Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
Yuliana Jian menoleh ke Peggy He sambil tersenyum: “Yang dibilang Leny Liu juga bukan sepenuhnya berbohong, aku memang sudah menyukai Wirianto Leng.”
Peggy He mengerutkan dahi dan menatap Yuliana Jian: “Apa? Kamu memang suka Kak Wirianto?”
Yuliana Jian mengangguk dengan tersenyum: “Tapi aku dan dia tidak ada kemungkinan apapun, rasa sukaku juga sudah tidak ada apa-apanya. Nona He, kalau kamu sungguh menyukai Wirianto Leng, lain kali harus lebih berhati-hati lagi. Wanita yang menyukai Wirianto Leng sangat banyak. Aku bisa melihat sebe narnya Nona He bukan orang jahat, kamu jangan dimanfaati lagi oleh orang lain yang licik. Setelah kamu membawa aku kembali, datang ikut pesta saja. Sebenarnya aku tidak apa-apa, tadi cuman membuat orang lain percaya dengan hal ini, makanya aku sengaja berpura-pura begitu.”
“Kamu juga pura-pura?” Peggy He mengerutkan dahi dan melihat Yuliana Jian: “Kenapa setiap hari kalian bermain dengan akal, benar-benar, tidak bisa lebih jujur?”
Saat Yuliana Jian melihat Peggy He, dia terpikir adiknya Sally Jian, dia berkata dengan suara pelan: “Kalau tidak bermain akal, berarti hari ini kita bertengkar dan mengganggu pesta Nyonya Tua. Kamu sangat polos, tapi terlalu mudah dimanfaati orang, jadi akan sangat bahaya bagi kamu dan orang yang dekat denganmu. Perkataan yang aku ucapkan sekarang, kamu mungkin tidak suka dengar, tapi karena kamu membuat aku terpikir adikku, makanya aku tidak tahan dan berkata banyak. Semoga kamu jangan merasa keberatan……”
Yuliana Jian terpikir beberapa lama ini tidak pernah mendapat kabar tentang Sally Jian, juga tidak tahu bagaimana dengan Sally Jian. Sally Jian sudah terlalu dimanjakan, karena ada hasutan Fenny He, Yuliana Jian dan Sally Jian selalu tidak akrab. Tapi sekarang bertemu Peggy He yang sama angkuhnya, tiba-tiba Yuliana Jian khawatir sikap seperti Sally Jian itu, apakah akan dimanfaati orang dan melakukan hal yang mencelakai orang lain dan diri sendiri. Yuliana Jian memutuskan dia pasti harus menghubungi Fenny He dan bertanya sebenarnya bagaimana dengan Sally Jian sekarang.
Kalau terjadi apa-apa pada Sally Jian, Yuliana Jian juga akan merasa dirinya sangat bersalah pada Ayah. Dia memang memberi terlalu sedikit perhatian kepada Sally Jian karena hubungan mereka tidak akrab.
Peggy He memonyongkan bibir dan bergumam dengan suara pelan: “Aku……aku juga tahu kamu berbaik hati, aku tidak seangkuh yang kamu pikirkan. Semuanya gara-gara Leny Liu si wanita jahat itu, sungguh kejam, dia mau menjebak dua orang sekaligus, aku tidak akan membiarkan keinginan dia tercapai!”
Setelah Peggy He berkata sampai di sini, dia menoleh ke Yuliana Jian dan berkata dengan cemberut: “Aku tidak suka orang lain yang suka Kak Wirianto, tapi kalau kamu, kamu tidak apa-apa suka dengan dia. Lagipula kamu juga sangat punya kesadaran dan tahu Kak Wirianto sama sekali tidak mungkin bersama denganmu. Sini, aku bawa kamu kembali. Tadi, aku pertama kali melihat orang lain menatap aku dengan pandangan kagum, semuanya berkat kamu, kalau bukan karena kamu, sekarang orang lain akan mengira aku melakukan kejahatan apa. Walaupun sifatku memang tidak bagus, tapi tidak tahu kenapa aku selalu terkena masalah yang begitu kacau, ribet sekali! Aku selalu menjadi kambing hitam!”
Setelah Peggy He selesai berkata, dia membawa Yuliana Jian dan cerewet satu perjalanan, dia menceritakan semua hal sial yang pernah dia alami sejak kecil sampai sekarang. Yuliana Jian hanya mendengar sebentar, dia langsung tahu Peggy He ini memang bertemperamen buruk dan tidak pintar, sungguh selalu dimanfaati orang lain sebagai “pistol”.
Setelah Yuliana Jian dibawa ke kamar, dia tidak tahan menggeleng-geleng kepala dengan pelan dan berkata pada Peggy He sambil tersenyum: “Nona He, aku sudah mau istirahat.”
Peggy He sedang mengamati kamar ini dengan penasaran, dia berkata dengan melotot: “Ini kamar Kak Wirianto? Mantap sekali, aku tidak pernah masuk ke kamar Kak Wirianto, ternyata kamar dia seperti ini!”
Yuliana Jian mengambil nafas dalam dan mengingatkan dengan suara pelan: “Nona He, aku sudah mau istirahat, Anda boleh pergi dulu tidak?”
Peggy He menoleh ke Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: “Di pesta juga tidak ada apa-apa, aku lebih suka di sini, bisa menemanimu, juga bisa melihat-lihat kamar Kak Wirianto. Mungkin kamu tidak tahu aku, bibiku juga menikah dengan Keluarga Leng, tapi dia menikah dengan cabang tersamping Keluarga Leng, walaupun juga bermarga Leng, tapi berbeda dengan Wirianto Leng. Sejak kecil aku sudah dengar Bibi bilang tentang Keluarga Leng, Kediaman Leng semewah apa, anak muda yang bernama Wirianto Leng itu seunggul apa. Impianku saat masa kecil adalah menikah dengan Keluarga Leng, saat itu aku sungguh berpikir berbagai cara untuk datang ke Keluarga Leng. Aku juga benaran datang ke Keluarga Leng, saat itu Kak Wirianto cuman umur 17 tahun, masih seorang remaja……”
Awalnya Yuliana Jian mau menyuruh Peggy He pergi, tapi setelah mendengar Peggy He mengungkit usia Wirianto Leng, tiba-tiba Yuliana Jian berhenti, dia belum pernah tahu sebenarnya bagaimana Wirianto Leng saat masa remaja, dia tak terkendali merasa penasaran, tidak berkata dan lanjut mendengar.
Saat Peggy He mengungkit Wirianto Leng, mata dia bersinar, kedua tangan dia disilangkan di depan dada, seperti sedang mengenang masa lalu yang indah, wajahnya tersenyum bahagia: “Aku masih ingat aku sedang mengobrol dengan Nyonya Tua Leng dan yang lain dia ruang tamu. Saat kecil aku sangat lucu, orang-orang tua sangat menyukai aku semua. Lalu tiba-tiba, semua orang yang mengobrol terdiam dan melihat ke tangga, dia sedang turun dari tangga. Saat itu dia kurus seperti pria muda tampan di dalam komik, aku membaca sangat banyak komik setelah tumbuh besar, aku merasa peran utama laki-laki di dalam komik, kalau benaran menjadi orang nyata, pasti mirip dengan dia. Hari itu dia memakai sweater turtleneck hitam, celana hitam, kulit dia juga sangat putih, membuat dia terlihat sangat segar dan bersih. Dia tidak melihat siapapun, langsung berjalan ke Nyonya Tua Leng dan tersenyum perlahan-lahan terhadap Nyonya Tua Leng……”
Saat Peggy He berkata sampai di sini, dia berhenti sebentar, sepertinya dia tenggelam di dalam kenangan. Tapi setelah terlewat sebentar, Peggy He lanjut bercerita lagi: “Perasaan itu seperti melihat es meleleh, saat itu aku berpikir, alangkah baiknya kalau aku juga bisa membuat Kak Wirianto tersenyum, alangkah baiknya kalau aku bisa menikah dengan Kak Wirianto. Tapi, tapi bahkan kesempatan inseminasi buatan dan melahirkan anak untuknya saja, Nyonya Tua Leng juga tidak memberikannya padaku, masa mereka tidak bisa melihat aku? Benar-benar, jelas-jelas saat Kak Wirianto terjadi kecelakaan, Leny Liu itu langsung kabur, dia sama sekali tidak mencintai Kak Wirianto dengan tulus. Cuman ada aku, aku sungguh menyukai Kak Wirianto, aku juga mohon pada Nyonya Tua Leng, aku bisa merawat Kak Wirianto seumur hidup, kalau bisa menikah dengan dia, walaupun dia menjadi pasien vegetatif persisten, aku juga tidak masalah. Tapi saat Kak Wirianto bangun, dia malah tetap mencari Leny Liu, kamu bilang menyebalkan tidak?”
Yuliana Jian mengecap bibir dan berkata sambil tersenyum: “Iya, siapapun akan merasa tidak adil.”
“Iya tuh……” Peggy He memonyongkan bibir dan mengeluh: “Huh, cuman kamu yang bisa mengerti perasaanku, kalau aku bercerita pada orang lain, mereka pasti akan mengatai aku. Aneh sekali, ada salah apa menyukai orang, cuman karena aku menyukai Kak Wirianto, semua orang merasa aku berkhayal. Tapi kamu juga sangat malang, sudah hampir melahirkan anak untuk Kak Wirianto, sekarang malah harus melihat Kak Wirianto berdansa dengan orang lain dengan tidak berdaya, dalam hati kamu seharusnya merasa tidak nyaman kan. Katakan saja kalau kamu merasa tidak nyaman, jangan ditahan, kita bisa berkomunikasi. Aku mengizinkan kamu menyukai Kak Wirianto, kamu tenang saja, aku tidak akan marah. Menjadi istri Kak Wirianto yang akan datang, seharusnya mengerti toleransi, aku sedang berusaha melakukannya.”
Yuliana Jian mendengar Peggy He berkata begitu, dia tertawa dengan tidak berdaya dan berkata pada Peggy He dengan suara pelan: “Tidak beda jauh denganmu, aku juga menyukai Wirianto Leng karena wajahnya……”
“Aku bukan menyukai wajah Kak Wirianto, aku melihat kesepian di dalam matanya.” Peggy He langsung menyela Yuliana Jian.
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum: “Oh, aku paham.”
Peggy He melirik Yuliana Jian dan memonyongkan bibir, dia terlihat tidak senang: “Kamu kenapa seperti menenangkan anak kecil sih, oh iya……”
Peggy He menoleh dan melirik kamar, lalu berkata dengan suara pelan: “Kamar ini cuman ada satu kasur ya, kamu dan Kak Wirianto bagaimana tidurnya, jangan-jangan kamu dan Kak Wirianto tidur satu kasur?”
Yuliana Jian berpikir sebentar, pada akhirnya dia mengangguk: “Iya, bagaimanapun sekarang kami adalah suami istri.”
“Haa? Kenapa begitu?” Peggy He mengambil nafas, matanya menjadi merah.
Saat Yuliana Jian mengira Peggy He tidak bisa menerima dia tidur satu ranjang dengan Wirianto Leng dan mau marah. Tak terduga, Peggy He tiba-tiba berkata dengan tersedu-sedu: “Ya Tuhan, kamu dan dia tidur satu ranjang pun tidak bisa membuat dia menyukaimu, gagal sekali kamu. Kak Yuliana, kamu sungguh lebih kasihan dariku, kamu harus berpikir lebih terbuka.”
Yuliana Jian dibuat batuk oleh belas kasihan Peggy He: “Terima kasih atas belas kasihanmu, aku benaran sudah mau istirahat, jadi kamu sementara bisa pergi dulu tidak. Sifat Wirianto Leng sedikit aneh, takutnya tidak suka ada orang lain tinggal di kamarnya terlalu lama.”
“Oh, iya juga, kalau Kak Wirianto marah benar-benar sangat menyeramkan.” Peggy He langsung berdiri dan bersiap keluar dengan panik.
Saat berjalan sampai depan pintu kamar, Peggy He baru menoleh ke Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum: “Kak Yuliana, kita berdua pernah dijebak Leny Liu, kalau begitu kita bisa dibilang teman bukan?”
Yuliana Jian tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi pada cara berpikir Peggy He, tapi dia tetap mengangguk dengan pelan: “Iya kali.”
Peggy He langsung berkata sambil tersenyum: “Kalau begitu bagus sekali, aku belum pernah punya teman. Orang yang aku kenal sebelumnya tidak menganggap aku sebagai teman, kamu yang paling baik. Kalau begitu sekarang kita adalah sahabat yang biasanya disebut orang-orang ya?”
“Sahabat? Perkembangan ini terlalu cepat kali? Sebenarnya hubungan kita belum sedekat itu, kita juga sama-sama menyukai Wirianto Leng, seharusnya kamu tidak akan suka kalau sahabatmu menyukai orang yang sama denganmu kan?” Yuliana Jian tidak tahu kenapa dirinya seketika menjadi sahabat Peggy He, dia langsung menjelaskan sambil tersenyum.
“Tenang saja, aku tidak keberatan.” Peggy He berkata sambil tersenyum: “Aku tahu kamu sedikit terkejut, tapi kamu tenang saja, aku ini sangat mudah didekati orang.”
Tapi aku keberatan……
Yuliana Jian mengecap bibir dan berpikir di dalam hati, dia langsung berkata: “Sebenarnya aku……”
Tapi Yuliana Jian belum selesai berkata, Peggy He langsung keluar dengan tersenyum: “Lain kali aku ajak kamu makan afternoon tea ya.”
Novel Terkait
Adore You
ElinaDoctor Stranger
Kevin WongHidden Son-in-Law
Andy LeeLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaIstri kontrakku
RasudinPejuang Hati
Marry SuPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia