Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
Yuliana keluar dari kamar, dia juga tidak punya tempat lain untuk pergi, dia pergi ke taman dan bersembunyi disebuah pojok, Yuliana tiba-tiba mempunyai sebuah rasa bahwa tidak ada tempat yang cocok untuknya, Kediaman Leng terlihat begitu besar, didalam rumah ada begitu banyak kamar, namun Yuliana tetap tidak bisa menemukan tempat yang cocok untuk persembunyian dirinya, sekarnag dia sangatlah ingin pulang kerumah dan bersembunyi didalam kamarnya, untuk bisa menenangkan dirinya, sekalipun hanay beberapa hari saja untuk membuatnya tidak perlu bertemu dengan Wirianto saja juga adalah sebuah berkah baginya.
Namun Yuliana menundukkan kepalanya dan melihat perutnya yang sedikit membengkak, apakah tampangnya sekarang ini bisa pulang kerumah? Setidaknya harus menunggu dirinya melahirkan anak barulah boleh pulang sepertinya, Yuliana sama sekali tidak bisa membayangkan bahwa ketika dia muncul dihadapan Fenny dan lainnya dengan perutnya yang besar, apa sindiran dan ledekan yang akan diterima oleh dirinya.
Sindiran serta ledekan yang dia hadapi sudah cukup banyak, sudah hampir melewati batas yang bisa dia terima, Yuliana takut ledekan terakhir yang akan diberikan kepadanya akan menghancurkan logika dirinya dan membuatnya gila total dan membuat sesuatu yang tidak bisa dia pertimbangkan.
Yuliana menenangkan perasaannya, barulah dia kembali ke kamar Wirianto, sekali masuk kedalam kamar, dia langsung melihat disamping kasur terletak sebuah kasur kecil, Yuliana melirik kearah Wirianto, Wirianto juga kebetulan mengangkat kepala dan menatap kearahnya, Yuliana bergegas memutarkan kepalany dan melirik kearah kasur kecilnya sambil merapatkan bibirnya, "Apakah ini kasur untukku?"
Wirianto menganggukkan kepalanya, "Kasur ini lebih rendah, sekalipun kamu terjatuh dilantai juga tidak apa-apa."
Sambil berkata, Wirianto juga sambil menatapi Yuliana, melihat Yuliana sama sekali tidak melihat kearahnya, Wirianto mengerutkan keningnya, dia menoleh kearah laptop didepannya.
"oh, kalau begitu aku istirahat dulu." Seusai Yuliana berakta, dia terbaring diatas kasur kecil.
Ekspresi Yuliana sangatlah biasa saja, dia menyembunyikan semua ketidaknyamanannya, sama seperti tidak terjadi apa-apa yang canggung padanya, didalam kamar kembali tenang, tenang higga meskipun jarah Wirianto dan Yuliana sangat jauh dia bahkan masih bisa mendengar suara nafas Yuliana.
Sekarang Yuliana tengah terbaring satu sisi di kasur, karena dia sudah hamil, postur tubuhnya tidak lagi kurus, tapi seluruh badannya terlihat lebih lembut, karena bertambah sedikit daging, wajahnya yang tajam juga menjadi semakin bulat, ketika dia tidur, mulutnya akan tanpa sadarnya mencibir, bibirnya yang lembut itu seperti seorang anak kecil yang sedang mengamuk.
Wirianto mengerutkan keningnya dan melirik kearah Yuliana, dia tidak tahan dan mengerakkan jarinya, sesaat kemudian, barulah Wirianto seperti baru tersadar dari mimpinya, dia bergegas memutarkan kepalanya dan tidak melihat Yuliana lagi.
Yuliana sama sekali tidak menyadari bahwa ketika dia tidur, Wirianto ternyata masih menatapinya, ketika dia masuk kembali ke kamar Wirianto, dia menghentikan semua inderanya, dan membuat dirinya seolah adalah sebuah batu, jika tidak dia sama sekali tidak bisa tahan untuk terus tinggal bersama dengan Wirianto didalam kamar yang sama.
Yuliana hanya bangun ketika sedang makan ataupun untuk pemeriksaan saja, sisa waktunya dia biasanya menutup matanya dan terbaring diatas kasur, sama sekali tidak ingin membuka matanya, dan menunggu hingga malam, ketika Wirianto menganti baju tidur, dan terbaring dikasur, Yuliana yang masih terbaring diatas kasur kecil masih saja menutup kedua matanya untuk tidur.
Akhirnya bisa tidur sendiri disatu kasur, tidak perlu lagi mempedulikan wanita bodoh yang mungkin akan terjatuh tiba-tiba ketika tidur dan mungkin berakibat kejadian satu mayat dua nyawa, Wirianto awalnya mengira bahwa dirinya akan tidur dengan cepat, namun ketika dia menutup kedua matanya, sudah lewat sangat lama tapi dia tetap saja tidak bisa tertidur.
Tangannya terasa dingin, seperti kekurangan sesuatu sentuhan hangat, didadanya juga kosong seperti seharusnya harus ada sesuatu yang berada disana sambil menghempaskan nafas yang hangat.
Wirianto mengerutkan keningnya, setelah berbalik beberapa kali, dia akhirnya membuka matanya, tatapannya masih berada pada Yuliana, sepertinya Yuliana benar-benar tertidur lelap, nafasnya menjadi berat dan bisa seperti bergumamkan perkataan dalam mimpi, Wirianto tiba-tiba merasa sangat marah, tapi dia merasa mungkin ada sesuatu yang salah, meskipun dia tidak tahu salahnya ada dimana.
Namun Wirianto merasa bahwa setidaknya sekarang yang harus tertidur lelap adalah dirinya, dan yang kesusahan untuk tertidur adalah Yuliana, sepertinya semuanya terbalik, sekarang yang ditolak itu malah seperti dirinya, melainkan Yuliana malah seperti penolak yang sombong itu, Wirianto sangatlah membenci tampang enteng Yuliana.
Yuliana bangun dan duduk disamping kasur, dia menatapi Yuliana sesaat, akhirnya dia tidak tahan dan berjalan kesamping Yuliana, ketika Wirianto mengangkat kepalanya dan diletakkan diperut Yuliana, dia merasakan bahwa perut Yuliana seperti sedikit bergerak, Wirianto menghempaskan nafasnya dan suasana hatinya baru seperti tidak begitu kacau lagi.
Ketika Yuliana terbangun ketika menguap, itu sudah pagi hari keesokan harinya, dia melihat Wirianto tengah menganti pakaian dan pintu ruang ganti tidak tertutup, Yuliana bisa melihat sosok belakang Wirianto yang tengah menganti pakaian, Wirianto mengenakan sebuah jas berwarna silver yang sangat bagus.
Bukan semua orang bisa mengenakan jas berwarna silver dengan baik, ada lelaki yang ketika mengenakan jas berwarna silver akan terasa tidak tetap pendirian, tapi ketika dipakai oleh Wirianto rasanya sangatlah cocok, warna silver yang anggun sangatlah cocok dengan aura Wirianto, dan tidak seperti ketajaman dari warna hitam, melainkan menetralkan rasa tidak peduli pada Wirianto dan membuatnya sedikit lebih lembut.
Meskipun kemarin baru saja ditolak oleh Wirianto dengan sikap yang sama sekali tidak berperasaan, sekarang ketika Yuliana melihat Wirianto, dia tetap harus mengakui bahwa Wirianto adalah lelaki yang paling cocok mengenakan jas diantara para lelaki yang pernah dia temui, seperti August, meskipun juga bisa dibilang tampan, tapi dia tidak ada rasa tidak peduli dan tenang seperti Wirianto, Michael terhitung seorang lelaki yang terlihat lumayan tampan dan dewasa, tapi tidak ada kepercayaan diri seperti Wirianto, hanya saja ketika Wirianto mengenakan jas, barulah dia bisa paling menunjukkan rasa tenang elegan dari sebuah jas.
Disaat ini juga, Wirianto berbalik badan dan menatap kearah Yuliana, awalnya Yuliana ingin memutarkan wajahnya, namun terpikiran jika dia memutarkan kepalanya akan jelas terlihat lebih aneh, dia lalu tidak mengelak dan menatapi Wirianto, "Acara malamnya pada hari ini kah?"
Wirianto melirik kearah Yuliana, dan berkata, "Kenapa? Kamu mau pergi juga?"
Yuliana mengerutkan keningnya dan berpikir sejenak, dia lalu mengelus perutnya sendiri dan mengelengkan kepalanya, "Kamu seharusnya tidak menginginkan aku pergi, aku juga tidak akan pergi, aku akan disini dan merawat diri dengan baik."
Wirianto menganggukkan kepalanya, "Pilihanmu sangatlah tepat, kamu memang tidak cocok untuk muncul diacara seperti itu, acaranya akan diadakan di villa yang lain, para pembantu dirumah akan ada beberapa yang pergi kesana, aku mungkin akan pulang sangat malam, kamu sendiri jaga....."
Sekali sampai disini, Wirianto tiba-tiba terhenti, dia mengerutkan keningnya dan tidak mengatakan apa-apa lagi, dia seperti menyembunyikan sesuatu, dia berbalik badan dan mengeluarkan sebuah dasi dan memasangkannya sendiri.
Yuliana tidak tahu apa kelanjutan dari perkataan yang tiba-tiba dihentikan oleh Wirianto, dia tidak ingin tahu, jika Wirianto sudah menolaknya dengan begitu tegas, maka dirinya harus berusaha mengakhiri rasa cinta dirinya terhadap Wirianto, dan juga tidak akan mencari tahu apa perasaan dan sikap Wirianto terhadapnya, dan juga tidak akan penasaran apakah Wirianto suka dengannya atau tidak.
Sekarang bagi Yuliana, kepergian Wirianto dari kediaman Leng membuatnya sangatlah terasa dingin, Yuliana bahkan menghempaskan nafas dengan panjang, wajahnya terlihat tersenyum lega, Wirianto sambil mengenakan dasi, dia sambil menatapi Yuliana ketika melihat Yuliana mendengar bahwa dirinya mungkin akan pulang malam dan merasa lega, Wirianto mengerutkan keningnya dan merasa tidak senang.
Dengan emosinya itu, wajahnya menjadi sedikit marah, ketika dia keluar dari kamar, ekspresinya sudah sedikit menakutkan.
Namun Yuliana malah akhirnya tersenyum ketika Wirianto keluar dari kamar, Wirianto tidak berada didalam kamar ini, bahkan udara saja juga terasa lebih enak dicium, Yuliana sambil berpikir sambil tersenyum mengelus perutnya, sungguh tidak tahu mengapa dirinya bisa suka dengan Wirianto yang suka marah seperti ini, apakan benar hanya karena dia mempunyai penampilan yang tampan saja?
"Sungguh adalah seorang wanita yang tidak berguna yang hanya terikat dengan penampilan saja......" Yuliana menertawakan dirinya sendiri, senyumannya terlihat sedikit masam.
Karena acara perjamuannya diatur dari pagi, sebagian besar pembantu di kediaman Leng juga sudah pergi, bahkan Nyonya Besar Leng saja juga sudah pergi dari pagi, sebelum pergi, Nyonya Besar Leng memegang tangan Yuliana dan berkata sambil tersenyum, "Kamu sekarang mengandung, bagus juga jika tidak pergi ke acara perjamuan, lokasi villa tempat kita mengadakan perjamuan juga tidak jauh, mungkin saja kamu juga masih bisa melihat pentasan dari perjamuan juga."
"Aku tahu, aku tahu......" Yuliana menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, setelah melihat Nyonya Besar Leng pergi barulah dia kembali masuk kedalam Kediaman Leng.
Meskipun hanya sebagian besar pembantunya yang pergi, namun karena kediaman keluarga Leng sangatlah besar, meskipun sekarang masih ada orang, tapi juga jelas terlihat lebih kosong, Yuliana terlihat sangatlah santai, ketika langit menjadi gelap, Yuliana membawa segelas susu hangat dan pergi ke taman bunga, dia menatapi langit, dia sangatlah menyukai kembang api, meskipun dia tahu bahwa kembang api itu hanya berlangsung sementara saja, tidak ada bagusnya untuk menyukai kembang api, setelah indah sesaat dan meninggalkan kesepian untuk dirinya saja, namun Yuliana masih saja tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri.
Dirinya masih saja akan tertarik karena kembang api, ketika melihat adanya kembang api besar-besaran, dia juga tidak tahan untuk memegang susunya dan menunggu diatas kursi.
Biasanya acara perjamuan akan dimulai pukul 8 malam, kembang api akan dinyalakan sekitar pukul 9 atau 10, karena Nyonya Besar Leng sudah lumayan tua, demi menjaga kesehatannya, Wirianto pasti akan menyalakannya lebih awal.
Yuliana sedang menghitung waktu penyalaan kembang api, dan ketika melihat sudah jam 9, benar saja dilangit terlihat banyak kembang api yang sangat indah, serta menyinari wajah Yuliana.
Yuliana menyipitkan matanya dan tersenyum, "Selamat ulang tahun untukku."
Yuliana sebelumnya tidak ingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya, setelah seluruh keluarga Leng pergi, barulah dia terpikiran bahwa hari ini ternyata adalah hari ulang tahunnya, ini adalah pertama kalinya dia melewati ulang tahun sendirian seperti begini, dulu selalu ada ayahnya yang menemaninya, sekalipun dia sibuk hingga melupakannya, ayahnya juga masih akan ingat tapi sekarang orang yang ingat dengan ulang tahunnya itu sudah terbaring diatas kasur, sama sekali tidak bisa mengingatkannya, "Yuliana, hari ini adalah hari ulang tahunmu, cepatlah pulang, ayah sudah membelikan kue ulang tahun untukmu, dan menunggumu dirumah."
Novel Terkait
My Greget Husband
Dio ZhengCintaku Pada Presdir
NingsiBeautiful Love
Stefen LeeAwesome Husband
EdisonSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaMy Cute Wife
DessyCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia