Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
Yuliana Jian segera mendorong Wirianto Leng dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Anak kecil bukan digunakan untuk bermain."
Setelah selesai berkata, Yuliana Jian tanpa bisa ditahan juga tertawa, menunjuk kamar Melly Jian dan berkata, "Selain itu jelas sekali anak kecil yang mempermainkan kami."
Wirianto Leng tersenyum sambil bertanya pada Yuliana Jian, "Kamu masih mau lanjut menunggu?"
Yuliana Jian menganggukan kepala, "Bukankah kamu bilang Melly juga adalah seorang wanita? Sebagai wanita, kalau aku marah di saat seperti ini, tidak ada orang yang mempedulikanku, tidak ada yang menghiburku, aku akan semakin marah!"
Wirianto Leng mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian, "Kalau begitu kamu masih mau tunggu berapa lama?"
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap pintu kamar Melly Jian dan berkata rendah, "Tentu saja harus menunggu dia buka pintu dong."
Wirianto Leng mengerutkan dahi dengan tidak berdaya, menatap Yuliana Jian, dan menggeleng pelan, "Kalau kamu seperti itu, akan membuat dia kebiasaan dimanja."
Yuliana Jian memiringkan kepala menatap Wirianto Leng, "Ini namanya memanjakan?"
Wirianto Leng mengangguk dan berkata, "Sebenarnya aku merasa kamu sudah terlalu memanjakannya."
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan melambaikan tangan ke arah Wirianto Leng, "Sudahlah, kamu pergi saja. Masalah aku dengannya, aku akan berusaha menyelesaikannya. Aku lebih baik memanjakannya, daripada membuat dia merasa tidak disayangi. Kamu pergi melihat Melvin, jangan kita semua mengelilingi Melly, dan membuat dia tidak disayangi. Meskipun dia kelihatannya dingin, tapi dia juga anak kecil, tidak boleh menghiraukan perasaannya."
Wirianto Leng tersenyum sambil mengangguk dan menghela napas, "Menjadi orang tua benar-benar adalah satu hal yang merepotkan."
Yuliana Jian berkata menghadap punggung Wirianto Leng, "Kamu baru mengerti?"
Yuliana Jian terus berada di samping kamar Melly Jian. Tidak tahu menunggu berapa lama, pintu kamar Melly terbuka sedikit. Wajah Melly Jian yang masih penuh dengan air mata menengok keluar. Ketika Melly Jian melihat Yuliana Jian, Melly Jian tersenyum sebentar, meskipun kemudian mengerucutkan bibir, dan kembali masuk ke dalam kamar.
Yuliana Jian melihat jam sebentar, lalu mengetuk pintu kamar Melly Jian, dan berkata sambil tersenyum, "Melly? Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa bersembunyi di dalam kamar terus? Cepat makan malam, mau keluar makan malam bersama tidak?"
Melly Jian baru mendengus dan keluar dari kamar. Setelah keluar dari kamar, ketika Melly Jian melihat Yuliana Jian, dia mendengus lagi, baru berjalan ke depan. Saat turun ke lantai bawah, sayuran sudah siap di atas meja. Wirianto Leng menengadahkan kepala menatap Yuliana Jian dan Melly Jian, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku baru saja mau memanggil kalian makan, kenapa sudah turun?"
Melly Jian menyipitkan mata, dan menatap Wirianto Leng dengan tatapan benci. Kemudian dia berjalan ke samping meja makan. Ketika Melly Jian melihat Melvin, kira-kira merasa sekarang dia dan Melvin sama-sama sebagai 'pemberian gratis', jadi Melly Jian berkata sambil tersenyum kepada Melvin, "Kakak, aku hari ini duduk di sampingmu, kita makan bersama yuk? Kamu suka makan apa? Aku bantu ambilkan!"
Melvin mengerutkan dahi menatap Melly Jian, dan langsung duduk di tempat paling jauh dari Melly Jian, "Aku suka semua makanan yang kamu tidak suka."
Karena mendapatkan serangkaian tekanan, ketika melihat Melvin pergi, mata Melly Jian seketika berkaca-kaca. Yuliana Jian memanfaatkan kesempatan duduk di samping Melly JIan dan berkata sambil tersenyum, "Melly, tidak apa-apa. Ibu duduk di sampingmu. Ibu makan bersamamu."
Melly Jian menatap Yuliana Jian sekilas, lalu makan dengan tetap mengerucutkan bibir. Yuliana Jian tersenyum lalu mengapitkan sayuran kesukaan Melly Jian, Melly Jian kemudian baru makan dengan tidak rela. Yuliana Jian melihat Melly Jian bersedia makan, langsung menghela napas lega.
Saat ini Yuliana Jian tiba-tiba mendengar tawa seseorang. Dia menoleh ke arah suara, dan melihat Wirianto Leng sedang duduk dengan menahan tawa di samping. Yuliana Jian langsung membelalakan mata ke arah Wirianto Leng, lalu menolehkan kepala, menatap Melly Jian.
Melly Jian sepertinya sangat puas terhadap cara kerja Yuliana Jian, setelah makan, dia membalikkan tubuh, duduk di hadapan Yuliana Jian, dan berkata, "Kalau begitu malam ini ibu tidur bersamaku ya."
Berkata sampai sini, Melly Jian melihat ke arah Wirianto Leng dan berkata dingin, "Aku tidak mau makan kue dan kaki ayam lagi!"
Yuliana Jian langsung mengangguk, "Boleh, boleh, malam ini ibu dan Melly tidur bersama."
Melly Jian baru turun dan menggandeng tangan Yuliana Jian, akan berjalan ke lantai atas. Wirianto Leng segera berjalan ke sana, menggandeng tangan Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Melly, malam ini ibu masih akan tidur bersama ayah. Kedepannya akan seperti ini terus."
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Wirianto Leng, "Dia masih seorang anak kecil ..."
Wirianto Leng tersenyum ke arah Yuliana Jian, "Jangan kira dia sekarang membutuhkanmu, adalah benar-benar membutuhkanmu. Dia hanya tidak ingin kehilangan saja, ingin terus menempel padamu. Setelah dia lebih besar, mempunyai kehidupannya sendiri, dan kalau kamu mau tidur dengannya, dia pasti akan tidak suka. Pada akhirnya dia akan memiliki kehidupannya sendiri, tapi kita hanya mempunyai satu sama lain. Jangan sampai membuat dia timbul perasaan yang salah, membuat dia merasa bisa mengganggu hubungan kita."
Mendengar perkataan Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengerutkan dahi. Dia memang saat menghadapi anak-anak, akan memanjakan mereka. Tapi Yuliana Jian mengerti satu cara, mungkin bagi anak-anak, itu bukanlah satu hal yang buruk. Yuliana Jian berpikir sebentar, menggigit bibirnya, lalu berjongkok pelan-pelan dan berkata pada Melly Jian, "Melly, ibu mau tidur bersama ayah malam ini. Melly tetap harus tidur sendirian ..."
Melly Jian langsung menangis, "Kenapa? Kenapa Melly harus tidur sendirian? Ibu jangan pedulikan ayah, tidur bersama Melly saja!"
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng sekilas, lalu menggelengkan kepala ke arah Melly Jian, "Tidak boleh, Melly. Ibu bisa menunggumu di depan kamarmu untuk menunggu amarahmu reda, tapi tidak boleh demi kamu tidak mempedulikan ayah. Melly, kamu harus menerima masalah ini. Melly bukanlah satu-satunya keluarga ibu, ibu masih memiliki ayah dan Melvin. Ibu juga bukan satu-satunya keluarga Melly, Melly juga memiliki kakak dan ayah. Kita bukan hanya dua orang lagi di dunia ini. Kita masih mempunyai anggota keluarga lain. Bahkan, Melly masih memiliki lebih banyak keluarga, kedepannya mungkin kamu juga akan mempunyai suami dan anak."
Melly Jian menangis sambil menatap Yuliana Jian kemudian menggelengkan kepala, "Ibu ..."
Yuliana Jian menatap Melly Jian sambil mengerutkan dahi dan berkata, "Apa Melly tahu? Kakakmu tidak pernah tidur bersama ayah dan ibu. Yang Melly dapatkan sudah sangat banyak, apakah bisa membiarkan ibu membagikan waktu untuk menemani ayah dan kakak?"
Melly Jian menundukkan kepala dan berkata dengan kasihan, "Apakah ibu kedepannya tidak akan menemani Melly tidur lagi?"
Yuliana Jian berpikir sebentar lalu mengangguk pelan, "Mungkin seperti itu."
Melly Jian langsung membalikkan badan dan naik ke lantai atas sambil menangis. Yuliana Jian awalnya ingin mengejar, tapi Wirianto Leng menghentikannya dan menggelengkan kepala, "Ini seperti putus cinta, dia perlu melewatinya sendirian."
Yuliana Jian tanpa bisa ditahan mengerutkan dahi menatap Wirianto Leng dan bertanya dengan suara kecil, "Perbandingan apa itu?"
Tapi Yuliana Jian tidak sempat mengejar Melly Jian, hanya bisa kembali duduk di sofa dan menghela napas, "Wirianto, bukankah kamu memasang CCTV? Apakah bisa menyuruh orang mengawasi kamar Melly? Kalau ada sesuatu, kita juga bisa tahu."
Wirianto Leng langsung menganggukan kepala dan menelpon. Melvin menatap semua itu, berdiri, lalu berkata pada Yuliana Jian dan Wirianto Leng, "Tuan Leng, Nona Jian, aku kembali ke kamar dulu."
Setelah selesai berkata, Melvin berbalik dan berjalan ke atas. Yuliana Jian berkata sambil memandang punggung Melvin, "Jelas-jelas adalah kembar, kenapa sifat mereka berbeda jauh? Yang satu sangat menempel, yang satu sangat dingin."
Wirianto Leng membawa ponsel, berjalan ke samping Yuliana Jian, lalu berkata sambil tersenyum, "Melly sudah tidur. Anak-anak sebenarnya tidak selemah yang kita bayangkan. Kadang kala menjaga jarak, juga baik bagi mereka."
Yuliana Jian mengangguk, lalu menatap Wirianto Leng, "Kamu pandai juga mengajar anak."
Wirianto Leng tersenyum sambil berkata, "Sebelumnya saat sendirian, karena terlalu bosan, aku membaca beberapa buku. Aku awalnya kira aku tidak akan melaksanakan aturan-aturan itu seumur hidup ini atau menjadi ayah sebenarnya. Tidak disangka sekarang malah ada kesempatan seperti ini. Terima kasih kamu memberikan kesempatan ini padaku."
Yuliana Jian mennatap Wirianto Leng sambil tersenyum, "Kalau begitu kedepannya kamu lebih banyak ingatkan aku. Kadang kalau aku terlalu memanjakan mereka. Kamu perlu bantu aku."
Wirianto Leng tersenyum dan mencium ujung bibir Yuliana Jian, "Aku sangat bersedia membantumu."
Berkata sampai sana, Wirianto Leng menunduk dan semakin memperdalam ciuman itu. Yuliana Jian segera mengulurkan tangan dan mendorong Wirianto Leng, "Tubuhku masih belum pulih, jangan terus menciumku. Bagaimana kalau terjadi 'kecelakaan' lagi. Aku mungkin harus tidur satu minggu baru bisa pulih. Sampai nanti bagaimana menjelaskan pada anak kita?"
"Bilang saja ayah dan ibu terlalu mencintai satu sama lain." berkata sampai sana, Wirianto Leng tetap mencium bibir Yuliana Jian.
Yuliana Jian tersenyum tidak berdaya, "Kalau begitu jangan di sini juga, kembali ke kamar saja."
Selesai berkata, Yuliana Jian menarik Wirianto Leng. Wirianto Leng ikut berdiri bersama Yuliana Jian sambil tersenyum. Keduanya berjalan ke depan pintu kamar sambil tersenyum. Saat sampai di depan pintu, Yuliana Jian tetap tidak dapat menahan diri melihat ke arah Melly Jian. Melihat Melly Jian benar-benar sudah tidur, Yuliana Jian baru menghela napas lega dan kembali ke kamar Wirianto Leng.
Baru saja membuka kamar Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung dicium oleh Wirianto Leng sampai menempel di dinding. Yuliana Jian tersenyum sambil menghindar dan berkata, "Kemarin malam adalah penghargaan pertamamu, sekarang adalah penghargaan kedua, apa kamu benar-benar menginginkannya sekarang? Kalau aku besok masih tidak bisa bangun, maka penghargaan ketiga tidak akan ada lagi."
Wirianto Leng menjilat hidung Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Aku masih akan berusaha, mendapatkan semakin banyak penghargaan. Tenang saja, kali ini, aku akan sangat lembut, tidak akan membuatmu tidak bisa bangun dari ranjang."
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyWahai Hati
JavAliusThe Great Guy
Vivi HuangLove Is A War Zone
Qing QingMy Charming Lady Boss
AndikaMy Lady Boss
GeorgeBeautiful Love
Stefen LeeAfter The End
Selena BeeCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia