Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 132 Bercerailah
Saat Yuliana Jian bisa berjalan, dia baru dibawa oleh pelatih untuk melihat putrinya, Melly Jian. Melly Jian meskipun lahir lebih cepat dari prediksi kehamilan, tapi Melly Jian sangat bisa makan dan tidur. Setelah bangun, minta minum susu, lalu kembali tidur. Bahkan dokter dan suster merasa sangat jarang bisa bertemu anak seperti ini. Saat Yuliana Jian menemui Melly Jian, Melly Jian masih tidur, kadang kala membuka mata, lalu menoleh ke arah Yuliana Jian, menguap beberapa kali, lalu menutup mata dengan malas dan tertidur kembali.
Yuliana Jian mengerutkan dahi lalu menoleh ke arah suster dan bertanya kecil, "Dia seperti ini, bukankah terlalu patuh?"
Yuliana Jian tidak pernah membesarkan anak, jadi masih tidak berpengalaman. Melihat Melly Jian yang terlalu tenang, dia tanpa bisa ditahan curiga kalau ada yang aneh dengan Melly Jian.
Suster menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Saat merengek mau minum susu, sama sekali tidak patuh. Anak ini normal dimanapun, tapi agak pandai makan. Sekarang masih boleh, tapi setelah tumbuh besar harus lebih dikontrol, kalau tidak akan menjadi gadis yang gemuk."
Mendengar perkataan suster, Yuliana Jian tanpa bisa ditahan tertawa, "Ternyata saat aku hamil begitu pandai makan, semua itu karena dia toh."
Setelah melahirkan anak, prosi makan Yuliana Jian jelas sekali berkurang banyak dan tubuhnya juga kurus dengan cepat. Kelihatannya ketika dia hamil dan begitu pandai makan adalah karena Melly Jian.
Dari kaca yang memisahkan mereka, Yuliana Jian melihat Melly Jian kecil yang tidur di dalam inkubator. Tanpa bisa ditahan di mengulurkan tangan, ingin menyentuh Melly Jian meski dari kaca saja. Tapi beberapa hari tidak bertemu, Melly Jian sudah jauh lebih cantik dari saat baru lahir. Bulu matanya sangat panjang, bibirnya juga agak mengerucut, dapat memunculkan sedikit tampang polosnya. Meskipun sekarang lima indranya belum begitu jelas, selain bulu mata yang panjang, untuk sementara belum melihat ada tempat yang sama dengan Wirianto Leng, tapi jelas sekali bibir dan dagunya mirip dengan Yuliana Jian.
"Melly ... Melly ..." Yuliana Jian tersenyum sambil memanggil nama anaknya.
Melly Jian menguap beberapa kali di dalam inkubator, lalu kembali menutup mata. Saat ini Melly Jian sudah menunjukkan kalau dirinya tidak berperasaan. Sifat yang suka tidur dan makan, bahkan di hadapan ibunya sendiri pun, juga tidak dapat menahan kesukaannya terhadap tidur.
Yuliana Jian melihat anaknya sebentar, lalu diantar oleh suster kembali ke kamar. Setelah kembali ke kamar pasien, Yuliana Jian melihat seorang pria yang berpakaian jas di dalam kamarnya. Setelah melihat Yuliana Jian, sang pria bertanya, "Halo, apakah kamu Nona Jian?"
Yuliana Jian mengangguk kecil, "Aku adalah Yuliana Jian. Ada apa masalah apa ya?"
Pria itu menatap Yuliana Jian dengan dingin dan berkata, "Aku adalah pengacara Keluarga Leng, aku bermarga Guo. Ada beberapa dokumen yang perlu nona tanda tangani."
"Oh?" Yuliana Jian mengangkat alis dan berkata rendah, "Keluarga Leng memiliki masalah apa lagi yang perlu aku tanda tangani?"
Pengacara Guo menatap tangan Yuliana Jian masih ada borgol dan berkata dingin, "Nona Jian, ada beberapa hal yang sudah seharusnya selesai. Dengan kondisimu sekarang, Keluarga Leng sama sekali bisa tidak melakukan cara ini. Tapi Nyonya Tua Leng tetap mengutusku datang untuk menandatangani dokumen-dokumen ini. Keluarga Leng sudah sangat toleransi padamu, kamu seharusnya tahu batasanmu."
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Pengacara Guo, lalu mengangguk sambil tersenyum, "Iya, Keluarga Leng sangat toleransi. Kalau begitu apa aku boleh tahu dokumen apa yang perlu aku tanda tangani?"
"Yang pertama adalah dokumen perceraian, satu lagi adalah pengakuan kalau anak yang nona lahirkan tidak ada hubungan sama sekali dengan Keluarga Leng." Pengacara Guo berkata dingin.
Yuliana Jian menatap Pengacara Guo sambil mengerutkan dahi dan bertanya kecil, "Ternyata perceraianku dengan Wirianto masih belum selesai? Saat aku menikah dengannya, hanya aku yang tanda tangan. Dari sisi hukum, mungkin tidak termasuk menjadi suami istri yang sah. Sekarang mau cerai, malah harus melakukan proses yang begitu rumit?"
Hal ini memberitahu Yuliana Jian, dia dan Wirianto Leng sudah tidak ada hubungan sedikitpun. Yuliana Jian melihat kontrak sekilas, dokumen perceraian masih termasuk mudah, tapi yang tidak ada hubungan sama sekali dengan Keluarga Leng itu jauh lebih rumit. Perjanjian itu bahkan tidak mengizinkan Yuliana Jian bilang pada Melly Jian kalau Wirianto Leng adalah ayahnya. Keluarga Leng benar-benar sangat waspada, takut dia mengganggu Keluarga Leng terus dengan putrinya ini?
Pengacara Guo menyipitkan mata menatap Yuliana Jian, dan berkata dingin, "Nyonya Tua Leng pernah berpesan, kalau kamu tidak bersedia menandatangani dokumen ini, kita mungkin akan mencoba merebut hak perawatan anak dan kamu selamanya tidak dapat bertemu dengan anakmu. Keluarga Leng kalau berebut hak anak denganmu, sebuah keluarga kaya berumur ratusan tahun dengan seorang tahanan wanita, kamu tidak mungkin bisa menang. Mengenai bagaimana Melly akan dirawat di Keluarga Leng, aku tidak tahu, tapi aku bisa menjamin, pasti tidak akan baik. Dari aku sendiri, aku ingin membujukmu, jangan mengharapkan lanjut tinggal di Keluarga Leng dengan anakmu ini. Keluarga Leng sama sekali tidak peduli anak diluar nikah seperti ini! Kalau kamu terus mengganggu, bagi kamu, bagi putrimu, bukanlah hal yang pintar. Sebenarnya kamu juga pernah tinggal beberapa waktu di rumah Keluarga Leng, kamu seharusnya mengerti, kadang kala, menjadi putri tahanan wanita, lebih baik daripada menjadi 'nona keluarga kaya' yang ditindas di rumah Keluarga Leng."
"Aku memberikan nama Melly Jian kepada anakku bermaksud tidak ingin dia ada hubungan dengan Keluarga Leng lagi." setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia langsung menandatangani perjanjian itu.
Saat Yuliana Jian melihat surat perceraian, dia ragu sebentar baru menandatangani surat itu. Ketika Yuliana Jian selesai menandatangani baru menghela napas lega. Sejak saat ini, dia dan Wirianto Leng benar-benar tidak ada hubungan sedikitpun.
Sampai jumpa, Wirianto Leng.
Bukan, mungkin selamanya tidak bertemu lagi.
Setelah Pengacara Guo pergi, Yuliana Jian berdiri di depan jendela cukup lama. Dia melihat keluar, melihat kerumunan orang yang berjalan di luar, tapi tidak melihat bayangan Wirianto Leng.
Pengacara Guo membawa dokumen yang sudah ditandatangani oleh Yuliana Jian ke hadapan Nyonya Tua Leng dan berkata dengan sopan, "Nyonya Tua, dokumen sudah ditandatangani."
Nyonya Tua Leng melihat dokumen-dokumen itu dengan dingin dan bertanya, "Apa sudah dikasih lihat kepada Wirianto?"
Pengacara Guo mengangguk, "Sudah dikasih lihat."
Nyonya Tua menatap Pengacara Guo sambil mengangkat alis dan bertanya rendah, "Lalu apa yang Wirianto katakan?"
Pengacara Guo menjawab sopan, "Direktur Leng tidak mengatakan apapun, hanya melihat sekilas dengan cepat. Setelah mengangguk sekali, direktur meletakkan direktur ini di samping."
Nyonya Tua Leng mengerutkan dahi, tersenyum, dan menghela napas, "Kelihatannya Wirianto benar-benar tidak peduli pada Yuliana lagi."
Ekspresi Nyonya Tua Leng terlalu rumit dan tersenyum puas, juga memiliki kesenangan atas keberhasilannya ini. Dia seperti prajurit yang perkasa, tidak ada yang dapat mengalahkan. Ketika dia mengalahkan semua orang dan merasa kesepian, kebetulan bertemu dengan satu hal yang sulit. Baru saja merasa sedikit tertarik, malah menang kembali dengan mudah. Satu-satunya yang sayang adalah, anak laki-laki yang Yuliana lahirkan hilang. Tidak tahu dibeli oleh orang-orang August Leng, benar-benar dibunuh, atau disembunyikan oleh August Leng di suatu tempat.
Kondisi seperti ini membuat Nyonya Tua Leng merasa sedikit bosan. Nyonya Tua Leng tidak suka orang lain melawan keinginannya, tapi juga senang melihat provokasi orang lain kepadanya, lalu dibunuh olehnya. Ini juga adalah tempat sesungguhnya dimana dia bisa mempertunjukkan kekuasaannya.
Mendengar ketukan di pintu, Nyonya Tua Leng segera menegakkan tubuh dan berkata sambil tersenyum, "Masuk."
Cindy Gu yang terlihat segar, mengenakan dress berwarna putih dan masuk sambil tersenyum, "Nyonya Tua, aku datang melihatmu."
Dibandingkan dengan Yuliana Jian yang sebelumnya, Cindy Gu setelah lulus kuliah, terus belajar memasak, merajut, merangkai bunga, dan keterampilan lainnya. Tidak pernah bekerja, dan sepenuhnya mempersiapkan untuk menikah ke dalam Keluarga Leng, seperti bunga cantik yang ditanam di dalam pot. Meskipun kelihatannya sangat anggun, tapi dalam gerakannya, terlihat banyak sekali ketakutan. Tapi karena ketakutan itu, juga jadi terlihat lucu dan anggun.
Nyonya Tua Leng melihat ke arah Cindy Gu dan berkata, "Untung kamu begitu niat. Ayo sini, duduk di sampingku."
Cindy Gu duduk dengan patuh di samping Nyonya Tua Leng. Nyonya Tua Leng segera menarik tangan Cindy Gu dan bertanya sambil tersenyum, "Bagaimana? Akhir-akhir ini hubunganmu masih baik bukan dengan Wirianto? Kedepannya kamu yang akan menjaga Wirianto. Kamu harus baik-baik dengan Wirianto. Sebenarnya aku sangat tenang, dengan sikap dan sifatmu, pasti akan berinteraksi baik-baik dengan Wirianto. Haih, aku yang sudah tua, tidak dapat tahan untuk menceramahi."
Nyonya Tua Leng pada saat ini seperti orang tua yang hangat dan baik hati, sama persis seperti ketika pertama kali bertemu dengan Yuliana Jian. Cindy Gu menundukkan kepala dengan malu dan berkata sambil tersenyum, "Aku tahu Nyonya Tua kamu baik kepadaku. Aku pasti akan berusaha keras untuk ... berinteraksi dengan baik dengannya ..."
"Dia yang mana? Harus panggil nama." Nyonya Tua Leng menyipitkan mata tapi tersenyum dengan sangat hangat, "Dan juga, jangan panggil aku Nyonya Tua lagi, kedengarannya tidak dekat. Panggil aku nenek. Kita sudah satu keluarga, bukan?"
Cindy Gu menganggukan kepala dengan malu. Nyonya Tua Leng tersenyum puas, "Sudahlah, jarang-jarang kamu datang ke sini, keliling rumah ini saja. Yang jelas kamu juga akan tinggal di rumahmu, jangan merasa malu. Lihat-lihat, keliling-keliling, juga sekalian menambah keakraban."
Cindy Gu menganggukan kepala dan keluar rumah. Setelah dia keluar dari paviliun nenek, dia baru berbalik dan masuk ke dalam taman. Saat ini August Leng kebetulan berjalan dari seberangnya. Mata Cindy Gu bercahaya lalu dia berkata senang, "August, kamu sudah pulang? Kebetulan sekali, aku juga datang melihat Nyonya Tua .... Eh, nenek ..."
"Oh, kakak ipar." August Leng merespon sambil tersenyum.
Ekspresi Cindy Gu sedikit sedih lalu dia berkata dengan suara kecil, "Aku belum masuk ke keluarga ini."
August Leng mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Iya, seharusnya memanggilmu kakak ipar masa depan."
Cindy Gu melihat sekitar tidak ada orang, memutar bola matanya ke arah August Leng, dan berkata kecil, "Benar-benar bisa menindas orang, sama persis seperti dulu."
August Leng masam dan berkata dingin, "Kedepannya jangan bicara seperti ini denganku. Di sini bagaimanapun adalah Keluarga Leng. Pikirkan bagaimana sulitnya kamu menjadi tunangan Wirianto. Jangan begitu mudahnya menghancurkan semua ini."
Novel Terkait
CEO Daddy
TantoVillain's Giving Up
Axe AshciellyAkibat Pernikahan Dini
CintiaSuami Misterius
LauraTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelCinta Dan Rahasia
JesslynMy Secret Love
Fang FangGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia