Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 256 Semua salahku
Tapi tidak menunggu Yuliana Jian menenangkan emosinya, telepon Wirianto Leng kembali berdering. Setelah Wirianto Leng menjawab telepon itu, raut wajahnya menjadi semakin buruk. Yuliana Jian mendongkak melihat Wirianto Leng, sambil mengerutkan kening dia bertanya, "Ada apa? Apakah terjadi sesuatu yang buruk?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya, sambil mengerutkan kening dia berkata, "Tidak ada apa-apa ..."
Yuliana Jian menghampiri Wirianto Leng, dia mengangkat tangannya dan membelai wajah Wirianto Leng : "Katakan kepadaku supaya aku memiliki persiapan."
Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam, sambil mengerutkan kening dan menatap wajah Yuliana Jian , dia berkata dengan suara berat: "Hasil penyelidikan identitas Mellisa Zhou sudah keluar. Dia bukan anak kecil, tapi orang dewasa."
"Tapi dia ..." kata-kata Yuliana Jian terhenti, dia langsung mengerutkan kening dan membelalakkan mata menatap Wirianto Leng , lalu dia berkata dengan suara berat: "Tapi... wujudnya masih anak-anak ..."
Selesai mengatakannya, Yuliana Jian menundukkan kepalanya, sambil berkata: "Apakah dia manusia kerdil? Dia sengaja mendekati Melly."
Wirianto Leng mengangguk: "Aku ceroboh, seharusnya saat mengadakan pemeriksaan kesehatan di sekolah, aku memeriksa usia tulang anak-anak ini."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, sambil menghela nafas dia berkata: "Kendatipun kamu memeriksa usia tulang mereka, hal semacam ini tidak dapat dicegah. Kali ini mereka bisa mengatur anak kecil palsu untuk ditempatkan di sisi Melly, mereka juga bisa mengatur anak kecil sungguhan yang sudah dilatih untuk di tempatkan di sisi Melly."
Selesai berbicara, Yuliana Jian mengangkat kepalanya sambil memejamkan matanya lalu dia jatuh dan tertuduk di atas lantai. Yuliana Jian merasa hal ini sangat mengerikan, dia tahu betapa bersungguh-sungguhnya Wirianto Leng dalam melindungi dia dan anak-anaknya, tapi meskipun dia sudah melindungi mereka dengan sangat bersungguh-sungguh, mereka masih tidak bisa lepas dari rencana jahat seseorang. Yuliana Jian merasa sekujur tubuhnya kedinginan.
Dia mendongkak menatap Wirianto Leng, lalu dia melihat kaki Wirianto Leng yang terluka, meskipun kaki Wirianto sudah hampir pulih, dia masih bisa melihat kedua kaki Wirianto Leng terlihat sedikit berbeda. Yuliana Jian sangat mengkhawatirkan Melly Jian, tapi di saat bersamaan dia juga memikirkan bagaimana Wirianto Leng menjalani hidupnya selama ini? Mereka sudah sangat berhati-hati, tetapi selalu ada hal yang tidak dapat dicegah.
“Melly Jian belum ketemu?” Melvin Jian mengerutkan kening dan berkata sambil berjalan keluar dari villa.
Melihat Melvin Jian berjalan keluar, Yuliana Jian bergegas bangkit dan memaksakan tersenyum kepada Melvin Jian: "Buat apa kamu keluar? Cepat kembali, Ayah dan Ibu akan berusaha menemukan Melly."
Melvin Jian mengerutkan kening sambil menatap Yuliana Jian . Dia berjalan ke sisi Yuliana Jian lalu menatap Yuliana Jian dengan mata yang memerah: "Kalau bukan karena terjadi sesuatu kepadaku, Melly Jian akan diculik kan?"
Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya: "Tidak, mereka sudah merencanakannya, tidak peduli apa pun yang terjadi kepadamu, mereka akan mencari cara untuk menculik Melly. Ini bukan salahmu, sebaliknya karena kamu menjaga dirimu dengan baik, aku dan ayah tidak perlu mengkhawatirkanmu, apa yang kamu lakukan sangat baik. "
Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian masih mengerutkan keningnya, dia menundukkan kepalanya, dan mengambil napas dalam-dalam. Yuliana Jian mendekati Melvin Jian lalu berkata dengan lembut kepadanya, "Jangan berpikir yang bukan-bukan, masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, kamu jangan terlalu membebani dirimu. Kalau harus bertanggung jawab, seharusnya Ayah dan aku yang lebih bertanggung jawab, bukan kamu..."
Setelah mendengar kata-kata Yuliana Jian, Melvin Jian hanya menunduk dan tidak mengatakan apa-apa. Yuliana Jian menundukkan kepalanya menatap Melvin Jian yang hendak berbicara. Tapi tiba-tiba seseorang berjalan dengan cepat ke sisi Wirianto Leng dan menyerahkan sebuah kotak hitam kepada Wirianto Leng. Suara orang itu rendah dan berat: "CEO Leng, ada paket. Di dalamnya ada sepotong jari tangan dan sebuah CD."
Yuliana Jian langsung berdiri, sambil menutupi mulutnya dan mengerutkan keningnya dia menatap Wirianto Leng : "Apakah... Apakah Melly ..."
Melvin Jian juga langsung berdiri dan mengerutkan kening menatap kotak itu. Wajahnya pucat dan bibirnya bergetar dengan hebat. Wirianto Leng menatap kotak itu lalu dia berkata kepada Melvin Jian : "Kamu kembali dulu, tidak seharusnya kamu ikut campur dalam hal ini."
Setelah Wirianto Leng mengatakan hal ini, seseorang langsung menjulurkan tangan meraih pergelangan tangan Melvin Jian dan mencoba membawa Melvin Jian kembali ke dalam villa. Tapi Melvin Jian langsung menyingkirkan tangan pria itu, dia menatap kotak itu, lalu bertanya dengan suara bergetar, "Bukankah kita bisa melakukan tes DNA? Kalau DNAnya sama denganku, itu berarti jari itu milik Melly... aku tidak takut ... "
Wirianto Leng melirik Melvin Jian, lalu dia segera membuka kotak itu. Yuliana Jian bahkan tidak sempat mengatakan sesuatu untuk menghentikannya. Setelah Wirianto Leng membuka kotak itu, dan melirik isi kotak, dia memejamkan matanya dengan erat, lalu dia bergegas menutupnya. Melvin Jian segera berkata: "Aku mau lihat ..."
Yuliana Jian mengangkat tangannya mencoba menutup mata Melvin Jian : "Ini bukan sesuatu yang patut kamu lihat ..."
Melvin Jian menoleh dan melirik Yuliana Jian: "Aku kakaknya ..."
Tangan Wirianto Leng sedikit gemetar, dia membuka kotak itu, dan menyerahkannya kepada Yuliana Jian : "Kamu yang paling lama bersama dengan Melly, lihat apakah itu miliknya? Kalau memastikannya dengan tes DNA akan terlalu lama."
Yuliana Jian menatap jari di dalam kotak, pandangan matanya menjadi gelap dan dia hampir pingsan. Tubuh Yuliana Jian langsung lungai, tapi dia langsung di topang oleh Wirianto Leng . Yuliana Jian mendongkak menatap Wirianto Leng . Dia bisa melihatnya dari sorot mata Wirianto Leng . Wirianto Leng tidak ingin jari yang terpotong ini adalah milih Melly. Tapi Yuliana Jian hanya bisa menganggukkan kepalanya, sambil menghela nafas, dia berkata dengan suara yang sangat lemah: "Iya... itu jari Melly ... aku bisa mengenalinya ..."
Selesai berbicara Yuliana Jian merasa dia tidak punya kekuatan untuk mengatakan hal lain. Dia merasa rohnya seakan ditarik keluar dari tubuhnya, seolah-olah ada seseorang yang berulang kali menyayat tubuhnya. Melly-nya adalah anak yang suka mengomel dan makan makanan ringan, dia bahkan sedikit cerewet hingga membuat orang kesal kepadanya, meskipun saat lahir Melly Jian bertubuh kurus, tapi tubuhnya utuh seperti anak-anak pada umumnya. Bahkan rambutnya lebih hitam dan kulitnya lebih putih daripada anak-anak lain. Dia anak yang aktif, dan tubuhnya lebih tinggi daripada anak-anak sebayanya.
Tapi jari yang terpotong ini ...
Membuat sekujur tubuh Yuliana Jian gemetar, dia benar-benar ingin menganggap semua ini adalah mimpi buruk, dan saat membuka mata, dia bisa melihat Melly Jian masih berbaring di sampingnya dengan manja, sambil mengomel bagaimana Melvin Jian mengabaikannya dan mencoba menduduki posisi paling penting di sisinya.
Yuliana Jian menutup mulutnya dan mundur beberapa langkah ke belakang, dia merasa dirinya seakan sudah mati, dan tidak memiliki kesadaran. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian , dia mengerutkan kening dan berjalan ke sisi Yuliana Jian : "Kalau kamu benar-benar tidak tahan, kamu pergi istirahat dulu. Kalau kamu tidak bisa menghadapi semua ini, kamu tidak perlu menghadapinya."
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa istirahat ... Bukankah masih ada CD? Ayo kita lihat apa isinya."
Selesai berbicara, Yuliana Jian mengambil napas dalam-dalam, dan berusaha berdiri tegak. Yuliana Jian sudah mempersiapkan diri untuk hal terburuk. Dia menuntut dirinya untuk tetap tenang. Dibandingkan dengan semua orang yang ada di sini, hanya dia yang pernah bersama Melly paling lama, hanya dia yang paling memahami Melly Jian. Yuliana Jian tahu Melly Jian adalah anak yang pintar, dia yakin saat berada dalam bahaya Melly Jian akan mencoba untuk memberikan petunjuk kepadanya. Meskipun Yuliana Jian tidak berani menghadapi semua yang akan terjadi kelak, tapi dia harus menghadapinya ...
Yuliana Jian memikirkan hal ini sambil menggigiti bibirnya, dan berjalan ke dalam villa dengan linglung. Setelah masuk ke dalam villa, Yuliana Jian menuang segelas air es untuk dirinya, dan langsung menghabiskannnya dalam satu tegukan. Air dingin membuat Yuliana Jian kembali tenang, dengan tidak mudahnya akhrinya dia kembali tenang, tapi ketika Yuliana Jian melihat sosok Melly Jian di layar TV, dia langsung menutupi mulutnya dan menangis dengan sedih.
Meskipun Yuliana Jian sudah berulang kali menguatkan mentalnya, dia masih tidak berani melihat layar TV, hanya dengan mendengar suara tangisan Melly Jian, sudah membuat Yuliana Jian sangat terbebani.
"Aa ... ibu ..." Yuliana Jian baru menatap layar saat mendengar tangisan Melly Jian yang paling keras. Di layar, jari Melly Jian baru saja dipotong, darah mengalir di mana-mana, Melly Jian mengenggam tangannya sambil menangis dengan keras.
Napas Yuliana Jian langsung berhenti sejenak, dengan bibir yang gemetar dia berulang kali mengucapkan: "Ini adalah mimpi, ini adalah mimpi ... Ini hanya mimpi buruk yang sedang aku alami... Ini pasti mimpi ..."
Tapi kata-kata Yuliana Jian terhenti karena mendengar teriakan kesakitan Melly Jian , Yuliana Jian jatuh ke lantai sambil mengenggam dadanya. Seseorang mencoba membantunya berdiri, tetapi dihalangi oleh Yuliana Jian , saat ini tidak ada yang bisa meredakan rasa sakit yang dialaminya .
Suara serak seorang pria terdengar dari layar TV: "Wirianto Leng , tak ku sangka kamu juga ada hari ini? Dulu kamu sangat kejam, kamu bahkan tidak melepaskan anak-anak dan wanita, dan memaksa orang hingga ke jalan buntu, sekarang aku akan membuatmu merasakan hal yang sama! "
Selesai berbicara, pisau pria itu perlahan-lahan diletakkan di leher Melly Jian. Meskipun videonya buram, Yuliana Jian bisa melihat darah langsung mengalir dari leher Melly Jian, Yuliana Jian tidak bisa menahan diri dan berteriak: "Jangan ..."
Meskipun video ini direkam sebelumnya, pria itu benar-benar menghentikan tangannya. Pria itu mengenakan topeng badut, dia tertawa dengan aneh sambil melihat ke arah kamera: "Apakah kamu sedang berteriak jangan? Apakah kamu merasa sangat sakit hati? Kalau sakit hati, Wirianto Leng , kamu bisa bunuh diri, kamu bunuh diri di tempat yang aku tentukan. Cara bunuh dirinya dimulai dengan memotong jari kakimu satu per satu, lalu menyayat bibirmu, mencungkil matamu, memotong hidungmu, lalu memotong jari tanganmu, biarkan darahmu mengalir semua dan mati. Aku akan menunggumu, kalau kamu tidak mati, maka gadis kecil ini yang akan menggantikanmu... Lebih baik kamu membuat keputusan dengan cepat, satu jam lagi, aku akan mengirimkan lokasi bunuh diri kepadamu, jangan mengulur waktu kita ... gadis kecil, apa yang ingin kamu katakan kepada orang tuamu? Kalau ayahmu tidak rela mati, maka kamu yang akan mati, ini adalah percakapan terakhirmu dengan ayahmu, cepat memohon kepada ayahmu yang berdarah dingin dan kejam ini, lihat apakah dia mau menukar nyawanya dengan nyawamu... "
Melly Jian terisak-isak sebentar, lalu dia melihat ke kamera sambil menangis, karena kehilangan terlalu banyak darah wajahnya pucat pasi seperti kertas putih, sekujur tubuhnya juga sedang gemetar. Melly Jian berkata sambil menangis, "Ayah, Ibu ... Melly sangat lapar, Melly mau makan kue coklat. Ibu, yang ibu belikan sebelumnya adalah rasa vanila, Melly tidak suka, Melly mau makan kue coklat. Biarkan Melly hidup, agar Melly bisa makan kue cokelat. Tapi Melly tidak ingin ayahnya mati, Melly sangat kesakitan ... "
Setelah itu layar TV menjadi gelap, tidak ada suara dan tidak ada gambar. Yuliana Jian duduk di sofa dengan termenung, dia mengangkat kepalanya menatap Wirianto Leng , Wirianto Leng juga sedang menatapnya. Wirianto Leng tiba-tiba tersenyum kepada Yuliana Jian, lalu dia berkata dengan lembut, "Jangan takut, dia hanya ingin aku mati. Palingan aku mati, dan menukarkannya dengan nyawa Melly.
Melvin Jian langsung mengerutkan kening menatap Wirianto Leng. Yuliana Jian bergegas menggelengkan kepalanya sambil berkata dengan suara serak: "Kamu sudah gila? Kalau kamu mati Melly mana mungkin kembali? Dia tidak akan membiarkan Melly hidup. Sekarang kita hanya bisa berusaha mengulur waktu, lalu menemukan di mana dia menyembunyikan Melly, lalu selamatkan Melly. Satu jam, kita harus menemukan tempat persembunyiannya dalam satu jam ... "
Wirianto Leng mengangguk: "Sekarang sudah ada dua orang yang menyelidiki secara terpisah. Yang satu menyelidiki di sekitar sekolah, yang satu lagi membuntuti mobil yang mengirim paket ini."
Ketika Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng , dia langsung mengerutkan kening melihat kotak itu, sambil menyeka air matanya dengan kuat dia berkata, "Jaga baik-baik jari Melly yang terpotong. Kalau dalam 24 jam Melly kembali bisa kembali, mungkin jarinya masih bisa disatukan."
Wirianto Leng tidak menyangka Yuliana Jian lebih tenang dari bayangannya. Dia mengerutkan kening dan segera mengangguk setelah itu dia meminta seseorang untuk segera menyimpan jari Melly. Setelah itu Wirianto Leng mulai menghubungi semua pihak untuk melihat apakah dia bisa segera menemukan tempat penyekapan Melly Jian. Yuliana Jian duduk termenung, sambil mengerutkan kening dia berulang kali memikirkan apa yang Melly Jian lakukan dan katakan barusan. Tangannya gemetar tapi dia memaksa dirinya untuk tenang, tetapi dia tidak bisa memikirkan apa pun. Jelas-jelas dia merasa Melly Jian pasti memberikan petunjuk kepadanya. Tetapi karena emosinya terlalu kacau, Yuliana Jian kehilangan kemampuan untuk berpikir.
"Tenang ... Tenang ..." Yuliana Jian berkata dengan pelan sambil memukuli kepalanya dengan keras.
"Kue rasa vanila ..." Melvin Jian menatap Yuliana Jian : "Melly sangat suka kue coklat, tapi sebenarnya dia juga sangat kue rasa vanila, tapi dia bilang dia tidak menyukainya. Melly sedang berbohong, mungkin Melly di sekap di tempat yang berkaitan dengan vanilla ... "
"Vanilla, toko kue?" Yuliana Jian langsung berbalik dan memerintahkan: "Cari peta kota ini, dan seorang sopir taksi yang familier dengan kota ini."
Selesai berbicara Yuliana Jian menggelengkan kepalanya: "Tapi, mana mungkin toko kue? Melihat rumah di dalam video, toko kue biasanya terletak di pusat kota, mana bisa dijadikan tempat penyekapan orang? Vanilla, vanilla ... mungkin bukan toko kue, saat itu Melly sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sangatlah mungkin dia sama sekali tidak bisa melihat di mana tempat itu, tapi dia bisa mencium baunya. Apakah di tempat di mana dia disekap sekarang sangat harum? Seperti bau vanilla ... "
Selesai berbicara Yuliana Jian langsung menggigit bibirnya, dan mengerutkan kening menatap Wirianto Leng , lalu dia bertanya dengan suara berat, "Apakah Melly disekap di gudang bekas penyimpanan rempah-rempah?"
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, Wirianto Leng langsung mengangguk, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan memerintahkan: "Cepat periksa gudang di seluruh kota yang bisa menyimpan rempah-rempah?"
Yuliana Jian mengerutkan kening menatap Wirianto Leng. Saat ini, seorang sopir taksi datang, Yuliana Jian langsung bertanya kepadanya, "Apakah kalian tahu tempat yang berkaitan dengan rempah-rempah?"
Novel Terkait
Harmless Lie
BaigeHusband Deeply Love
NaomiWonderful Son-in-Law
EdrickPrecious Moment
Louise LeePernikahan Kontrak
JennyCinta Tapi Diam-Diam
RossieRahasia Istriku
MahardikaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia