Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 256 Semua salahku

Tapi tidak menunggu Yuliana Jian menenangkan emosinya, telepon Wirianto Leng kembali berdering. Setelah Wirianto Leng menjawab telepon itu, raut wajahnya menjadi semakin buruk. Yuliana Jian mendongkak melihat Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Ada apa? Apakah terjadi sesuatu yang buruk?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, sambil mengerutkan kening dia berkata, "Tidak ada apa-apa ..."

Yuliana Jian menghampiri Wirianto Leng, dia mengangkat tangannya dan membelai wajah Wirianto Leng : "Katakan kepadaku supaya aku memiliki persiapan."

Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening dan menatap wajah Yuliana Jian , dia berkata dengan suara berat: "Hasil penyelidikan identitas Mellisa Zhou sudah keluar. Dia bukan anak kecil, tapi orang dewasa."

"Tapi dia ..." kata-kata Yuliana Jian terhenti, dia langsung mengerutkan kening dan membelalakkan mata menatap Wirianto Leng , lalu dia berkata dengan suara berat: "Tapi... wujudnya masih anak-anak ..."

Selesai mengatakannya, Yuliana Jian menundukkan kepalanya, sambil berkata: "Apakah dia manusia kerdil? Dia sengaja mendekati Melly."

Wirianto Leng mengangguk: "Aku ceroboh, seharusnya saat mengadakan pemeriksaan kesehatan di sekolah, aku memeriksa usia tulang anak-anak ini."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, sambil menghela nafas dia berkata: "Kendatipun kamu memeriksa usia tulang mereka, hal semacam ini tidak dapat dicegah. Kali ini mereka bisa mengatur anak kecil palsu untuk ditempatkan di sisi Melly, mereka juga bisa mengatur anak kecil sungguhan yang sudah dilatih untuk di tempatkan di sisi Melly."

Selesai berbicara, Yuliana Jian mengangkat kepalanya sambil memejamkan matanya lalu dia jatuh dan tertuduk di atas lantai. Yuliana Jian merasa hal ini sangat mengerikan, dia tahu betapa bersungguh-sungguhnya Wirianto Leng dalam melindungi dia dan anak-anaknya, tapi meskipun dia sudah melindungi mereka dengan sangat bersungguh-sungguh, mereka masih tidak bisa lepas dari rencana jahat seseorang. Yuliana Jian merasa sekujur tubuhnya kedinginan.

Dia mendongkak menatap Wirianto Leng, lalu dia melihat kaki Wirianto Leng yang terluka, meskipun kaki Wirianto sudah hampir pulih, dia masih bisa melihat kedua kaki Wirianto Leng terlihat sedikit berbeda. Yuliana Jian sangat mengkhawatirkan Melly Jian, tapi di saat bersamaan dia juga memikirkan bagaimana Wirianto Leng menjalani hidupnya selama ini? Mereka sudah sangat berhati-hati, tetapi selalu ada hal yang tidak dapat dicegah.

“Melly Jian belum ketemu?” Melvin Jian mengerutkan kening dan berkata sambil berjalan keluar dari villa.

Melihat Melvin Jian berjalan keluar, Yuliana Jian bergegas bangkit dan memaksakan tersenyum kepada Melvin Jian: "Buat apa kamu keluar? Cepat kembali, Ayah dan Ibu akan berusaha menemukan Melly."

Melvin Jian mengerutkan kening sambil menatap Yuliana Jian . Dia berjalan ke sisi Yuliana Jian lalu menatap Yuliana Jian dengan mata yang memerah: "Kalau bukan karena terjadi sesuatu kepadaku, Melly Jian akan diculik kan?"

Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya: "Tidak, mereka sudah merencanakannya, tidak peduli apa pun yang terjadi kepadamu, mereka akan mencari cara untuk menculik Melly. Ini bukan salahmu, sebaliknya karena kamu menjaga dirimu dengan baik, aku dan ayah tidak perlu mengkhawatirkanmu, apa yang kamu lakukan sangat baik. "

Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian masih mengerutkan keningnya, dia menundukkan kepalanya, dan mengambil napas dalam-dalam. Yuliana Jian mendekati Melvin Jian lalu berkata dengan lembut kepadanya, "Jangan berpikir yang bukan-bukan, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu jangan terlalu membebani dirimu. Kalau harus bertanggung jawab, seharusnya Ayah dan aku yang lebih bertanggung jawab, bukan kamu..."

Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian hanya menunduk dan tidak mengatakan apa-apa. Yuliana Jian menundukkan kepalanya menatap Melvin Jian yang hendak berbicara. Tapi tiba-tiba seseorang berjalan dengan cepat ke sisi Wirianto Leng dan menyerahkan sebuah kotak hitam kepada Wirianto Leng. Suara orang itu rendah dan berat: "CEO Leng, ada paket. Di dalamnya ada sepotong jari tangan dan sebuah CD."

Yuliana Jian langsung berdiri, sambil menutupi mulutnya dan mengerutkan keningnya dia menatap Wirianto Leng : "Apakah... Apakah Melly ..."

Melvin Jian juga langsung berdiri dan mengerutkan kening menatap kotak itu. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar dengan hebat. Wirianto Leng menatap kotak itu lalu dia berkata kepada Melvin Jian : "Kamu kembali dulu, tidak seharusnya kamu ikut campur dalam hal ini."

Setelah Wirianto Leng mengatakan hal ini, seseorang langsung menjulurkan tangan meraih pergelangan tangan Melvin Jian dan mencoba membawa Melvin Jian kembali ke dalam villa. Tapi Melvin Jian langsung menyingkirkan tangan pria itu, dia menatap kotak itu, lalu bertanya dengan suara bergetar, "Bukankah kita bisa melakukan tes DNA? Kalau DNAnya sama denganku, itu berarti jari itu milik Melly... aku tidak takut ... "

Wirianto Leng melirik Melvin Jian, lalu dia segera membuka kotak itu. Yuliana Jian bahkan tidak sempat mengatakan sesuatu untuk menghentikannya. Setelah Wirianto Leng membuka kotak itu, dan melirik isi kotak, dia memejamkan matanya dengan erat, lalu dia bergegas menutupnya. Melvin Jian segera berkata: "Aku mau lihat ..."

Yuliana Jian mengangkat tangannya mencoba menutup mata Melvin Jian : "Ini bukan sesuatu yang patut kamu lihat ..."

Melvin Jian menoleh dan melirik Yuliana Jian: "Aku kakaknya ..."

Tangan Wirianto Leng sedikit gemetar, dia membuka kotak itu, dan menyerahkannya kepada Yuliana Jian : "Kamu yang paling lama bersama dengan Melly, lihat apakah itu miliknya? Kalau memastikannya dengan tes DNA akan terlalu lama."

Yuliana Jian menatap jari di dalam kotak, pandangan matanya menjadi gelap dan dia hampir pingsan. Tubuh Yuliana Jian langsung lungai, tapi dia langsung di topang oleh Wirianto Leng . Yuliana Jian mendongkak menatap Wirianto Leng . Dia bisa melihatnya dari sorot mata Wirianto Leng . Wirianto Leng tidak ingin jari yang terpotong ini adalah milih Melly. Tapi Yuliana Jian hanya bisa menganggukkan kepalanya, sambil menghela nafas, dia berkata dengan suara yang sangat lemah: "Iya... itu jari Melly ... aku bisa mengenalinya ..."

Selesai berbicara Yuliana Jian merasa dia tidak punya kekuatan untuk mengatakan hal lain. Dia merasa rohnya seakan ditarik keluar dari tubuhnya, seolah-olah ada seseorang yang berulang kali menyayat tubuhnya. Melly-nya adalah anak yang suka mengomel dan makan makanan ringan, dia bahkan sedikit cerewet hingga membuat orang kesal kepadanya, meskipun saat lahir Melly Jian bertubuh kurus, tapi tubuhnya utuh seperti anak-anak pada umumnya. Bahkan rambutnya lebih hitam dan kulitnya lebih putih daripada anak-anak lain. Dia anak yang aktif, dan tubuhnya lebih tinggi daripada anak-anak sebayanya.

Tapi jari yang terpotong ini ...

Membuat sekujur tubuh Yuliana Jian gemetar, dia benar-benar ingin menganggap semua ini adalah mimpi buruk, dan saat membuka mata, dia bisa melihat Melly Jian masih berbaring di sampingnya dengan manja, sambil mengomel bagaimana Melvin Jian mengabaikannya dan mencoba menduduki posisi paling penting di sisinya.

Yuliana Jian menutup mulutnya dan mundur beberapa langkah ke belakang, dia merasa dirinya seakan sudah mati, dan tidak memiliki kesadaran. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian , dia mengerutkan kening dan berjalan ke sisi Yuliana Jian : "Kalau kamu benar-benar tidak tahan, kamu pergi istirahat dulu. Kalau kamu tidak bisa menghadapi semua ini, kamu tidak perlu menghadapinya."

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa istirahat ... Bukankah masih ada CD? Ayo kita lihat apa isinya."

Selesai berbicara, Yuliana Jian mengambil napas dalam-dalam, dan berusaha berdiri tegak. Yuliana Jian sudah mempersiapkan diri untuk hal terburuk. Dia menuntut dirinya untuk tetap tenang. Dibandingkan dengan semua orang yang ada di sini, hanya dia yang pernah bersama Melly paling lama, hanya dia yang paling memahami Melly Jian. Yuliana Jian tahu Melly Jian adalah anak yang pintar, dia yakin saat berada dalam bahaya Melly Jian akan mencoba untuk memberikan petunjuk kepadanya. Meskipun Yuliana Jian tidak berani menghadapi semua yang akan terjadi kelak, tapi dia harus menghadapinya ...

Yuliana Jian memikirkan hal ini sambil menggigiti bibirnya, dan berjalan ke dalam villa dengan linglung. Setelah masuk ke dalam villa, Yuliana Jian menuang segelas air es untuk dirinya, dan langsung menghabiskannnya dalam satu tegukan. Air dingin membuat Yuliana Jian kembali tenang, dengan tidak mudahnya akhrinya dia kembali tenang, tapi ketika Yuliana Jian melihat sosok Melly Jian di layar TV, dia langsung menutupi mulutnya dan menangis dengan sedih.

Meskipun Yuliana Jian sudah berulang kali menguatkan mentalnya, dia masih tidak berani melihat layar TV, hanya dengan mendengar suara tangisan Melly Jian, sudah membuat Yuliana Jian sangat terbebani.

"Aa ... ibu ..." Yuliana Jian baru menatap layar saat mendengar tangisan Melly Jian yang paling keras. Di layar, jari Melly Jian baru saja dipotong, darah mengalir di mana-mana, Melly Jian mengenggam tangannya sambil menangis dengan keras.

Napas Yuliana Jian langsung berhenti sejenak, dengan bibir yang gemetar dia berulang kali mengucapkan: "Ini adalah mimpi, ini adalah mimpi ... Ini hanya mimpi buruk yang sedang aku alami... Ini pasti mimpi ..."

Tapi kata-kata Yuliana Jian terhenti karena mendengar teriakan kesakitan Melly Jian , Yuliana Jian jatuh ke lantai sambil mengenggam dadanya. Seseorang mencoba membantunya berdiri, tetapi dihalangi oleh Yuliana Jian , saat ini tidak ada yang bisa meredakan rasa sakit yang dialaminya .

Suara serak seorang pria terdengar dari layar TV: "Wirianto Leng , tak ku sangka kamu juga ada hari ini? Dulu kamu sangat kejam, kamu bahkan tidak melepaskan anak-anak dan wanita, dan memaksa orang hingga ke jalan buntu, sekarang aku akan membuatmu merasakan hal yang sama! "

Selesai berbicara, pisau pria itu perlahan-lahan diletakkan di leher Melly Jian. Meskipun videonya buram, Yuliana Jian bisa melihat darah langsung mengalir dari leher Melly Jian, Yuliana Jian tidak bisa menahan diri dan berteriak: "Jangan ..."

Meskipun video ini direkam sebelumnya, pria itu benar-benar menghentikan tangannya. Pria itu mengenakan topeng badut, dia tertawa dengan aneh sambil melihat ke arah kamera: "Apakah kamu sedang berteriak jangan? Apakah kamu merasa sangat sakit hati? Kalau sakit hati, Wirianto Leng , kamu bisa bunuh diri, kamu bunuh diri di tempat yang aku tentukan. Cara bunuh dirinya dimulai dengan memotong jari kakimu satu per satu, lalu menyayat bibirmu, mencungkil matamu, memotong hidungmu, lalu memotong jari tanganmu, biarkan darahmu mengalir semua dan mati. Aku akan menunggumu, kalau kamu tidak mati, maka gadis kecil ini yang akan menggantikanmu... Lebih baik kamu membuat keputusan dengan cepat, satu jam lagi, aku akan mengirimkan lokasi bunuh diri kepadamu, jangan mengulur waktu kita ... gadis kecil, apa yang ingin kamu katakan kepada orang tuamu? Kalau ayahmu tidak rela mati, maka kamu yang akan mati, ini adalah percakapan terakhirmu dengan ayahmu, cepat memohon kepada ayahmu yang berdarah dingin dan kejam ini, lihat apakah dia mau menukar nyawanya dengan nyawamu... "

Melly Jian terisak-isak sebentar, lalu dia melihat ke kamera sambil menangis, karena kehilangan terlalu banyak darah wajahnya pucat pasi seperti kertas putih, sekujur tubuhnya juga sedang gemetar. Melly Jian berkata sambil menangis, "Ayah, Ibu ... Melly sangat lapar, Melly mau makan kue coklat. Ibu, yang ibu belikan sebelumnya adalah rasa vanila, Melly tidak suka, Melly mau makan kue coklat. Biarkan Melly hidup, agar Melly bisa makan kue cokelat. Tapi Melly tidak ingin ayahnya mati, Melly sangat kesakitan ... "

Setelah itu layar TV menjadi gelap, tidak ada suara dan tidak ada gambar. Yuliana Jian duduk di sofa dengan termenung, dia mengangkat kepalanya menatap Wirianto Leng , Wirianto Leng juga sedang menatapnya. Wirianto Leng tiba-tiba tersenyum kepada Yuliana Jian, lalu dia berkata dengan lembut, "Jangan takut, dia hanya ingin aku mati. Palingan aku mati, dan menukarkannya dengan nyawa Melly.

Melvin Jian langsung mengerutkan kening menatap Wirianto Leng. Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan suara serak: "Kamu sudah gila? Kalau kamu mati Melly mana mungkin kembali? Dia tidak akan membiarkan Melly hidup. Sekarang kita hanya bisa berusaha mengulur waktu, lalu menemukan di mana dia menyembunyikan Melly, lalu selamatkan Melly. Satu jam, kita harus menemukan tempat persembunyiannya dalam satu jam ... "

Wirianto Leng mengangguk: "Sekarang sudah ada dua orang yang menyelidiki secara terpisah. Yang satu menyelidiki di sekitar sekolah, yang satu lagi membuntuti mobil yang mengirim paket ini."

Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng , dia langsung mengerutkan kening melihat kotak itu, sambil menyeka air matanya dengan kuat dia berkata, "Jaga baik-baik jari Melly yang terpotong. Kalau dalam 24 jam Melly kembali bisa kembali, mungkin jarinya masih bisa disatukan."

Wirianto Leng tidak menyangka Yuliana Jian lebih tenang dari bayangannya. Dia mengerutkan kening dan segera mengangguk setelah itu dia meminta seseorang untuk segera menyimpan jari Melly. Setelah itu Wirianto Leng mulai menghubungi semua pihak untuk melihat apakah dia bisa segera menemukan tempat penyekapan Melly Jian. Yuliana Jian duduk termenung, sambil mengerutkan kening dia berulang kali memikirkan apa yang Melly Jian lakukan dan katakan barusan. Tangannya gemetar tapi dia memaksa dirinya untuk tenang, tetapi dia tidak bisa memikirkan apa pun. Jelas-jelas dia merasa Melly Jian pasti memberikan petunjuk kepadanya. Tetapi karena emosinya terlalu kacau, Yuliana Jian kehilangan kemampuan untuk berpikir.

"Tenang ... Tenang ..." Yuliana Jian berkata dengan pelan sambil memukuli kepalanya dengan keras.

"Kue rasa vanila ..." Melvin Jian menatap Yuliana Jian : "Melly sangat suka kue coklat, tapi sebenarnya dia juga sangat kue rasa vanila, tapi dia bilang dia tidak menyukainya. Melly sedang berbohong, mungkin Melly di sekap di tempat yang berkaitan dengan vanilla ... "

"Vanilla, toko kue?" Yuliana Jian langsung berbalik dan memerintahkan: "Cari peta kota ini, dan seorang sopir taksi yang familier dengan kota ini."

Selesai berbicara Yuliana Jian menggelengkan kepalanya: "Tapi, mana mungkin toko kue? Melihat rumah di dalam video, toko kue biasanya terletak di pusat kota, mana bisa dijadikan tempat penyekapan orang? Vanilla, vanilla ... mungkin bukan toko kue, saat itu Melly sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sangatlah mungkin dia sama sekali tidak bisa melihat di mana tempat itu, tapi dia bisa mencium baunya. Apakah di tempat di mana dia disekap sekarang sangat harum? Seperti bau vanilla ... "

Selesai berbicara Yuliana Jian langsung menggigit bibirnya, dan mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan suara berat, "Apakah Melly disekap di gudang bekas penyimpanan rempah-rempah?"

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Wirianto Leng langsung mengangguk, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan memerintahkan: "Cepat periksa gudang di seluruh kota yang bisa menyimpan rempah-rempah?"

Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng. Saat ini, seorang sopir taksi datang, Yuliana Jian langsung bertanya kepadanya, "Apakah kalian tahu tempat yang berkaitan dengan rempah-rempah?"

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu