Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 50 Kamu yang mencelakai dia

Yuliana mencibir, semula ingin menggerutu beberapa kata, tapi melihat pembantu yang berjalan mendekat, Yuliana segera menahan keluhan di dalam hati, dengan bibir terkatup dia kembali ke kamar.

Wirianto dari tadi menatap bayangan punggung Yuliana, setelah melihat Yuliana menghilang, dia baru menunduk dan melihat tangannya sendiri, dia merasa di tangannya masih tersisa kehangatan Yuliana, Wirianto menggenggam erat dengan sekuat tenaga. Namun sekuat apapun dia genggam, kehangatan itu terus menghilang. Sepertinya kehangatan itu tidak seharusnya menjadi miliknya, dan pergi dengan cepat.

Sama halnya orang seperti Yuliana, sama sekali tidak cocok untuk tetap tinggal dalam keluarga Leng, tinggal di sisinya.

Wirianto menarik napas panjang, tidak segera kembali ke kamarnya, tapi menuju ke arah kamar nyonya tua Leng. Wirianto masuk ke kamar nyonya tua Leng, dengan suara kecil berkata pada nyonya tua Leng : “Nenek, apakah boleh menyiapkan satu kamar untuk Yuliana? Dia terus lanjut satu kamar denganku, itu kurang bagus.”

Nyonya tua Leng sedang memangkas ranting bunga, menoleh dan menatap Wirianto, sambil senyum berkata : “Apa yang terjadi? Kelihatannya hubungan kalian baik-baik saja? Bukannya hari ini kalian lari pagi bersama? Mengapa tiba-tiba menjadi seperti ini. Dan kamu membiarkan dia tetap di kamarmu, bukankah untuk melindunginya? Kenapa? Sudah tidak ingin melindunginya lagi?”

Wirianto memegang erat kedua tangannya, dengan suara rendah berkata : “Terjadi sedikit perubahan, sekarang aku merasa dia di kamarku, tidak baik bagi kami berdua.”

“Kamu tergoda olehnya? Jadi tidak ingin lanjut tinggal bersamanya?” tanya nyonya tua Leng penuh senyum dan langsung menatap Wirianto.

Wirianto menggeleng : “Bukan, nenek pernah mengajari aku, aku sebagai penerus keluarga Leng, mestinya harus menjaga keadaan yang paling tenang. Perasaan cinta ini tidak cocok untukku. Dan orang yang aku sukai, selalu menjadi masalah yang berbahaya bagi setiap wanita. Aku hanya berjaga-jaga bila terjadi hal seperti itu……”

Nyonya tua Leng menarik napas panjang : “Sekarang kamu ingin Yuliana pergi dari kamarmu, yang juga adalah menyatakan pada semua orang, perasaan kamu sudah beda pada Yuliana, kamu tidak mampu bertahan dan ingin menjaga jarak dengannya. Tidak ada manfaat bagi kamu juga dia, aturan permainan keluarga Leng memang seperti ini, kamu menjadi pasangan suami istri palsu, menunjukkan jika kamu melindungi Yuliana, paling aman untuk dirinya. Jika kamu memang sepenuhnya perhatian pada dia, tetaplah menjalani beberapa waktu ini dengan tenang, biarkan dia pergi dari keluarga Leng. Atau membuat dia benar-benar menjadi nyonya muda keluarga Leng, benar-benar melindunginya. Kamu bersedia untuk benar-benar menikahinya? Kamu pikirkan dulu baik-baik.”

Wirianto mengernyitkan dahi : “Apakah anda merasa aku harus menikahinya?”

“Jika kamu tidak menyukai dia, lalu dia sedikit memolesnya, maka dia adalah pilihan yang cocok untuk menjadi istrimu. Namun jika kamu menyukai dia, maka kamu tidak mesti memilih dia. Bagi kita perasaan cinta itu sebuah beban, akan membuat kamu memutuskan sebuah keputusan yang tidak tepat. Istri yang paling cocok untukmu adalah kolaborator kamu, dan bukan istrimu.” Bicara sampai di sini, nyonya tua Leng meletakkan ranting bunga yang di gunting ke samping.

Nyonya tua Leng dengan alis mengkerut melihat kelopak bunga yang jatuh tergunting, dengan suara rendah berkata : “Sama seperti meranting bunga, kalau kamu sungguh-sungguh menyukai bunga, takut dia sakit kuatir dia nyeri, maka satu pot bunga ini selamanya tidak akan memperlihatkan bentuk yang kamu inginkan, akan menjadi kekurangan dalam kamar ini. Pada saat kamu tidak memiliki perasaan pada bunga ini, sewaktu kamu menganggap dia sebagai alat yang kamu gunakan untuk ketrampilan, sehingga baru sampai hati memotong sebagian bunga yang tidak berguna, membuat dia menjadi pajangan yang cantik, menjadi penghias kamar ini yang paling bagus. Aku rasa kamu bisa mengurus masalah ini dengan baik, kamu adalah cucuku yang tidak ada duanya, tidak akan menderita dengan permainan perasaan yang tidak berguna.”

Wirianto memandang pot bunga, dengan datar berkata : “Aku sudah tahu, aku tahu apa yang harus kulakukan.”

Selagi bicara Wirianto beranjak bangun, berjalan keluar kamar. Dengan alis mengkerut nyonya tua Leng melihat bunga dalam pot yang sedang dipangkas, tiba-tiba dia menggunting akar bunga tersebut, menatap ranting bunga yang terjatuh semua, nyonya tua Leng meletakkan gunting, menyeka tangannya, lalu komat-kamit : “Jika ada orang yang tidak tega menggunting ranting bunga, dan masih membiarkan bunga yang tidak rapi itu tetap di kamar, maka jangan menyalahkan orang lain akan bertindak, untuk menyingkirkan bunga yang merusak pemandangan ini.”

Ketika Wirianto kembali ke kamar, Yuliana sudah selesai sarapan, sedang berjalan ke luar kamar. Yuliana melihat Wirianto dan menyapanya buru-buru lalu berjalan ke luar kamar, Wirianto mengernyitkan dahi, menatap bayangan punggung Yuliana sambil bergumam : “Bagaimanapun melihatnya, dia bukan bunga yang dipajang di kamar, bunga yang membuat orang untuk memangkas ranting dan daunnya.”

Setelah Yuliana tiba ke perusahaan, masuk ke lift, tidak bisa menahan diri untuk menunduk, melihat telapak tangan sendiri. Teringat akan rupa Wirianto yang menggandeng tangannya, Yuliana tidak bisa menahan dan perlahan tersungging senyum di sudut bibirnya.

Saat dia masih tersenyum, Yuliana melihat Michael yang sedang berdiri di depan pintu lift. Yuliana segera menarik senyumnya dan memasang wajah dingin, dan melewati Michael.

Tiba-tiba Michael bersuara dan berkata : “Kemarin ada bawahanku yang meletakkan jabatan, hal yang kamu lakukan sudah mulai ada hasilnya. Departemen aku pelan-pelan dilumpuhkan, ada sebagian orang yang sangat berambisi, setelah mendengar rencana kamu di rapat waktu itu, dan mengetahui kalau ikut di sisiku tidak ada masa depan, semuanya masing-masing mencari jalan, berencana untuk meninggalkan departemen aku. Niatmu tercapai, Yuliana!”

Yuliana melirik pada Michael, dengan datar berkata : “Michael, semua ini baru saja dimulai, kelak kamu akan kehilangan lebih banyak lagi.”

“Kamu sedang jatuh cinta?” Michael menatap Yuliana dengan alis mengkerut : “Barusan senyuman kamu, adalah senyuman yang keluar saat jatuh cinta. Pria itu masih bersedia menikahimu biarpun sudah tidak ada anak lagi? Hubungan kalian tidak hanya untuk saling menukar keuntungan?”

“Ini tidak ada hubungannya denganmu.” Ujar Yuliana dingin.

“Aku sudah pikirkan dengan cermat, lebih baik kita kembali bersama lagi!”

Tiba-tiba Michael berkata : “Untuk apa kita menjadi seperti ini, harus dua-duanya menderita luka? Aku bisa memaafkan dirimu yang pernah bersama pria lain, aku bisa melepaskan dendam aku pada ayahmu. Lagipula ayahmu sudah seperti itu, juga termasuk dendamku terbalas. Aku akan memutuskan hubungan dengan Silvia, kemudian setelah semuanya beres, mari kita mulai dari awal lagi.”

Yuliana menoleh, menatap Michael : “Michael, kamu sedang membuat lelucon? Kamu rasa kita masih mungkin bisa mulai lagi? Tentu saja kamu memang ingin mulai lagi, itu karena kamu sedang dalam keadaan sulit. Kamu membuat ayahku marah hingga jatuh sakit, membuat dia sampai sekarang tidak ingat padaku, kamu pikir sudah selesai dengan kamu saja yang membalas dendam? Kamu memang sudah selesai, namun bagaimana dengan dendamku? Dendam anakku, dendam ayahku? Dan juga, biarpun aku dan kamu tidak ada dendam lagi, melihatmu saja aku merasa sangat jijik, aku juga pasti tidak akan bersama dirimu lagi!”

“Dendam anakmu?” Michael tersenyum mengejek : “Silvia yang mencelakai anakmu, harusnya kamu mencari Silvia untuk balas dendam? Bagaimana bisa kamu salahkan aku? Dan juga kalau anaknya tidak ada lagi ya sudah, lagipula itu juga anak orang lain. Aku tidak jijik dengan kamu yang tidak suci lagi, kita masih bisa memiliki anak, kamu masih bisa menjadi seorang ibu.”

Dengan kernyitan di dahi Yuliana menatap Michael, kalau sebelumnya mengatakan Michael membuat dia merasa benci, tapi sekarang Michael membuat dia merasa jijik. Yuliana tidak ingin bersama Michael untuk waktu sedetik pun, dia mendorong Michael dengan kuat, dan langsung pergi.

Michael menggigit bibir sambil melihat Yuliana, mundur beberapa langkah, bersandar pada tembok dan berdiri tegak, dengan suara gemetar berkata : “Yuliana, kamu pasti akan menyesali keputusan hari ini!”

Bicara sampai di sini, Michael pejam erat matanya, saat ini ponselnya berdering. Michael menerima panggilan, di ujung telepon segera terdengar suara wanita yang dingin dan datar berkata : “Maaf, apakah kamu adalah anggota keluarga Silvia? Sekarang ada hal yang harus kasih tahu padamu, Silvia tidak hati-hati dan keguguran, perlu kamu datang ke rumah sakit.”

“Silvia bukan siapa-siapanya aku, mengapa aku harus ke rumah sakit?” ujar Michael tertawa mengejek.

Tampak jelas orang di seberang sana tertegun sejenak, lalu segera berkata : “Tapi Silvia mengatakan anda adalah ayah dari anak ini.”

“Bukan aku, aku dan dia tidak ada hubungan sama sekali, biar dia sendiri yang selesaikan.” Kata Michael dengan nada dingin, lalu tiba-tiba dia tertawa : “Masih ada lagi, kalau dia tanya mengapa dan katakan saja padanya, aku dipaksa berbuat begitu oleh seorang wanita yang bernama Yuliana.”

“Anda sungguh tidak bermaksud untuk ke rumah sakit? Tapi masalah ini serius sekali, kalau benar-benar terjadi sesuatu, sudah terlambat untuk menyesal. Walaupun anda bukan ayah dari anak ini, tapi Silvia menunjuk dirimu untuk kesini, pasti karena kamu adalah orang yang lebih dekat dengannya, kondisi dia sekarang sangat berbahaya, kami berharap kamu bisa datang untuk menengok.” Wanita di ujung telepon melanjutkan kata-katanya.

Michael menjadi tidak sabar : “Bahaya? Bisa mati? Kalau begitu sebelum dia mati, katakan Yuliana yang mencelakai dia seperti itu, agar kalau dia menjadi hantu pun, juga harus mengganggu Yuliana tanpa lepas!”

Selesai berkata Michael benar-benar memutuskan panggilan, dengan suara kecil mengumpat marah : “Memang seorang wanita bodoh yang hanya bisa menimbulkan masalah.”

Silvia terbaring di meja operasi, melihat kedatangan pengurus yang selesai menghubungi Michael, segera angkat kepala, dengan tenaga yang lemah berkata : “Bagaimana? Kapan dia akan datang? Apa ada kasih tahu dia, agar dia jangan panik, bawa mobilnya pelan sedikit? Bilang padanya, aku bukan sengaja tidak mempertahankan anak kami, semua karena Yuliana. Kalau bukan dia yang mencelakai aku, membuat aku datang ke tempat ini, anak kami tentu tidak akan terjadi apa-apa.”

Dengan alis mengkerut pengurus berkata : “Dia bilang dia tidak akan datang……”

“Apa?” Silvia sekuat tenaga angkat kepalanya, melihat pada pengurus : “Apa maksudnya dia tidak akan datang? Anak kami sudah tidak ada lagi, bagaimana bisa dia tidak peduli?”

Pengurus teringat akan kata-kata Michael, dan berkata pada Silvia : “Tadi dia menyebut orang yang bernama Yuliana, katanya karena dia, dia baru tidak datang. Sebenarnya pria ini terdengar bukan begitu baik……”

Pengurus masih belum selesai bicara, Silvia menangis keras, sambil menangis sambil berteriak : “Yuliana! Kamu mencelakai aku seperti ini, aku tidak akan melepaskan kamu.”

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu