Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 47 Wanita licik
Yuliana menatap Leny, lalu tersenyum datar : “Tidak masalah, barang yang kamu hadiahkan, kelak juga bisa dipakai. Aku pasti akan memiliki anak lagi. Terima kasih, sudah merepotkanmu.”
Leny melihat Yuliana yang tidak hanya karena ucapannya tidak menjadi marah, malah dengan cerdik membalas serangan dia, seketika senyum di wajahnya menjadi kaku. Namun segera senyumnya kembali normal, dan berkata pada Yuliana : “Kalau begitu sangat bagus, meskipun Wirianto selalu terlihat dingin, namun sebenarnya dia adalah pria yang lembut, dia selalu menyukai anak kecil. Dulu pernah bilang padaku, kalau nanti menikah, pasti akan melahirkan anak yang banyak, membuatku kaget setengah mati.”
Yuliana memandang Leny, tidak tahan menahan senyumnya. Yuliana sebelum bertemu dengan Leny ada merasa sedikit penasaran padanya, karena dia tidak tahu Leny ini orangnya seperti apa, mengapa bisa terlibat begitu dalam dengan keluarga Leng, sekarang terlihat hanya seorang wanita licik biasa.
Dan Leny ini akhirnya membuat Yuliana merasa tidak nyaman, Yuliana merasa biarpun sekarang hubungan sebenarnya dia dan Wirianto seperti apa, lagi pula di luar dia termasuk istri Wirianto. Leny terhadap istri seorang pria, sengaja menunjukkan sikap yang lebih memahami seorang pria dibanding istrinya, untuk membuat malu dirinya, Yuliana benci dengan cara kerja seperti ini, lebih-lebih benci wanita seperti ini.
Mendadak Yuliana tidak ingin mengaku kalah di depan Leny, dia tersenyum dan berkata bohong : “Benarkah? Kelihatannya nona Liu memang sudah lama tidak berhubungan dengan Wirianto, dia sering bilang padaku satu dua orang anak sudah cukup, melahirkan anak yang banyak, tidak mampu mendidiknya dengan baik, bagi anak kecil bagi orang dewasa tidak ada manfaatnya. Dan juga, melahirkan anak begitu banyak, dia merasa akan merusak bentuk tubuhku……”
Berkata sampai di sini, Yuliana menunduk dan meminum seteguk teh. Yuliana melihat senyum Leny benar-benar sudah kaku, Yuliana akhirnya merasakan hatinya lega. Namun segera, dia melihat mata Leny bersinar, menatap ke arah belakang Yuliana, kembali menunjukkan senyum yang manis.
Tiba-tiba Yuliana merasa firasat yang kurang baik, dia pelan-pelan menelan tehnya, baru menoleh melihat ke belakang. Kemudian, Yuliana mendapati Wirianto berdiri di belakangnya dengan ekspresi dingin.
Yuliana menjadi tertegun, dia mengernyitkan dahinya, hatinya berdebar kencang. Dia tidak tahu sebenarnya Wirianto sudah mendengar seberapa banyak kata-kata yang dia ucapkan tadi, apakah dia akan langsung membongkar kebohongannya. Tiba-tiba Yuliana merasa tabiat dirinya sungguh sedikit buruk, mengapa karena tidak bisa menahan sebentar, karena tidak menyukai Leny, tidak ingin mengalah pada Leny, lalu berkata bohong seperti itu? Kalau Wirianto membongkar kebohongannya, bukankah dia lebih malu lagi?
Dan sebelumnya juga dia tidak memiliki hati untuk menang atau kalah yang tinggi? Mengapa berhadapan dengan Leny, mendengar kata-kata Leny barusan, dia memastikan ingin melebihi Leny, bahkan tidak ragu-ragu untuk berkata bohong. Apakah dia memiliki khayalan terhadap Wirianto? Jadi saat dia berhadapan dengan Leny, baru dia memiliki hati untuk mementingkan kelebihan dan kekurangannya?
Saat Yuliana menyadari bagian ini, malah ada sedikit benci dirinya sendiri, apa yang terjadi padanya? Mengapa dia memiliki khayalan yang jelas-jelas tidak ada harapan? Mengapa jelas tahu tidak mungkin, tapi masih ada hati untuk menang atau kalah?
Yuliana menarik napas panjang, merasa Wirianto pasti akan membocorkan kebohongannya saat ini juga, mana mungkin Wirianto peduli dengan harga dirinya, apalagi di depan Leny wanita yang katanya dulu memiliki masa lalu dengan Wirianto.
Tepat saat Yuliana sudah menyiapkan diri untuk kehilangan muka, setelah Wirianto melirik cepat pada Leny, malah dengan nada dingin berkata pada Yuliana : “Tubuhmu masih belum pulih, kembali ke kamar dan istirahatlah.”
Selesai bicara, Wirianto memapah Yuliana. Yuliana tahu dirinya sudah salah ngomong, di luar dugaan mendengar Wirianto malah mengikuti kebohongannya dan melepaskan dia dari situasi sulit, Yuliana segera menggunakan kesempatan ini untuk berdiri, penuh senyum berkata pada Wirianto : “Baiklah, aku ke kamar sekarang.”
“Wirianto……” Leny menatap Wirianto, berdiri perlahan : “Kamu bahkan tidak bersedia bicara denganku?”
Wirianto menoleh melihat ke arah Leny, perlahan menganggukkan kepala : “Nona Liu, apa kabar. Kedatanganmu kali ini untuk mengantar barang-barangku? Aku ingat kamu masih ada barang yang belum dikembalikan padaku.”
Leny tersenyum pahit, dengan suara sedih yang panjang dan rendah berkata : “Jadi kamu masih menyalahkan diriku.”
Leny memang memiliki penampilan yang lembut dan polos, selesai berkata dia menunduk perlahan, menangis, air mata tergenang di sudut matanya, sungguh membuat orang timbul rasa kasihan.
Diam-diam Yuliana merasa salut dalam hati, tidak heran Leny bisa berurusan di antara kedua pria keluarga Leng, jarang sekali ada kemampuan akting seperti ini. Sekalipun tidak dalam keluarga Leng, memasuki dunia hiburan, seharusnya kemampuan akting ini bisa mendapatkan penghargaan ratu film terbaik atau lainnya.
Wirianto melihat Leny sekilas, ekspresi wajahnya tidak berubah sama sekali, hanya berpaling dan melihat Yuliana, dengan suara pelan berkata : “Kita pergi.”
“Kak, mengapa buru-buru pergi, ngobrol dulu dengan kak Leny, demi kamu dia pulang dari luar negeri.” Ujar August sambil berjalan masuk.
Leny memandang Wirianto, tersenyum kecut sambil menggeleng, lalu berkata pada August : “August, kamu jangan bicara lagi, mungkin Wirianto sedang lelah. Hari ini aku datang tidak tepat waktu, nyonya tua juga bilang kurang enak badan, tidak ingin menemuiku. Wirianto kamu juga seperti itu, kalau begitu aku datang lain hari. Ada waktu, aku akan membuat makanan yang kamu sukai, baru datang menemuimu.”
Selesai bicara, Leny menunduk, lalu melihat Wirianto sebentar, dengan suara rendah berkata pada Tania : “Bibi, aku pergi dulu.”
Lalu dia melirik pada August, baru berjalan keluar dari pintu utama kediaman Leng. Tania memandang bayangan punggung Leny, mendesah panjang : “Sungguh kasihan, tidak sabar datang untuk menengok nyonya tua, nyonya tua pura-pura sakit tidak ingin menemuinya. Jadi dia senantiasa menunggumu Wirainto, tapi Wirianto, bukan bibi kedua ingin membicarakanmu, kamu juga jangan terlalu ambil peduli pada masalah yang sudah lewat, Leny dia seorang wanita, bagaimana bisa tidak memberinya muka?”
Wirianto dengan ekspresi dingin melihat Tania, berkata datar : “Bibi kedua selamat malam, aku pergi istirahat dulu.”
Seusai berkata, Wirianto melirik pada Yuliana, Yuliana segera dengan langkah cepat mengikuti dari samping Wirianto, bersama Wirianto berjalan ke kamar. Tania memandang punggung Wirianto, menarik napas panjang : “Benar-benar kalau bukan mempunyai sifat yang sama, tidak akan menjadi keluarga, mengapa semua jadi dingin begini. Sudahlah kalau Wirianto memang selalu dingin, Yuliana yang dibawa masuk juga dingin. Dulu hubungan Wirianto dan Leny begitu baik, sekarang Wirianto malah satu pandangan pun tidak melihat Leny.”
Sampai di sini, Tania dengan suara kecil berbicara pada August : “Ini harus salahkan dirimu saat itu yang mengganggu, cepat atau lambat Wirianto pasti akan menikahinya. Leny sedikit banyak menghormati aku, setidaknya lebih baik dari Yuliana. Namun saat itu kamu ngotot ingin mengacaukan dan masuk ke hubungan mereka, dengan cuma-cuma memberikan keuntungan pada Yuliana gadis busuk itu.”
August masih tetap memandang bayangan punggung Wirianto dan Yuliana, lewat beberapa lama baru mengatakan : “Menarik sekali.”
“Apa yang menarik?” tanya Tania cepat yang tidak mengerti apa maksud sebenarnya dari August.
August menyunggingkan senyum, perlahan menggeleng, tangannya menyandang ke pundak Tania, sambil tersenyum bertanya : “Ma, coba anda katakan apakah aku dan Yuliana cocok?”
“Apa? Kamu ingin membuat masalah lagi?” Tania dengan alis mengkerut melihat August : “Apa baiknya wanita Wirianto, mengapa kamu harus mencari wanita yang sudah dipakai olehnya? Yuliana tidak sebanding dengan Leny, malah Yuliana pernah memiliki anak dengan Wirianto!”
Melihat ekspresi Tania yang begitu sengit, August menjadi tertawa, dengan suara berbisik : “Mama cuma dengar saja sudah begitu sengit, dapat dibayangkan, jika aku benar-benar menikahi Yuliana, apa yang akan Wirianto pikirkan? Wanita yang hampir melahirkan anak untuknya menjadi adik iparnya, dia juga seorang pria, pasti tidak sanggup menerimanya?”
“Dibanding dia yang paling tidak bisa menerima adalah aku!” Tania menatap August dengan dahi mengernyit : “Kamu jangan membuat masalah lagi.”
“Aku pasti tidak membuat masalah.” Ujar August sambil senyum, lalu pergi.
Tania melihat bayangan punggung August, menghela napas panjang : “Mengapa masih saja seperti itu.”
Yuliana mengikuti Wirianto berjalan ke kamar, menutup pintu, dan segera berkata pada Wirianto dengan suara rendah : “Aku, aku sudah berkata bohong, kamu sama sekali tidak pernah bicara begitu denganku, aku yang mengarangnya. Terima kasih tadi tidak membongkar kebohongan aku, kalau tidak aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.”
“Ehm, lain kali jangan bicara sembarangan.” Wirianto menanggapinya dengan datar.
Yuliana mengangkat mata dan melihat Wirianto, dia tidak sangka masalah ini melayang lewat begitu saja. Yuliana tidak tahan untuk tidak mengamati Wirianto, menatap Wirianto yang dingin, Yuliana sungguh tidak bisa memikirkan dia bisa memiliki perasaan dengan seorang wanita, dan bahkan menyukai Leny yang suka berakting.
Yuliana merasa Wirianto sangat cerdas, bagaimana mungkin dia saja bisa melihat jelas Leny adalah seorang wanita licik yang suka berakting menjadi wanita yang lemah lembut, sedangkan Wirianto malah tidak melihatnya?
Jadi apakah semua pria seperti itu, asalkan melihat wanita menitikkan beberapa butir air mata, dengan lemah lembut mengucapkan beberapa kata, langsung merasa wanita itu benar-benar lemah lembut dan baik hati?
“Kamu ingin tanya apa, langsung saja bertanya, tidak perlu mengamati aku dengan sinar mata seperti itu.” Kata Wirianto dingin dan mengerling pada Yuliana.
Yuliana mengerjapkan matanya, dengan suara kecil berkata : “Kalau begitu aku bertanya, kamu dan Leny dulu pernah berhubungan?”
“Begitulah.” Jawab Wirianto datar sambil membuka baju.
Meskipun dari awal Yuliana sudah mengetahui hal ini dari August, tetapi sekarang mendengar pengakuan dari Wirianto, malah sepertinya baru tahu hal ini, menjadi tertegun. Perlahan perasaan perih muncul dari dalam hati Yuliana, sebelumnya Yuliana pernah mengalami pengkhianatan, saat itu dirinya marah juga benci, tidak pernah ada perasaan semacam ini.
Perasaan ini seperti seorang anak kecil yang tidak gampang menabung uang yang cukup untuk membeli mainan yang disukai, namun tidak disangka mainan tersebut sudah dibeli oleh orang lain, dia hanya bisa dengan penuh harap melihat orang bermain, bahkan dia tidak ada hak untuk menyentuhnya. Jelas-jelas barang itu tidak akan menjadi miliknya, dia masih tidak tahan untuk tidak mengeluh dalam hati : Mengapa orang itu bisa mendapatkannya, aku malah tidak?
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinThe Revival of the King
ShintaAir Mata Cinta
Bella CiaoKamu Baik Banget
Jeselin VelaniRahasia Istriku
MahardikaDemanding Husband
MarshallUnperfect Wedding
Agnes YuCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia