Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman

Yuliana Jian menoleh ke Peggy He sambil tersenyum: “Yang dibilang Leny Liu juga bukan sepenuhnya berbohong, aku memang sudah menyukai Wirianto Leng.”

Peggy He mengerutkan dahi dan menatap Yuliana Jian: “Apa? Kamu memang suka Kak Wirianto?”

Yuliana Jian mengangguk dengan tersenyum: “Tapi aku dan dia tidak ada kemungkinan apapun, rasa sukaku juga sudah tidak ada apa-apanya. Nona He, kalau kamu sungguh menyukai Wirianto Leng, lain kali harus lebih berhati-hati lagi. Wanita yang menyukai Wirianto Leng sangat banyak. Aku bisa melihat sebe narnya Nona He bukan orang jahat, kamu jangan dimanfaati lagi oleh orang lain yang licik. Setelah kamu membawa aku kembali, datang ikut pesta saja. Sebenarnya aku tidak apa-apa, tadi cuman membuat orang lain percaya dengan hal ini, makanya aku sengaja berpura-pura begitu.”

“Kamu juga pura-pura?” Peggy He mengerutkan dahi dan melihat Yuliana Jian: “Kenapa setiap hari kalian bermain dengan akal, benar-benar, tidak bisa lebih jujur?”

Saat Yuliana Jian melihat Peggy He, dia terpikir adiknya Sally Jian, dia berkata dengan suara pelan: “Kalau tidak bermain akal, berarti hari ini kita bertengkar dan mengganggu pesta Nyonya Tua. Kamu sangat polos, tapi terlalu mudah dimanfaati orang, jadi akan sangat bahaya bagi kamu dan orang yang dekat denganmu. Perkataan yang aku ucapkan sekarang, kamu mungkin tidak suka dengar, tapi karena kamu membuat aku terpikir adikku, makanya aku tidak tahan dan berkata banyak. Semoga kamu jangan merasa keberatan……”

Yuliana Jian terpikir beberapa lama ini tidak pernah mendapat kabar tentang Sally Jian, juga tidak tahu bagaimana dengan Sally Jian. Sally Jian sudah terlalu dimanjakan, karena ada hasutan Fenny He, Yuliana Jian dan Sally Jian selalu tidak akrab. Tapi sekarang bertemu Peggy He yang sama angkuhnya, tiba-tiba Yuliana Jian khawatir sikap seperti Sally Jian itu, apakah akan dimanfaati orang dan melakukan hal yang mencelakai orang lain dan diri sendiri. Yuliana Jian memutuskan dia pasti harus menghubungi Fenny He dan bertanya sebenarnya bagaimana dengan Sally Jian sekarang.

Kalau terjadi apa-apa pada Sally Jian, Yuliana Jian juga akan merasa dirinya sangat bersalah pada Ayah. Dia memang memberi terlalu sedikit perhatian kepada Sally Jian karena hubungan mereka tidak akrab.

Peggy He memonyongkan bibir dan bergumam dengan suara pelan: “Aku……aku juga tahu kamu berbaik hati, aku tidak seangkuh yang kamu pikirkan. Semuanya gara-gara Leny Liu si wanita jahat itu, sungguh kejam, dia mau menjebak dua orang sekaligus, aku tidak akan membiarkan keinginan dia tercapai!”

Setelah Peggy He berkata sampai di sini, dia menoleh ke Yuliana Jian dan berkata dengan cemberut: “Aku tidak suka orang lain yang suka Kak Wirianto, tapi kalau kamu, kamu tidak apa-apa suka dengan dia. Lagipula kamu juga sangat punya kesadaran dan tahu Kak Wirianto sama sekali tidak mungkin bersama denganmu. Sini, aku bawa kamu kembali. Tadi, aku pertama kali melihat orang lain menatap aku dengan pandangan kagum, semuanya berkat kamu, kalau bukan karena kamu, sekarang orang lain akan mengira aku melakukan kejahatan apa. Walaupun sifatku memang tidak bagus, tapi tidak tahu kenapa aku selalu terkena masalah yang begitu kacau, ribet sekali! Aku selalu menjadi kambing hitam!”

Setelah Peggy He selesai berkata, dia membawa Yuliana Jian dan cerewet satu perjalanan, dia menceritakan semua hal sial yang pernah dia alami sejak kecil sampai sekarang. Yuliana Jian hanya mendengar sebentar, dia langsung tahu Peggy He ini memang bertemperamen buruk dan tidak pintar, sungguh selalu dimanfaati orang lain sebagai “pistol”.

Setelah Yuliana Jian dibawa ke kamar, dia tidak tahan menggeleng-geleng kepala dengan pelan dan berkata pada Peggy He sambil tersenyum: “Nona He, aku sudah mau istirahat.”

Peggy He sedang mengamati kamar ini dengan penasaran, dia berkata dengan melotot: “Ini kamar Kak Wirianto? Mantap sekali, aku tidak pernah masuk ke kamar Kak Wirianto, ternyata kamar dia seperti ini!”

Yuliana Jian mengambil nafas dalam dan mengingatkan dengan suara pelan: “Nona He, aku sudah mau istirahat, Anda boleh pergi dulu tidak?”

Peggy He menoleh ke Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: “Di pesta juga tidak ada apa-apa, aku lebih suka di sini, bisa menemanimu, juga bisa melihat-lihat kamar Kak Wirianto. Mungkin kamu tidak tahu aku, bibiku juga menikah dengan Keluarga Leng, tapi dia menikah dengan cabang tersamping Keluarga Leng, walaupun juga bermarga Leng, tapi berbeda dengan Wirianto Leng. Sejak kecil aku sudah dengar Bibi bilang tentang Keluarga Leng, Kediaman Leng semewah apa, anak muda yang bernama Wirianto Leng itu seunggul apa. Impianku saat masa kecil adalah menikah dengan Keluarga Leng, saat itu aku sungguh berpikir berbagai cara untuk datang ke Keluarga Leng. Aku juga benaran datang ke Keluarga Leng, saat itu Kak Wirianto cuman umur 17 tahun, masih seorang remaja……”

Awalnya Yuliana Jian mau menyuruh Peggy He pergi, tapi setelah mendengar Peggy He mengungkit usia Wirianto Leng, tiba-tiba Yuliana Jian berhenti, dia belum pernah tahu sebenarnya bagaimana Wirianto Leng saat masa remaja, dia tak terkendali merasa penasaran, tidak berkata dan lanjut mendengar.

Saat Peggy He mengungkit Wirianto Leng, mata dia bersinar, kedua tangan dia disilangkan di depan dada, seperti sedang mengenang masa lalu yang indah, wajahnya tersenyum bahagia: “Aku masih ingat aku sedang mengobrol dengan Nyonya Tua Leng dan yang lain dia ruang tamu. Saat kecil aku sangat lucu, orang-orang tua sangat menyukai aku semua. Lalu tiba-tiba, semua orang yang mengobrol terdiam dan melihat ke tangga, dia sedang turun dari tangga. Saat itu dia kurus seperti pria muda tampan di dalam komik, aku membaca sangat banyak komik setelah tumbuh besar, aku merasa peran utama laki-laki di dalam komik, kalau benaran menjadi orang nyata, pasti mirip dengan dia. Hari itu dia memakai sweater turtleneck hitam, celana hitam, kulit dia juga sangat putih, membuat dia terlihat sangat segar dan bersih. Dia tidak melihat siapapun, langsung berjalan ke Nyonya Tua Leng dan tersenyum perlahan-lahan terhadap Nyonya Tua Leng……”

Saat Peggy He berkata sampai di sini, dia berhenti sebentar, sepertinya dia tenggelam di dalam kenangan. Tapi setelah terlewat sebentar, Peggy He lanjut bercerita lagi: “Perasaan itu seperti melihat es meleleh, saat itu aku berpikir, alangkah baiknya kalau aku juga bisa membuat Kak Wirianto tersenyum, alangkah baiknya kalau aku bisa menikah dengan Kak Wirianto. Tapi, tapi bahkan kesempatan inseminasi buatan dan melahirkan anak untuknya saja, Nyonya Tua Leng juga tidak memberikannya padaku, masa mereka tidak bisa melihat aku? Benar-benar, jelas-jelas saat Kak Wirianto terjadi kecelakaan, Leny Liu itu langsung kabur, dia sama sekali tidak mencintai Kak Wirianto dengan tulus. Cuman ada aku, aku sungguh menyukai Kak Wirianto, aku juga mohon pada Nyonya Tua Leng, aku bisa merawat Kak Wirianto seumur hidup, kalau bisa menikah dengan dia, walaupun dia menjadi pasien vegetatif persisten, aku juga tidak masalah. Tapi saat Kak Wirianto bangun, dia malah tetap mencari Leny Liu, kamu bilang menyebalkan tidak?”

Yuliana Jian mengecap bibir dan berkata sambil tersenyum: “Iya, siapapun akan merasa tidak adil.”

“Iya tuh……” Peggy He memonyongkan bibir dan mengeluh: “Huh, cuman kamu yang bisa mengerti perasaanku, kalau aku bercerita pada orang lain, mereka pasti akan mengatai aku. Aneh sekali, ada salah apa menyukai orang, cuman karena aku menyukai Kak Wirianto, semua orang merasa aku berkhayal. Tapi kamu juga sangat malang, sudah hampir melahirkan anak untuk Kak Wirianto, sekarang malah harus melihat Kak Wirianto berdansa dengan orang lain dengan tidak berdaya, dalam hati kamu seharusnya merasa tidak nyaman kan. Katakan saja kalau kamu merasa tidak nyaman, jangan ditahan, kita bisa berkomunikasi. Aku mengizinkan kamu menyukai Kak Wirianto, kamu tenang saja, aku tidak akan marah. Menjadi istri Kak Wirianto yang akan datang, seharusnya mengerti toleransi, aku sedang berusaha melakukannya.”

Yuliana Jian mendengar Peggy He berkata begitu, dia tertawa dengan tidak berdaya dan berkata pada Peggy He dengan suara pelan: “Tidak beda jauh denganmu, aku juga menyukai Wirianto Leng karena wajahnya……”

“Aku bukan menyukai wajah Kak Wirianto, aku melihat kesepian di dalam matanya.” Peggy He langsung menyela Yuliana Jian.

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum: “Oh, aku paham.”

Peggy He melirik Yuliana Jian dan memonyongkan bibir, dia terlihat tidak senang: “Kamu kenapa seperti menenangkan anak kecil sih, oh iya……”

Peggy He menoleh dan melirik kamar, lalu berkata dengan suara pelan: “Kamar ini cuman ada satu kasur ya, kamu dan Kak Wirianto bagaimana tidurnya, jangan-jangan kamu dan Kak Wirianto tidur satu kasur?”

Yuliana Jian berpikir sebentar, pada akhirnya dia mengangguk: “Iya, bagaimanapun sekarang kami adalah suami istri.”

“Haa? Kenapa begitu?” Peggy He mengambil nafas, matanya menjadi merah.

Saat Yuliana Jian mengira Peggy He tidak bisa menerima dia tidur satu ranjang dengan Wirianto Leng dan mau marah. Tak terduga, Peggy He tiba-tiba berkata dengan tersedu-sedu: “Ya Tuhan, kamu dan dia tidur satu ranjang pun tidak bisa membuat dia menyukaimu, gagal sekali kamu. Kak Yuliana, kamu sungguh lebih kasihan dariku, kamu harus berpikir lebih terbuka.”

Yuliana Jian dibuat batuk oleh belas kasihan Peggy He: “Terima kasih atas belas kasihanmu, aku benaran sudah mau istirahat, jadi kamu sementara bisa pergi dulu tidak. Sifat Wirianto Leng sedikit aneh, takutnya tidak suka ada orang lain tinggal di kamarnya terlalu lama.”

“Oh, iya juga, kalau Kak Wirianto marah benar-benar sangat menyeramkan.” Peggy He langsung berdiri dan bersiap keluar dengan panik.

Saat berjalan sampai depan pintu kamar, Peggy He baru menoleh ke Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: “Kak Yuliana, kita berdua pernah dijebak Leny Liu, kalau begitu kita bisa dibilang teman bukan?”

Yuliana Jian tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi pada cara berpikir Peggy He, tapi dia tetap mengangguk dengan pelan: “Iya kali.”

Peggy He langsung berkata sambil tersenyum: “Kalau begitu bagus sekali, aku belum pernah punya teman. Orang yang aku kenal sebelumnya tidak menganggap aku sebagai teman, kamu yang paling baik. Kalau begitu sekarang kita adalah sahabat yang biasanya disebut orang-orang ya?”

“Sahabat? Perkembangan ini terlalu cepat kali? Sebenarnya hubungan kita belum sedekat itu, kita juga sama-sama menyukai Wirianto Leng, seharusnya kamu tidak akan suka kalau sahabatmu menyukai orang yang sama denganmu kan?” Yuliana Jian tidak tahu kenapa dirinya seketika menjadi sahabat Peggy He, dia langsung menjelaskan sambil tersenyum.

“Tenang saja, aku tidak keberatan.” Peggy He berkata sambil tersenyum: “Aku tahu kamu sedikit terkejut, tapi kamu tenang saja, aku ini sangat mudah didekati orang.”

Tapi aku keberatan……

Yuliana Jian mengecap bibir dan berpikir di dalam hati, dia langsung berkata: “Sebenarnya aku……”

Tapi Yuliana Jian belum selesai berkata, Peggy He langsung keluar dengan tersenyum: “Lain kali aku ajak kamu makan afternoon tea ya.”

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu