Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 379 Pernyataan manis

Yuliana Jian memiringkan kepalanya menatap Wirianto Leng, setelah itu dia mengernyitkan keningnya, dan bertanya dengan lembut, "Ada apa? Apakah kamu pernah mendengar desas desus itu? Apakah ada desas desus yang lebih parah, yang mengataiku dengan sangat keterlaluan? "

Wirianto Leng mengerutkan bibirnya lalu menggelengkan kepalanya, "Tidak, mereka tidak berani mengataimu."

Yuliana Jian sedikit mengernyitkan keningnya, lalu dia menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan lembut: "Apakah kamu sudah memblokir semua desas desus yang mengatai keburukanku, dan menyisakan desas desus yang mengatakan kamu memaksaku? "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Harus menyisakan sesuatu untuk diperbincangkan orang-orang, desas desus tentang dirimu sudah ketinggalan zaman, desas desus diriku sangat sesuai dengan fantasi masyarakat saat ini terhadap direktur yang bossy."

Yuliana Jian tidak bisa menahan tawanya dan mengangkat tangannya untuk menutupi wajahnya, dia memiringkan kepalanya menatap Wirianto Leng lalu dia bertanya sambil tertawa, “Mendengar kata-katamu ini aku bisa menebak apa yang mereka katakan tentang diriku, mereka bilang aku matre, mencari pria tampan kaya dan tinggi, benarkan? Mengatakan aku menggunakan siasat apa, dan bahkan sihir apa, sehingga bisa mendapatkan pernikahan yang baik? "

Wirianto Leng terkekeh, tapi dia langsung menjawab pertanyaan Yuliana Jian, dia hanya tersenyum dan berkata, "Apakah kamu tahu sebelumnya ada berapa banyak peramal yang mengatakan pernah meramal pernikahanmu? Dan betapa baiknya bisnis mereka? "

“Aku sudah bisa menebaknya.” Yuliana Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, “Meskipun selama beberapa saat ini aku tidak banyak berhubungan dengan dunia luar, desas-desus yang disebarkan orang-orang ini masih sama seperti sebelumnya. Dulu sedikit banyaknya aku pernah mendengar desas-desus tentang orang lain yang sama seperti ini, tapi aku tidak menyangka sekarang aku menjadi tokoh utama dalam desas-desus ini. "

Selesai berbicara Yuliana Jian tiba-tiba terdiam, lalu dia tersenyum dan menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan lembut, "Tidak, aku salah. Aku bukan tokoh utamanya, seharusnya tokoh utamanya adalah kamu. Bukankah kamu bilang semua desas-desus tentang aku sudah kamu tahan? Bagaimana? Bagaimana rasanya menjadi tokoh utama dalam desas-desus? "

Wirianto Leng mencibikkan mulutnya lalu dia tersenyum dan berkata, "Aku tidak merasakan apa-apa. Bagaimana pun mereka tidak berani membicarakannya di depanku, tetapi ada beberapa pria dengan motif tersembunyi yang ingin melindungimu dan ingin menjadi ksatriamu. Tidakkah mereka tahu kalau kamu adalah seorang ksatria wanita, dan tidak membutuhkan pelindungan mereka? "

Yuliana Jian menyipitkan matanya, sambil tersenyum dia menatap Wirianto Leng dan berkata, "Kamu tahu? Sejak awal kamu sudah tahu tentang Antonius Sun? "

Wirianto Leng mengerutkan bibirnya lalu mengangguk: "Aku tahu sedikit, tapi aku tidak menyangka dia begitu berani, dia benar-benar berani merebut istriku. Bagaimana? Bagaimana rasanya tiba-tiba mendapatkan pernyataan cinta dari pria lain?"

"Tentu saja senang. Aku belum pernah mendengar pria lain tiba-tiba memberitahuku dia sudah menyukaiku dalam waktu yang lama." Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Dan ketika aku mendengar dia membahas aku yang dulu, benar-benar membuatku memiliki perasaan yang sangat istimewa dan mengingatkanku seperti apa aku dulu. Aku merasa hal itu sangat ajaib, aku bahkan hampir lupa seperti apa aku dulu, tetapi masih ada orang yang ingat."

Selesai berbicara Yuliana Jian melihat raut wajah Wirianto Leng terlihat sedikit tidak senang, Yuliana Jian langsung mendekati Wirianto Leng dan bertanya sambil tersenyum: " Ada apa? Kamu marah? "

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan wajah merengut: "Tidak marah."

Yuliana Jian tersenyum dan melirik Wirianto Leng: "Kamu pasti marah, lihat betapa murungnya wajahmu. Lihat dirimu, kamu sama sekali bukan orang yang berhati besar, tapi masih berpura-pura berhati besar, sekarang bagaimana, merasa tidak senang? "

Wirianto Leng menjilati bibir bawahnya lalu dia mengerutkan kening dan berkata kepada Yuliana Jian: "Kamu sangat senang pria lain menyatakan cinta padamu?"

Yuliana Jian mengangguk dengan bersemangat: "Siapa yang tidak suka disukai seseorang? Ini sangat wajar? Sebenarnya, kamu tidak bisa membandingkan dirimu denganku. Kamu sering didekati berbagai jenis orang, jadi kamu akan merasa sedikit jengkel, tapi aku sudah lama tidak mendengar kata-kata seperti ini. "

“Aku tidak cukup menyukaimu?” Wirianto Leng bertanya dengan suara berat.

Yuliana Jian tersenyum dan mendekati Wirianto Leng sambil menggelengkan kepalanya: "Yo-yo-yo, lihat wajah ini, benar-benar tidak enak di pandang. Kamu jangan menghadapi bawahanmu dengan ekspresi wajah seperti ini, kamu akan menakuti mereka hingga sakit jantung. Kamu menyukaiku, tentu saja sudah cukup, di dunia ini aku paling berharap kamu menyukaiku. Tetapi rasa sukamu terhadapku, sudah menjadi hal yang lumrah, jadi tidak membuatku kaget. "

Wirianto Leng menundukkan kepalanya dan berkata dengan wajah cemberut, "Kalau begitu aku tahu, seharusnya sesekali aku tidak menyukaimu dengan begitu kamu akan merasa kaget."

Selesai berbicara, Wirianto Leng duduk di meja dengan wajah murung, lalu dia mengambil dokumen dan melanjutkan bekerja. Yuliana Jian meletakkan kotak kue di atas meja, sambil tersenyum dia berjalan menghampiri Wirianto Leng lalu dia bertanya sambil tersenyum, "Hei ... kamu marah?"

Melihat Wirianto Leng tidak menjawab, Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng dan mencium sudut bibir Wirianto Leng dengan lembut, lalu dia bertanya dengan lembut, "Kamu benar-benar marah?"

Wirianto Leng seakan tidak merasakan pendekatan Yuliana Jian dan ciumannya, dia masih melihat dokumannya. Yuliana Jian belum pernah melihat Wirianto Leng mengabaikannya seperti ini. Yuliana Jian panik dan bergegas berkata, "Kamu tidak benar-benar marah kan? Kalau begitu aku akan... "

Sebelum Yuliana Jian selesai berbicara, dia dipeluk oleh Wirianto Leng. Wirianto Leng memeluk pinggang Yuliana Jian, lalu sambil tersenyum dia menarik Yuliana Jian ke dalam pelukannya, dan mencium bibir Yuliana Jian dengan kuat, setelah itu sambil tersenyum dia berbisik di telinga Yuliana Jian dengan suara seraknya: "Bagaimana? Kamu benar-benar takut?"

Yuliana Jian segera mengangkat tangannya dan memukuli dada Wirianto Leng dengan lembut, lalu sambil mengerutkan kening dia berkata, "Kamu sedang menakutiku?"

Wirianto Leng mengangkat sudut bibirnya lalu dia berkata sambil tertawa: "Tidak sepenuhnya menakutimu, aku benar-benar sedikit marah. Tapi ketika kamu menciumku barusan, aku tiba-tiba berhenti marah. Kelihatannya kelak kamu harus lebih banyak menciumku. Dengan begitu suasana hatiku akan menjadi lebih baik. "

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, lalu dia langsung tertawa dan berkata, "Kamu sengaja ..."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Meskipun aku merasa sedikit tidak senang, tapi aku rasa ada beberapa orang tidak masuk akal dalam kehidupanku juga lumayan menarik, seperti Antonius Sun ini. Kalau dia tidak muncul, mungkin kamu tidak akan kepikiran untuk datang melihatku? "

Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Itu karena kamu tidak pernah memberitahukan semua masalah ini kepadaku, kalau aku tahu ada begitu banyak spekulasi tidak masuk akal tentang hubungan kita, dari awal aku akan membawa anak-anak mencarimu dan memamerkan kebahagiaan kita. "

"Kamu tidak perlu memamerkannya, kebahagiaan itu lebih baik disembunyikan. Aku lebih suka membiarkan orang-orang menyebarkan desas-desus yang tidak benar itu. Lagian desas-desus itu juga tidak bisa menyakiti aku. Tapi kalau membiarkan orang -orang melihat kita terlalu bahagia, mereka akan sangat cemburu kepada kita, dan akan menantikan kapan kehidupan kita tidak sebahagia ini, kalau seperti itu aku akan cemas. "Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil berkata dengan lembut.

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sambil tersenyum: "Aku tidak menyangka kamu sangat percaya takhayul."

Wirianto Leng mengangguk, "Hmm, kamu baru tahu?"

“Hmm, aku baru tahu, benar-benar diluar dugaanku, apakah aku boleh mengembalikanmu?” Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum.

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, "Takutnya tidak bisa, setelah aku meninggalkan konter aku tidak bisa dikembalikan lagi. Kelihatannya kamu harus bertanggung jawab terhadapku selamanya, Nona Yuli."

Yuliana Jian langsung tertawa. Dia berdiri dan berkata kepada Wirianto Leng sambil tersenyum, "Sudah, aku tidak bercanda denganmu lagi. Aku khusus datang ke sini untuk membawakan kue untukmu, kamu bahkan belum memakan kuenya, dan hanya mengobrol di sini. Kue ini baru dibuat, paling enak dimakan sekarang. "

Wirianto Leng mengangguk: "Kebetulan aku juga lapar, aku pikir kamu sudah tidak mengingat hal ini."

"Bagaimana mungkin? Ini khusus kusiapkan untukmu, mana mungkin aku tidak mengingatnya?" Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, dia membuka kotak kue lalu menyerahkannya ke hadapan Wirianto Leng, lalu sambil tersenyum dia berkata: "Bagaimana? Lihat, di kue ini juga ada bentuk hati, aku takut tidak dapat menunjukkan hubungan kita yang mesra, jadi aku meminta koki pastry menambahkan banyak bentuk hati diatasnya, bagaimana? Apakah ada semacam perasaan manis? "

Wirianto Leng mengangkat alisnya, sambil tersenyum dia melirik kue yang ditunjukkan oleh Yuliana Jian kepadanya. Dia mengangguk lalu berkata sambil tersenyum: "Hmm, aku bisa melihat kamu sudah bersusah payah . "

Yuliana Jian mendongkak dan melirik Wirianto Leng, lalu dia menyipitkan matanya dan berkata: "Jangan kamu pikir aku benar-benar menjadi bodoh. Aku bisa mendengar sindiran dalam ucapanmu. Aku juga bukannya tidak ingin membuat kue sendiri, tapi bukankah karena aku tidak punya waktu? Kalau aku yang membuat kue ini, takutnya harus menunggu sampai besok pagi kuenya baru jadi, aku takut mengulur waktu. Bukankah sekarang sangat baik, ada keahlian seorang ahli pastry, dan ada aku berdiri di sisimu, sangat sempurna. Ayo, coba cicipi, lihat bagaimana keahlian koki pastry toko kita? "

“Tentu saja aku tahu bagaimana keahlian koki pastry yang aku pilih untukmu,” kata Wirianto Leng sambil tersenyum.

"Ck... Jangan merusak suasana..." Yuliana Jian mendorong kue ke hadapan Wirianto Leng, lalu dia berkata dengan serius: "Kamu berpura-pura tidak tahu saja, anggap ini pertama kalinya kamu makan kue buatan ahli pastry kita, cicipi dengan baik, lalu tunjukkan ekspresi wajah sangat kaget kepadaku. Aku katakan kepadamu, ekspresi wajahmu nanti akan langsung mempengaruhi hubungan suami istri kita. Kamu tidak boleh berakting asal-asalan, harus berakting dengan sungguh-sungguh, apakah kamu mengerti? "

"Baik..." Wirianto Leng mengambil sendok dan mengambil sesuap kue, lalu dia memasukkannya ke dalam mulutnya, Wirianto Leng langsung mengangguk: "Hmm, benar-benar enak... sangat lezat, pantas saja ini kue yang dibawakan langsung oleh Nona Yuliana Jian ... "

Yuliana Jian tertawa terbahak-bahak, sambil berkata, dia mengangkat tangannya untuk mengenggami perutnya, "Ya Tuhan, kenapa kamu sangat berlebihan? Kalau kamu menjadi aktor, kamu pasti akan menjadi aktor terkenal."

“Dengan hanya mengandalkan wajahku, aku juga bisa menjadi aktor terkenal,” Wirianto Leng mengangkat alisnya dan berkata sambil tersenyum.

Yuliana Jian mencibikkan bibirnya, lalu dia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Hei ... kamu benar-benar berlebihan, apakah perlu sesombong ini? Kamu tidak merendah sama sekali, bisa-bisanya kamu membual tentang penampilanmu seperti ini."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau aku merendah, aku baru benar-benar sombong. Ini adalah fakta, kita harus mengakuinya."

Yuliana Jian tersenyum dan melirik Wirianto Leng, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tuan Leng, apakah kamu tahu seberapa banyak perubahanmu dibandingkan sebelumnya? Dulu kamu mungkin sangat dingin, seperti pangeran gunung es yang berada di tempat yang tinggi. Sekarang kamu suka bercanda, benar-benar tidak classy, kamu sudah tidak bergaya pangeran."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Itu karena aku juga tidak ingin menjadi pangeran. Aku hanya ingin menjadi suamimu dan ayah dari anak-anak. Sikap dingin mungkin terlihat bagus diluar, tetapi sikap ini tidak bisa membuat kalian bahagia, dan ini tidak ada untungnya bagiku. Asalkan kalian bahagia, jangan bercanda, menjadi badut pun, juga bukan masalah besar.

"Bagaimana kamu berubah menjadi seperti ini? Aku bahkan tidak ingat." Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Sungguh aneh, orang asing seperti Antonius Sun bisa langsung mengingat aku yang dulu dengan sangat mendetail, tetapi aku tidak bisa mengingat dengan mendetail aku yang dulu. Meskipun sedikit banyaknya aku masih ingat seperti apa kamu dulu, tapi aku tidak ingat bagaimana kamu berubah menjadi seperti sekarang ini. "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Ini sangat wajar, karena kamu dan aku berubah bersama, jadi kita tidak mengingatnya lagi. Perubahan seseorang sulit disadari oleh orang-orang di sekitarnya, tetapi orang asing yang sudah lama tidak bertemu akan langsung memberitahukan perubahan orang ini. Karena di ingatan kita adalah ingatan kita yang kemarin, sedangkan ingatannya adalah ingatan kamu yang dulu. "

Yuliana Jian menyipitkan matanya menatap Wirianto Leng, lalu tiba-tiba dia mendekati Wirianto Leng dan mengecup bibir Wirianto Leng lalu dia berkata sambil tersenyum:" Benar-benar manis. Memang kue di toko kita yang paling enak. Tahu begitu aku tidak akan memberikan semuanya kepadamu, alangkah baiknya kalau aku menyisakan sedikit untuk diriku. "

Sambil tersenyum Wirianto Leng mengangkat tangannya untuk memeluk pinggang Yuliana Jian, lalu dia mencium bibir Yuliana Jian dengan kuat. Ciuman dalam yang panas ini membuat Yuliana Jian bisa mencicipi rasa manis kue di mulut Wirianto Leng. Setelah ciuman berakhir, Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dengan napas yang tidak beraturan. Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian lalu bertanya sambil tersenyum, "Bagaimana? Apakah kamu sudah mencicipi rasanya? Apakah sudah cukup?"

"Cukup ..." wajah Yuliana Jian memerah dan dia menundukkan kepalanya. Meskipun mereka sudah lama menjadi suami istri, tapi Yuliana Jian masih merasa malu saat mereka berciuman sepanas ini.

Melihat wajah Yuliana Jian yang memerah, Wirianto Leng menundukkan kepalanya dan mencium bibir Yuliana Jian lagi. Meskipun Yuliana Jian sedikit malu, tapi dia mengangkat tangannya dan merangkul leher Wirianto Leng. Saat Wirianto Leng mencondongkan tubuhnya dengan perlahan dan menimpa Yuliana Jian di atas meja, Yuliana Jian bergegas mendorong Wirianto Leng lalu dia berkata dengan suara rendah: "Jangan ... jangan ... jangan ... ini kantor, ini tidak baik, orang-orang bisa melihat kita."

"Oh? Apakah mereka sehebat itu?" Tanya Wirianto Leng sambil tersenyum.

Yuliana Jian menjilati bibirnya lalu dia bergegas mengangguk, "Kamu tidak tahu seberapa hebat gosip di kantor ini. Jangan melihat karyawanmu tidak melihat kita, tapi mata mereka sangat tajam dan tahu segalanya."

Wirianto Leng mengangkat bibirnya dan tersenyum, "Bagus kalau begitu, biar mereka semua tahu betapa baiknya hubungan kita ... dan membuat desas desus yang lebih berwarna."

Wirianto Leng berkata, lalu menahan Yuliana Jian di atas meja, dan memasukkan tangannya ke pakaian Yuliana Jian.

Novel Terkait

Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu