Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 189 Bukan orang lama
Yuliana Jian sangat berhati-hati dalam tahun-tahun ini, dan tidak pernah melakukan sesuatu di luar batas kemampuannya. Tetapi, Villa ini benar-benar membangkitkan rasa penasaran Yuliana Jian, sehingga membuat Yuliana Jian tinggal di tempat ini untuk melihat siapakah pemilik Villa ini.
Setelah Yuliana Jian selesai mencuci sayur, dia juga membantu orang tua itu memberi makan kepada ikan mas yang dipelihara di halaman Villa. Pemilik Villa ini sangat berbeda dengan yang lain, biasanya orang lain memelihara ikan koi atau ikan emas, tetapi pemilik Villa yang ini memelihara ikan mas di kolam air. Satu demi satu ikan mas dirawat hingga menjadi gemuk dan indah, riang gembira tanpa tahu kapan mereka akan menjadi makanan yang dihidangkan di atas meja.
Yuliana Jian kembali ke dapur, dan tidak bisa menahan senyum kepada orang tua itu sambil berkata : "Ikan mas ini sangat menarik."
Orang tua itu mengangguk sambil tersenyum : "Ya, tuan di Villa ini tidak menyukai ikan koi dan ikan emas, dia berkata jika harus memelihara ikan, maka peliharalah ikan seperti ini. Jika nantinya sudah bosan memelihara ikan, maka ikan tersebut dapat dimasak untuk dimakan."
Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa : "Sepertinya, orang ini juga sangat menarik."
Orang tua itu mengangguk, mendesah, lalu menatap Yuliana Jian sambil bertanya dengan hati-hati : "Dilihat dari usiamu, apakah kamu sudah menikah ?"
Yuliana Jian tersenyum sambil berkata : "Aku belum pernah menikah, tetapi aku memiliki seorang anak perempuan. Kenapa ? Kakek, apakah aku terlihat seperti wanita yang sudah menikah ?"
Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepala dengan buru-buru : "Bukan begitu, aku hanya bertanya sembarangan. Tetapi, pasti tidak mudah bagimu membesarkan seorang anak dengan sendirian, apakah kamu tidak ingin mencari seseorang untuk menjadi pendampingmu ?"
Yuliana Jian tersenyum sambil bertanya : "Apakah kakek memiliki orang yang tepat untuk memperkenalkannya kepadaku ?"
Orang tua itu tersenyum sambil berkata : "Ada banyak pria lajang di sekitarku, tetapi aku tidak tahu pria seperti apakah yang kamu inginkan ? Apa persyaratannya ?"
Yuliana Jian berpikir sejenak, dia benar-benar tidak pernah serius memikirkan pria seperti apa yang dia cari untuk dinikahi. Setelah beberapa saat, Yuliana Jian tersenyum sambil berkata : "Mungkin pria yang bisa memasak dan berlaku baik terhadap putriku. Keterampilan memasakku benar-benar biasa saja."
Orang tua itu tersenyum sambil berkata : "Orang seperti itu mudah ditemukan, tetapi harus teliti. Lebih baik pilihlah yang dewasa dan stabil, jangan memilih yang terlalu muda. Pacaran dengan brondong yang sedang populer saat ini, sangat tidak dapat diandalkan. Pria muda seperti itu tidak tahu bagaimana menghidupi keluarga mereka, tidak tahu cara merawat anak, tidak ada rasa tanggung jawab sama sekali."
Mendengar orang tua itu mengatakan ini, Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum ringan : "Aku juga berpikir demikian."
Selesai Yuliana Jian berbicara, orang tua itu mengangguk puas : "Baguslah, jika kamu juga berpikir demikian... Ah, lihatlah ingatanku yang sudah menurun ini, waktunya sudah siang, aku akan menyiapkan makanan untukmu."
Yuliana Jian dengan cepat bangkit, dan tersenyum sambil berkata : "Aku akan membantumu."
Orang tua itu tersenyum sambil menggelengkan kepala : "Tidak perlu, bukankah kamu mengatakan bahwa kamu tidak pandai memasak ? Kalau begitu, pergilah ke halaman dan lihatlah ke sekelilingnya, lihatlah apa yang bisa kami ubah di halaman ini, kamu bisa mengeluarkan pendapatmu."
Yuliana Jian tersenyum sambil bertanya : "Kedepannya, siapakah yang akan tinggal di perkarangan ini ? Apakah hanya kalian berdua ?"
Orang tua itu tersenyum sambil menjawab : "Ya, untuk sekarang seperti itu, tetapi mungkin sebentar lagi, istri dan anak-anak dari tuan akan pindah kemari. Bukankah kamu juga memiliki anak ? Kamu bisa memberitahuku, apa yang perlu dilakukan jika anak-anak pindah kemari, jadi aku bisa menyarankan kepada tuan rumah. Kalau tidak, orang yang sudah tua sepertiku, bagaimana aku tahu apa yang disukai anak-anak dan apa yang tidak disukai anak-anak ?"
"Ternyata begini, apakah dia sudah menikah ?" Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum.
Orang tua itu mengerutkan kening sambil mendesah : "Sudah berpisah....."
Ketika orang tua itu berbicara sampai di sini, dia buru-buru berhenti, dan tersenyum sambil berkata : "Lihatlah aku, aku sudah tua, dan aku menceritakan semuanya kepadamu. Ini adalah masalah pribadi orang lain, dan itu tidak ada hubungannya dengan orang yang sudah tua sepertiku. Pergilah dan lihatlah ke halaman itu. Aku sedikit gugup dan mendadak tidak tahu cara memasak jika kamu terus berdiri di sini. Sekarang kamu adalah seorang tamu, kamu tidak perlu membantuku memasak."
Yuliana Jian tersenyum pelan : "Kalau begitu, aku akan keluar dan melihat-lihat di sana, aku akan memberitahumu jika aku memiliki ide lain."
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, dia berjalan keluar dari dapur dan menuju ke halaman sambil tersenyum. Dekorasi halaman membutuhkan banyak waktu, karena Yuliana Jian telah berjanji kepada orang tua itu, maka ia langsung memikirkan apa yang ingin ia lakukan jika Melly Jian datang kemari, apa yang disukai Melly Jian, diam-diam ia mengingat dalam hati, fasilitas apa yang harus ditambahkan di halaman ini.
Tiba di samping kolam air, Yuliana Jian mengangkat kepala dan melihat ke jendela di lantai dua di seberangnya. Ketika dia melihat ke arah jendela, sepertinya ada sesosok yang bersembunyi di belakang.
Apakah itu dia ? Apakah itu Wirianto Leng ?
Yuliana Jian mengerutkan kening sambil melihat ke arah jendela yang terbuka itu dan berjalan mendekatinya. Tetapi baru saja berjalan beberapa langkah, terdengar suara orang tua itu menyahutku dari belakang : "Makanan sudah siap, datang dan cobalah."
Seketika Yuliana Jian berhenti melangkah, lalu berbalik sambil tersenyum dan berjalan ke arah dapur. Setelah memasuki dapur, Yuliana Jian melihat sepiring udang goreng dengan seledri dan semangkuk sup iga kundur sudah di hidangkan di atas meja makan, Yuliana Jian langsung tidak bisa menahan tawanya : "Ini semua makanan kesukaanku...."
Yuliana Jian semakin yakin bahwa pemilik Villa ini kemungkinan adalah Wirianto Leng, dia bahkan sudah tidak peduli untuk tidak mendahulukan orang tua itu, dan langsung mengambil piring dan memakannya. Tetapi begitu makanannya dimasukkan ke dalam mulut, Yuliana Jian perlahan mengerutkan kening.
Orang tua itu buru-buru mengerutkan kening sambil bertanya : "Ada apa ? Apakah rasa makanannya tidak enak ? Mengapa ekspresimu sangat jelek ?"
Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan lembut, tersenyum sambil berkata : "Bukan, ini sangat enak."
Rasanya enak, tetapi bukan rasa yang ada di dalam kenangan. Benarkah itu bukan dia ?
Orang tua itu tersenyum sambil berkata : "Baguslah jika rasanya enak. Makanlah perlahan-lahan, aku akan pergi mengantar makanan untuk tuanku, ini semua adalah makanan kesukaannya."
Yuliana Jian tersenyum pelan : "Ternyata ini semua adalah makanan kesukaannya ?"
Wirianto Leng tidak suka memakan dua hidangan ini.
Orang tua itu mengangguk sambil tersenyum, dan menuangkan semua makanan ke dalam piring, lalu berjalan keluar dari dapur. Yuliana Jian mengambil satu gigitan hidangan, memakannya, kemudian menertawakan dirinya sendiri.
Yuliana Jian menganggap dirinya sendiri sudah gila, bagaimana dirinya bisa berpikir bahwa pemilik Villa ini adalah Wirianto Leng. Jika itu adalah Wirianto Leng, kenapa Wirianto Leng harus bersembunyi dari dirinya ? Meskipun dia tidak ingin dirinya terus memiliki bayangan tentang dia, tidak ingin bertemu dengan dirinya, tetapi Wirianto Leng juga tidak akan bersembunyi, bahkan tidak mungkin tidak ingin bertemu dengan Melly Jian. Wirianto Leng tidak akan menggunakan cara ini untuk membuat dirinya datang ke Villa ini, lalu menyembunyikan diri.
Yuliana Jian tidak dapat berpikir apa motif Wirianto Leng jika dia adalah pemilik Villa ini dan mengapa dia membuatnya datang kemari, tetapi malah bersembunyi darinya. Kecuali pemilik Villa ini bukanlah Wirianto Leng.
Memikirkan sampai di sini, Yuliana Jian menundukkan kepala, memakan dua gigitan dengan senyum masam. Mungkin senyuman Yuliana Jian terlalu masam sehingga membuat makanan yang dia makan tampak sedikit pahit, dan akhirnya membuat Yuliana Jian hanya memakan beberapa suap saja. Yuliana Jian hanya bisa menyingkirkan piringnya, dan setelah orang tua itu kembali, Yuliana Jian tersenyum sambil berkata kepada orang tua itu : "Aku sudah selesai makan, kalau begitu, aku akan pergi dulu."
Orang tua itu mengangguk sambil tersenyum : "Baiklah, kalau begitu aku tidak mengantarmu keluar. bisakah besok kamu mengantarkan makanan ini lagi ?"
Yuliana Jian tersenyum sambil berkata : "Baiklah, tenanglah, besok aku akan datang mengantarkan makanan ini lagi."
Yuliana Jian berjalan keluar dari halaman sambil tersenyum. Ketika baru saja melangkah keluar dari pintu, tiba-tiba Yuliana Jian melihat kembali ke jendela di lantai dua, tetapi dia tidak mendapati apa-apa.
"Apakah ini benar-benar hanya sebuah ilusi ?" Yuliana Jian berbisik pada dirinya sendiri.
Yuliana Jian mengerutkan kening sambil berjalan menuju ke arah rumahnya. Ketika hendak tiba di dekat pintu rumahnya, tiba-tiba bahunya dihentak oleh seseorang, Yuliana Jian segera berbalik dan bertanya dengan nada dingin : "Siapa ?"
Dia mendapati seorang pria yang sedang berdiri di belakangnya terdiam sejenak, lalu segera tersenyum kembali : "Nona Mu, apakah kamu lupa siapakah aku ? Aku adalah Hugo Cheng."
Yuliana Jian mengangguk, mengerutkan kening sambil berkata : "Aku tahu, ada apa lagi ?"
Hugo Cheng mengangkat tangan, merentangkan telapak tangan, menampilkan sebuah kunci, tersenyum sambil berkata : "Nona Mu, apakah ini adalah kuncimu ?"
Yuliana Jian buru-buru menundukkan kepala, meraba headband, kemudian buru-buru mengambil kunci dari tangan Hugo Cheng : "Terima kasih, aku bahkan tidak tahu bahwa aku kehilangan kunci."
Hugo Cheng tersenyum sambil berkata : "Tadi aku terus memanggilmu, tetapi tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan dan kelihatannya sangat serius, jadi aku hanya bisa mengejarmu kemari, maaf, telah mengejutkanmu."
Yuliana Jian buru-buru menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum : "Aku yang harus berterima kasih kepadamu."
"Jika kamu benar-benar ingin berterima kasih kepadaku, bisakah kamu memberiku segelas air minum ? Aku telah banyak berkeliling di desa ini sebelumnya, dan sekarang aku sedikit haus." Hugo Cheng tersenyum lembut dan elegan, dia memiliki temperamen yang sangat unik, dan membuat orang merasa bahwa dia adalah orang yang sangat ramah dan dapat diandalkan, membuat orang tidak mudah untuk menolaknya.
Yuliana Jian hanya bisa mengangguk sambil tersenyum : "Baiklah, masuklah."
Yuliana Jian membuka pintu, dan Hugo Cheng tersenyum sambil berjalan masuk bersama dengan Yuliana Jian. Dia sangat berbeda dengan Aldo Mo yang seperti bocah kecil. Hugo Cheng adalah seseorang yang memiliki batasan sendiri ketika berinteraksi dengan orang lain. Meskipun dia berjalan masuk ke pintu halaman rumah, namun dia hanya berdiri di depan pintu, dan tidak melangkah lebih masuk.
Yuliana Jian membawa keluar secangkir air panas, ketika dia keluar, dia melihat Hugo Cheng sedang menatap boneka monyet kecil yang tergantung di pintu halaman. Yuliana Jian menyerahkan secangkir air itu kepada Hugo Cheng dan berkata sambil tersenyum : "Ini dibuat oleh aku dan putriku. Putriku mengatakan bahwa ini adalah kera sakti, digantung di pintu untuk menghalangi orang jahat."
Hugo Cheng menerima secangkir air itu sambil tersenyum : "Putrimu ? Apakah dia adalah gadis kecil yang bersembunyi di belakangmu kemarin ? Dia kelihatannya sangat lucu."
Yuliana Jian menggelengkan kepala dan mendesah : "Dia terlalu nakal, terkadang dia sangat lucu, dan terkadang sangat menyusahkanku."
"Semua anak-anak memang seperti itu, aku paling suka dengan anak-anak, tetapi sayangnya, aku tidak ditakdirkan untuk memiliki anak." Hugo Cheng menggelengkan kepala sambil tersenyum masam.
"Ada apa ?" Yuliana Jian tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, kemudian Yuliana Jian buru-buru berkata : "Oh, maaf, aku bukan sengaja menanyakan kehidupan pribadimu."
Hugo Cheng berkata sambil tersenyum : "Tidak apa-apa, sebenarnya juga bukan masalah besar, aku tidak bisa memiliki anak. Istriku pergi karena masalah ini. Dia juga sangat menyukai anak-anak dan ingin memiliki anak kandung sendiri. Tetapi aku tidak dapat memenuhi keinginannya, jadi aku hanya bisa melepaskannya....."
Novel Terkait
Balas Dendam Malah Cinta
SweetiesMr. Ceo's Woman
Rebecca WangAsisten Bos Cantik
Boris DreyLove Is A War Zone
Qing QingTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia