Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
Pada akhirnya Peggy He mabuk, Yuliana Jian mau tidak mau harus mengambil ponsel Peggy He dan menelepon sekretaris Peggy He.
Setelah sang sekretaris setelah mendapatkan panggilan segera datang untuk menjemput mereka. Untung saja Peggy He sudah menyiapkan satu kamar hotel untuk Yuliana Jian. Setelah Yuliana Jian menggendong Melly Jian memasuki kamar hotel, dia menutup pintu, menaruh Melly Jian di atas ranjang dan menyelimutinya lalu Yuliana Jian berjalan ke kamar mandi.
Yuliana Jian menanggalkan pakaiannya dan berdiri di dalam kamar mandi, dia menyalakan shower. Ketika air hangat menyentuh tubuhnya, Yuliana Jian memejamkan matanya. Dia sedikit mengadahkan kepalanya dan membiarkan air membasahi dirinya, dia sudah sangat lama tidak mandi dengan senyaman ini dengan air hangat. Ketika sedang di penjara, jam mandi mereka memiliki ketentuan dan suhu airnya sangat dingin.
Yuliana Jian terus mandi hingga tangannya sudah berkeriput, dia baru memakai jubah mandi dan berjalan keluar dari kamar mandi. Yuliana Jian kembali ke pinggir ranjang dan tidur di sebelah Melly Jian. Dari sisi Yuliana Jian, kebetulan bisa melihat ke arah jendela dan melihat cahaya-cahaya yang indah di luar sana. Suasana di dalam penjara setiap malamnya terlalu hening, Yuliana Jian sudah lupa sudah berapa lama dia tidak melihat cahaya malam yang begitu indah.
Tiba-tiba Yuliana Jian memiliki perasaan seperti kembali ke dunianya.
Pada saat ini Melly Jian mengeluarkan suara, dia sedang bergumam di dalam mimpinya. Yuliana Jian dapat mendengar Melly Jian mengucapkan kata 'makan.'
Yuliana Jian bergegas menepuk-nepuk Melly Jian, Melly Jian pun bersandar pada dada Yuliana Jian dan melanjutkan tidurnya. Yuliana Jian mencium kening Melly Jian dengan pelan dan memeluknya. Yuliana Jian tidak bisa menahan senyumannya, akhirnya dia sudah bebas, akhirnya dia sudah dapat memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Melly Jian.
Wirianto Leng terduduk sendirian di dalam villa dalam waktu yang cukup lama. Hingga langit berubah menjadi gelap barulah dia beranjak dan berbicara kepada Linardi Zhang : "ayo pergi, siapkan mobil untukku. Aku ingin kembali ke Mansion Keluarga Leng."
Linardi Zhang segera membawa secangkir teh ginseng kepada Wirianto Leng berkata: "Direktur Leng sebaiknya Anda minum secangkir teh ginseng terlebih dahulu baru pergi. Raut wajah Anda yang sekarang tidak terlihat baik."
Wirianto Leng sedang terluka, wajahnya pucat. Jika kembali ke rumah, akan mudah terlihat oleh orang-orang bahwa dia sedang sakit. Wirianto Leng menyesap teh ginseng dengan ringan, wajahnya tidak lagi tampak pucat dan menakutkan.
Lalu Wirianto Leng beranjak dan keluar dari villa. Dia masuk ke dalam mobil dan kembali ke Mansion Keluarga Leng. Seperti biasanya setiap kali dia masuk ke Mansion Keluarga Leng, dia akan pergi ke kamar Nyonya Tua Leng untuk berbincang-bincang dengannya.
Begitu melihat Wirianto Leng, Nyonya Tua Leng segera berbicara dengan dingin: "Wirianto, apakah kamu tahu Yuliana Jian sudah keluar dari penjara!"
Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dan tersenyum berkata: "aku mengetahuinya. Tetapi apakah itu ada hubungannya denganku?"
Nyonya Tua Leng mendengus: "tetapi dia sedang menyelidiki kembali kasus tersebut, itu dapat diartikan bahwa dia tidak membunuh orang pada saat itu. Apakah kamu tidak ingin berbalikkan dengan dia?"
"Jika dia menyelidiki kembali kasus tersebut 4 tahun yang lalu, mungkin saja aku akan memilih untuk kembali bersamanya."
Wirianto Leng dengan suara rendah dan mengerutkan keningnya berkata: "tetapi sekarang aku sudah memiliki keluargaku sendiri dan aku sudah melupakan siapa itu Yuliana Jian. Begitu teringat masa lalu aku pun juga tidak tahu mengapa aku bisa menyukai wanita itu. Sekarang bagiku yang terpenting adalah mengatur Keluarga Leng dengan baik, dan mendidik Wibowo Leng dengan baik, agar Keluarga Leng menjadi semakin kuat. Aku sudah tidak mempedulikan masalah lain. Lagipula jika membahas Nyonya Muda Keluarga Leng, aku merasa Cindy jauh lebih cocok."
"Cindy?" Nyonya Tua Leng mendengus lalu menutup mulutnya dan mulai terbatuk.
Selama beberapa tahun ini Nyonya Tua Leng sudah semakin menua. Dulu dia sudah berselisih dengan August Leng selama bertahun-tahun. Ketika dia menyadari keberadaan Wirianto Leng, kekuasaan Wirianto Leng sudah jauh lebih kuat dibandingkan yang dulu, dia sudah menelan banyak kekuasaan Keluarga Leng dan akhir-akhir juga sudah memojokkan pembantu terhebat Nyonya Tua Leng hingga meninggal, pembantu itu merupakan orang yang paling mendukung dia di dalam Keluarga Besar Leng.
Karena hal inilah Nyonya Tua Leng baru menyadari Wirianto Leng dan tanpa disadari kekuasaan Wirianto Leng di dalam Keluarga Leng sudah melebihi dirinya! Orang-orang sudah tidak menanyakan banyak masalah kepadanya melainkan bertanya kepada Wirianto Leng. Pada bagian inilah yang membuat Nyonya Tua Leng sangat tidak senang!
Nyonya Tua Leng segera berbicara dengan dingin: "bagus juga jika kamu sudah melupakan wanita itu. Sekarang ini kamu sudah menyinggung terlalu banyak orang. Berhati-hatilah akan ada orang yang membalaskan dendam mereka karena mereka memang benar sudah difitnah."
"Aku memang berharap akan ada orang yang akan membalaskan dendam mereka." Wirianto Leng tersenyum dingin berkata: "dengan begitu aku dapat melihat siapa yang merupakan musuhku dan siapa yang merupakan temanku."
Begitu Wirianto Leng selesai berbicara, dia segera beranjak dan tersenyum ke arah Nyonya Tua Leng berkata: "jika tidak ada hal lain yang ingin nenek bicarakan, maka aku akan pergi terlebih dahulu. Aku masih ingin melihat Wibowo Leng."
Setelah Wirianto Leng selesai berbicara, dia segera membalikkan badan dan keluar dari kamar Nyonya Tua Leng. Nyonya Tua Leng menatap punggung Wirianto Leng sambil mengerutkan keningnya dan mendengus: "huh, semakin kurang ajar saja. Semuanya sama saja, tidak ada satu pun yang bisa membuatku tenang!"
Pembantu wanita menuang secangkir teh dan membawanya kemari. Pembantu wanita ini sangat setia kepada Nyonya Tua Leng selama bertahun-tahun. Begitu melihat wajah marah Nyonya Tua Leng, pembantu itu berkata dengan pelan: "Nyonya Tua, menurut Anda apakah Tuan Muda Pertama benar-benar sudah melupakan wanita yang bernama Yuliana Jian itu?"
Nyonya Tua Leng mengangkat alisnya dengan ringan dan berkata dengan suara dingin, "Bagaimana aku mengetahuinya? Aku ini sekarang tuli! Aku buta! Bagaimana aku bisa tahu isi pikiran Direktur Leng?"
Ucapan Nyonya Tua Leng ini bukan ucapan marah, memang benar selama beberapa tahun ini kekuasannya semakin melemah. Dia tidak tahu apa yang sedang dilakukan Wirianto Leng akhir-akhir ini dan dia sudah tidak bisa menaruh mata-mata di sekitar Wirianto Leng. Sebenarnya Nyonya Tua Leng merasa curiga karena sebelumnya kekuasaan Wirianto Leng tidak sekuat ini. Dia tidak mengerti mengapa dalam waktu singkat Wirianto Leng bisa menjadi begitu kuat? Apakah ada orang yang sedang membantunya?
Pembantu wanita itu melihat sekilas ekspresi Nyonya Tua Leng dan berkata dengan pelan: "sebenarnya aku merasa Tuan Muda Pertama masih mempedulikan wanita yang bermarga Jian itu. Bagaimana jika menggunakan wanita itu........"
"Tidak boleh berbuat seperti itu." Nyonya Tua Leng mengerutkan keningnya berkata: "sekarang ini kita tidak tahu isi pikiran Wirianto. Jika kamu tiba-tiba menculik Yuliana Jian dan anaknya dan bagaimana jika ternyata tidak dapat digunakan untuk mengancam Wirianto Leng? Mungkin saja dia tidak akan peduli jika Yuliana Jian dan anaknya terluka, tetapi dia tidak mungkin tidak peduli dengan ancamanmu! Meskipun kita tidak mengakui putri dari Yuliana Jian itu, tetapi pada dasarnya itu merupakan darah daging Wirianto Leng. Kamu kira orang lain tidak akan menjebak mereka? Tetapi ada berapa orang yang benar-benar berani mengancam mereka? Posisi mereka saat ini sangat unik. Tidak ada orang yang yakin 100% dapat menggunakan mereka untuk mengatur Wirianto Leng. Lagipula karena takut akan menyinggung Wirianto Leng, tentu saja mereka tidak berani bertindak dengan gegabah terlebih sekarang mereka sudah keluar dari penjara dengan aman. Tidak, masih ada satu orang lagi yang berani menyentuh mereka. Orang gila itu......."
Begitu Nyonya Tua Leng berbicara hingga ke tahap ini, dia tidak bisa menahan untuk tidak mendengus: "memang benar orang gila, demi seorang wanita saja bisa membunuh orang dan membuat kebakaran!"
"Bagaimana dengan Tuan Muda Kedua?" Pembantu wanita bertanya dengan pelan sambil mengerutkan keningnya: "akhir-akhir ini kekuasaan Tuan Muda Kedua juga mengalami penurunan. Lagipula bukannya akhir-akhir ini juga berselisih dengan Anda? Bagaimana jika kita memanfaatkan kesempatan ini untuk menghabisi dia?"
Nyonya Tua Leng mengerutkan keningnya berkata: "sekarang ini hal paling penting yang harus kita lakukan adalah bekerjasama dengan yang lain. Jika terus berselisih, maka Wirianto akan semakin kuat! Lalu apakah mungkin dia masih menghormati neneknya? Meskipun cucu kandung pun jika aku tidak memiliki kekuasaan apakah dia akan benar-benar menganggap aku sebagai neneknya?"
Nyonya Tua Leng setelah selesai berbicara pun menyesap tehnya lalu mengerutkan keningnya dan bertanya dengan dingin: "mengapa teh ini rasanya seperti ini? Dimana teh yang biasanya aku minum itu?"
Pembantu wanita ragu-ragu sejenak dan berkata dengan pelan: "Nyonya Muda yang melakukannya. Dia memerintah pembantu untuk mengganti tehnya. Dia mengatakan teh yang biasa Anda minum terlalu mahal, dia pun mengurangi pengeluarannya. Lalu dia mengatakan teh ini sedikit lebih murah dan meminta Anda menyesuaikannya."
Nyonya Tua Leng segera membanting cangkir teh ke lantai. Tubuhnya bergetar karena amarah dan berteriak: "dia ini memang semakin kurang ajar! Beberapa tahun yang lalu, dia masih begitu penurut dan baik. Sejak melahirkan seorang putra dia sudah semakin kurang ajar! Masih lebih baik Yuliana Jian! Dia berani-beraninya mengatur teh milikku! Ada apa dengan Keluarga Leng ini? Apakah sudah mau runtuh? Hingga uang untuk teh aku saja sudah dikurangi! Tetapi aku tidak melihatnya berhemat melainkan beli banyak pakaian! Memang semuanya salah Wirianto yang sudah terlalu memanjakannya, menuruti semua perkataannya, melindunginya hingga nama anaknya saja dia yang memberikannya sehingga membuatnya menjadi begitu sombong!"
Nyonya Tua Leng sambil berbicara sambil menyipitkan matanya dan berkata dengan kejam: "Cindy Gu kamu memang datang di saat yang tepat. Kamu datang di saat kekuasaan Wirianto sedang menguat, kamu itu memang lebih beruntung daripada Yuliana Jian! Tetapi aku ingin memberitahumu cara menjadi cucu menantu yang baik. Kamu sudah kelewatan dalam banyak hal!"
Begitu Nyonya Tua Leng berbicara sampai di sini, dia menoleh menatap pembantu wanita dan tersenyum berkata: "kamu cari orang untuk memberitahu kepada Cindy Gu bahwa wanita bernama Yuliana Jian sudah keluar dari penjara. Lalu cari kesempatan buat mereka bertemu. Aku juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat apakah Wirianto lebih mementingkan Cindy Gu dan putranya atau lebih mementingkan Yuliana Jian dan putrinya? Sekalian membuat Cindy Gu menjadi tidak senang. Memangnya kenapa dengan Cindy Gu bisa melahirkan seorang putra untuk Wirianto Leng? Yuliana Jian juga bisa melahirkan seorang putri untuk Wirianto Leng!"
Setelah Nyonya Tua Leng selesai berbicara, dia menghembuskan nafas dengan panjang dan tersenyum pahit tak berdaya: "hehe.....aku memang sudah tua dan sudah tidak berguna. Bisa-bisanya aku menggunakan cara rendahan seperti ini untuk menyusahkan orang lain. Jika dulu aku paling tidak senang dengan cara rendahan seperti ini."
Pembantu wanita menyelimuti Nyonya Tua Leng dan berkata dengan pelan: "Nyonya Tua Anda jangan berpikir terlalu banyak, sebaiknya Anda cepat beristirahat. Memangnya kenapa dengan cara rendahan? Tidak apa-apa menggunakan cara rendahan seperti ini selama Anda bisa merasa tenang."
Nyonya Tua Leng merentangkan alisnya dan menghembuskan nafas dengan panjang sambil tersenyum berkata: "benar juga, masuk akal juga. Betul selama cara itu bisa digunakan siapa yang peduli dengan cara rendahan atau tidak?"
Begitu Nyonya Tua Leng selesai berbicara, dia memejamkan matanya dan tertidur. Pembantu wanita yang berada di samping pun melihat mengerutkan keningnya ketika melihat Nyonya Tua Leng yang sudah tertidur lelap. Dia menyadari Nyonya Tua Leng memang sudah semakin menua, hingga tidak tahu kapan bisa meninggal mendadak.
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanLoving The Pain
AmardaLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieCinta Yang Terlarang
MinnieSee You Next Time
Cherry BlossomDark Love
Angel VeronicaHis Second Chance
Derick HoCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia