Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 266 Kejutan Besar
Mendengar kata-kata perawat, Yuliana menunduk melihat foto perbandingan wajah Zacky Wu sebelum dan sesudah operasi plastik, setelah operasi plastik, meskipun wajah Zacky terlihat ada sedikit perbedaan, tapi masih lumayan mirip. Yuliana tahu sebelumnya Zacky pernah mengalami sebuah kecelakaan mobil, tapi dia tidak tahu Zacky terluka sampai separah ini.
Yuliana mengambil dokumen tersebut secara refleks berpaling melihat Zacky di sampingnya, dia pun melihat Zacky menunduk malu, dengan tegang berkata: "Benar, saya sudah melakukan banyak operasi, mataku juga tidak terlalu bagus. Oleh karena itu, bersedia menerima saya seperti ini, sudah sangat menyusahkan Dora"
Dari ekspresi Zacky tidak terlihat ada yang aneh, seperti anak lelaki kecil yang benar-benar karena pernah terluka dan tertinggal sedikit efek samping, merasa sedikit canggung dan sungkan, Yuliana menyipitkan matanya, perlahan-lahan tersenyum: "Kecelakaan seperti ini tidak bisa dihindari, kamu sekarang sudah sangat beruntung, bisa hidup normal dan sehat seperti ini."
Berkata sampai sini, Yuliana meletakkan dokumen di tangannya, bertanya sambil tersenyum: "Kalau begitu sebelumnya kesehatanmu sudah tidak begitu baik, sekarang lagi-lagi mengalami luka sebesar ini, memang seharusnya istirahat dengan baik. Nanti aku akan coba diskusi dengan Direktur Leng, lihat apakah bisa menyusunmu ke sebuah pusat rehabilitasi di luar negeri."
Meskipun Yuliana tidak berani memastikan Zacky Wu akan mendatangkan ancaman untuknya, tapi setelah penculikan Melly Jian, Yuliana sudah pasti tidak akan membiarkan kedua anaknya terancam bahaya lagi. Karena Zacky ini selalu membuatnya merasa tidak tenang, maka lebih baik biarkan dia pergi saja. Keluar rehabilitasi sekalian belajar, untuk Zacky juga adalah sebuah promosi, kalaupun dia benar-benar tidak bersalah, juga tidak termasuk memperlakukannya dengan buruk.
Zacky mengerutkan kening, segera berkata: "Saya.....Saya benar-benar tidak usah keluar negeri.....terlalu merepotkan..... terlebih lagi Dora......."
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu kamu pikirkan dulu, aku bawa Melly pergi duluan."
Zacky mengerutkan keningnya, menunduk, dan mengangguk ringan, terlihat seperti diperlakukan tidak adil, berkata dengan suara kecil: "Nona Jian apakah merasa saya melakukan terlalu banyak operasi dan akan menjadi beban kalian? Atau anda tidak mempercayaiku? Nona Jian, anda tenang saja, Direktur Leng sudah pernah menyelidikiku berkali-kali, saya sudah pernah diinterogasi berkali-kali. Kalau pun kemarin, kemarin saya baru saja mengisi ulang formulir hubungan keluarga, bahkan sudah melakukan tes DNA, saya sudah melakukan belasan kali tes DNA, juga sidik jari dan retina..... Saya tahu ada orang yang melihatku pernah melakukan operasi plastik, merasa saya mungkin adalah orang lain yang menggantikan Zacky Wu, tapi, tapi saya..... Saya benar adalah saya....."
Berkata sampai sini, suara Zacky Wu mulai terisak, seakan diperlakukan dengan tidak adil. Melly melihat Zacky sejenak, segera menggenggam tangan Yuliana, berkata dengan suara kecil: "Ibu, kamu jangan menindas Zacky lagi, dia adalah orang baik, meskipun terlihat sedikit penakut, tapi dia yang seperti ini, bisa melakukan hal jahat seperti apa?"
Yuliana tidak menyangka Zacky bisa sesensitif ini, juga tidak menyangka Wirianto Leng pernah menyelidiki Zacky seteliti itu. Yuliana mengerutkan keningnya, merasa canggung, akhirnya dia menghibur sambil tersenyum: "Zacky, kamu mungkin salah paham, aku tidak ada maksud lain, aku hanya merasa kamu masih sangat muda, masih bisa belajar lebih banyak pengetahuan, tidak perlu terikat disini. Mungkin nada suaraku dan sikapku membuatmu salah paham, kamu jangan sembarangan berpikir, kamu menyelamatkan nyawaku sekali, aku mana mungkin ingin..... ingin kamu....."
Yuliana berkata sampai akhir, merasa sedikit bersalah, dia pun menunduk canggung, tidak berani bertatapan dengan Zacky Wu. Zacky sepertinya benar-benar marah, dia berdiri di sana menangis terisak-isak. Yuliana yang mendengar suara tangisan Zacky pun semakin tidak berani mengangkat wajahnya.
Melly malah tidak bisa melihat suasana dan menggoyang tangan Yuliana, mengerutkan kening dan berkata: "Ibu, kamu menindas Zacky sampai dia menangis!"
Yuliana sangat ingin langsung menutup mulut Melly, tidak ingin membiarkan Melly terus berbicara. Tapi Melly malah terus berkata tanpa tahu apa-apa: "Ibu, kamu seharusnya minta maaf kepada Zacky, kan? Zacky mengalami kecelakaan mobil juga bukan keinginannya sendiri, juga bukan dia yang ingin melakukan operasi plastik, kamu kenapa tidak menyukainya?"
Yuliana segera mengecilkan suaranya, berkata dengan suara kecil: "Bukan tidak menyukainya....."
Meliana mengerutkan hidungnya, kedua tangannya di taruh di pinggang: "Kalau ibu bukan membencinya, kenapa menyuruhnya pergi? Ibu memang membencinya, masih tidak berkata jujur, ibu seperti ini, tidak baik lho."
Yuliana memelototi Melly, kemudian mengangkat kepalanya, berkata kepada Zacky dengan canggung: "Kamu jangan salah paham terhadapku, sebenarnya aku hanya menyarankan hal ini, kalau kamu tidak mau, boleh menolak, karena bagaimanapun, keputusan ada di tanganmu."
Di situasi seperti sekarang ini, Yuliana juga tidak mengakui bahwa dia memang mencurigai Zacky Wu, ingin Zacky keluar negeri, jauh dari mereka. Kalau seperti itu, maka Zacky benar-benar terlalu kasihan. Yuliana merasa hatinya masih saja terlalu lemah, tidak tega berkata terlalu jujur, tidak tega terlalu kejam dalam melakukan sesuatu. Tapi kenyataan memang seperti itu, kalau Zacky benar-benar tidak ada tujuan lain, maka Yuliana mencurigainya seperti ini, Zacky benar-benar sangat kasihan.
Terlebih lagi Zacky baru saja menyelamatkannya, Yuliana merasa dia terlalu tidak punya hati nurani.
Zacky menghirup hidungnya, mengelap air matanya, melihat Yuliana dengan tatapan yang sangat berharap: "Nona Jian, anda benar mempercayai saya?"
Yuliana berusaha menunjukkan sebuah senyuman dan mengangguk, juga terpaksa mengiyakan kata-kata Zacky, terus berbohong: "Tentu saja, aku tentu saja mempercayaimu."
Melly segera melompat kesenangan: "Baguslah, Zacky tidak usah keluar negeri lagi, kalau begitu Zacky, kamu harus datang bermain denganku."
Yuliana menunduk, melihat Melly, bertanya sambil tersenyum: "Melly begitu suka bermain dengan kak Zacky?"
Melly mendongak dan tertawa: "Karena bermain dengan Kak Zacky sangat seru, Kak Zacky selalu mengalah padaku, tidak seperti kakakku itu, selalu menindasku, dan selalu memarahi bodoh. Ibu, biarkan Kak Zacky tetap disini, temani Melly disini untuk sementara. Ibu, kumohon."
Yuliana tidak tahu Melly begitu suka dengan Zacky, dia terpaksa menggelengkan kepala tidak berdaya: "Hal ini bukannya harus lihat keinginan Kak Zacky-mu? Kak Zacky-mu ini masih banyak urusan, kamu jangan mengganggunya terus."
"Tidak apa-apa." Zacky menggaruk kepalanya, berkata sambil tertawa: "Saya sebenarnya.....sebenarnya sangat suka bermain dengan Melly, jangan lihat Melly masih kecil, tapi dia memang lebih pintar dan berkeputusan daripada saya, masih ada banyak hal yang perlu saya pelajari dari dia."
Melly segera mendongak, dengan angkuh melihat Yuliana: "Lihat, lihat, aku di dalam hati Zacky adalah seorang anak baik yang sangat luar biasa......"
Yuliana mengulurkan tangan mengelus hidung Melly, tertawa tidak berdaya: "Kamu ini, pintar memuji diri sendiri......"
Selesai berkata, Yuliana pun mendongak melihat Zacky, berkata: "Melly kadang memang seperti ini, semoga kamu tidak keberatan."
Zacky segera menggeleng, berkata dengan suara kecil: "Tidak akan, Melly seperti ini sangat imut."
Melly paling tidak tahan dipuji orang lain, mendengar Zacky memujinya, segera melompat ringan dan tertawa: "Ibu.....Ibu..... Zacky memujiku imut....."
"Oh......" Yuliana melihat Melly yang sombong, dia pun mengangguk asal: "Aku juga merasa kamu imut."
Melly sama sekali tidak merasa keasalan Yuliana, dia pun menggoyang kepalanya berkata: "Aku sudah tahu aku sangat imut."
Yuliana melihat Melly yang menggoyang kepalanya, dia pun menghela nafas panjang, kemudian berpaling melihat Zacky dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu aku bawa Melly keluar rumah sakit dulu, kamu di rumah sakit ikuti perintah dokter."
"Baik......." Zacky tersenyum malu dan mengangguk.
Yuliana tersenyum membalas Zacky, kemudian menggandeng Melly yang tadi membuatnya merasa canggung, berkata dengan suara kecil: "Sudah, jangan sesombong itu, kita sudah mau pergi."
Melly menggandeng tangan Yuliana, kemudian mendongak melihat Yuliana dan terus tertawa bertanya: "Ibu..... Melly benar-benar seimut itukah?"
Yuliana mengerutkan kening dan berkata tidak berdaya: "Iya.... memang lumayan imut......"
Melly mengulurkan tangannya, berkata kepada Yuliana: "Keimutanku sebesar jariku ini atau sebesar telapak tanganku ini?"
Yuliana menunduk melihat bekas luka dalam di jari kelingking Melly, dia pun teringat adegan setelah jari kelingking itu dipotong dan dibawa ke depannya. Yuliana pun merasa sakit di hatinya, dia pun tersenyum lembut kepada Melly: "Sebesar bangunan tinggi ini. Melly adalah anak yang paling imut...."
Melly langsung tertawa dan melompat: "Wah, Melly sehebat itu?"
Yuliana mengangguk ringan: "Benar sehebat itu, di dunia ini, anak yang seimut Melly hanya Melvin....."
"Eh....." Melly memoncongkan mulutnya dengan ekspresi jijik: "Kalau begitu tadi Ibu sama sekali bukan sedang memuji Melly, Melvin sama sekali tidak imut! Melvin sangat menyebalkan!"
Yuliana mengelus kepala Melly dan akhirnya tertawa keras. Meskipun Melly masih saja cerawat sampai sedikit menyebalkan, tapi sekarang membuat Yuliana sangat senang, karena Melly yang sekarang semakin lama semakin mirip dengan Melly yang dulu.
Melly di sepanjang jalan terus berbicara, hanya sampai saat mobil yang mereka naiki sampai di depan pintu villa, Melly baru tiba-tiba terdiam, membeku menatap villa. Kemudian Melly tiba-tiba berbalik melihat Yuliana, mengedipkan matanya, dan berkata sambil menangis: "Ibu.... Melly benar-benar sudah pulang?"
Yuliana menghela nafas ringan, mengulurkan tangan mengelus kepala Melly, berkata sambil tersenyum: "Benar, Melly benar-benar sudah pulang."
Melly menghirup hidungnya, segera tertawa, kemudian mengelap air matanya, dan menangis: "Melly mengira Melly tidak akan bisa pulang ke rumah lagi."
Kata-kata Melly membuat Yuliana merasa sakit di hatinya, dia mengulurkan tangan memeluk Melly, sambil tersenyum menghibur Melly: "Melly jangan takut, sekarang kamu sudah pulang, kamu tidak perlu takut lagi, tidak ada orang yang akan melukaimu lagi. Ayah dan ibu sekarang ada di sampingmu, kita juga akan selalu ada di sisimu."
Melly menghirup hidungnya, kemudian mengangguk dengan kuat, berkata terisak: "Benar..... Kalian selalu ada di sisi Melly, oleh karena itu jangan pedulikan Melvin lagi, ya?"
Yuliana mengerutkan keningnya, dia mengelap air mata Melly, tidak tahu harus tertawa atau menangis, berkata: "Melly, kamu bisa tidak jangan membuatku kesal?"
Melly juga ikut tertawa, bergumam: "Aku......Aku bukan membuatmu kesal...... Aku serius!"
Selesai berbicara, Melly pun segera membuka pintu mobil, tersenyum berseri-seri dan bermaksud turun dari mobil: "Aku mau lihat apakah kalian ada mempersiapkan kue besar untukku."
Setelah Melly turun dari mobil, Yuliana juga segera turun mengikuti Melly. tapi kecepatan Melly turun dari mobil terlalu cepat, membuat Yuliana ketakutan, takut saat berlari turun dari mobil, Melly tidak hati-hati dan melukai kelingkingnya.
Yuliana pun segera berlari mengikuti Melly dari belakang, Melly sambil tertawa sambil berlari maju, sambil berlari sambil berpaling ke belakang melihat Yuliana dengan sombong dan berkata: "Ibu cepat, cepat kesini, aku tidak akan menunggumu lagi....."
Selesai berbicara, Melly pun lebih dulu sampai ke depan pintu dan membuka pintu villa, Melly pun melihat hall villa yang kosong, tidak ada apapun di dalam, dan juga sangat hening.
Melly pun langsung menghirup hidungnya dan merasa dikhianati, dia berpaling melihat Yuliana dan menangis: "Ibu..... Tidak ada apapun.... Apakah ayah dan kakak tidak......"
Melly belum selesai bicara, Yuliana pun mengangkat tangan menunjuk ke arah belakang Melly, Melly segera berpaling, dia pun melihat Wirianto sedang mendorong kue setinggi orang keluar, Melly langsung berlari ke sana dengan semangat, menutup mulut dengan tangannya dan berkata: "Ini semua untuk Melly?"
Yuliana bersandar di pintu, melipat tangannya, sengaja mempermainkan Melly dan menggelengkan kepala: "Takutnya tidak boleh......."
Wirianto pun segera mengangguk, berkata serius: "Memang tidak boleh, Melly masih tidak boleh makan begini banyak, kamu hanya......."
Wirianto menunjuk kue kecil yang terletak di paling atas, dan berkata dingin: "Hanya ini....."
Melly mengerutkan keningnya, dengan tidak senang berkata: "Kue sebesar ini, hanya memberikut ujung kecil ini?"
Melvin Jian menggelengkan kepala: "Bukan ujung kecil ini, ayah belum selesai bicara, hanya setengah dari ujung kecil itu....."
Ekspresi Melly langsung berubah, melirik sinis Melvin, sudut bibir Melvin terangkat, tidak bisa menahan tawanya, dan terus berkata: "Setengah dari setengahnya lagi......."
Mata Melly pun memerah: "Kalau begitu kalian langsung potong kue sebesar telapak tangan saja untukku, mengeluarkan kue sebesar ini, membuatku senang sia-sia!"
"Oh, lumayan, sudah bisa memakai 'senang sia-sia'." Yuliana berjalan kesana sambil tertawa: "Akhir-akhir ini standar bahasa Melly meningkat banyak."
Melly mengerutkan kening, bibirnya cemberut: "Benar, aku benar-benar sangat senang."
Yuliana mengelus wajah kecil Melly, dan berkata sambil tersenyum: "Jangan tidak senang, nanti setelah kamu sudah sembuh, kamu boleh makan lebih banyak kue, sekarang kue ini juga adalah hadiah dari ayah dan kakak untukmu."
Di wajah Melly terlihat sedikit ekspresi terharu, kemudian melihat Wirianto dan Melvin dengan tatapan curiga: "Kalian yang membuat kue ini? Kalian sekarang sudah bisa membuat kue?"
Melvin menggelengkan kepala: "Bukan, tapi mendorong kue ini juga sangat susah, harus menjaga keseimbangan, juga harus punya tenaga yang cukup......."
Mendengar kata-kata Melvin, Melly langsung menghirup hidungnya, dan berteriak keras: "Melvin Jian, kamu benar-benar sangat menyebalkan, aku mau kembali ke rumah sakit!"
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaCinta Tak Biasa
SusantiWahai Hati
JavAliusCintaku Pada Presdir
NingsiLove at First Sight
Laura VanessaWaiting For Love
SnowYama's Wife
ClarkCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia