Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 401 Si Pecemburu

Wirianto Leng masih menjaga wajahnya tetap tenang, menoleh dan menatap Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara berat, "Benarkah? Kamu benar-benar tidak ingat."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dan bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Apa kamu masih ingat? no way, CEO Leng ku ini tidak mungkin secemburu ini kan?"

Wirianto Leng menyipitkan mata pada Yuliana Jian: "Kamu tidak mungkin melupakan nama orang itu kan?"

Yuliana Jian memiringkan kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, tersenyum dan bertanya, "Kalau begitu, apa kamu masih ingat nama orang itu?"

“Bagaimana mungkin?” Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, “Aku tidak pernah ingat hal-hal membosankan seperti ini.”

Yuliana Jian tertawa: "Benarkah? Kalau begitu aku lega. Kalau tidak, aku benar-benar khawatir. Kupikir sedikit aneh kalau kamu mengingat orang lain. Sekarang sudah oke, aku akan pergi dan melihat bagaimana barbekyunya? Jika sudah selesai, aku akan makan dulu, baru bangun jadi bikin lapar. "

Wirianto Leng merespons dan berjalan ke panggangan, dan tiba-tiba berkata dengan suara yang berat: "Aldo Mo ..."

“Hah?” Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan menatap Wirianto Leng.

Wirianto Leng mengerutkan kening dan berkata, "Ituloh mahasiswa yang mengganggumu sebelumnya, masih muda bukannya rajin belajar."

Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa, karena tawa itu sangat berlebihan sampai Yuliana Jian tersedak oleh daging di mulutnya. Yuliana Jian langsung batuk kering, menutup mulut, sambil batuk, sambil menunjuk Wirianto Leng dan berbicara sambil tertawa.

Wirianto Leng segera mendekat, menepuk punggung Yuliana Jian dengan ringan, menyerahkan segelas air kepada Yuliana Jian, dan bertanya dengan gugup: "Kenapa? Apa kamu masih merasa tidak enak? "

Setelah Yuliana Jian minum segelas air, dia membelai dadanya, tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak apa, tapi kamu benar-benar ..."

Wirianto Leng mengerutkan kening: "Ada apa denganku?"

Yuliana Jian mengangkat tangannya untuk memegang wajah Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu benar-benar imut. Saat kita baru kenal, aku tidak akan pernah berpikir akan memanggil mu imut. Benar-benar deh..."

Wirianto Leng menoleh dan mengerutkan kening: "Kamu tidak ingin mengatakan itu kepadakau?"

“Hah?” Yuliana Jian segera mengejar untuk melihat Wirianto Leng, tersenyum saat melihat ekspresi malu di wajah Wirianto Leng, Yuliana Jian pun tersenyum dan bertanya, "Kamu kenapa? Apa kamu malu? Duh CEO Leng kita malu, sepertinya jadi makin imut deh."

"Ahem ..." Wirianto Leng batuk dengan canggung dan menyela Yuliana Jian ​​lalu berkata dengan dingin, "Jangan bicarakan hal ini lagi."

Yuliana Jian tersenyum dan memeluk Wirianto Leng, menatap Wirianto Leng: "Kalau aku ingin terus membicarakannya? CEO Leng ku ini sangat manis, sangatlah imut. Kalau aku bisa kenal sama mu dari kecil, aku pasti akan memeluk Wirianto Leng kecil dan berkata, jangan takut, meskipun bertemu dengan banyak orang yang salah, masalah yang ribet, tapi kamu masih akan menjadi orang yang imut."

Wirianto Leng tertawa pelan, menundukkan kepalanya dan mencium dahi Yuliana Jian, lalu memeluk Yuliana Jian dengan erat, dan berbisik, “Aku tuh karna bertemu denganmu, baru menjadi seperti sekarang. "

“Kalau begitu, apa kamu suka dengan dirimu sekarang?” Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan bertanya sambil tersenyum.

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Aku suka ..."

Wirianto Leng berkata, lalu menundukkan kepalanya dan mencium bibir Yuliana Jian. Yuliana Jian menghindar sedikit, dan Wirianto Leng segera mengejarnya dan terus mencium Yuliana Jian. Yuliana Jian berusaha menghindarinya lagi, dan kemudian Wirianto Leng segera mengejarnya, dan akhirnya mencium bibir Yuliana Jian. Saat Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian, Wirianto Leng dan Yuliana Jian ​​tidak bisa menahan tawa mereka. Yuliana Jian tersenyum dan bersandar di pelukan Wirianto Leng, tersenyum dan berbisik, "Wirianto, aku benar-benar mencintaimu. Sangat mencintaimu ..."

Setelah mengatakan itu, Yuliana Jian berdiri berjinjit, mengangkat kepalanya dan mencium bibir Wirianto Leng dengan ringan, dan berkata sambil tersenyum, "Bagaimana denganmu?"

Wirianto Leng mengerutkan sudut mulutnya, terus tersenyum, perlahan-lahan menundukkan kepalanya, dan bersandar pada telinga Yuliana Jian ​​sambil tersenyum dan berkata, "Cinta, cinta, aku ingin bersamamu selama-lamanya."

Yuliana Jian tertawa: "Benarkah? Apa perlu seperti ini? Kalau orang lain mendengar pembicaraan kita, mereka mungkin bisa jijik."

“Atau mungkin iri?” Kata Wirianto Leng sambil tersenyum.

"Benar juga ..." Yuliana Jian mengatakan ini sambil tersenyum, tiba-tiba mencium bau hangus, dan Yuliana Jian segera mengikuti arah aroma dan melihat ke panggangan, dan kemudian dengan cepat menepuk Wirianto Leng dengan tergesa-gesa berkata: "Cepat lihat ke sana, dagingnya sudah mau gosong."

Wirianto Leng buru-buru berjalan ke panggangan, mengambil sate, mengerutkan kening dan berkata, "Ini mah benar-benar gosong, buang saja. Aku memanggang lagi yang lain untukmu."

“Kalau begitu aku harus menunggu lama lagi, sudahlah yang ini saja, aku coba dulu rasanya.” Setelah Yuliana Jian selesai berkata, dia segera mengambil satenya.

Saat Wirianto Leng mau mengambil satenya, Yuliana Jian sudah menggigit sepotong daging sate, menariknya dengan satu gigitan, dan mengunyahnya dengan senyum. Lalu Yuliana Jian melebarkan matanya, mengacungkan jempol, dan berkata sambil tersenyum: "Rasanya sangat enak, meskipun agak gosong, tapi enak juga."

“Itu karena kamu terlalu lapar kali?” Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.

Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Kalau begitu kamu boleh coba, rasanya lumayan."

Wirianto Leng mengerutkan kening dan memandangi sate, Yuliana Jian melihat tatapan jijik dari Wirianto Leng, dan segera tertawa, lalu dia mengigit sepotong lagi dan mengunyahnya lalu mengangkat alisnya pada Wirianto Leng. Wirianto Leng tersenyum dengan tak berdaya, lalu segera menundukkan kepalanya dan mencium bibir Yuliana Jian dengan ringan, menggigit sepotong daging dari mulut Yuliana Jian, dan tertawa sambil mengangguk, "Rasanya benar-benar lumayan."

Saat Yuliana Jian melihat tindakan Wirianto Leng, dia langsung tertawa: "Gimana? Sudah ku bilang kan, rasanya benar-benar enak."

Wirianto Leng mengangguk dengan ringan, "Yah, aku salah, aku harus sering mencoba makanan lain."

Yuliana Jian tersenyum dan menatap Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum, "Tapi apa pun yang kamu mau coba di masa depan, kamu harus mencobanya denganku, kalau tidak aku akan marah."

Wirianto Leng menganggukkan kepalanya, menunjuk ke kursi santai di sebelahnya, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu duduk dan istirahat sebentar, aku terus bakar satenya. Lambungmu tidak baik, ada bubur yang masih panas disitu, kamu makan sedikit dulu. "

Yuliana Jian segera tertawa, dan tersenyum kepada Wirianto Leng dan berkata, "Wah, bagus ya, pelayanannya sangatlah layak."

Wirianto Leng mengangkat alisnya dengan agak bangga, dan berkata sambil tersenyum: "Aku pasti harus melayani dengan baik, kalau tidak bagaimana aku bisa dipanggil suami yang sempurna."

"Oh, suami yang sempurna?" Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Ini mah panggilan yang kamu sebut dirimu sendiri, kamu harus bekerja lebih keras lagi kedepannya."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia berbaring di kursi santai dan berkata sambil tersenyum, "Aku akan menunggu di sini dengan tenang dan menjadi istri yang malas."

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu