Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 266 Kejutan Besar

Mendengar kata-kata perawat, Yuliana menunduk melihat foto perbandingan wajah Zacky Wu sebelum dan sesudah operasi plastik, setelah operasi plastik, meskipun wajah Zacky terlihat ada sedikit perbedaan, tapi masih lumayan mirip. Yuliana tahu sebelumnya Zacky pernah mengalami sebuah kecelakaan mobil, tapi dia tidak tahu Zacky terluka sampai separah ini.

Yuliana mengambil dokumen tersebut secara refleks berpaling melihat Zacky di sampingnya, dia pun melihat Zacky menunduk malu, dengan tegang berkata: "Benar, saya sudah melakukan banyak operasi, mataku juga tidak terlalu bagus. Oleh karena itu, bersedia menerima saya seperti ini, sudah sangat menyusahkan Dora"

Dari ekspresi Zacky tidak terlihat ada yang aneh, seperti anak lelaki kecil yang benar-benar karena pernah terluka dan tertinggal sedikit efek samping, merasa sedikit canggung dan sungkan, Yuliana menyipitkan matanya, perlahan-lahan tersenyum: "Kecelakaan seperti ini tidak bisa dihindari, kamu sekarang sudah sangat beruntung, bisa hidup normal dan sehat seperti ini."

Berkata sampai sini, Yuliana meletakkan dokumen di tangannya, bertanya sambil tersenyum: "Kalau begitu sebelumnya kesehatanmu sudah tidak begitu baik, sekarang lagi-lagi mengalami luka sebesar ini, memang seharusnya istirahat dengan baik. Nanti aku akan coba diskusi dengan Direktur Leng, lihat apakah bisa menyusunmu ke sebuah pusat rehabilitasi di luar negeri."

Meskipun Yuliana tidak berani memastikan Zacky Wu akan mendatangkan ancaman untuknya, tapi setelah penculikan Melly Jian, Yuliana sudah pasti tidak akan membiarkan kedua anaknya terancam bahaya lagi. Karena Zacky ini selalu membuatnya merasa tidak tenang, maka lebih baik biarkan dia pergi saja. Keluar rehabilitasi sekalian belajar, untuk Zacky juga adalah sebuah promosi, kalaupun dia benar-benar tidak bersalah, juga tidak termasuk memperlakukannya dengan buruk.

Zacky mengerutkan kening, segera berkata: "Saya.....Saya benar-benar tidak usah keluar negeri.....terlalu merepotkan..... terlebih lagi Dora......."

Yuliana berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu kamu pikirkan dulu, aku bawa Melly pergi duluan."

Zacky mengerutkan keningnya, menunduk, dan mengangguk ringan, terlihat seperti diperlakukan tidak adil, berkata dengan suara kecil: "Nona Jian apakah merasa saya melakukan terlalu banyak operasi dan akan menjadi beban kalian? Atau anda tidak mempercayaiku? Nona Jian, anda tenang saja, Direktur Leng sudah pernah menyelidikiku berkali-kali, saya sudah pernah diinterogasi berkali-kali. Kalau pun kemarin, kemarin saya baru saja mengisi ulang formulir hubungan keluarga, bahkan sudah melakukan tes DNA, saya sudah melakukan belasan kali tes DNA, juga sidik jari dan retina..... Saya tahu ada orang yang melihatku pernah melakukan operasi plastik, merasa saya mungkin adalah orang lain yang menggantikan Zacky Wu, tapi, tapi saya..... Saya benar adalah saya....."

Berkata sampai sini, suara Zacky Wu mulai terisak, seakan diperlakukan dengan tidak adil. Melly melihat Zacky sejenak, segera menggenggam tangan Yuliana, berkata dengan suara kecil: "Ibu, kamu jangan menindas Zacky lagi, dia adalah orang baik, meskipun terlihat sedikit penakut, tapi dia yang seperti ini, bisa melakukan hal jahat seperti apa?"

Yuliana tidak menyangka Zacky bisa sesensitif ini, juga tidak menyangka Wirianto Leng pernah menyelidiki Zacky seteliti itu. Yuliana mengerutkan keningnya, merasa canggung, akhirnya dia menghibur sambil tersenyum: "Zacky, kamu mungkin salah paham, aku tidak ada maksud lain, aku hanya merasa kamu masih sangat muda, masih bisa belajar lebih banyak pengetahuan, tidak perlu terikat disini. Mungkin nada suaraku dan sikapku membuatmu salah paham, kamu jangan sembarangan berpikir, kamu menyelamatkan nyawaku sekali, aku mana mungkin ingin..... ingin kamu....."

Yuliana berkata sampai akhir, merasa sedikit bersalah, dia pun menunduk canggung, tidak berani bertatapan dengan Zacky Wu. Zacky sepertinya benar-benar marah, dia berdiri di sana menangis terisak-isak. Yuliana yang mendengar suara tangisan Zacky pun semakin tidak berani mengangkat wajahnya.

Melly malah tidak bisa melihat suasana dan menggoyang tangan Yuliana, mengerutkan kening dan berkata: "Ibu, kamu menindas Zacky sampai dia menangis!"

Yuliana sangat ingin langsung menutup mulut Melly, tidak ingin membiarkan Melly terus berbicara. Tapi Melly malah terus berkata tanpa tahu apa-apa: "Ibu, kamu seharusnya minta maaf kepada Zacky, kan? Zacky mengalami kecelakaan mobil juga bukan keinginannya sendiri, juga bukan dia yang ingin melakukan operasi plastik, kamu kenapa tidak menyukainya?"

Yuliana segera mengecilkan suaranya, berkata dengan suara kecil: "Bukan tidak menyukainya....."

Meliana mengerutkan hidungnya, kedua tangannya di taruh di pinggang: "Kalau ibu bukan membencinya, kenapa menyuruhnya pergi? Ibu memang membencinya, masih tidak berkata jujur, ibu seperti ini, tidak baik lho."

Yuliana memelototi Melly, kemudian mengangkat kepalanya, berkata kepada Zacky dengan canggung: "Kamu jangan salah paham terhadapku, sebenarnya aku hanya menyarankan hal ini, kalau kamu tidak mau, boleh menolak, karena bagaimanapun, keputusan ada di tanganmu."

Di situasi seperti sekarang ini, Yuliana juga tidak mengakui bahwa dia memang mencurigai Zacky Wu, ingin Zacky keluar negeri, jauh dari mereka. Kalau seperti itu, maka Zacky benar-benar terlalu kasihan. Yuliana merasa hatinya masih saja terlalu lemah, tidak tega berkata terlalu jujur, tidak tega terlalu kejam dalam melakukan sesuatu. Tapi kenyataan memang seperti itu, kalau Zacky benar-benar tidak ada tujuan lain, maka Yuliana mencurigainya seperti ini, Zacky benar-benar sangat kasihan.

Terlebih lagi Zacky baru saja menyelamatkannya, Yuliana merasa dia terlalu tidak punya hati nurani.

Zacky menghirup hidungnya, mengelap air matanya, melihat Yuliana dengan tatapan yang sangat berharap: "Nona Jian, anda benar mempercayai saya?"

Yuliana berusaha menunjukkan sebuah senyuman dan mengangguk, juga terpaksa mengiyakan kata-kata Zacky, terus berbohong: "Tentu saja, aku tentu saja mempercayaimu."

Melly segera melompat kesenangan: "Baguslah, Zacky tidak usah keluar negeri lagi, kalau begitu Zacky, kamu harus datang bermain denganku."

Yuliana menunduk, melihat Melly, bertanya sambil tersenyum: "Melly begitu suka bermain dengan kak Zacky?"

Melly mendongak dan tertawa: "Karena bermain dengan Kak Zacky sangat seru, Kak Zacky selalu mengalah padaku, tidak seperti kakakku itu, selalu menindasku, dan selalu memarahi bodoh. Ibu, biarkan Kak Zacky tetap disini, temani Melly disini untuk sementara. Ibu, kumohon."

Yuliana tidak tahu Melly begitu suka dengan Zacky, dia terpaksa menggelengkan kepala tidak berdaya: "Hal ini bukannya harus lihat keinginan Kak Zacky-mu? Kak Zacky-mu ini masih banyak urusan, kamu jangan mengganggunya terus."

"Tidak apa-apa." Zacky menggaruk kepalanya, berkata sambil tertawa: "Saya sebenarnya.....sebenarnya sangat suka bermain dengan Melly, jangan lihat Melly masih kecil, tapi dia memang lebih pintar dan berkeputusan daripada saya, masih ada banyak hal yang perlu saya pelajari dari dia."

Melly segera mendongak, dengan angkuh melihat Yuliana: "Lihat, lihat, aku di dalam hati Zacky adalah seorang anak baik yang sangat luar biasa......"

Yuliana mengulurkan tangan mengelus hidung Melly, tertawa tidak berdaya: "Kamu ini, pintar memuji diri sendiri......"

Selesai berkata, Yuliana pun mendongak melihat Zacky, berkata: "Melly kadang memang seperti ini, semoga kamu tidak keberatan."

Zacky segera menggeleng, berkata dengan suara kecil: "Tidak akan, Melly seperti ini sangat imut."

Melly paling tidak tahan dipuji orang lain, mendengar Zacky memujinya, segera melompat ringan dan tertawa: "Ibu.....Ibu..... Zacky memujiku imut....."

"Oh......" Yuliana melihat Melly yang sombong, dia pun mengangguk asal: "Aku juga merasa kamu imut."

Melly sama sekali tidak merasa keasalan Yuliana, dia pun menggoyang kepalanya berkata: "Aku sudah tahu aku sangat imut."

Yuliana melihat Melly yang menggoyang kepalanya, dia pun menghela nafas panjang, kemudian berpaling melihat Zacky dan berkata sambil tersenyum: "Kalau begitu aku bawa Melly keluar rumah sakit dulu, kamu di rumah sakit ikuti perintah dokter."

"Baik......." Zacky tersenyum malu dan mengangguk.

Yuliana tersenyum membalas Zacky, kemudian menggandeng Melly yang tadi membuatnya merasa canggung, berkata dengan suara kecil: "Sudah, jangan sesombong itu, kita sudah mau pergi."

Melly menggandeng tangan Yuliana, kemudian mendongak melihat Yuliana dan terus tertawa bertanya: "Ibu..... Melly benar-benar seimut itukah?"

Yuliana mengerutkan kening dan berkata tidak berdaya: "Iya.... memang lumayan imut......"

Melly mengulurkan tangannya, berkata kepada Yuliana: "Keimutanku sebesar jariku ini atau sebesar telapak tanganku ini?"

Yuliana menunduk melihat bekas luka dalam di jari kelingking Melly, dia pun teringat adegan setelah jari kelingking itu dipotong dan dibawa ke depannya. Yuliana pun merasa sakit di hatinya, dia pun tersenyum lembut kepada Melly: "Sebesar bangunan tinggi ini. Melly adalah anak yang paling imut...."

Melly langsung tertawa dan melompat: "Wah, Melly sehebat itu?"

Yuliana mengangguk ringan: "Benar sehebat itu, di dunia ini, anak yang seimut Melly hanya Melvin....."

"Eh....." Melly memoncongkan mulutnya dengan ekspresi jijik: "Kalau begitu tadi Ibu sama sekali bukan sedang memuji Melly, Melvin sama sekali tidak imut! Melvin sangat menyebalkan!"

Yuliana mengelus kepala Melly dan akhirnya tertawa keras. Meskipun Melly masih saja cerawat sampai sedikit menyebalkan, tapi sekarang membuat Yuliana sangat senang, karena Melly yang sekarang semakin lama semakin mirip dengan Melly yang dulu.

Melly di sepanjang jalan terus berbicara, hanya sampai saat mobil yang mereka naiki sampai di depan pintu villa, Melly baru tiba-tiba terdiam, membeku menatap villa. Kemudian Melly tiba-tiba berbalik melihat Yuliana, mengedipkan matanya, dan berkata sambil menangis: "Ibu.... Melly benar-benar sudah pulang?"

Yuliana menghela nafas ringan, mengulurkan tangan mengelus kepala Melly, berkata sambil tersenyum: "Benar, Melly benar-benar sudah pulang."

Melly menghirup hidungnya, segera tertawa, kemudian mengelap air matanya, dan menangis: "Melly mengira Melly tidak akan bisa pulang ke rumah lagi."

Kata-kata Melly membuat Yuliana merasa sakit di hatinya, dia mengulurkan tangan memeluk Melly, sambil tersenyum menghibur Melly: "Melly jangan takut, sekarang kamu sudah pulang, kamu tidak perlu takut lagi, tidak ada orang yang akan melukaimu lagi. Ayah dan ibu sekarang ada di sampingmu, kita juga akan selalu ada di sisimu."

Melly menghirup hidungnya, kemudian mengangguk dengan kuat, berkata terisak: "Benar..... Kalian selalu ada di sisi Melly, oleh karena itu jangan pedulikan Melvin lagi, ya?"

Yuliana mengerutkan keningnya, dia mengelap air mata Melly, tidak tahu harus tertawa atau menangis, berkata: "Melly, kamu bisa tidak jangan membuatku kesal?"

Melly juga ikut tertawa, bergumam: "Aku......Aku bukan membuatmu kesal...... Aku serius!"

Selesai berbicara, Melly pun segera membuka pintu mobil, tersenyum berseri-seri dan bermaksud turun dari mobil: "Aku mau lihat apakah kalian ada mempersiapkan kue besar untukku."

Setelah Melly turun dari mobil, Yuliana juga segera turun mengikuti Melly. tapi kecepatan Melly turun dari mobil terlalu cepat, membuat Yuliana ketakutan, takut saat berlari turun dari mobil, Melly tidak hati-hati dan melukai kelingkingnya.

Yuliana pun segera berlari mengikuti Melly dari belakang, Melly sambil tertawa sambil berlari maju, sambil berlari sambil berpaling ke belakang melihat Yuliana dengan sombong dan berkata: "Ibu cepat, cepat kesini, aku tidak akan menunggumu lagi....."

Selesai berbicara, Melly pun lebih dulu sampai ke depan pintu dan membuka pintu villa, Melly pun melihat hall villa yang kosong, tidak ada apapun di dalam, dan juga sangat hening.

Melly pun langsung menghirup hidungnya dan merasa dikhianati, dia berpaling melihat Yuliana dan menangis: "Ibu..... Tidak ada apapun.... Apakah ayah dan kakak tidak......"

Melly belum selesai bicara, Yuliana pun mengangkat tangan menunjuk ke arah belakang Melly, Melly segera berpaling, dia pun melihat Wirianto sedang mendorong kue setinggi orang keluar, Melly langsung berlari ke sana dengan semangat, menutup mulut dengan tangannya dan berkata: "Ini semua untuk Melly?"

Yuliana bersandar di pintu, melipat tangannya, sengaja mempermainkan Melly dan menggelengkan kepala: "Takutnya tidak boleh......."

Wirianto pun segera mengangguk, berkata serius: "Memang tidak boleh, Melly masih tidak boleh makan begini banyak, kamu hanya......."

Wirianto menunjuk kue kecil yang terletak di paling atas, dan berkata dingin: "Hanya ini....."

Melly mengerutkan keningnya, dengan tidak senang berkata: "Kue sebesar ini, hanya memberikut ujung kecil ini?"

Melvin Jian menggelengkan kepala: "Bukan ujung kecil ini, ayah belum selesai bicara, hanya setengah dari ujung kecil itu....."

Ekspresi Melly langsung berubah, melirik sinis Melvin, sudut bibir Melvin terangkat, tidak bisa menahan tawanya, dan terus berkata: "Setengah dari setengahnya lagi......."

Mata Melly pun memerah: "Kalau begitu kalian langsung potong kue sebesar telapak tangan saja untukku, mengeluarkan kue sebesar ini, membuatku senang sia-sia!"

"Oh, lumayan, sudah bisa memakai 'senang sia-sia'." Yuliana berjalan kesana sambil tertawa: "Akhir-akhir ini standar bahasa Melly meningkat banyak."

Melly mengerutkan kening, bibirnya cemberut: "Benar, aku benar-benar sangat senang."

Yuliana mengelus wajah kecil Melly, dan berkata sambil tersenyum: "Jangan tidak senang, nanti setelah kamu sudah sembuh, kamu boleh makan lebih banyak kue, sekarang kue ini juga adalah hadiah dari ayah dan kakak untukmu."

Di wajah Melly terlihat sedikit ekspresi terharu, kemudian melihat Wirianto dan Melvin dengan tatapan curiga: "Kalian yang membuat kue ini? Kalian sekarang sudah bisa membuat kue?"

Melvin menggelengkan kepala: "Bukan, tapi mendorong kue ini juga sangat susah, harus menjaga keseimbangan, juga harus punya tenaga yang cukup......."

Mendengar kata-kata Melvin, Melly langsung menghirup hidungnya, dan berteriak keras: "Melvin Jian, kamu benar-benar sangat menyebalkan, aku mau kembali ke rumah sakit!"

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu