Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 98 Kamu menggendong aku
Wirianto mengulurkan tangan dan menyeka air mata Yuliana, kemudian merangkul Yuliana dalam pelukan, Yuliana memeluk erat Wirianto. Jika beberapa bulan sebelumnya, Yuliana sama sekali tidak menyangka, Wirianto yang terlihat dingin, di luar dugaan justru di saat dia paling sulit dan menderita, dia lah yang memberikan dirinya kehangatan dan kelembutan.
Saat ini perasaan sedih Yuliana baru benar-benar keluar dari hatinya, hidupnya yang kalang kabut kembali mempunyai arah, dia ingin berusaha agar bisa terus bersama Wirianto. Ingin melahirkan dua orang anak dengan Wiranto, satu anak laki-laki dan satu anak perempuan, pada hari libur dia akan membawa anak-anak bermain ke pantai, mengatakan pada mereka, bagaimana rupa kakek neneknya. Kemudian ingatan akan generasi sebelumnya juga perlahan akan berlanjut terus, orang tuanya juga akan selalu tinggal di sisinya dengan cara lain.
Yuliana tidak bisa menahan senyum, sambil memeluk Wirianto dan berkata : “Aku merasa sudah lebih baik, benar-benar jauh lebih baik.”
Wirianto merangkul Yuliana, dengan kepala tertunduk, melihat senyum di wajah Yuliana, Wirianto mengangkat tangan dan menyeka air mata yang tersisa di sudut matanya, dan berkata : “Sudah dibilang kamu sangat kuat.”
“Itu karena ada kamu di sisiku, aku baru menjadi kuat. Kalau tidak ada kamu, aku tidak tahu apa aku bisa bertahan.” Kata Yuliana penuh senyum.
Yuliana merasakan kehidupan manusia memang banyak jalan berlubang, saat tidak bisa melewatinya, Yuliana benar-benar ingin hancur bersama dengan Sally, berdua mati bersama untuk ikut dikuburkan bersama ayahnya. Namun setelah dilewati, melihat tujuan hidup yang baru, Yuliana baru menyadari pikiran pada saat itu begitu gila dan menakutkan.
Wirianto tersenyum dan berkata : “Kalau aku tidak ada di sisimu, kamu juga kuat.”
“Mengapa?” Yuliana mendongakkan kepala dan bertanya dengan alis mengkerut : “Apa mungkin kita akan berpiash? Kamu tidak menginginkan aku lagi?”
Dengan kernyitan di dahi, Wirianto menggeleng, namun tidak berkata apa-apa. Yuliana berjingkat, dengan lembut dia mengecup bibir Wirianto, lalu dengan senyum berkata : “Kelak bersama dirimu, adalah hal paling penting dalam hidupku, aku akan selalu lengket padamu, kamu tidak boleh tidak menginginkan aku!”
Selesai bicara, Yuliana menggandeng tangan Wirianto berjalan ke pinggir pantai dan duduk di situ. Angin meniup wajah Yuliana, Yuliana merasa nyaman dan memejamkan mata lalu bersandar pada bahu Wirianto.
Wirianto sangat diam, tidak mengatakan apa pun, Yuliana yang bersandar pada bahu Wirianto juga tidak berbicara. Mereka berdua duduk di pinggir pantai dalam diam, melihat matahari terbenam, pantai menjadi sedikit sejuk. Yuliana baru dengan senyum berkata pada Wirianto : “Ayo, kita kembali.”
Baru jalan beberapa langkah, tiba-tiba Yuliana memiringkan badannya, dan berkata : “Sshhh……kakiku tertusuk kulit kerang.”
Wirianto jongkok di depan Yuliana: “Aku akan menggendongmu.”
Yuliana segera tersenyum dan bertiarap pada punggung Wirianto, tangannya melingkari leher Wirianto, berkata : “Baiklah, beri kamu satu kesempatan untuk menggendongku. Berat tidak?”
Wirianto yang menggendong Yuliana di punggungnya menjawab : “Tidak berat, masih boleh gemuk sedikit lagi.”
Yuliana tertawa dan berkata : “Aku juga pikir begitu, setelah kita pulang nanti kamu buatkan makanan yang enak untukku, aku ingin makan tumis udang, kuah tulang dan labu, masih ada lagi jamur tumis sawi……”
Wirianto yang menggendong Yuliana, seiring dengan kata-kata yang diucapkan Yuliana, juga perlahan muncul senyum di wajahnya : “Baiklah, kamu ingin makan apa, akan kubuatkan untukmu.”
Sambil tertawa Yuliana bertiarap ke bahu Wirianto : “Ehm, kelak aku akan sering-sering menonton acara kuliner, ada yang enak akan kukasih tahu, agar kamu memasaknya untukku. Tunggu kita punya anak, kita tidak perlu pengasuh, kamu membuat makanan untuknya, aku menemaninya bermain. Tetapi kalau anak kecil ribut juga hal yang repot, aku tidak bisa bangun tengah malam untuk membujuknya. Ehm, kalau dipikir-pikir, kita masih harus ada seorang pengasuh……”
Yuliana dengan cerewet membicarakan masa depan dirinya dan Wirianto, Wirianto mendengarkan dengan alis mengkerut dan perlahan berjalan ke depan. Sampai di vila, Wirianto menggendong Yuliana ke atas ranjang, saat membaringkan dia, Yuliana sudah terlelap. Wirianto menyelimutkan Yuliana, lalu tiba-tiba ponselnya berdering.
Wirianto segera menerima panggilan, mendengar jawaban dari ujung telepon sana, dahi Wirianto mengernyit dan memejamkan mata, dengan suara rendah berkata : “Kalau di sana juga bisa ditemukan, dan tidak aman, maka tidak ada tempat yang lebih aman lagi untuk aku bisa melindunginya. Kecuali……”
Sambil berkata, Wirianto menoleh dan melihat Yuliana yang tidur nyenyak, dengan suara berat berkata : “Aku hanya bisa mengubah rencana.”
Lalu Wirianto memutuskan panggilan, perlahan berjalan ke samping Yuliana, mengangkat tangan pelan-pelan mengusap pipinya, kemudian memeluk erat Yuliana.
Yuliana terbangun karena matahari yang menyilaukan mata, dia membuka mata dan melihat langit biru di luar jendela, dan tidak bisa menahan senyum. Sambil tersenyum dia membalikkan badan, tapi tidak melihat Wirianto, dia segera beranjak dari ranjang, memakai sandal dan lari ke dapur. Bersandar pada pintu dapur, Yuliana melongokkan kepalanya, ternyata benar mendapati Wirianto sedang membuat sarapan.
Sambil tersenyum Yuliana berjalan mendekat, dan memeluk Wirianto dari belakang : “Mengapa bangunnya awal sekali?”
Wirianto sambil memotong sayur sambil menjawab dengan penuh senyum : “Karena mau membuatkan makanan untukmu. Bukankah kemarin kamu sudah memesan beberapa menu makanan? Kalau aku tidak memasak untukmu, aku yang jadi suami ini bukankah sangat tidak bertanggung jawab?”
“Cepat kasih aku lihat, CEO Leng yang masuk ke dapur, masih tampan tidak?” Sambil berkata, dia menyembulkan kepalanya untuk melihat wajah Wirianto.
Kemudian Yuliana tersenyum, mengecup pelan sudut bibir Wirianto, lalu mengangguk sambil berkata : “Ehm, lumayan, CEO Leng yang sedang memasak, masih sama tampannya.”
Wirianto tersenyum dan melirik Yuliana : “Sudah gosok gigi?”
Yuliana menyesap bibir lalu menggeleng.
Wirianto tersenyum lagi dan bertanya : “Sudah cuci muka?”
Yuliana masih tetap menyesap bibir, dan menggeleng, memeluk Wirianto dan berkata : “Aku tidak ingin pergi, aku ingin memelukmu. Bagaimana ini CEO Leng, kamu begitu berbakat dan elegan, malah mencari wanita jorok sepertiku, ini bukankah Tuhan sedang mempermainkan kamu? Aku sungguh merasa sedih untukmu.”
“Jangan manja dan cerewet, pergi cuci muka gosok gigi, kemudian makan.” Wirianto meletakkan pisau sayur, lalu berbalik dan mengecup sudut bibir Yuliana : “Cepat pergi.”
Yuliana mengisut hidungnya, dan menggerutu : “Kamu mengeluh aku bau?”
Sambil tersenyum Wirianto mengangguk : “Ada sedikit.”
Yuliana mengulurkan jarinya dan menyentuh kepala Wirianto, dengan senyum berkata : “Kamu juga berubah menjadi jelek, mulai mengeluh tentangku. Pria ternyata memang tidak bisa diandalkan. Kelihatannya aku tidak boleh melonggarkan sikap waspada, harus mempertahankan bentuk yang sempurna untuk selalu di sampingmu, tunggu aku menjadi wangi, akan membuatmu terpesona.”
Selesai bicara, sambil tersenyum Yuliana berbalik dan keluar dari dapur. Wiranto melihat bayangan punggung Yuliana, pelan-pelan menarik senyumnya, berpaling dan melihat ke arah luar jendela, lalu mendesah pelan. Saat Yuliana sudah kembali, Wirianto telah meletakkan makanan di atas meja makan. Yuliana mengambil sepotong sayur, mencicipi, lalu segera mengangguk penuh senyum dan berkata : “Rasanya sangat enak, tidak disangka keterampilan masakmu begitu bagus!”
Sambil tersenyum Wirianto bertanya : “Bukannya sudah pernah makan masakan aku? Mengapa masih merasa di luar dugaan?”
Yuliana menggeleng dan berkata : “Dulu yang dimasak selalu bubur yang kamu suapin padaku, aku masih belum benar-benar makan sayur yang dimasak olehmu, bagaimana mungkin tidak merasa di luar dugaan.”
Selagi bicara, Yuliana mengambil sayur lagi, angguk berulang kali : “Api masaknya begitu baik, CEO Leng sebenarnya keterampilan kamu begitu baik, tidak berencana untuk buka restoran? Kita juga tidak perlu mengurus masalah keluarga Leng, kamu memasak aku mengurus pembukuan, bukannya cukup menarik.”
Mendengar Yuliana berkata seperti itu, mata Wirianto terkulai, sambil tersenyum dan menggeleng : “Saat ini aku masih belum punya kekuatan, untuk melakukan apa yang diinginkan. Kalau aku hanyalah cabang simpang keluarga Leng, mungkin bisa melepaskan diri dan pergi. Namun aku Wirianto Leng, tidak ada orang yang akan memberikan kesempatan ini untukku. Begitu aku melemah, sekutu aku akan mencampakkan diriku, musuhku akan berusaha agar aku selamanya tidak bisa bangkit berdiri. Dan saat ini aku sudah lama dalam posisi ini, juga tidak akan terbiasa dengan kehidupan orang biasa.”
Mendengar kata-kata Wirianto, Yuliana perlahan meletakkan sumpit yang ada di tangan, dan berkata : “Barusan aku merasa sangat senang, bicara tanpa pikir panjang, kamu jangan anggap serius. Aku tahu kesulitanmu, aku juga cuma bicara sembarangan, jangan kamu anggap serius.”
Wirianto mengangguk : “Aku tahu, sekarang aku memasak untukmu, bukankah kamu juga harus melakukan sesuatu untukku?”
Yuliana menggigit bibirnya, dengan senyum berkata : “Aku akan memijatmu?”
Wirianto melihat pada Yuliana : “Sambil rendam sauna sekalian memijat?”
Yuliana mengangguk, lalu wajahnya menjadi merah, menunduk dan makan dengan cepat. Wirianto melihat wajah Yuliana yang mendadak menjadi merah, lalu bertanya penuh senyum : “Ada apa denganmu? Wajah menjadi merah begitu?”
Yuliana buru-buru mengucek pipinya sendiri, dengan gugup bertanya : “Hah? Apa wajahku sangat merah? Sangat jelas?”
Wirianto mengangguk : “Sangat jelas sekali, kamu menyebut sauna lalu memijat, setelah itu wajahmu merah. Jadi, kamu telah memikirkan bayangan apa, yang membuat wajahmu merah seperti itu?”
Yuliana mengerjapkan matanya, lalu cepat menggeleng, menutupi ekspresi kaget di wajahnya : “Aku, aku tidak membayangkan apa-apa, aku bukan wanita yang dalam kepalanya penuh dengan film jorok seperti yang kamu pikirkan, aku hanya merasa sehat begitu teringat akan sauna, kemudian pijat, lalu tubuh saling bersentuhan, lalu……”
Berkata sampai di sini, wajah Yuliana memerah dan menunduk, lalu berkata : “Baiklah, barusan aku memang kepikiran bayangan yang tidak sehat. Ini juga tidak bisa menyalahkan aku, sauna dan pijat saling bersatu, siapapun akan berpikir tidak-tidak.”
“Kita sudah lama tidak terjadi hubungan, kondisi tubuhmu juga sudah pulih. Sesuai dengan kata-kata orang dewasa, itu adalah bayangan yang sehat.” Kata Wirianto sambil tersenyum.
Kepala Yuliana menunduk semakin dalam, dengan murung menjawab : “Ehm……iya sehat.”
Melihat rupa Yuliana, Wirianto tidak bisa menahan senyum, namun di matanya malah tersembunyi belas kasihan, dia tersenyum dan berkata : “Kalau kamu bisa menerimanya, maka kita lakukan. Akhir-akkhir ini kondisi tubuhku juga lumayan, bisa memuaskan semua permintaan kamu.”
“Baik……” Yuliana menelungkup di atas meja makan, saking malu hingga tidak ada muka lagi, lehernya yang terlihat sudah merah bagaikan udang di atas meja yang telah di masak.
Novel Terkait
Hidden Son-in-Law
Andy LeeMy Tough Bodyguard
Crystal SongBeautiful Lady
ElsaPengantin Baruku
FebiMy Greget Husband
Dio Zheng1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaThe Gravity between Us
Vella PinkyCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia