan menangis:”Nenek Buyut, Melly paling sayang kamu.”
Nyonya Tua Leng tersenyum bertanya:”Sayang aku? Bagaimana sayangnya?”
Melly Jian menunjuk dadanya, berkata dengan pelan:”Sayang dengan hati Melly.”
Nyonya Tua Leng tersenyum melihat aMelly Jian:”Baiklah, kamu ikut aku.”
Melly Jian memeluk kaki Nyonya Tua Leng, menangis berkata:”Melly tidak ingin pergi.”
Nyonya Tua Leng menyipitkan mata, menghela nafas:”Hanya pergi ke taman saja, tidak membawamu pergi. Tetapi kamu jangan bilang pada ibumu, aku pernah membawamu pergi.”
Melly Jian mengerdipkan mata, berkata dengan pelan:”Melly tidak boleh berbohong kepada ibu.”
Nyonya Tua Leng memandang Melly Jian dengan pandangannya mendingin secara perlahan. Tanpa Nyonya Tua Leng perlu banyak bicara, Melly Jian segera memahami perubahan ekspresi Nyonya Tua Leng, segera berkata:”Tetapi mendengarkan perkataan Nenek Buyut tidak termasuk berbohong kepada ibu kan? Nenek Buyut adalah senior, mendengarkan perkataan Nenek Buyut tidak termasuk berbohong.”
Melly Jian tersenyum kepada Nyonya Tua Leng sambil mengedipkan mata. Nyonya Tua Leng menyentuh pipinya Melly Jian dan tersenyum.
Nyonya Tua Leng menggandeng tangan Melly Jian berjalan keluar dari TK, Melly Jian tegang hingga merapatkan bibir. Tetapi Melly Jian berusaha tersenyum kepada Nyonya Tua Leng, seperti sangat senang. Tiba di taman, Melly Jian berloncatan lari ke pasir, bermain bersama sekelompok anak kecil, Nyonya Tua Leng berdiri di samping melihat Melly Jian, Nyonya Tua Leng merasa melihat Melly Jian bermain merupakan hal yang sangat menarik.
Sekarang Nyonya Tua Leng bagaikan menonton sebuah film yang tidak ketahuan akhir ceritanya, menarik dirinya untuk terus menonton.
Saat mulai bermain, Melly Jian masih dengan tegang memperhatikan Nyonya Tua Leng, takut Nyonya Tua Leng bermuka masam lagi. Tetapi setelah bermain, Melly Jian mulai asyik, sama sekali tidak memperhatikan Nyonya Tua Leng lagi.
Ada beberapa mobil mainan di taman yang memang dipersiapkan untuk anak-anak. Melly Jian sedang memainkan sebuah mobil mainan dengan senang, mendadak muncul anak berusia 5-6 tahun yang merebut mainan Melly Jian. Ibu sang anak laik itu sedang berada tidak jauh dari sana mengobrol dengan orang lain, dia hanya tersenyum melihat anaknya merebut mainan Melly Jian, kemudian lanjut mengobrol.
Melly Jian segera mengernyitkan dahi, melihat mobil mainan itu sambil melihat Nyonya Tua Leng dengan cemberut.
Nyonya Tua Leng bermuka masam melihat Melly Jian. Melly Jian lalu melihat pria yang merebut mobil mainannya, segera berjongkok di sebelah anak laki itu, berkata dengan pelan:”Apa bagusnya mainan mobil. Aku beritahu kamu, di atas pohon itu ada mainan yang lebih asyik.”
Anak laki bertanya:”Mainan asyik apa?”
Melly Jian menyipitkan mata berkata:”Lollipop, mobil kecil dan juga Ultraman. Tadi aku melihat seorang kakak membawanya pergi, tetapi aku pendek, tidak bisa naik, jadi tidak bisa ambil turun. Aku beritahu kamu hal ini, bolehkah kamu kembalikan mobil mainan kepadaku?”
“Benar?” Mata anak laki langsung bersinar:”Aku mau beritahu ibu, biar ibu yang ambilkan untukku.”
“Itu tidak berguna.” Melly Jian mencibir:”Kakak tadi kelihatannya lebih pendek dari kamu saja bisa membawa pergi mainan, kamu bahkan tidak bisa membawanya. Kamu sungguh tidak berguna…..”
Anak laki segera berkata:”Aku bukan tidak berguna, aku pergi ambil sekarang.”
“Kembalikan mobil mainan kepadaku.” Melly Jian segera menjulurkan tangan.
Anak pria mencibir berkata:”Mobil mainan juga tidak kasih kamu, aku mau gendong.”
Anak laki langsung lari ke sebelah pohon sambil menggendong mobil mainan, kemudian memanjat ke atas pohon, samapi setengah jalan, tidak bisa manjat lagi, tetapi juga tidak berani turun, berteriak dengan kencang:”Ibu,……ibu cepat tolong aku……”
Saat ini wanita yang masih mengobrol dengan orang lain segera lari kemari:”Haiya, Max mengapa kamu manjat ke atas pohon, cepat turun. Loncat, ibu gendong kamu.”
Anak laki menggelengkan kepala menangis berkata:”Tidak bisa, aku tidak berani.”
Demi memeluk erat pohon, anak laki terpaksa melepaskan mobil mainan di tangannya. Melly Jian melihat anak laki yang sedang menangis, tersenyum menghampiri, memungut mobil mainan. Anak laki berteriak ketika melihat Melly Jian:”Bu, dia yang bohongi aku, katanya di atas pohon……pohon ada mainaan.”
Sang wanita segera mendorong Melly Jian, memarahi dengan kencang:”Kamu anak siapa? Baru umur berapa sudah berani membohongi orang? Apakah kamu tinggal di dekat kami? Anak haram yang lari keluar dari mana?”
Melly Jian didorong jatuh ke lantai oleh sang wanit, tetapi tidak menangis, dia melihat anak laki yang menggelantung di pohon, lanjut tersenyum. Saat ini anak laki sudah tidak sanggup memeluk pohon, langsung jatuh dari atas pohon, jatuh ke tanah. Saat ini sang ibu sedang memarahi Melly Jian, sama sekali tidak keburu untuk menangkapnya.
Hingga mendengar suara teriakan memilukan barulah sang ibu sadar, memeluk anaknya dengan cemas:”Aduh Max aku.”
Melly Jian memeluk mobil mainan dan bangun sambil menepuk tanah di tubuhnya, tersenyum dan siap untuk membalikkan badan, tetapi langsung ditangkap bahunya oleh wanita itu:”Anak haram, kamu jangan lari!”
Novel Terkait
My Superhero
JessiTen Years
VivianSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi Kusyadi1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaYou're My Savior
Shella NaviAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Perfect Lady
AliciaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia