Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 300 CEO yang Arogan

Wirianto Leng tidak bisa menahan dirinya untuk mengangkat sudut bibirnya, dan menatao Yuliana Jian dalam waktu yang lama. Tampang Yuliana Jian yang malu, megingatkan Wirianto Leng tentang waktu yang dihabiskan Yuliana Jian bersamanya. Tetapi Wirianto Leng segera mengerutkan kening, menundukkan kepalanya, dan melepaskan tangan Yuliana Jian. Wirianto Leng tidak berani terlalu agresif, dia takut emosi Yuliana Jian akan menjadi kacau lagi, jika dia mengekspresikan perasaannya.

Jadi Wirianto Leng perlahan-lahan melepaskan tangan Yuliana Jian, dan berkata dengan rendah: "Sudah selesai, pergelangan tanganmu seharusnya sudah membaik dari sebelumnya, jika kamu merasa lelah, istirahatlah di sofa. Aku akan menjagamu, kamu tidak perlu takut akan berjalan sambil tidur lagi."

Yuliana Jian segera menarik tangannya, dia melihat ke pergelangan tangannya dan mencium aroma obat yang samar di pergelangan tangannya. Dia merasa jantungnya berdetak kencang dan otaknya berdengung, jika Wirianto Leng tidak melepaskan tangannya, Yuliana Jian ​​pasti akan pingsan lagi. Yuliana Jian tidak berani menatap Wirianto Leng lagi, dia segera berbaring di atas sofa dan menutup matanya, karena dia sangat bingung, dia bahkan memilih untuk membelakangi Wirianto Leng.

Wirianto Leng menatap punggung Yuliana Jian, dia perlahan-lahan bangkit, mengambil selimut di sebelahnya, lalu mengenakannya kepada Yuliana Jian.

"Tidur yang nyenyak, tidak perlu takut." kata Wirianto Leng dengan suara yang rendah.

Yuliana Jian mendengar ucapan Wirianto Leng, dia terlihat seperti telah disihir, dia benar-benar merasa tenang, dan perlahan-lahan menutup matanya. Tidak butuh waktu lama setelah dia tertidur, dia masih bisa merasakan Wirianto Leng yang berada di sisinya. Tetapi hal yang aneh adalah dia merasa tenang ketika Wirianto Leng berada di sisinya. Yuliana Jian tertidur dengan nyenyak, tanpa mimpi buruk.

Yuliana Jian membuka matanya, menggosok matanya, dan meregangkan pinggangnya. Dia tidak pernah merasa sesantai dan sesadar ini seperti sekarang. Sepertinya dia sudah lama tidak tertidur dengan nyenyak. Tidur tadi seperti telah mengumpulkan kembali semua energinya.

Yuliana Jian duduk di sofa, dan secara spontan menoleh ke sekeliling, untuk mencari keberadaan Wirianto Leng. Ketika melihat Wirianto Leng tidak berada di sekitarnya, Yuliana Jian buru-buru berdiri, dan berlari ke pintu tanpa mengenakan alas kaki. Yuliana Jian sangat takut sekarang, takut bahwa Wirianto Leng akan meninggalkannya sendirian di sini, Ini adalah pulau yang terisolasi, jika Wirianto Leng membuangnya di sini, Yuliana Jian tidak tahu bagaimana caranya untuk bertahan hidup.

Yuliana Jian berlari ke pintu, dan melihat Wirianto Leng sedang menyiapkan panggangan, mata Yuliana Jian memerah. Wirianto Leng mendengar seseorang berlari ke arahnya, dia segera membalikkan badannya, dan melihat Yuliana Jian yang sedang bersedih dan hampir menangis. Wirianto Leng mengerutkan keningnya, lalu berjalan ke samping Yuliana Jian, dan bertanya dengan lembut: "Kenapa? Kenapa kamu menangis?"

Yuliana Jian menyeka air matanya dengan punggung tangannya, lalu menatap Wirianto Leng dengan sedih, dan berkata sambil menangis: "Aku kira kamu telah membuangku, aku kira kamu tidak peduli lagi denganku. Kamu tidak boleh tidak memedulikanku, aku sangat takut di sini, aku takut hantu, takut gelap, takut serangga, dan takut segalanya!"

Yuliana Jian sudah tidak memikirkan apa yang sedang dipikirkan oleh Wirianto Leng, dia hanya merasa bahwa dia tidak boleh dibiarkan sendirian. Walaupun Wirianto Leng tidak terlihat seperti orang baik, tetapi setidaknya dia tidak pernah melakukan hal-hal yang jahat terhadapnya. Jika Wirianto Leng benar-benar meninggalkannya, Yuliana Jian tidak tahu apa yang akan dia temui.

Ketika Wirianto Leng mendengar apa yang dikatakan oleh Yuliana Jian, dia terkekeh. Dia merasa bahwa Yuliana Jian yang seperti ini juga sangat lucu, seolah-olah Yuliana Jian memperlihatkan sisi lain dari dirinya kepadanya, sisi Yuliana Jian yang belum pernah dilihat olehnya. Yuliana Jian masih belum belajar untuk mandiri, Wirianto Leng tahu jika Yuliana Jian yang sekarang memasuki Keluarga Leng, dia mungkin akan dibunuh oleh serigala buas itu sampai mati. Tetapi Wirianto Leng tidak bisa tidak berharap, jika ada kesempatan baginya untuk mengulang lagi, dia berharap dia bisa memiliki kekuatan yang besar, agar bisa membuat Yuliana Jian terus hidup dengan polos, dan bisa langsung mengatakan bahwa dia takut, alih-alih memendam di dalam hatinya sendiri.

Wirianto Leng merasa bahwa kondisi psikologis Yuliana Jian, berasal dari masa-masa sebelumnya, karena siksaan emosionalnya dengan Yuliana Jian, karena Yuliana Jian telah mengalami semua kemalangan, yang membuat Yuliana Jian berada di ujung titik kehancurannya, dan August Leng hanya perlu mendorong Yuliana Jian, dan Yuliana Jian akan benar-benar jatuh ke dalam jurang yang dalam.

Wirianto Leng mengulurkan tangannya, menyeka air mata Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Jangan menangis lagi, kamu terlihat seperti anak kecil. Aku selalu berada di sampingmu, dan aku melihat langit sudah gelap. Jika kamu terbangun dan lapar, dan aku belum selesai memanggang, bukankah kamu harus menahan lapar dalam waktu yang lama? Tubuhmu masih lemah, dan tidak bisa menahan lapar dalam waktu yang lama. Jadi aku menyalakan api terlebih dahulu, dan ternyata kamu telah bangun, waktu yang sangat pas untuk makan BBQ."

Yuliana Jian menggosok matanya, dia menundukkan kepalanya untuk melihat kerang yang berada di sampingnya, dan bertanya dengan nada orang yang habis menangis: "Kerang juga dipanggang?"

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Betul, katanya sangat enak."

Yuliana Jian menelan ludahnya, dan perutnya berbunyi, Yuliana Jian berkata dengan wajah yang memerah: "Karena aku tidak makan dengan kenyang pada siang hari, jadi perutku berbunyi sekarang. Biasanya aku makan sedikit, aku bukan seorang wanita yang pemakan segalanya."

Yuliana Jian sengaja berpura-pura menjadi seorang gadis kecil, dan mencoba untuk menyembunyikan kondisi perutnya yang lapar, dia berusaha menyamar sebagai gadis kecil dengan nafsu makan kecil di hadapan Wirianto Leng.

Wirianto Leng dan Yuliana Jian telah hidup bersama dalam waktu yang lama, dan dia tentu saja mengetahui apa selera Yuliana Jian. Wirianto Leng tertawa dengan ringan, lalu berkata dengan suara rendah: "Kamu memang terlihat makan dengan sedikit, kamu duduklah terlebih dahulu, aku akan menyajikannya kepadamu jika aku sudah selesai memanggangnya."

Yuliana Jian mengangguk, dan duduk di kursi rotan. Pada saat ini, langit sudah gelap. Selain villa Wirianto Leng dan Yuliana Jian yang bercahaya, di tempat lain tidak ada cahaya. Di sekeliling hanya terdengar suara ombak, dan suara api yang bersentuhan dengan daging. Hal ini membuat Yuliana Jian sedikit takut, dia dengan cepat menarik kursi rotannya, dan mendekat ke arah Wirianto Leng, lalu melihat Wirianto Leng yang sedang memanggang, dia berkata sambil tersenyum: "Sebenarnya kamu CEO atau bukan, kenapa kamu sangat hebat dalam memanggang, dan menggali kerang?"

Wirianto Leng menoleh untuk menatap Yuliana Jian dan tersenyum sambil berkata: "Itu karena kemampuan pemahamanku sangat tinggi."

Yuliana Jian memutar bola matanya, dan berkata dengan suara kecil: "Sangat sombong."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Ada bubur di dalam cangkir termos di sampingmu, kamu makanlah terlebih dahulu. Kalau tidak tubuhmu akan terasa tidak nyaman jika kamu makan BBQ dengan perut kosong."

Yuliana Jian segera mengambil cangkir termos di sampingnya, dia meminum sesuap bubur, lalu menghembuskan napasnya panjang-panjang, dan berkata sambil tersenyum: "Rasa bubur putih ini sangat enak, sebenarnya membuat bubur menguras banyak tenaga, Kamu sangat hebat, pantas saja kamu sangat disukai oleh wanita....."

Ketika Yuliana Jian mengucapkan hal ini, dia merasa dirinya seolah-olah telah membocorkan isi pikirannya sendiri, dia segera mengerutkan bibirnya, dan menundukkan kepalanya. Karena Yuliana Jian yang tiba-tiba terdiam, suasananya menjadi sedikit canggung. Udara malam terasa sangat sepi. Wirianto Leng melirik Yuliana Jian, lalu tersenyum dan berkata: "Biarkan aku memutar musik...."

"Jangan......jangan........" Yuliana Jian segera mengangkat kepalanya, dan segera berkata sambil menggelengkan kepalanya: "Jika memutar musik, di lingkungan seperti ini, terdengar seperti suara hantu yang menjerit. Terutama lagu-lagu bahasa Inggris, aku melihat dari film horror bahwa hantu akan keluar pada saat musik lembut diputar. Sekelompok orang mengadakan pesta, lalu hantu perlahan-lahan keluar......sangat menakutkan!"

Wirianto Leng mengerutkan keningnya: "Jadi tidak perlu memutar apa pun?"

Yuliana Jian kembali menggelengkan kepalanya: "Jangan, terlalu sunyi, dan juga terlalu menakutkan."

Wirianto Leng tiba-tiba menyadari bahwa Yuliana Jian di hadapannya sedikit susah untuk dihadapi, Wirianto Leng sedikit mengernyit, dan menatap Yuliana Jian dengan serius, lalu berkata: "Lalu, apa saranmu?"

"Putar opera.....opera lebih baik, makan BBQ sambil mendengar opera....." jawab Yuliana Jian dengan cepat.

Wirianto Leng tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa: "Mendengar opera?"

Yuliana Jian mengangguk: "Betul, kamu jangan tertawa. Sebenarnya cara terbaik untuk makan BBQ adalah di pinggir jalan, minum bir sambil memakan BBQ, dan tempatnya sedikit berantakan. Sekarang kita tidak berada di pinggir jalan, tidak ada banyak orang. Tetapi jika kita mendengar opera, maka kita bisa memiliki suasana seperti yang seharusnya, sepertinya itu sangat menarik. Kamu tidak mungkin tidak bisa mendengar opera, bukan?"

Wirianto Leng menahan tawanya, lalu berkata dengan suara rendah: "Aku bisa berusaha, aku akan mencarinya."

Setelah Wirianto Leng selesai bicara, dia segera mengeluarkan laptop, lalu memainkan opera. Setelah melihat video, Wirianto Leng tersenyum lalu berbalik untuk lanjut memanggang. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng berbalik, Yuliana Jian segera menggigit bibirnya, dan berjalan menuju laptop.

Yuliana Jian tidak benar-benar ingin mendengarkan opera, Yuliana Jian ingin melihat apakah dia dapat mengambil kesempatan untuk berhubungan dengan August Leng, sekarang dia berada di depan laptop, mungkin dia bisa mengirim email dari sini untuk menghubungi August Leng. Pulau ini masih memiliki sinyal internet, meskipun Yuliana Jian tidak tahu koordinat pulau ini, tetapi jika August Leng menerima email-nya, dia pasti dapat menemukannya berdasarkan alamat IP-nya.

Ketika, memikirkan hal ini, Yuliana Jian tidak berani menunda, sambil mengamati pergerakan Wirianto Leng, dia sambil menyentuh keyboard laptop. Tetapi ketika Yuliana Jian menyentuh keyboard, dia menyadari suatu masalah. Kenapa? Kenapa dia tidak dapat mengingat kontak August Leng, nomor teleponnya, alamat emailnya, dia tidak dapat mengingatnya! Ada apa ini? Bagaimana dia menghubungi August Leng sebelumnya? Apakah dia benar-benar menderita amnesia?

Dia hanya mengingat bahwa dia memiliki kekasih yang bernama August Leng, tetapi dia tidak dapat mengingat kontak August Leng. Ketika memikirkan hal ini, Yuliana Jian mengerutkan keningnya, menggigit bibirnya, dan perlahan-lahan kembali ke tempat semula.

Meskipun Wirianto Leng tidak menoleh ke belakang, tetapi dia selalu mengamati setiap gerakan Yuliana Jian. Meskipun Yuliana Jian sekarang terlihat tidak bersalah dan naif, tetapi dia masih adalah Yuliana Jian, dan Yuliana Jian tidak bisa duduk diam, karena dia percaya dari dalam hatinya bahwa August Leng adalah kekasihnya, dia pasti akan mencoba untuk melarikan diri.

Wirianto Leng melihat Yuliana Jian duduk, dia tahu bahwa Yuliana Jian mungkin lupa kontak August Leng. Meskipun Yuliana Jian membuat sketsa kisah cinta yang indah untuk hubungannya dengan August Leng, tetapi detailnya masih tidak dapat diubah. Apa yang palsu adalah palsu, dan bahkan sulit bagi dirinya sendiri untuk menipu dirinya sendiri.

Wirianto Leng melihat Yuliana Jian duduk di kejauhan, karena khawatir bahwa Yuliana Jian ​​akan berpikir aneh-aneh lalu kepalanya sakit, Wirianto Leng tersenyum dan berbalik, menatap Yuliana Jian, lalu berbisik sambil tertawa: "Aku sudah selelsai memanggangnya, bisakah kamu mencicipinya?"

Yuliana Jian mengangkat kepalanya dengan sedih dan melirik Wirianto Leng, lalu mengambil piring dan menggigit sepotong daging, kemudian Yuliana Jian ​​segera melebarkan matanya, melihat Wirianto Leng, lalu berteriak dengan kaget: "Daging ini sangat lezat! Aku belum pernah makan BBQ yang begitu lezat! Apakah kamu adalah seorang koki?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dia tidak bisa menahan dirinya untuk tertawa: "Terima kasih atas pujianmu."

Yuliana Jian makan sepotong daging lagi, lalu memiringkan kepalanya dan berkata: "Sebenarnya, aku sangat ingin tahu tentangmu, kamu memiliki uang, kamu terlihat sangat cakap, kamu terlihat kuat, dan memiliki keahlian memasak yang baik. Kenapa istri dan anak-anakmu tidak berada di sisimu? Apakah terjadi sesuatu yang membuatmu berpisah dengan mereka? Tidak akan ada wanita yang begitu bodoh dengan mencampakkanmu, bukan?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: "Tidak, mereka tidak berpisah denganku, mungkin ada beberapa masalah yang membuat kita tidak bisa bersama. Tetapi kami masih sekeluarga, karena hati kami masih bersama."

Yuliana Jian mengerutkan bibir, dan tidak bisa menahan tawanya ketika mendengar ucapan Wirianto Leng: "Hati bersama? Maka kalian sekeluarga? Kedengarannya sangat konyol, itu seperti perkataan di film-film Hongkong."

Yuliana Jian tersenyum ketika mengatakan hal tersebut, lalu perlahan-lahan terdiam, mengerjap, dan berbisik: "Tetapi....tetapi aku bisa mengerti perasaan itu, sama seperti ketika ibuku meninggal, tetapi aku tidak berpikir dia terlalu jauh dariku, kadang-kadang kebiasaanku sangat mirip dengan ibuku. Meskipun dia sudah pergi, tetapi aku merasa bahwa ibuku telah terintegrasi ke dalam hidupku, ini adalah kebersamaan, bukan? Mungkin kamu telah banyak berubah karena keluargamu, karena itu kamu bisa berkata seperti itu, apakah benar?"

Wirianto Leng mengingat kembali dirinya yang sebelumnya, kemudian memikirkan dirinya yang sekarang, Wirianto Leng mengangguk perlahan dan berkata sambil tersenyum: "Apa yang kamu katakan tidak salah, sebelumnya aku bukan orang yang seperti ini. Aku berubah setelah bertemu dengan istriku."

Yuliana Jian segera melebarkan matanya dan berkata sambil tersenyum: "Lihatlah....aku tahu kamu pasti berbeda dari sebelumnya. Apakah kamu tahu bahwa watakmu tidak sesuai dengan bagaimana menggali kerang dan memasak? Kamu sama sekali tidak cocok untuk memasak! "

Wirianto Leng tersenyum berkata: "Lalu apa yang cocok untukku?"

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak, lalu dia tidak bisa menahan tawanya dan berkata: "Yang cocok untukmu? Yaitu CEO arogan yang biasa ada di dalam drama-drama, yang menghabiskan 10 juta yuan untuk membeli dirimu, tetapi dia memperlakukanmu dengan buruk. Kemudian mati karena disiksa, intinya peran utama wanitanya sangat dimanjakan, CEO yanga arogan! Kamu cocok untuk menjadi orang yang seperti itu, kamu benar-benar tidak cocok menjadi ayah rumah tangga!"

"CEO yang arogan?" Wirianto Leng mendengar ucapan Yuliana Jian, dan tidak bisa menahan tawanya : "Aku?"

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu