Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 380 Kekasih misterius
Yuliana Jian menahan tawanya, dia mengangkat tangannya dan memeluk leher Wirianto Leng, lalu dia bertanya sambil tersenyum, "Kamu lupa apa yang baru saja kamu katakan? Lebih memilih ada desas-desus, daripada membiarkan orang lain cemburu dengan kebahagiaan kita dan mengharapkan hal yang buruk terjadi di antara kita. "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir, desas-desus itu tidak akan berkurang."
Yuliana Jian masih mengangkat tangannya untuk menghentikan Wirianto Leng mendekatinya, lalu dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum: "Tidak boleh, aku tidak terbiasa seperti ini. Aku bisa merasa malu, lupakan saja. Sebentar lagi, aku akan pergi meninggalkan kantormu. Kalau terlalu keterlaluan aku akan merasa malu. "
Melihat Yuliana Jian tidak ingin melanjutkan, Wirianto Leng mengecup bibir Yuliana Jian lalu berkata dengan lembut, “Baiklah, aku juga bukan orang yang terbuka yang bisa melakukannya di mana saja. Nanti malam setelah kita pulang... "
"Bohong, jelas-jelas kamu ingin melakukannya di sini ..." Yuliana Jian menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng lalu dia berkata sambil tersenyum: "Tapi aku masih merasa tidak bisa melepaskannya. Nanti saat pulang kerumah, kita ke ruang kerja ... disana hampir sama, mari kita lakukan selangkah demi selangkah ... aku juga bukan orang kolot, dan aku masih bisa mengabulkan permintaan kecilmu. "
Wirianto Leng tersenyum dan mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut: "Baik sekali?"
Yuliana Jian mengangguk lalu sambil tersenyum dia berkata, "Kamu memblokir begitu banyak desas-desus untukku, setidaknya aku harus melakukan sedikit hal untukmu. Ada apa? Kamu merasa sangat terharu?"
"Hmm... sangat terharu ..." Wirianto Leng tersenyum dan mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Sangat terharu."
Yuliana Jian menyipitkan matanya, lalu dia tersenyum dan menatap Wirianto Leng sambil menggelengkan kepalanya: "Seolah-olah aku telah melakukan sesuatu, yang membuatmu merasa terharu. Sudah, aku tidak akan mengganggumu bekerja lagi. Kembalilah bekerja, aku pulang dulu, setelah kamu pulang, kita lanjutkan lagi ... "
Selesai berbicara, Yuliana Jian tersenyum dan mengedipkan mata kepada Wirianto Leng. Wirianto Leng menarik Yuliana Jian ke dalam pelukannya lalu dia berkata sambil tersenyum: "Jangan pergi, temani aku bekerja di sini, lalu kita pulang bersama."
Yuliana Jian melirik jam di dinding, lalu dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Sekarang masih jauh dari jam pulang kerja. Kalau aku menunggumu di sini, apakah kamu bisa bekerja dengan tenang? Aku akan menunggumu di rumah dan menyuruh koki memasak beberapa hidangan favoritmu, bagaimana? "
Wirianto Leng mengangguk dan mencium dahi Yuliana Jian: "Baik, tunggu aku pulang."
Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk, setelah itu dia mencium Wirianto Leng lagi lalu berbalik untuk merapikan pakaiannya. Setelah itu dia berjalan keluar dari kantor Wirianto Leng. Begitu dia berjalan keluar dari kantor Wirianto Leng, Yuliana Jian bisa merasakan tatapan-tatapan mata yang terus menatapnya. Yuliana Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya lalu dia menegakkan tubuhnya. Dia keluar dari perusahaan Wirianto Leng dibawah tatapan-tatapan mata itu.
Setibanya di rumah, Yuliana Jian segera memerintahkan dapur untuk memasak makanan favorit Wirianto Leng. Meskipun Wirianto Leng tidak pernah mengatakan apa makanan favoritnya, tapi Yuliana Jian sudah lama hidup bersama Wirianto Leng, jadi dia tahu makanan favorit Wirianto Leng. Dua orang yang sudah lama bersama, tanpa perlu pasangannya memberi tahu apa makanan favoritnya, dia juga bisa tahu.
Terkadang di TV Yuliana Jian menonton acara TV yang membahas bagaimana menangani hubungan suami-istri, dan melihat pasangan yang berdebat seperti orang asing. Terkadang Yuliana Jian tidak terlalu mengerti, jelas-jelas hanya masalah kecil. Asalkan ada pasangannya di hatinya, dan sedikit perhatian terhadap pasangannya, mana mungkin ada pertengkaran seperti itu?
Setelah makanan jadi dan setelah Melly Jian dan Melvin Jian pulang sekolah, Wirianto Leng masih belum pulang. Melihat sudah lewat jam pulang Wirianto Leng biasanya, Yuliana Jian mengerutkan kening dan ingin menelepon Wirianto Leng. Tetapi dia khawatir Wirianto Leng sedang sibuk bekerja, dan kalau dia teleponnya akan mengganggu Wirianto Leng.
Saat Yuliana Jian sedang mengerutkan kening dan sedang bimbang harus berbuat apa, ponsel Yuliana Jian tiba-tiba berdering. Yuliana Jian menjawab panggilan telepon itu dan mendengar suara Wirianto Leng dari balik telepon. Suaranya terdengar tidak sabar dan dingin: "Ada masalah di perusahaan, aku harus dinas selama beberapa hari, jadi hari ini aku tidak pulang. "
"Oh ... kalau begitu kamu ..." belum selesai berbicara, Yuliana Jian mendengar Wirianto Leng sudah menutup telepon.
Yuliana Jian menunduk dan mengerutkan kening menatap ponsel di tangannya, sudut bibirnya mengerut, dan dia meremas ponsel di tangannya. Sejak Yuliana Jian dan Wirianto Leng resmi bersama, Wirianto Leng tidak pernah langsung menutup teleponnya seperti ini, Yuliana Jian merasa ada yang tidak beres.
“Ibu ... hari ini ayah pulang?” Melihat Yuliana Jian yang sedang melamun, Melly Jian langsung menggelengkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum.
Yuliana Jian yang baru sadar dari lamunannya mengangguk, dan berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum, "Iya, Ayah tidak pulang, jadi semua makanan ini untuk kita bertiga. Bagaimana? Apakah kamu senang? "
Melly Jian langsung melompat, dan berkata sambil tersenyum, "Senang, senang..."
Dibandingkan dengan Melly Jian yang cuek, Melvin Jian mengerutkan kening dan menatap Yuliana Jian dengan hati-hati. Yuliana Jian merasa tidak percaya diri karena dilihati oleh Melvin Jian, dia merasa semua kekhawatiran di hatinya terlihat di mata Melvin Jian. Yuliana Jian segera menoleh, setelah tertawa dua kali, dia tersenyum dan berkata, "Melvin jangan berdiri saja, cepat pergi makan."
Melvin Jian mengalihkan pandangan matanya lalu berjalan ke meja makan. Yuliana Jian menghela nafas lalu menoleh untuk melihat pintu villa, sambil mengernyitkan dahi, dia juga berjalan ke meja makan.
Selesai makan malam, Yuliana Jian mengambil ponselnya lalu kembali ke kamarnya, dia menelepon Wirianto Leng tetapi asisten Wirianto Leng yang mengangkat telepon dan menjawabnya dengan singkat, Wirianto Leng sedang sibuk rapat. Setelah Yuliana Jian mengiyakan, dia langsung menutup telepon, dan mengerutkan keningnya.
Beberapa tahun ini Wirianto Leng telah banyak mengurangi beban pekerjaannya. Sangat jarang dia sesibuk ini. Apakah telah terjadi sesuatu atau Yuliana Jian yang sedang berpikir yang bukan-bukan, Yuliana Jian juga tidak tahu.
"Aku bahkan mengatakan akan melanjutkannya di rumah..." Yuliana Jian berbaring sendirian di atas tempat tidur sambil mengerutkan keningnya: "Sekarang aku bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengannya, dan aku juga tidak tahu apakah telah terjadi sesuatu."
Selesai berbicara Yuliana Jian menjulurkan tangan menyentuh ponselnya, tapi Yuliana Jian tidak menelepon Wirianto lagi karena Yuliana Jian khawatir Wirianto Leng benar-benar sedang sibuk bekerja, dan Yuliana Jian tidak ingin mengganggu Wirianto Leng. Yuliana Jian akhirnya menghela nafas panjang, dia memejamkan matanya, lalu bergolek-golek sebentar, dan akhirnya dia tertidur.
Keesokan harinya saat pergi bekerja di toko kudapan manis, Yuliana Jian juga sedikit tidak bersemangat. Di sore hari, Yuliana Jian tidak mood bekerja lagi, setelah beres-beras dan bersiap untuk pulang, dia melihat Peggy He berjalan masuk ke dalam tokonya.
Peggy He terlihat cemas, dan dia berjalan masuk dengan terburu-buru, seakan terjadi sesuatu yang gawat. Yuliana Jian langsung meraih tangan Peggy lalu bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Kendatipun kamu datang kesini untuk merayakan pembukaan toko kudapan manisku, kamu juga tidak perlu tergesa-gesa seperti ini?"
Peggy He mengerutkan kening menatap Yuliana Jian, lalu dia menggelengkan kepalanya: "Kamu masih punya mood untuk bercanda. Terjadi masalah sebesar ini, kenapa kamu tidak memberitahuku?"
"Terjadi, terjadi masalah apa?" Yuliana Jian mengerutkan kening.
Peggy He menarih tangan Yuliana Jian lalu melirik ke dalam toko, setelah itu dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Ayo, kita bicara di tempat lain, ada banyak orang di sini, entah siapa yang berhati busuk."
"Ada apa? Apakah disini ada orang berhati busuk?" Melihat Peggy terlihat sangat misterius, Yuliana Jian tidak bisa menahan tawanya.
"Kamu masih tertawa? Aku benar-benar ingin menanyakan sesuatu yang serius kepadamu." Peggy He mengenggam erat pergelangan tangan Yuliana Jian lalu dia berkata dengan serius: "Ayo pergi, kita bicara di tempat lain, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu. "
Melihat ekspresi wajah Peggy He, Yuliana Jian tahu benar-benar ada yang ingin Peggy He katakan kepadanya. Yuliana Jian mengangguk, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Baik, kita bicara di tempat lain."
Yuliana Jian dan Peggy He pergi ke cafe, cafe ini juga milik Wirianto Leng, jadi lebih aman. Peggy He melihat kafe ini lalu dia berkata sambil mengerutkan keningnya: "Aih, punya Wirianto Leng lagi. Kalau Wirianto Leng tidak menginginkanmu lagi, bagaimana? "
Yuliana Jian tersenyum dan berkata: "Tidak bisa apa-apa, sekarang keselamatanku yang paling penting."
Selesai berbicara, Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Peggy He lalu dia bertanya dengan suara rendah, "Apa maksud kata-katamu barusan? Apa maksudmu Wirianto Leng tidak menginginkanku lagi?"
“Sudahlah, disini saja, kita bicara di ruangan VIP.” selesai berbicara Peggy He menarik tangan Yuliana Jian dan berjalan ke dalam ruangan VIP.
Melihat ekspresi wajah Peggy He, Yuliana Jian semakin merasa aneh. Ditambah sikap Wirianto Leng kemarin sangat aneh, Yuliana Jian samar-samar merasa telah terjadi sesuatu yang buruk. Jadi begitu mereka tiba di ruangan VIP, Yuliana Jian langsung bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu semisterius ini?"
“Kamu masih bertanya kepadaku apa yang telah terjadi, kamu bahkan tidak memberitahuku apa yang telah terjadi.” Peggy berkata sambil mengerutkan keningnya: “Dulu kamu menyembunyikan semuanya dariku aku tidak akan mengungkitnya lagi, sekarang ada masalah antara kamu dan Wirianto Leng kamu juga tidak beri tahuku. Meskipun Wirianto Leng sangat berkuasa, tapi aku juga tidak mudah dihadapi. Kendatipun aku tidak bisa mengalahkannya, aku bisa memberikan pendapat kepadamu, setidaknya jauh lebih baik daripada kamu menanggungnya sendiri. Sudah sangat lama, kan? Kenapa kamu melahirkan banyak anak, dua anak kembar tidak cukup, kamu masih melahirkan satu bayi lagi, sekarang kamu harus bagaimana? "
Yuliana Jian semakin bingung mendengar kata-katanya, dia tidak tahu apa yang sedang terjadi belakangan ini, kenapa selalu ada orang yang tiba-tiba datang memberitahukan sesuatu yang sama sekali tidak dia mengerti? Yuliana Jian mengerutkan kening lalu bertanya dengan lembut, "Ada apa? Katakan dengan jelas? Sekarang aku kebingungan mendengar kata-katamu."
"Kamu berpura-pura bingung, karena tidak ingin aku khawatir, kan? Kamu merasa meskipun aku mengerahkan semuanya aku tidak akan bisa mengalahkan Wirianto Leng , kan?" Peggy He terus berbicara tidak jelas.
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, "Bukan seperti yang kamu katakan. Aku benar-benar tidak mengerti. Ada apa sebenarnya? Kenapa tiba-tiba seperti ini, aku sangat bingung."
“Kamu benar-benar tidak tahu?” Peggy He memiringkan kepalanya menatap Yuliana Jian: “Ada desas-desus yang mengatakan kemarin kamu pergi ke perusahaan Wirianto Leng untuk mencari simpanan yang Wirianto Leng sembunyikan, apakah ini tidak benar? "
Yuliana Jian mengangkat tangannya untuk menopang dahinya, lalu dia menggelengkan kepalanya: "Desas-desus yang tidak masuk akal lagi, benar-benar tidak ada orang yang mengharapkan hal baik terjadi kepadaku. Desas-desus apa ini, semakin lama semakin tidak masuk akal ... ... Bukankah desas-desus sebelumnya mengatakan aku dipaksa menikah dengan Wirianto Leng karena anak? Kenapa sekarang muncul wanita simpanan? Kamu percaya dengan desas-desus yang tidak masuk akal ini? "
"Ini tidak benar? Ini rekayasa orang-orang?" Peggy He mengerutkan kening menatap Yuliana Jian dengan tidak percaya.
Yuliana Jian mengangguk, "Tentu saja, kemarin aku memang pergi menemui Wirianto ."
Peggy He mengerutkan keningnya: "Sebelumnya kamu tidak pernah mengatakan ingin pergi ke perusahaannya, kenapa kemarin kamu ingin pergi kesana?"
Yuliana Jian tersenyum dengan tidak berdaya: "Bukankah karena desas-desus yang tidak baik itu, aku dengar ada yang mengatakan aku bersama Wirianto Leng karena aku dipaksa olehnya. Jadi sesaat aku merasa jengkel dan aku pergi ke perusahaannya, tetapi aku tidak menyangka hal itu akan menimbulkan desas-desus baru. Ternyata ucapan Wirianto benar. Tidak peduli bagaimana pun orang-orang akan menyebarkan desas-desus yang tidak masuk akal. Seharusnya aku tidak menganggapnya serius. "
Peggy He mengangguk sambil menghela nafas lega: "Sungguh mengagetkanku, aku pikir itu benar. aku tidak menyangka ini hanya desas-desus."
"Oh ya, kamu pernah mendengar semua desas-desus sebelumnya kan? Kenapa kamu tidak pernah memberi tahuku?" Yuliana Jian sedikit mengerutkan kening, lalu dia menatap Peggy He sambil mengeluh.
Peggy He tersenyum dan berkata: "Karena desas-desus yang sebelumnya terlalu tidak masuk akal, jadi aku tidak memberi tahumu. Tetapi desas-desus ini kedengarnnya masuk akal, katanya Nyonya Leng, yang tidak pernah terlihat, pergi memeriksa perusahaan karena dia tahu Wirianto Leng, CEO Leng menyembunyikan wanita simpanan di perusahaan, mereka juga mengatakan saat pergi meninggalkan perusahaan raut wajahmu terlihat sangat tidak senang, dan katanya kamu pergi karena bertengkar dengan CEO Leng. "
Yuliana Jian langsung tertawa, sambil menggelengkan kepalanya dia berkata: "Mulut orang benar-benar tidak bisa dicegah. Sepertinya apa pun yang kamu lakukan, orang-orang akan membuat komentar yang bukan-bukan, dan semakin lama semakin tidak masuk akal."
Peggy He mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Benar, desas-desus ini benar-benar membuatku kaget. Kalau terjadi masalah dengan pasangan panutan yang telah mengalami banyak hal seperti kalian, aku benar-benar tidak percaya kepada cinta lagi. Sia- sia saja kemarin aku melihat Wirianto Leng dan seorang wanita masuk ke dalam hotel, aku bahkan sengaja memperhatikan mereka. aku pikir wanita itu adalah wanita simpanan Wirianto Leng. Kalau tidak mana mungkin hari ini aku bergegas mencarimu? "
Mendengar ucapan Peggy He, Yuliana Jian terdiam selama beberapa saat, setelah itu dia tersenyum dan bertanya, "Kemarin kamu melihat Wirianto? Di mana?"
Peggy He menyesap kopinya sambil tersenyum: "Di mana lagi? Tentu saja di hotel terbaik di kota kita ini. Kebetulan aku sedang mengatur tempat istirahat untuk klien, aku lihat dia dan seorang wanita membawa sekelompok orang. Bukankah kamu tahu seperti apa tampangnya? Kendatipun aku tidak ingin melihatnya juga sulit, tapi sepertinya dia tidak melihatku dan dia berjalan dengan cepat. Tadinya aku tidak mempercayai desas-desus itu, tetapi saat aku melihat dia memasuki hotel dengan seorang wanita, aku sedikit curiga, Meskipun ada sekelompok orang, tapi Wirianto Leng sama sekali bukan orang yang takut melakukan hal seperti itu, bisa jadi sekelompok orang itu yang mengaturnya? Oh ya, ada apa? Yuliana, kenapa raut wajahmu terlihat sangat buruk? "
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMenunggumu Kembali
NovanBehind The Lie
Fiona LeeCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinIstri Yang Sombong
JessicaTakdir Raja Perang
Brama aditioCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia