Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik

Selesai berbicara, Yuliana Jian langsung tertawa, dia menertawakan dirinya sambil mundur dua langkah ke belakang, lalu dia menatap Wirianto Leng sambil berkata dengan lembut , "Apa... Apakah aku sedikit aneh?Entah mengapa dibandingkan dengan dulu, sekarang aku jadi lebih mudah khawatir. Meskipun temperamenku jadi lebih tenang, tapi terkadang aku ... terlalu... terlalu merasa sok hebat dan terlalu sok baik. Pasti membuatmu sangat kesal, kan? "

Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai rambut Yuliana Jian, lalu dia berkata dengan suara rendah, "Kamu yang seperti ini, juga sangat imut."

Yuliana Jian melirik Wirianto Leng sebentra lalu dia melirik Steve yang berada di kejauhan. Yuliana Jian mengerutkan keningnya lalu berkata dengan lembut, "Selamat tinggal."

Selesai berbicara, Yuliana Jian berbalik dan mengenggam tangan Wirianto Leng, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Ayo pergi, aku ingin segera pulang, dan belajar membuat kudapan manis, dan spagheti, mungkin dua hari lagi, saat aku sampai di depan pintu rumah, aku mungkin memiliki keberanian yang cukup untuk berjalan masuk dan tidak melarikan diri lagi. "

Wirianto Leng mengangkat tangannya membelai pipi Yuliana Jian: "Kendatipun kamu melarikan diri juga tidak apa-apa, aku akan menemanimu melarikan diri."

Mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung tertawa. Tapi saat dia sedang tertawa tidak sengaja menyentuh luka di dadanya, dan membuat Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam. Wirianto Leng bergegas memegang Yuliana Jian lalu dia berkata sambil mengerutkan keningnya: "Hati-hati sedikit. Meskipun kamu sudah diizinkan untuk keluar dari rumah sakit, kamu masih belum pulih ..."

Sebelum Wirianto Leng selesai berbicara, Yuliana Jian mengangkat kepalanya dan mencium sudut bibir Wirianto Leng lalu sambil tersenyum, dia berkata, "Aku tahu, ini karena aku terlalu senang."

Wirianto Leng menunduk menatap Yuliana Jian, lalu dia menghela napas dengan tidak berdaya. Dia mengangkat tangannya membelai kepala Yuliana Jian, lalu sambil tersenyum, dia berkata, "Aku benar-benar tidak berdaya menghadapimu."

Yuliana Jian mendongkak sambil tersenyum: "Aku paling suka melihatmu tidak berdaya menghadapiku, ayo pulang, aku tidak ingin mencium bau desinfektan rumah sakit lagi."

Wirianto Leng mengangguk lalu mengandeng tangan Yuliana Jian, dan berjalan keluar dari rumah sakit dengan perlahan. Dalam perjalanan pulang, Yuliana Jian melihat ke luar mobil sambil terus tersenyuman . Wirianto Leng memalingkan wajahnya melihat ke arah Yuliana Jian, sambil bertanya dengan merendahkan suaranya, "Ada apa? Kelihatannya kamu sangat senang?"

Yuliana Jian menoleh menatap Wirianto Leng lalu dia berkata sambil tersenyum: "Aku tidak tahu, aku merasa hatiku sangat rileks. Cuaca hari ini sangat bagus, jadi aku merasa sangat bahagia."

“Cuacanya sangat bagus?” Wirianto Leng melihat ke luar jendela. Cuaca hari ini agak mendung, dan dia tidak melihat adanya sinar matahari yang cerah.

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Meskipun saat ini kamu tidak bisa melihat sinar matahari, tapi di atas awan ada sinar matahari. Sebenarnya, seharusnya setiap hari ada sinar matahari yang cerah, hanya saja kadang-kadang terhalang oleh awan."

Mendengar kata-kata Yuliana Jian Wirianto Leng langsung tertawa: "Benar, sepertinya kamu ada kemajuan, wawasanmu tentang kehidupan semakin luas, saat kita pulang aku harus memberikan hadiah untukmu. "

Yuliana Jian langsung bersandar di sisi Wirianto Leng, sambil tersenyum dia bertanya, "Apa hadiahnya?"

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Aku akan memasak untukmu?"

Yuliana Jian mengerutkan kening, ekspresi wajahnya terlihat tidak senang: "Bukannya kamu selalu memasak? Bukankah hadiah itu seharusnya sesuatu yang sebelumnya tidak pernah ada, karena aku melakukan sesuatu yang sangat baik jadi kamu memberikan hadiah kepadaku?"

Wirianto Leng menoleh untuk melihat Yuliana Jian lalu dia berkata sambil tersenyum: "Tapi kamu juga tidak melakukan sesuatu yang sangat baik. Selain itu, aku tidak punya apa-apa untuk dihadiahkan kepadamu. Kalau kamu tidak suka hadiah ini , lupakan saja ... "

"Jangan jangan..." Yuliana Jian bergegas menghentikannya dan berkata: "Aku salah, aku salah, selama beberapa waktu ini aku tidak pernah makan makanan yang enak, jadi kamu masak yang enak untukku."

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian: "Kalau begitu kamu katakan pesananmu ..."

Yuliana Jian berpikir sejenak, setelah itu dia mengucapkan beberapa nama hidangan vegetarian sambil tersenyum. Begitu mendengar pesanan Yuliana Jian, Wirianto Leng sedikit mengernyitkan dahinya setelah itu dia mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Baik, malam ini kita akan makan semua hidangan ini ."

Melihat Yuliana Jian tersenyum dengan gembira, Wirianto Leng juga memaksakan ikut tersenyum. Setelah mengalami begitu banyak hal, Yuliana Jian sudah mencoba sebaik mungkin untuk menebus semuanya, tapi Yuliana Jian masih tidak bisa makan daging. Bayangan masa lalu tampaknya selalu menghantui Yuliana Jian.

Wirianto Leng merasa itu sangat tidak adil, ada begitu banyak orang jahat dan mereka telah melakukan banyak hal-hal buruk tanpa merasa bersalah, tapi mereka masih bisa terus hidup dengan tenang. Sebaliknya, orang baik, yang melakukan kejahatan karena terpaksa, malah dihantui oleh rasa bersalah mereka sendiri. Kelihatannya kehidupan sengaja menyusahkan orang-orang baik yang memiliki rasa bersalah. Karena mereka terlihat lebih lembut daripada orang jahat yang sebenarnya, jadi mereka dibuat lebih sengsara oleh kehidupan yang tidak adil.

Saat Yuliana Jian menoleh dia melihat senyuman kaku di sudut bibir Wirianto Leng. Yuliana Jian tersenyum dan menatap Wirianto Leng sambil bertanya dengan suara rendah. : "Ada apa? Apa yang membuatmu tidak senang? Kamu tidak senang karena aku memintamu memasak? Atau kamu tidak senang karena aku tidak suka dengan hadiahmu?"

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tertawa: "Tidak ... aku sangat senang, meskipun melihat kamu tidak suka dengan hadiahku dan bosan dengan masakanku aku tetap senang. "

“Aku tidak bosan memakan masakanmu.” Yuliana Jian menatap Wirianto Leng lalu dia berkata sambil tersenyum: “Aku hanya bercanda, lihat betapa seriusnya kamu. Aku tidak akan pernah bosan dengan masakanmu, kamu tenang saja. Selan itu apakah kamu tahu kamu terlihat paling tampan saat kamu sedang memasak. Punggungmu itu bisa digunakan untuk membuat film. Celemekmu juga sangat cocok denganmu. Begitu diikat ke pinggangmu, pinggangmu terlihat sangat ramping. Tapi bukan terlihat lembut dan ramping seperti pinggang wanita, melainkan pinggang seorang pria yang kokoh dan kekar, selain itu juga membuat bokongmu terlihat lebih berisi ... "

"Huk... huk..." wajah Wirianto Leng memerah lalu dia memalingkan wajahnya dengan sedikit malu: "Sudah cukup."

Yuliana Jian tertawa melihat Wirianto Leng, dengan sengaja dia berpura-pura dan bertanya dengan suara rendah, "Ada apa? Kamu malu? Apa yang aku katakan sehingga membuatmu semalu ini? Apakah kamu masih Wirianto Leng? "

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian : "Tubuhmu belum pulih, jangan mencari masalah."

Yuliana Jian menunjukkan ekspresi wajah lugu lalu sambil tersenyum dia bertanya, "Mencari masalah apa?"

Wirianto Leng menoleh dan melirik Yuliana Jian dengan tidak berdaya: "Kamu sengaja ya?"

Yuliana Jian mengangguk lalu berkata sambil tersenyum: "Aku memang sengaja, aku juga sengaja menjalani operasi. Aku ingin tubuhku terus berada dalam keadaan di mana aku tidak bisa melakukan olahraga berat, lalu aku akan terus menggodamu. Supaya kamu bisa melihat tapi tidak bisa melahapnya. Aku sangat jahat kan? "

Wirianto Leng menganggukkan kepalanya, dia menunduk dan melirik pergelangan tangan Yuliana Jian yang semakin kurus, lalu dia tertawa dengan tidak berdaya. Wirianto Leng tahu Yuliana Jian sengaja berbicara seperti ini untuk membuatnya bahagia, tapi Wirianto Leng lebih memilih tidak mendengarkan lelucon seperti ini dan ingin Yuliana benar-benar menjalani pemulihan dengan baik.

Yuliana Jian melihat kekhawatiran di wajah Wirianto Leng, dia tahu apa yang Wirianto Leng pikirkan saat ini. Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng lalu dia tersenyum dan berkata: "Jangan khawatir, aku akan membaik. aku akan berusaha makan yang banyak. Meskipun mungkin untuk sementara aku masih tidak bisa makan daging, aku akan berusaha mencobanya. Kamu boleh diam-diam memasukkan daging di dalam makananku. Mungkin jika aku tidak melihatnya aku tidak akan merasa jijik, aku rasa aku sudah banyak menghadapi begitu banyak hal, seharusnya tidak ada yang tidak bisa aku hadapi. Sekarang aku merasa jauh lebih santai. Sekarang aku baru merasa aku telah mencoba yang terbaik dan juga akhirnya aku memiliki keberanian untuk bertemu anak-anak kita. Dibandingkan dengan orang-orang yang telah meninggal, aku lebih beruntung. Hanya saja... "

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, segera Wirianto Leng langsung mengerutkan kening, dan bertanya, "Hanya saja apa?"

Melihat raut wajah khawatir di wajah Wirianto Leng, Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Hanya saja akhir-akhir ini aku mungkin telah berubah menjadi seperti orang baik, dan aku akan melakukan beberapa tindakan sok baik yang membuatmu terganggu,

tiba-tiba ingin mengadopsi anak, tiba-tiba ingin memelihara anak kucing atau anak anjing, jadi tolong kamu menolerir sikap ku ini. "

Wirianto Leng menoleh dan melirik Yuliana Jian sambil tersenyum dan berkata, "Aku tahu, aku akan mencoba mentolerir sikapmu sebaik mungkin ."

“Wah… CEO Leng benar-benar pria yang luar biasa,” sambil tersenyum Yuliana Jian berkata dengan lebay dan mengacungkan jempolnya kepada Wirianto Leng .

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian lalu menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, meskipun Wirianto Leng terlihat sedikit tidak berdaya, tapi senyuman di wajah Wirianto Leng tidak menghilang. Setelah Wirianto Leng membawa Yuliana Jian pulang ke rumah, Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kamu istirahat dulu, aku akan pergi belanja. Ada air panas di ceret. Kalau kamu haus kamu bisa meminumnya, jangan mencuri makanan dari lemari es, terlalu dingin. "

Yuliana Jian tersenyum dan mengangguk: "Aku tahu, tapi CEO Leng, aku harus mengingatkanmu kalau kamu masih tidak pergi, hari akan gelap dan aku akan mati kelaparan."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau begitu tunggu aku di rumah."

Selesai berbicara Wirianto Leng berjalan menuju pintu kamar, ketika pintu hampir tertutup, Wirianto Leng kembali membuka pintu dan melirik Yuliana Jian. Yuliana Jian terus mengayunkan tangannya kearah Wirianto Leng. Setelah Wirianto Leng menutup pintu, Yuliana Jian menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Kalau dia baru kenal dengan Wirianto Leng, Yuliana Jian tidak akan pernah membayangkan Wirianto Leng akan menjadi seperti sekarang.

Yuliana Jian berjalan ke sofa, lalu dia bersandar di sofa dan menyalakan TV, sambil mendengarkan suara TV, Yuliana Jian memejamkan matanya dengan perlahan. Saat dia dalam keadaan setengah bermimpi dan setengah terjaga, Yuliana Jian merasakan tangannya gatal, lalu dia membuka matanya dengan perlahan, dan melihat ada anak anjing di sebelahnya yang sedang menjilati tangannya.

Mata Yuliana Jian langsung terbuka lebar dan dia langsung berseru: "Anjing?"

Wirianto Leng berjalan menghampirinya sambil tersenyum: "Hebat, kamu bahkan kenal dengan seekor anjing."

Yuliana Jian mengangkat kepalanya melirik Wirianto Leng : "Kamu masih bercanda, kamu yang membawanya kemari?"

Wirianto Leng mengangguk lalu dia berkata sambil tersenyum: "Meskipun keadaan kita saat ini tidak cocok untuk mengadopsi anak, tapi kita masih bisa memelihara anak anjing. Apakah kamu suka kejutan ini? Apakah ini termasuk hadiah? Aku sudah bertanya kepada dokter, asalkan kamu memperhatikan kebersihan, sekarang kamu bisa memelihara anjing, dan itu juga baik untuk kesehatanmu. "

Yuliana Jian mengangkat alisnya dan menatap Wirianto Leng dengan membelakakkan matanya : "Ini, apakah ini hadiah untukku?"

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu