Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas

Yuliana Jian mendengar perkataan wanita ini dan langsung menghentikan langkah kaki, lalu berkata dengan mengerutkan dahi: “Kalau Nona ini bukan mau pergi ke toilet, aku tidak bisa menemani.”

Wanita itu langsung mengulurkan tangan dan menghalang Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum: “Kenapa buru-buru pergi? Aku bisa tahu kamu adalah istri Kak Wirianto, berarti aku adalah orang yang berhubungan dengan Keluarga Leng, kamu berani tidak sopan denganku? Yuliana Jian, aku beritahu kamu, istri Kak Wirianto cuman bisa aku, Peggy He. Orang lain hanyalah pengganti sementara. Sebaiknya beberapa lama ini kamu jangan membuat masalah, jangan berharap memiliki Kak Wirianto, kalau tidak aku tidak akan mengampunimu.”

“Orang yang seharusnya kamu lawan bukan aku.” Yuliana Jian berkata dengan nada dingin: “Sebentar lagi aku akan meninggalkan Keluarga Leng, Keluarga Leng ini tidak akan berhubungan lagi denganku, untuk apa memberikan kesan suka menindas yang lemah pada Wirianto Leng demi aku? Bagaimanapun sifat seorang pria, mereka semua tidak akan berharap istrinya yang akan datang suka memancing dan menghina orang lain tanpa alasan.”

Peggy He berkata dengan dingin: “Huh, menindas yang lemah? Siapa tuh yang cuman menjadi istri Kak Wirianto secara hukum saja, tapi sudah mulai merendahkan orang dan merasa Kak Wirianto cuman milik kamu?”

Yuliana Jian mendengar perkataan Peggy He dan merasa sedikit aneh, sejak kapan dia pernah bilang Wirianto Leng hanya milik dia?

Yuliana Jian sedikit mengerutkan dahi dan berkata dengan suara rendah: “Ada yang membicarakan aku di depan Nona He kan? Kelihatannya orang itu mau memanfaati Nona He untuk menghukum aku dan membuat kita berdua bermusuhan, lalu dia yang mendapat keuntungan. Aku sama sekali tidak pernah berkata seperti ini. Aku tahu sangat jelas kedudukanku sendiri dan tidak akan……”

Berkata sampai di sini, Yuliana Jian sedikit menyipitkan mata, setelah berhenti sebentar, dia baru berkata pada Peggy He dengan suara pelan: “Tidak akan mengharapkan apa-apa.”

Pada akhirnya Yuliana Jian juga merasa sedikit gelisah, dia bilang dirinya tidak mengharapkan apa-apa, tapi pikiran di dalam hati mana mungkin bisa dikendalikan dengan begitu mudah.

“Keuntungan?” Peggy He menyipitkan mata dan berkata dengan kesal: “Dijebak Leny Liu si wanita hina lagi.”

“Leny Liu? Kenapa dia bilang begitu?” Yuliana Jian mengerutkan dahi dan bertanya balik.

Yuliana Jian sungguh tidak paham tujuan Leny Liu berbuat begitu, sekarang Wirianto Leng sudah mengajak dia menjadi pasangan berdansa, hal ini seperti Wirianto Leng berkata pada semua orang kalau wanita yang paling penting di sisinya sekarang masih adalah Leny Liu. Kenapa Leny Liu masih membuat Peggy He mencari gara-gara padanya? Masa Leny Liu tidak merasa dirinya adalah wanita paling penting di sisi Wirianto Leng? Karena Leny Liu tidak memiliki percaya diri, maka baru menjebak semua wanita yang ada di sisi dan mungkin bersama dengan Wirianto Leng?

“Apa hubungannya denganmu? Dia adalah wanita hina, kamu juga tidak ada apa-apanya.” Peggy He menatap Yuliana Jian dan berkata dengan marah: “Kamu bilang kamu sungguh tidak ada perasaan sama sekali dengan Kak Wirianto? Sungguh tidak akan menyukai Kak Wirianto kan?”

Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berkata: “Apakah aku akan menyukai Wirianto Leng, tidak ada hubungan sama sekali dengan Nona He. Kelihatannya Nona He sangat tidak asing dengan Keluarga Leng, mungkin sudah tidak membutuhkan aku bawa Anda ke toilet, aku pergi dulu.”

Setelah Yuliana Jian selesai berkata, dia langsung balik badan dan bersiap kembali ke dapur.

Tapi Yuliana Jian belum pergi, dia langsung mendengar Peggy He berteriak dengan kencang: “Aku sedang bicara denganmu, kamu mau ke mana? Jawab aku, sebenarnya kamu suka Wirianto Leng atau tidak?”

Lalu Yuliana Jian langsung merasa dirinya ditarik Peggy He dengan kencang, Yuliana Jian berdiri tidak seimbang dan langsung jatuh ke samping. Dia menjatuhkan vas bunga di samping, pecahan vas bunga yang mental seketika melukai punggung tangan Yuliana Jian, Yuliana Jian langsung mengerutkan dahi dan melihat ke Peggy He. Yuliana Jian mengecap bibir dengan kuat, luka di punggung tangan dia berdarah secara perlahan-lahan.

Peggy He mundur satu langkah, wajahnya terlihat sedikit panik, tapi dia malah masih berkata dengan tidak mau mengaku: “Semuanya karena kamu, kalau bukan kamu yang tidak menjawab pertanyaanku, aku juga tidak akan menghalang kamu pergi. Lagipula ini juga karena kamu yang berdiri tidak seimbang, tidak ada hubungan denganku.”

Suara vas bunga pecah sangat kencang, Yuliana Jian mendengar ada yang datang dengan terburu-buru dan langsung berkata pada Peggy He: “Tenang saja, aku akan menanggung hal ini. Aku akan bilang aku yang hampir pingsan dan menjatuhkan vas bunga, kamu yang datang mengangkat aku, kamu harus ingat jawaban ini.”

“Kamu, kamu kenapa berbuat begitu……” Peggy He sama sekali tidak menduga Yuliana Jian akan menanggung tanggung jawab ini sendiri.

Memecahkan vas bunga tidak apa-apa, tapi tanggung jawab karena mengganggu pesta sungguh bukan hal yang kecil.

Yuliana Jian mengerutkan dahi, melihat orang lain belum datang, dia berkata pada Peggy He dengan dingin: “Aku berbuat begitu cuman demi menghindari masalah, aku pingsan sendiri dan menjatuhkan vas bunga adalah kecelakaan aku sendiri. Kita berdua terjadi pertengkaran dan memecahkan vas bunga adalah perilaku tidak berpendidikan kita berdua. Kecelakaan yang tidak disengaja lebih mending daripada dua orang wanita yang tidak berpendidikan bertengkar kan. Aku cuman memilih tindakan yang pengaruhnya lebih kecil terhadapku, dan kamu mendekati aku juga karena dimanfaati orang. Aku juga mengerti perasaanmu pada Wirianto Leng, tapi tidak berarti kamu boleh sepenuhnya tidak mengakui kesalahanmu. Mohon kamu ingat hal ini, jangan dimanfaati orang lain lagi.”

“Aku……aku……” Peggy He yang awalnya masih melalaikan tanggung jawab, setelah mendengar perkataan Yuliana Jian, dia tidak tahan dan mengulurkan tangan, bersiap pergi mengangkat Yuliana Jian.

Tapi vas bunga pecah ke mana-mana, Peggy He juga memakai sepatu hak tinggi yang sangat tinggi, berjalan beberapa langkah dengan tidak stabil, dia tidak berani maju terus lagi. Saat ini tiba-tiba seseorang berlari ke sini dan menggendong Yuliana Jian, gerakannya sangat cepat, sampai saat Yuliana Jian digendong pria ini, dia baru melihat jelas ternyata pria yang menggendong dia adalah August Leng.

Yuliana Jian langsung mengerutkan dahi dan berusaha melepas: “Lepaskan aku.”

Kalau ada orang lain lagi yang datang karena suara tadi, akan menjadi seperti apa kalau terlihat orang-orang itu? August Leng menggedong Yuliana Jian keluar dari kumpulan pecahan vas bunga itu, dia baru melepaskan Yuliana Jian.

Saa Yuliana Jian dilepaskan, dia langsung mendorong August Leng dengan kuat, tapi August Leng malah menangkap tangan Yuliana Jian dan mengeluarkan sapu tangan sutra yang ditaruh dia di kantong jasnya sebagai hiasan, lalu menutupi luka di punggung tangan Yuliana Jian.

August Leng mengerutkan dahi dan menatap Yuliana Jian, lalu berkata dengan dingin: “Kamu sedang apa sih? Kenapa membuat suara yang begitu besar? Luka di punggung tangan kamu juga, terjadi apa ini? Siapa yang melukai kamu?”

Yuliana Jian tidak tahu kenapa August Leng begitu khawatir terhadapnya, jelas-jelas luka yang dibawa August Leng padanya juga tidak sedikit, sekarang August Leng berpura-pura perhatian, sebenarnya apa maksudnya? Tapi melihat tindakan August Leng yang sekarang, dia tidak seperti berpura-pura juga.

Yuliana Jian mencoba menarik kembali tangannya, tapi August Leng malah menggenggam tangan Yuliana Jian dengan erat dan memerbannya dengan sapu tangan sutra, dia mengerutkan dahi dan berkata: “Apa yang sedang kamu hindari? Perban tanganmu dulu.”

“Kalian……” Peggy He yang berdiri di samping menunjuk Yuliana Jian dan August Leng, lalu berkata dengan suara pelan: “Sebenarnya kalian adalah sepasang?”

Yuliana Jian langsung menggeleng kepala, tapi Yuliana Jian belum sempat berkata. Yuliana Jian langsung melihat Nyonya Tua Leng membawa Wirianto Leng dan Leny Liu kemari, di belakangnya masih ada Steven Leng dan Tania Sui.

Nyonya Tua Leng melihat vas bunga yang hancur di lantai dan bertanya sambil mengerutkan dahi: “Sebenarnya terjadi apa? Membuat suara begitu besar, tamu di ruang depan sudah mendengar semua.”

Yuliana Jian langsung melepaskan tangan August Leng dan menjawab kepada Nyonya Tua Leng dengan suara rendah: “Hari ini aku tidak enak badan, hampir pingsan dan tersenggol vas bunga, lalu Nona He kebetulan melihat dan datang mengangkatku.”

Leny Liu langsung melihat ke Peggy He sambil tersenyum dan berkata: “Peggy, benar begitu? Sebenarnya aku merasa sangat penasaran kenapa kamu bisa ada di sini. Biasanya sikap kamu selalu tidak terlalu baik, aku rasa sepertinya kamu tidak mungkin membantu orang. Jangan-jangan kamu sengaja datang mencari gara-gara dengan Nona Yuli karena kamu mendengar sebenarnya dia adalah istri Wirianto secara hukum?”

Leny Liu berkata sampai di sini, lalu menoleh dan melihat Yuliana Jian dengan perhatian dan lembut, dia berkata sambil tersenyum: “Yuliana, kamu jangan sampai tidak berani berkata jujur karena diancam seseorang, sekarang ada Nyonya Tua, dia pasti akan mendukung kamu.”

“Kamu……” Peggy He menatap Leny Liu, mengerutkan dahi dan mau membantah.

Yuliana Jian langsung mengangkat tangan dan menghalang Peggy He, dia melirik tangan Leny Liu yang menggandeng lengan Wirianto Leng, lalu mengangkat kepala dan berkata pada Nyonya Tua Leng sambil tersenyum: “Nenek Buyut, aku yang tidak sengaja menyenggol. Aku yang……”

Yuliana Jian yang berkata sampai di sini sedikit bergoyang dan terlihat sudah mau pingsan, Peggy He yang berdiri di belakang Yuliana Jian langsung mengulurkan tangan dan menangkap Yuliana Jian. Yuliana Jian balik badan dan tersenyum pada Peggy He, lalu berkata: “Terima kasih Nona He, tadi kamu juga mencoba menangkapku seperti ini, kamu sungguh adalah wanita yang lembut dan baik hati.”

Biasanya Peggy He angkuh dan bertindak seenaknya, ini pertama kali dipuji lembut dan baik hati, melihat orang lain menatap dia dengan pandangan kagum, Peggy He semakin bersungguh-sungguh mengangkat Yuliana Jian dan berkata dengan suara pelan: “Kamu jangan jatuh lagi.”

Yuliana Jian mengangguk dengan pelan, lalu menoleh ke Nyonya Tua Leng dan berkata sambil tersenyum: “Nyonya Tua, aku tidak sengaja menyenggol vas bunga, aku bersalah, aku yang terlalu tidak berhati-hati.”

Nyonya Tua Leng tersenyum perlahan-lahan: “Ini bukan apa-apa, cuman sebuah vas bunga saja, kamu juga sudah terlalu bersusah payah, wajah kamu sangat pucat, cepat kembali dan istirahatlah, sekarang juga tidak butuh kamu untuk membantu lagi. Kami kemari juga karena mengira terjadi sesuatu, kelihatannya sekarang tidak terjadi apa-apa, itu yang terbaik.”

Setelah Nyonya Tua Leng berkata, dia balik badan dan melihat sekilas Leny Liu, lalu berkata dengan dingin: “Tadi kamu bilang kalau di sini terjadi kekacauan, bilang Nona He datang mencari Yuliana dengan agresif, kelihatannya tidak apa-apa kok, keduanya bergaul dengan baik. Lain kali jangan terlalu banyak berpikir lagi, kalau kamu ada pikiran ini, mending gunakan untuk mencari seorang pria, kedepannya aku akan menyuruh Wirianto memberimu angpao yang besar.”

Leny Liu langsung mengecap bibir dan mengambil nafas dalam, lalu berkata dengan dingin: “Terima kasih Nyonya Tua sudah mengingatkan.”

Nyonya Tua Leng melihat orang-orang di sekeliling dan berkata sambil tersenyum: “Sudah, sekarang juga sudah tidak ada masalah, kita pergi saja. Yuliana, kamu……”

Peggy He yang memegang Yuliana Jian langsung berkata: “Aku antar Kak Yuliana pergi.”

Nyonya Tua Leng melihat Peggy He sambil tersenyum dan mengangguk: “Baiklah kalau begitu, tamu di depan masih menunggu, kami pergi dulu, Wirianto, ayo kita pergi.”

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian, mengerutkan dahi dan melihat sapu tangan sutra yang diperban di tangan Yuliana Jian, dia tidak berkata apapun pada Yuliana Jian dan langsung pergi, August Leng melihat semua orang sudah pergi, dia berkata pada Yuliana Jian dengan dingin: “Kamu cepat pulang perban lukamu dengan teliti, jangan sampai meninggalkan bekas.”

August Leng baru balik badan dan pergi, melihat orang-orang sudah pergi, Peggy He baru berkata pada Yuliana Jian dengan marah: “Kak Yuliana, ternyata semuanya adalah jebakan Leny Liu, dia sengaja beritahu aku kalau kamu memonopoli Kak Wirianto, juga sangat menyukai Kak Wirianto, lalu bilang semua orang yang suka dengan Kak Wirianto adalah orang jelek, makanya aku mencari gara-gara denganmu. Tidak terduga setelahnya dia membawa Nyonya Tua Leng dan yang lainnya kemari, sungguh licik.”

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu