Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 34 Suami Yang Pelit

Yuliana berada didalam kamar yang kosong itu selama beberapa saat, barulah dia terpikiran untuk menelepon perawat Rishendy, dia tidak percaya bahwa Fenny akan menjaga ayahnya dengan baik, jadi selama ini Yuliana terus saja menelepon ke perawat yang baru dia pekerjakan, biasanya setiap hari dia terus saja menelepon perawatnya ini, dan setelah mengetahui kondisi ayahnya barulah dia akan menelepon ke kantor.

Meskipun kantor Yuliana sekarang sudah ada orang yang membantunya yang disuruh oleh Nyonya Tua Leng, namun bagaimanapun juga karena orang yang baru datang tidak terlalu mengerti total mengenai bisnis perusahaan, makanya juga hanya bisa mempertahankan berjalannya perusahaan dengan biasa saja, Yuliana mendengar laporan dari orang itu dan langsung mengerutkan keningnya, sama seperti perkiraannya, ketika dia pergi dari kantor, Michael memang dengan cepatnya bersekongkol dengan para pemegang saham lainnya, karena sebelumnya adanya tambahan dana dari keluarga Leng, oleh karena itu kondisi sekarang baru lebih menguntungkan bagi Yuliana, semuanya telah berubah.

Yuliana mengakhiri panggilan dan mengerutkan keningnya, jika bukan karena dia harus merawat bayi didalam perutnya, dan harus meninggalkan kantor begitu lama, dirinya pasti tidak akan membiarkan Michael begitu mudahnya bangkit lagi.

Sekali terpikiran hingga kesini, Yuliana mengangkat tangan dan memegang perutnya sendiri dan berbisik kebayi diperutnya, "Baby tidak perlu merasa bersalah, meskipun ibu merasa sayang, namun ini sungguh bukanlah penyesalan, keberadaaanmu jauh lebih penting dari pada perebutan begituan."

Yuliana saat ini mempunyai ketahudirian akan sebagai seorang ibu, meskipun anaknya tidak dilahirkan, namun didalam hatinya, bayi didalam perutnya sudah adalah nyawa yang bisa merasakan perasaan suka maupun duka, meskipun Yuliana saat ini masih mempuyai banyak yang harus dibingungkan, tapi ketika dia mengelus perutnya sendiri, dia membayangkan bagaimana caranya untuk membesarkan bayi ini, dan semua kebingungan itu sirna.

Yuliana berharap bahwa dirinya bisa melahirkan seorang anak perempuan, dia akan membiarkan putrinya mengenakan rok berwarna pink dan memanjakannya hingga lucu sekali, Yuliana tidak berharap putrinya akan seperti dirinya bersikap kerasa kepala, dia berharap putrinya bisa lebih lembut.

Ketika tidur, dia bisa memeluk putrinya sambil tidur, kulit putrinya pasti putih dan lembut, badannya pasti wangi, putrinya akan terbaring di dadanya dan memanggilnya dengan suara yang imut, "Ibu...."

Yuliana mulai berharap untuk bisa bertemu dengan anak ini, Yuliana melewati pagi harinya didalam kamar sendirian dalam kondisi seperti ini, setelah makan siang, barulah Yuliana dipanggil oleh Nyonya Tua Leng keluar dari kamar, Nyonya Tua Leng tengah mendesain kamar bayi, dan memberikan beberapa lembar desainnya kepada Yuliana.

"Kamar bayi, ini terlalu cepat bukan?" Yuliana masih harus berbulan-bulan baru tiba hari kelahiran, dia tidak menyangka akan secepat ini untuk mendesain kamar bayi.

Nyonya Tua Leng mengelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak terlalu kecepatan, setelah rumahnya selesai direnovasi, anaknya sudah bisa pindah masuk kedalam, kamu lihat dulu desain-desain ini, setelah selesai berpikir beritahu aku saja, aku langsung suruh orang untuk menyiapkan renovasi kamar bayi, dan baju bayi sudah dibuat juga, kamu lihat dulu apa ada yang harus diperbaiki, aku suruh mereka untuk menggantinya."

Sambil berkata, Nyonya Tua Leng mengambil keluar dua set pakaian bayi satunya berwarna biru muda satunya berwarna pink, keduanya kecil dan terlihat imut sekali, ketika Yuliana melihat baju ini, dia merasa seolah melihat bayi tengah terbaring didadanya, Yuliana tidak tahan untuk menerima kedua pakaian bayi itu, pakaian bayi itu sangatlah lembut dan sangat enak diraba.

Nyonya Tua Leng bertanya, "Menurutmu manakah yang bagus? Aku suruh mereka untuk membuatnya."

Yuliana merabakan pakiannya dengan teliti, "Aku sama-sama menyukainya, apakah aku sedikit terlalu serakah?"

Nyonya Tua Leng berkata sambil tersenyum, "Mana mungkin serakah, jika kamu suka maka aku suruh mereka membuat keduanya, pakaian bayi keluarga kita sebelum dia berumur 7 tahun, semuanya harus dijahit oleh pembantu dirumah kita, menggunakan kain tenun dari perternakan kita sendiri, kamu lihat sepertinya biasa saja, namun semua ini tidak ada keduanya didunia ini, meskipun agak ribet, tapi tenang untuk dipakai.

"Nenek, Anda sungguh banyak membantu." Yuliana memegang baju bayi dan berkata sambil tersenyum, ketika dia menempelkan pakaian keperutnya, dia merasa bahwa bayinya bergerak, seperti anak didalam perutnya juga mengekspresikan kesukaannya terhadap pakaian ini.

Nyonya Tua Leng berkata sambil tersenyum, "Apa-apaan ini? Anakmu adalah cucu buyutku, tentu saja aku harus banyak berpikir, jika kamu suka kedua baju ini, maka ambil dulu saja, kamu juga lihat dengan teliti dulu, jika ada yang harus diubh kamu harus beritahu aku."

Yuliana tidak menghabiskan banyak waktu di kamar Nyonya Tua Leng, dia sudah disuruh oleh Nyonya Tua Leng untuk kembali istirahat dikamar, sambil memegang dua buah pakaian bayi, sambil tersenyum, Yuliana perlahan keluar dari kamar Nyonya Tua Leng.

Setelah Yuliana tiba di tangga, dan bersiap untuk kembali ke kamarnya, terlihat August kebetulan tengah masuk dari luar, August seperti baru saja bertengkar dengan orang lain saja, mulutnya berdarah, dibawah matanya juga terlihat biru-biru.

Tania melihat tampang August dan langsung berlari kearahnya sambil menangis, "BAgaimana ini? MEngapa bisa terluka separah ini? Siapa yang sebenarnya memukulmu? Sungguh berani sekali, bahkan berani memukulmu."

August menyangkal dari tangan Tania, dia melirik kearah Yuliana yang berada ditangga, Ibu, kamu tidak perlu khawatir, aku hanya saja belakangan ini tengah mengejar seorang wanita yang mempunyai suami, dan aku dipukul beberapa tinju oleh suami tamaknya saja."

"Siapa itu? Benar-benar, tidak mengatur wanitanya sendiri, dan memukulmu? Sungguh keterlaluan, wanita itu juga, apakah dia tidak tahu kamu hanya suka main saja? Mengapa dia tidak menjelaskannya ke suaminya? Tapi tidak apa-apa kalau kamu main-main saja, tapi kedepannya kamu jangan mencari wanita yang tidak bersih, kamu harus mencari orang yang keluarganya bersih." Tania sama sekali tidak peduli apakah yang dilakukan oleh anaknya itu melanggar aturan moral atau tidak, dia hanya melindungi August saja.

Sekali berkata hingga disini, dia menyadari bahwa August tengah meantapi Yuliana, Tania juga menatap kearah Yuliana, dan berkata, "Terutama yang demi uang dan bisa sembarangan melahirkan anak dengan lelaki lain, itu sungguh tidak boleh."

Yuliana melihat Tania malah mengungkit dirinya snediri, dia hanya menganggukkan kepalanya sambil mencibir, lalu kembali ke kamarnya, Tania juga menyadari bahwa apapun perkataannya, Yuliana seperti sama sekali tidak peduli dengan gerakannya, baik perkataan yang sekejam apapun, Yuliana seperti sama skali tidak bisa mendengarkannya saja.

Tania baru saja menyadari bahwa dibandingkan dengan ketidak pedulian Yuliana, masih lebih bagus jika Yuliana juga menyindirnya, sekarang ketidakpedulian Yuliana membuat Tania merasa ada api yang terbakar didadanya dan tidak bisa dikeluarkan, ini membuatnya sangatlah tersiksa.

"Wanita hebat seperti Yuliana sungguh tidak boleh dicari." Tania melirik kearah Yuliana dan berkata kepada August.

August menatapi sosok belakang Yuliana, dia menyipitkan matanya dan berkata sambil tertawa, "Jika ingin memetik mawar, maka tentu saja harus menahan durinya dulu asalkan berhasil memetiknya dan menyimpannya dikamar, maka dia tidak akan menusuk orang lagi."

"Apakah kamu bodoh dipukul orang? Apa yang kamu katakan?" Tania tidak mengerti apa yang diaktakan oleh August, dia mengerutkan keningnya dan menatap kearah August.

Yuliana kembali kekamarnya dan tidak tahan untuk tertawa, dia sudah lama tidak puas dengan August yang sering menganggunya, August sering saja membuat kehidupannya yang tenang menjadi berantakan, dan membuat dirinya sangatlah canggung, sekarang ternyata ada orang yang bisa menghajar August, ini sungguh lega bagi Yuliana.

Senyuman diwajah Yuliana bertahan hingga kepulangan WIrianto dan masih saja berlanjut, melihat Yuliana yang senang, Wirianto mengerutkan keningnya dan bertanya, "Ada apa? Sendirian dikamar dan merasa sangat senang?"

"Tidak. aku gara-gara......" Yuliana terhenti, dia tidak tahu apakah memberitahu Wirianto dirinya senang karena August dihajar, apakah itu cocok atau tidak."

Tapi Yuliana tidak tahan akan kesenangan didalam hatinya, dia berusaha menahan namun terakhir juga tidak tahan dan berkata sambil tersenyum kepada Wirianto, "Karena August dihajar, entah siapa yang menghajarnya, itu sungguh membersihkan sampah masyarakat, kamu tidak tahu seberapa parahnya dia dihajar, katanya dia merayu wanita yang mempunyai suami barulah dia dihajar, burung merak jantan seperti dia sekarang baru saja dihajar sungguh adalah kesabaran semua orang terhadapnya."

Wirainto membelakangi Yuliana, dia tersenyum namun sauranya tetap saja seperti biasa, "Burung merak jantan?"

"Iya!" Yuliana memakan makanan disampingnya dan menganggukkan kepalanya dengan serius, "Apakah kamu tidak merasa bahwa dia adalah seekor burung merak jantan yang menaikkan bulu ekornya kesetiap wanita? Seolah asalkan dia sedikit baik terhadap wanita lain dan wanita itu harus menyukainya saja, sungguh tidak tahu malu, dia tidak tahu seberapa menyebalkannya dirinya, duh.....masih mengira bahwa dirinya disukai oleh semua orang!"

"Haha......" Wirianto tidak tahan untik tertawa.

Yuliana mendengar suara ketawa dari Wirianto, dia curiga dirinya salah dengar, Wirianto juga bisa tersenyum dihadapannya? Yuliana langsung terhenti dan mrlirik kearah Wirianto, dia menelan makanan dimulutnya dan bertanya, "Hmm, apakah perkataanku sungguh lucu?"

Wirianto memutarkan badannya, senyuman diwajahnya tidak bisa disamar, dia berkata kepada Yuliana, "Banyak wanita yang emnyukai lelaki seperti August, yang tahu cara rayu dan lucu, sangat tahu cara membaik-baikan wanita, tapi kamu sungguh aneh, sama sekali tidak punya rasa terhadap triknya saja."

"Aku tidak menyukai tipenya saja, aku suka....." Yuliana berhenti dan menutup mulutnya.

Wirianto menatapi Yuliana dan menyimpan senyumannya, "Apa yang kamu suka?"

Yuliana baru perlahan tersenyum dan berkata, "Aku sekarang suka lelaki yang baik hati yang tidak jahat diperkataan, dan tidak terlalu egomania, tapi juga tidak terlalu dingin dan tidak berperasaan terhadap orang lain, tidak sembarangan menyebarkan cinta dan tidak diam kepada siapa saja, tidak suka mengangu orang terus, bukan orang yang pendiam, juga bukan orang yang penebar pesona, seperti lelaki yang jika berinteraksi dengannya akan terasa sangat nyaman, semuanya pas-pas saja, tidak lebih dan tidak kurang."

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu