Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 158 Memberikan kesempatan

Leher August Leng pernah Yuliana Jian todong dengan pisau, tapi August Leng tidak merasa takut karena dia tahu Yuliana Jian tidak akan membunuhnya. Tapi sekarang meskipun Wirianto Leng tidak menodongkan pisau, tapi August Leng malah merasa cemas. Melihat mata Wirianto Leng , dia langsung tahu Wirianto Leng akan benar-benar membunuhnya.

Pipi August Leng gemetar karena gugup, lalu dia berkata dengan suara gemetar: "Kakak, jangan membuat lelucon seperti itu kepadaku, kamu akan membuatku takut."

Wirianto Leng mendekati August Leng sambil tertawa dengan sinis, dengan merendahkan suaranya dia berkata: "Kamu juga bisa takut, aku pikir August Leng tidak takut pada apa pun. Berani-beraninya kamu menempatkan mata-mata di sisiku?"

August Leng menarik napas dalam-dalam, dia mengatupkan bibirnya dengan erat, lalu berkata dengan suara dingin: "Kakak, apakah... wanita yang paling penting bagimu saat ini adalah Cindy Gu ?"

"Heh ..." Wirianto Leng mencibir: "Baik Cindy Gu maupun Yuliana Jian, mereka hanya alat untuk melahirkan anak. Cindy Gu hanya lebih beruntung karena dia melahirkan anak laki-laki. Kalau tidak, apakah kamu pikir aku akan membiarkannya tetap tinggal setelah tahu dia memiliki hubungan tidak jelas denganmu? Aku tidak keberatan kamu tidur dengannya, tapi hati-hati, jangan sampai kalian memiliki anak. Kalau tidak, anak itu pasti tidak akan bertahan hidup, aku tidak membutuhkan wanita yang setia, aku hanya perlu seorang istri. Keberadaan Cindy Gu membuktikan aku memiliki istri sama seperti orang lain. "

“Wirianto , kamu sudah pulang.” Suara Cindy Gu tiba-tiba terdengar dari dalam kamar.

Ketika Cindy Gu melihat bahwa August Leng sedang berhadapan dengan Wirianto Leng , Cindy Gu tertegun sejenak, lalu dia langsung tersenyum kepada Wirianto Leng : "Wirianto, karena kamu sudah pulang, kembalilah ke kamar dulu."

Wirianto Leng perlahan tertawa, dia menoleh dan mengangguk kepada Cindy Gu, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Bagaimana Wibowo hari ini?"

Cindy Gu berkata sambil tersenyum, "Hari ini Wibowo sangat patuh, dan dia sudah bisa mengucapkan banyak kata."

Cindy Gu berkata sambil diam-diam memberikan sorot mata genit kepada August Leng. Setelah Wirianto Leng melirik August Leng dengan tatapan dingin, dia berjalan masuk ke dalam. August Leng mengatupkan bibirnya dengan erat lalu dia menghela nafas panjang. Sorot mata Wirianto Leng sangat mirip dengan Wilbert Leng. Ketika dia melihatnya, dia seperti melihat mayat yang korup .

"Pantas saja mereka kembar, mereka benar-benar sangat mirip," kata August dengan suara yang samar-samar.

Meskipun sekarang Wilbert Leng sudah disingkirkan oleh Nyonya Tua Leng, tapi Wilbert Leng masih membuat August Leng sedikit takut. Meskipun August Leng membunuh Steven Leng dan menjadi seorang pembunuh ayah kandung seperti Wilbert Leng, tapi saat Wilbert Leng melakukan semua itu dia hanyalah seorang anak kecil. Dia adalah iblis pembunuh, dan pemikirannya berbeda dengan orang biasa.

Hanya Wilbert Leng yang tidak mendapatkan didikan keluarga Leng, hal ini membuat August Leng merasa lebih hebat dari Wilbert Leng untuk sementara waktu. Tapi sekarang Wirianto Leng yang memiliki didikan yang baik, malah sama kekejaman seperti Wilbert Leng, hal ini membuat August Leng merasa takut.

August Leng menyentuh lehernya, setelah menarik napas panjang beberapa kali, akhirnya dia berhasil menenangkan dirinya, tiba-tiba dia tidak tahu harus berbuat apa. Jika dia adalah Wirianto Leng yang dulu, August Leng bisa terus melakukan sesuatu terhadap Yuliana Jian. Tapi sekarang, bagaimana dia menghadapi Wirianto yang semakin kuat?

Dia benar-benar seperti penguasa sejati di keluarga Leng. Dingin, kuat, kejam, dan tidak akan terpengaruh oleh emosi apa pun. Dia bisa memanfaatkan siapa saja seolah-olah tidak memiliki kelemahan.

August Leng mengerutkan kening dan mengatupkan bibirnya, menatap pintu kamar Wirianto Leng, setelah berlalu lumayan lama dia baru berbalik dengan perlahan-lahan.

Ketika Cindy Gu berbalik dan menutup pintu, dia sedikit bingung. Sebelumnya di restoran Leny Liu, Cindy Gu sudah melihat kepedulian Wirianto Leng kepadanya. Karena Yuliana Jian, yang pernah menjadi istri Wirianto Leng, sekarang sudah berada jauh di bawahnya, Cindy Gu merasa dia mungkin sudah menjadi wanita yang paling penting dalam kehidupan Wirianto Leng .

Hanya saja August Leng sedikit aneh, setelah kembali, dia sangat dingin kepadanya, seolah-olah dia sama sekali tidak peduli kepadanya. Saat memikirkan August Leng, Cindy Gu tidak dapat menahan diri untuk melirik Wibowo Leng. Dia menatap wajah Wibowo Leng dengan hati-hati, entah kenapa dia merasa Wibowo tidak mirip dengan August Leng .

August Leng memiliki sepasang mata bak bunga persik, dan berwajah tampan. Meskipun dirinya tidak bisa dikatakan memiliki kecantikan yang luar biasa, tapi kecantikannya diatas rata-rata. Tapi kenapa Wibowo Leng memiliki mata monolid, hidungnya pesek, dan dia sama sekali tidak mirip dengan August Leng , apakah karena dia belum tumbuh sepenuhnya?

“Apa yang sedang kamu pikirkan?” Wirianto Leng bertanya dengan dingin sambil melirik Cindy Gu yang sedang melamun.

Cindy Gu sedikit terkejut, lalu dia berkata dengan pelan, "Wirianto, aku sedang memikirkan masalah keluarga. Begini, kemarin, Bibi Ketiga membelikanku banyak barang, dia bilang ingin memohon untuk Paman Ketiga. Dia bilang saat itu putranya kebingungan, jadi putranya menjual sahamnya. Sekarang dia ingin membelinya kembali. Wirianto, sebenarnya kita sudah sangat kaya, kita tidak perlu mendorong mereka ke jalan buntu kan? Bagaimana kalau kali ini kita lepaskan mereka, bagaimanapun, kita adalah keluarga. "

"Keluarga?" Wirianto Leng tersenyum, lalu dia menoleh melihat Cindy Gu sambil tersenyum: "Aku juga ingin menjadi keluarga dengan mereka, tapi sayangnya mereka melepaskan kesempatan terakhir mereka. Kamu tidak perlu berpikir terlalu banyak, Steven Leng sudah mati, kamu tidak perlu memohon untuk mereka lagi. "

“Apa?” Mata Cindy Gu membesar: “Sudah mati? Apa yang terjadi?”

"Dia dibunuh, apakah kamu ingat dengan sekretarisku? Dia yang melakukannya." Wirianto Leng memandangi Cindy Gu sambil berkata dengan tersenyum: "Dan juga bukan hanya dia saja yang mati, putranya juga sudah mati."

Cindy Gu mengerutkan keningnya sambil berkata dengan pelan, "Ya Tuhan, Bibi Ketiga sangat kasihan. Kenapa bisa bertemu dengan masalah seperti ini?"

Wirianto Leng menyipitkan matanya menatap Cindy Gu, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Dia tidak bertemu masalah, aku yang melakukan semua ini."

Cindy Gu langsung membelalakkan matanya, menatap Wirianto Leng, lalu dia bergegas berkata, "Apa? Tapi... tapi membunuh..."

Wirianto Leng memandangi Cindy Gu sambil tersenyum, lalu dia berkata dengan suara pelan, "Apakah kamu tahu berapa banyak harta yang dimiliki Paman Ketiga? Lebih kurang dua miliar dolar, dan dia masih memiliki banyak harta yang tersembunyi. Setelah dia meninggal, harta yang Wibowo miliki akan semakin bertambah. Kalung dan perhiasan yang kamu peroleh bukan apa-apa. "

Cindy Gu menarik napas dalam-dalam: "Kamu, kamu tahu apa yang aku terima?"

Wirianto Leng mengangguk lalu berkata sambil tersenyum, "Tentu saja aku tahu, kamu adalah istriku, mana mungkin aku tidak peduli dengan setiap gerak- gerikmu."

Cindy Gu mengatupkan bibirnya, dia hampir mengatakan, apakah Wirianto Leng juga tahu dia bersama pria lain?

Sepertinya Wirianto Leng bisa membaca pikiran Cindy Gu , Wirianto Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Aku tahu, aku mengerti kamu kesepian. Sebagai wanitaku, tentu saja aku ingin memberikanmu yang terbaik, kamu hanya menikmati hidup. Tapi hati-hati, jangan sampai memiliki anak, kalau tidak akan sangat merepotkan. "

Cindy Gu berkata dengan gemetar, "Kamu tahu? Tapi kenapa kamu?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Karena aku membutuhkan seorang istri, kamu sangat cocok. Kamu tenang saja, selama kamu menjadi istriku, aku akan terus memanjakanmu."

Selesai berbicara, Wirianto Leng melepas jasnya dan berjalan ke ruang kerja, sambil berkata dengan pelan, "Hari ini masih banyak pekerjaan yang harus aku lakukan. Kamu istirahatlah sendiri."

Cindy Gu mengerutkan kening dan berkata, "Kalau... kalau Yuliana Jian masih istrimu, apakah kamu juga akan memanjakannya?"

Wirianto Leng mengangkat sudut bibirnya lalu berkata sambil tersenyum, "Bagaimana mungkin? Dia hanya melahirkan seorang anak perempuan."

Selesai berbicara Wirianto Leng melirik Wibowo Leng yang sedang tidur di sampingnya, lalu dia menundukkan kepalanya sambil tersenyum. Cindy Gu bahkan tidak berani bertanya apakah Wirianto Leng sudah diam-diam melakukan tes DNA dengan Wibowo Leng atau tidak. Dia tidak bisa bernafas karena ketakutannya yang sangat besar. Cindy Gu dan Wirianto Leng sudah hidup bersama selama tiga empat tahun. Tapi sekarang dia baru menyadari dia sama sekali tidak mengenal Wirianto Leng .

Bagi Cindy Gu, Wirianto Leng adalah pria yang tidur dengannya secara teratur dan dapat memenuhi semua permintaannya. Cindy Gu benar-benar tidak tahu apa-apa mengenai dia. Bahkan Cindy Gu tidak bisa melihat apakah Wirianto Leng benar-benar bahagia atau sedang marah.

Cindy Gu berbaring di atas tempat tidur dengan khawatir. Setelah mendengar Wirianto Leng pergi meninggalkan kamar, Cindy Gu baru berani bangun. Dia menggendong Wibowo Leng sambil melihat sekeliling dengan gugup, dia selalu merasa ada sesuatu yang menakutkan sedang menatapnya.

Saat ini, Yuliana Jian baru saja mendapat telepon dari Yansen Xu, dengan gugup Yansen Xu mengajak Yuliana Jian dan Melly Jian untuk makan bersama. Yuliana Jian menerima ajakannya, dia mengganti baju Melly Jian, dan berkata kepada Melly Jian sambil tersenyum: "Melly, ibu akan berkencan dengan seorang paman. Kamu coba berkomunikasi dengannya, lihat apakah kamu suka dengannya atau tidak."

Mata Melly Jian bersinar dan dia berkata sambil tersenyum, "Ibu, apakah ibu sudah menemukan paman itu? Melly tahu paman itu pasti akan muncul."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Bukan paman itu, kali ini adalah paman dokter."

Yuliana Jian langsung cemberut, dan berkata dengan murung, "Ah? Paman dokter? Melly tidak suka paman dokter, paman dokter akan memberikan suntikan, dan akan memberikan obat yang tidak enak kepada Melly. Apakah bisa ganti paman yang lain? Melly suka paman pembuat kue, paman koki, dan paman penjual susu. "

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Melly , jangan mendiskriminasi pekerjaan orang lain. Paman dokter juga sangat penting. Kalau tidak ada paman dokter, bagaimana penyakit Melly bisa sembuh? Kalau penyakit Melly tidak bisa sembuh, ibu akan sangat sedih. .. Bukankah paman dokter, sangat penting ... "

Melly Jian merengut, dan berkata dengan suara pelan, "Sepertinya sedikit penting ... Tapi Melly lebih suka paman di taman... Paman itu pasti bukan dokter. Karena dia mengenakan pakaian hitam, bukan pakaian putih ..."

Yuliana Jian berjongkok menatap lurus ke arah Melly Jian, lalu dia bertanya sambil tersenyum, "Kalau Melly benar-benar tidak suka paman ini, ibu tidak jadi bertemu dengannya?"

Melly Jian menggelengkan kepalanya: "Tidak, ibu sudah menerima ajakannya, ibu tidak boleh tidak menepati janji."

Yuliana Jian mencolek hidung Melly Jian sambil berkata dengan tersenyum, "Iblis kecil, kalau begitu kita ketemuan sekali, lihat apakah Melly menyukainya atau tidak?"

Yuliana Jian mengangguk, dan berkata: "Boleh memberinya satu kesempatan untuk membuat Melly senang."

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu