Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 190 Pengagum yang sempurna
Yuliana Jian merasa bersalah, ketika mendengar Hugo Cheng berkata demikian, karena merasa telah mengucapkan sesuatu yang tidak pantas, Yuliana Jian pun buru-buru menambahkan : "Maaf, aku tidak bermaksud untuk membuatmu sedih."
Hugo Cheng menggelengkan kepalanya, dan berkata sambil tersenyum : "Tidak masalah, kamu juga tidak melakukannya dengan sengaja. Lagipula semua ini telah berlalu, aku tidak peduli lagi."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya, masih merasa bersalah : "Maafkan aku."
Hugo Cheng menatap Yuliana Jian, kemudian tersenyum hangat : "Jika kamu merasa menyesal, maukah kamu makan bersamaku?"
"Apa?" Yuliana Jian menatap Hugo Cheng dengan kening berkerut, sedikit terkejut.
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Mungkin ini sedikit mendadak, tetapi menurutku lebih baik aku mengatakannya dengan jelas. Sejak pertama kali aku melihatmu, aku sudah tertarik padamu. Bahkan ketika aku menanyakan arah jalan padamu, itu juga karena aku ingin mencari kesempatan untuk mengenalmu. Aku juga menyadari bahwa kamu tidak terlalu tertarik padaku. Tetapi aku masih berharap agar kamu mau memberiku kesempatan, untuk mengenalkan diriku padamu, apakah mungkin ada kelebihan dalam diriku yang kamu sukai?"
Yuliana Jian terdiam beberapa saat, sebelum akhirnya tertawa : "Bagaimana jika kita sudah saling mengenal, dan aku masih tidak menyukaimu?"
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Mungkin itu bukan takdir kita, sekalipun kita tidak bisa bersama, aku pikir waktu yang kita habiskan bersama, tetap akan menjadi kenangan yang indah bagiku."
Yuliana Jian melihat-lihat Hugo Cheng lagi, Hugo Cheng terlihat sangat elegan, lemah lembut, dan gaya bicaranya juga bisa diterima oleh Yuliana Jian. Bukankah hidup akan terasa lebih mudah, jika bersama dengan pria seperti Hugo Cheng? Tetapi, Yuliana Jian tidak tahu apakah dia bisa menyukai pria seperti Hugo Cheng...
Yuliana Jian menatap ke bawah, kemudian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum masam : "Sebaiknya aku tidak menyia-nyiakan waktumu."
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Aku punya banyak waktu, dan aku juga tidak takut disia-siakan. Aku hanya berharap agar kamu mau memberi kita satu kesempatan, aku juga tahu bahwa memulai sebuah hubungan itu sangat sulit, terutama bagi kamu yang memiliki anak, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Tadi ketika aku menyatakan perasaan sukaku padamu, itu juga hal yang sangat sulit bagiku. Kamu boleh memikirkannya berapa lama pun, selama kamu tidak menolakku untuk mendekatimu. Sampai ketika kamu mulai membenciku, dan mulai bosan melihatku. Ketika itu, katakan saja padaku, dan aku akan pergi."
Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa, dia menatap Hugo Cheng dan berkata sambil tersenyum : "Kamu benar-benar orang yang sulit untuk ditolak."
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Aku sangat senang mendengarmu berkata begitu tentangku. Apakah kamu punya rencana untuk hari ini? Jika kamu punya waktu luang, bolehkah aku mengajakmu pergi jalan-jalan di luar sana?"
Yuliana Jian mengerutkan kening, belum sempat berbicara, Hugo Cheng sudah terlebih dulu berkata sambil tersenyum : "Jika kamu tidak ingin pergi jalan-jalan denganku, mengobrol seperti ini pun tetap menyenangkan."
Yuliana Jian kembali tersenyum : "Kalau begitu aku akan ambilkan kursi, dan buatkan secangkir teh untukmu."
Yuliana Jian mengatakannya sambil tersenyum. Kemudian berbalik dan masuk ke dalam rumah. Hugo Cheng merasa lega melihat Yuliana Jian memasuki rumah, matanya tanpa sadar melirik ke arah kamera yang tersembunyi di halaman rumah Yuliana Jian.
Tidak lama kemudian, Yuliana Jian mengeluarkan kursi, dan menaruh secangkir teh di samping Hugo Cheng, dan berkata sambil tersenyum : "Duduk di halaman rumah pada saat ini adalah yang terbaik."
Hugo Cheng mengangguk sambil tersenyum : "Aku juga datang ke desa ini karena aku sangat menyukai tempat ini. Jika memungkinkan, aku benar-benar tidak ingin meninggalkan tempat ini."
Hugo Cheng adalah orang yang sangat mudah dekat dengan orang lain, meskipun Yuliana Jian dan Hugo Cheng pada awalnya sedikit asing. Tetapi setelah mengobrol, memiliki cara pandang yang sama dengannya, membuat Yuliana Jian merasa bahwa Hugo Cheng benar-benar dekat dengannya, seolah-olah dia adalah versi lain dari diri sendiri.
Yuliana Jian sangat jarang mengobrol seperti ini dengan orang lain, dan tanpa sadar waktu sudah malam, Yuliana Jian melihat waktu, kemudian berdiri dan berkata: "Aku akan pergi menjemput putriku."
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Aku sudah punya tempat untuk menginap di desa ini, yang sudah disediakan oleh komite desa. Kalau begitu aku akan memasak sesuatu di sana, dan ketika kamu membawa pulang putrimu, kamu bisa langsung makan. Sebenarnya aku ingin mengantarmu pergi menjemput putrimu, tetapi anak itu masih kecil, mungkin tidak mudah baginya untuk menerimaku. Jadi aku berpikir, sebaiknya pelan-pelan saja."
Yuliana Jian mengerutkan kening : "Bukankah itu terlalu merepotkanmu?"
Hugo Cheng tersenyum sambil menggelengkan kepalanya : "Mengapa itu merepotkan? Aku sangat senang bisa melakukan sesuatu untuk kalian. Aku hanya khawatir bahwa makanan yang aku masak tidak sesuai dengan selera kalian, lagipula aku pernah menjadi koki, dan aku merasa tidak nyaman jika tidak memasak sesuatu. Hanya saja, aku tidak tahu makanan apa yang kalian sukai, terutama putrimu, apakah ada makanan yang tidak boleh dimakannya?"
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum : "Tidak ada, aku dan putriku tidak pemilih soal makanan, tidak ada makanan yang tidak disukai."
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Kalau begitu serahkan saja padaku, yang terbaik dan yang paling banyak di desa ini adalah sayuran segar, aku akan pergi membelinya, pergilah menjemput putrimu terlebih dahulu."
Setelah berkata demikian, Hugo Cheng pun tersenyum sambil berbalik dan keluar. Yuliana Jian memandang punggung Hugo Cheng, kemudian mengerutkan kening, sambil melamun. Yuliana Jian baru tersadar dari lamunannya, ketika semua orang tua yang hendak menjemput anaknya memanggil Yuliana Jian, kemudian dia pun bergegas keluar dari halaman rumah, dan mengikuti orang-orang itu ke perguruan SD.
Ketika Yuliana Jian dan Melly Jian sampai di depan pintu rumahnya, tampak Hugo Cheng sudah berdiri di depan pintu sambil membawa kotak makanan. Hugo Cheng langsung tersenyum begitu melihat Yuliana Jian : "Sudah kembali?"
Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk : "Ya, kami sudah kembali."
Kemudian Hugo Cheng memandang Melly Jian dan bertanya sambil tersenyum : "Apakah kamu adalah Elia?"
Melly Jian mengangguk, kemudian bertanya dengan kening berkerut : "Siapakah kamu?"
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Margaku Cheng, kamu bisa memanggilku Paman Cheng, atau kamu juga bisa memanggilku Hugo."
Melly Jian langsung tersenyum, dan menggerakkan tangan ibunya sambil berkata : "Ibu, bolehkah aku memanggilnya Hugo? Sangat menarik."
Yuliana Jian tidak berbicara, dia hanya menatap Melly Jian dengan dingin, dan Melly Jian pun tidak tersenyum lagi, kemudian menjawab Hugo Cheng dengan sopan : "Tidak, tidak, kamu sudah dewasa, aku harus memanggilmu Paman Cheng. Apa kabar Paman Cheng, aku Elia Luo, karena baru pertama kali bertemu, mohon pengertiannya."
Hugo Cheng tersenyum sambil mengangguk, kemudian mendongak menatap Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Elia anak yang baik, kamu mendidiknya dengan sangat baik."
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum : "Terima kasih."
Hugo Cheng menyerahkan kotak makanan itu kepada Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum : "Aku sudah memasaknya, makanlah bersama Elia, aku akan kembali dulu."
Yuliana Jian sedikit terkejut : "Apakah kamu tidak ingin makan bersama dengan kami?"
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Tidak, nikmatilah makanan itu bersama putrimu. Jika aku makan bersama kalian sekarang, mungkin akan membuat kalian tidak nyaman, aku akan pergi dulu."
Yuliana Jian merasa segan menerima kotak makanan itu. Rasanya tidak benar untuk makan makanan yang dimasak orang lain, tanpa mengajaknya untuk makan bersama. Yuliana Jian buru-buru menambahkan : "Jangan pergi dulu, makanlah bersama kami."
Ketika Melly Jian mendengar ini, dia langsung cemberut, dan bergumam : "Jika Ibu ingin mengajaknya untuk makan bersama, maka Melly akan pergi."
Hugo Cheng berdiri diam, kemudian berbalik, dan tersenyum kepada Yuliana Jian sambil menggelengkan kepalanya : "Tidak perlu buru-buru, berilah anakmu waktu untuk membiasakan diri. Silahkan dicoba makanannya, jika rasanya kurang enak, katakan saja padaku, aku akan memperbaikinya. Aku akan pergi sekarang, sampai jumpa."
Hugo Cheng berkata, sambil melambaikan tangannya ke Melly Jian : "Elia, sampai jumpa."
Melly Jian mengerutkan kening, meskipun dia enggan, dia tetap mengangkat tangannya, dan membalas lambaian tangan Hugo Cheng : "Sampai jumpa."
Setelah melihat Hugo Cheng pergi, Melly Jian pun menoleh untuk melihat kotak makanan di tangan Yuliana Jian, kemudian berkata dengan kening berkerut : "Apakah dia yang memasak ini?"
Yuliana Jian mengangguk : "Ya, dia yang memasaknya."
Melly Jian melirik Yuliana Jian, sambil cemberut, dan berkata dengan tidak senang : "Apakah dia juga menyukai ibu?"
Yuliana Jian mengangguk : "Dia memang berkata, bahwa dia menyukaiku."
Melly Jian mengendus-endus hidungnya, dan memandangi kotak makanan di tangan Yuliana Jian, kemudian mendengus : "Huh, masakannya pasti tidak seenak masakan ayah."
Tetapi ketika Yuliana Jian meletakkan makanannya di atas meja, Melly Jian pun mengambil makanan itu, dan melahapnya, kemudian matanya melebar, dan dia berteriak kaget : "Wow! Enak sekali!"
Meskipun hanya hidangan sederhana, tetapi itu sangat sesuai dengan selera Melly Jian. Melly Jian pun menghabiskan dua mangkuk nasi sekaligus, hingga Yuliana Jian menghentikannya, barulah dia berhenti makan dan meletakkan sumpitnya : "Ibu, masakan orang ini benar-benar enak."
Yuliana Jian mengambil makanannya, mengunyahnya, kemudian mengangguk pelan : "Benar-benar enak."
Lebih dari sekadar enak, rasa hidangan ini tampaknya diukur dengan cermat, benar-benar sesuai dengan selera Yuliana Jian dan Melly Jian. Orangnya lemah lembut, penampilannya elegan, memiliki karir yang baik, menyukai anak-anak, pandai memasak, dan menyukai Yuliana Jian. Hugo Cheng ini bagaikan kekasih yang dirancang khusus untuk Yuliana Jian, Yuliana Jian bahkan tidak bisa menemukan kekurangan sedikit pun dalam diri Hugo Cheng.
Tetapi karena tidak ada kekurangan sama sekali itulah yang membuat Yuliana Jian semakin tidak bisa menyukai Hugo Cheng, sebaliknya malah membuat Yuliana Jian merasa perlu waspada terhadap Hugo Cheng.
“Ibu, meskipun aku tidak terlalu menyukai Paman Cheng ini, tetapi Paman Cheng ini benar-benar jauh lebih baik daripada laki-laki kemarin.” Melly Jian pun diam-diam menyicipi makanannya tanpa diketahui oleh Yuliana Jian, kemudian dia bersandar pada Yuliana Jian dan berbisik di sampingnya : "Dia hanya sedikit lebih buruk daripada ayah."
Yuliana Jian menatap Melly Jian sambil tersenyum, dan bertanya dengan suara rendah : "Di mana perbedaannya?"
Melly Jian berkata sambil tersenyum : "Tampangnya, ayahku sangat tampan. Keterampilan memasaknya sama dengan ayahku, hanya saja tampangnya sedikit berbeda."
Melly Jian menghela nafas, dan berkata dengan tidak berdaya : "Tetapi apa boleh buat, hanya sedikit orang yang bisa menandingi tampang ayahku. Jika..."
Melly Jian berhenti sejenak, kemudian mendongak menatap Yuliana Jian, dan berbisik : "Jika ayah benar-benar tidak menginginkan kita lagi, aku bisa mencoba untuk menerima Paman Cheng ini."
Novel Terkait
Mi Amor
TakashiThe Great Guy
Vivi HuangMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Charming Wife
Diana AndrikaKembali Dari Kematian
Yeon KyeongCinta Yang Berpaling
NajokurataMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia