Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 14 Jangan menyiksa aku

Yuliana mengernyitkan dahi dan menjaga jarak dengan pria itu, lalu dengan suara kecil berkata : “Tuan, silakan kamu pergi. Ini adalah urusanku sendiri.”

“Wanita seharusnya mencari bantuan kalau ketemu kesulitan.” Pria itu tertawa kecil sembari berjongkok di tepi selokan, memuntahkan permen karetnya, kemudian dengan sebuah tongkat kayu diulurkannya ke dalam situ.

Yuliana menatap tindakan pria tersebut dengan tercengang, dia sungguh tidak terpikirkan cara ini untuk mengambil koin.

Sambil menempelkan koin, pria itu memberikan jaketnya kepada Yuliana : “Pakai, kalau tidak nanti akan masuk angin.”

Jaket jeans pria tersebut, dilihat bagaimana pun sepertinya tidak muat. Sungguh bukan dia manja, hanya saja dia tidak terbiasa memakai pakaian pria asing.

Pria itu menoleh sekilas ke Yuliana sambil tertawa : “Kenapa? Princess kecil? Kamu takut kotor takut ada bau?”

Suara pria tersebut rasanya lebih layak daripada penampilannya, terdengar berat dan sedikit serak, merupakan suara yang akan membuat banyak wanita tergerak hatinya.

Dari kecil Yuliana pernah dipanggil dengan sebutan "penyihir kecil", dipanggil "siluman tengkorak putih" oleh bawahannya, dipanggil "murid pintar" oleh teman sekolahnya, namun tidak ada yang pernah memanggilnya "princess kecil". Panggilan apa ini? Bahkan ayahnya sendiri tidak pernah memanggilnya seperti itu.

Yuliana mengernyitkan dahi bertanya dengan bingung : "Kamu, kamu memanggil aku?"

Pria itu mengamati Yuliana, lalu mengangguk sambil tersenyum : "Hm, iya. apakah tidak ada yang pernah bilang kalau kamu mirip sekali dengan princess yang mulia?"

Yuliana mencuekkan wajah dan bangkit berdiri, lalu menjawab : “Tidak ada princess yang akan berjongkok di tepi selokan untuk memungut satu koin itu. Sudahlah, aku tidak ingin uang itu lagi.”

“Marah? Jangan marah!” Sambil berdiri, pria tersebut mengulurkan tangan menarik lengan Yuliana, satu tangannya lagi ditunjukkannya ke hadapan Yuliana : “Lihat, koin sudah terpungut.”

“Terima kasih.” Yuliana mengulurkan tangan menerima koin tersebut.

Tapi belum sempat Yuliana menyentuhnya, pria itu menarik kembali koin itu ke punggungnya, serta berkata sambil tertawa : “Akui kamu itu seorang princess, maka aku akan memberikan koin ini ke kamu?”

Yuliana menatap pria itu sekilas, kemudian tidak bisa menahan diri untuk tertawa tidak berdaya. Kenapa dirinya sampai seperti ini? Bisa mengandung anak pria asing demi uang, bisa terus menjadi istri sah dari Wirianto demi uang. Sekarang bahkan seorang gelandangan asing mengancamnya dengan koin dua ribu, menyuruhnya untuk mengaku dirinya seorang princess.

Yuliana menggeleng, dan tersenyum dingin ke sang pria : “Harga diriku sangat mahal, 1000 tidak akan cukup untuk membuat aku menuruti kamu. Dan koin 1000 ini punyaku!”

Sambil berkata demikian, Yuliana menarik lengan si pria dengan kuat untuk merebut dua ribu itu, kemudian dengan langkah cepat berjalan ke terminal. Tapi pria itu tidak menyerah untuk menganggunya, dia malah berhenti di samping Yuliana dan berkata : “1000 tidak cukup, lalu perlu berapa?”

Yuliana membasahi bibir, tidak ingin banyak berbicara dengan pria tersebut. Namun pria itu masih bertanya dengan suara kecil : “Puluhan juta? milyaran? puluhan milyar? Ratusan milyar?”

Yuliana mengernyitkan dahi menatap pria itu, kemudian mengeluarkan ponsel menelepon ke 110 : “Halo, 110? Aku ingin melapor polisi, ada yang menganggu aku!”

“Aku akui kesalahanku, jangan melapor polisi, aku tidak akan bicara lagi. Pria tersebut mengangkat kedua tangannya pertanda ia menyerah, lalu mundur beberapa langkah sambil tersenyum.”

Yuliana memang tidak ingin mencari masalah untuk dirinya sendiri, sekarang dengan tidak gampangnya berita buruk mengenai keluarga Jian sudah berkurang, Yuliana tidak ingin di berita terus-terusan muncul berita buruk mengenai keluarga Jian karena dirinya. Melihat pria itu mundur, dia segera mematikan panggilan. Namun tepat di saat Yuliana mematikannya, pria itu tiba-tiba maju dan mencium sudut bibirnya.”

Yuliana langsung mendorong pria itu dan mengusap bibirnya, serta berteriak : “Apa yang kamu lakukan?”

Pria itu membalikkan badan sambil tertawa, kemudian menaiki motor yang berhenti di tepi jalan, serta mengendarainya ke samping Yuliana : “Ya cium kamu, aku sangat suka dengan kamu. Ikut aku saja, rumahku ada di dekat sini, kita bisa minum kopi dulu.”

Yuliana memejamkan mata sejenak dan membuka lagi, dipukulnya pria itu dengan tasnya : “Kamu gila? Kamu lihat aku seorang wanita jadi enak disiksa? Berani mempermainkan aku? Kamu keterlaluan sekali! Kamu kira kamu siapanya aku? Aku bukan orang yang bisa disiksa sembarangan oleh kalian!”

Menjerit sampai di sini, tiba-tiba ia terisak. Selama ini dia memendam semua kepedihannya di dalam hati, sekarang akhirnya meledak tanpa bisa ditahan lagi.”

Sambil memukul pria tersebut, Yuliana menjerit lagi sembari menangis : “Aku tahu kalian meremehkan aku, kalian semua sedang menunggu tontonan seru, tapi aku bisa bagaimana lagi? Aku tidak punya cara lain, aku tidak bisa melihat jerih payah ayah sia-sia begitu saja. Kalian hanya bisa menertawakan aku dengan cuek, bilang aku tidak tahu malu, bilang aku tidak tahu diri. Tapi kalau kalian benar-benar dalam situasi seperti aku, apa yang akan kalian lakukan? Melihat jerih payah ayah sendiri menjadi tidak ada begitu saja, melihat ayah sendiri terbaring di rumah sakit dan tidak punya biaya operasi. Tidak semua orang bisa seberuntung itu, bisa selalu manja dan congkak!”

Berbicara sampai di sini, Yuliana berjongkok menangis histeris : “Aku juga tidak melukai orang, kenapa seolah aku sudah melakukan kejahatan yang kejam. Kenapa? Kenapa semua orang datang menyiksa aku? Orang lain menyiksa aku masih bisa dibiarkan, kenapa bahkan kamu pria asing yang muncul tiba-tiba juga mempermainkan aku! Aku hanya tidak ingin membuat ayah kecewa, aku bisa apa lagi?”

Pria itu mendekat ke sebelah Yuliana, dan menunjuk kepalanya dengan pelan : “Sepertinya aku hanya mengganggu kamu sebentar, tidak perlu semarah itu bukan? Dan lagi pula aku sungguh tidak mempermainkan kamu, aku benar-benar menyukai kamu. Wanita yang begitu galak seperti kamu, apakah juga akan disiksa? Siapa yang menyiksa kamu?”

------

*(Dalam yuan, 1000 ada dalam bentuk kertas dan koin)

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu