Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
Yuliana Jian tersenyum dan mencium kembali Wirianto Leng dan berbisik, "Kamu juga tahu ..."
Wirianto Leng mengangkat tangannya memeluk Yuliana Jian, bersandar di telinga Yuliana Jian, tersenyum dan berkata, "Tentu saja aku tahu. Aku tahu apa yang kamu pikirkan."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, tersenyum dan bertanya, "Lalu apa yang kupikirkan sekarang?"
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dengan senyum lembut, "Kamu sedang berpikir bahwa hari ini adalah hari yang sempurna."
Setelah mendengar apa yang dikatakan Wirianto Leng, Yuliana Jian tersenyum dan bersandar di dada Wirianto Leng lalu berbisik: "Kamu bisa menebaknya, Hari ini adalah hari yang sempurna, juga hariku yang paling bahagia. "
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan membelai bahu Yuliana Jian, lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Hari ini bukan hari yang paling membahagiakan. Mulai sekarang ... setiap hari akan lebih bahagia dari hari ini."
Setelah mendengar kata-kata Wirianto Leng, Yuliana Jian mengangkat kepalanya melihat Wirianto Leng dan sedikit tersenyum, "Baiklah, apa yang kamu katakan itu benar, semua dengar kata-katamu."
Ketika Yuliana Jian selesai berbicara, dia menundukkan kepalanya dan bersandar dengan tenang di bahu Wirianto Leng. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam dan memeluk lengan Wirianto Leng, lalu berkata: "Kedepannya kita akan melewati hari-hari yang lebih bahagia dari hari ini, pasti..."
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan dengan lembut membelai bahu Yuliana Jian, lalu tersenyum dan mengangguk.
Seiring berjalannya waktu, perut Yuliana Jian semakin besar dan Wirianto Leng semakin cemas. Jika Yuliana Jian sedikit tidak normal, Wirianto Leng segera memanggil dokter. Kadang-kadang Yuliana Jian hanya sehari tidak ada detak jantung bayi, Wirianto Leng langsung menghubungi dokter.
Ketika pemeriksaan selesai, Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya: "Mengapa kamu berlebihan? Mengapa kamu memanggil dokter berulang kali datang kesini? Aku sudah pernah melahirkan. Aku tahu tidak ada masalah dengan situasi ini. "
Wirianto Leng mengerutkan kening, dengan ekspresi serius dan waspada di wajahnya, berkata kepada Yuliana Jian: "harus lebih berhati-hati dengan Ibu hamil."
Setelah berbicara, Wirianto Leng segera menoleh melihat dokter dan bertanya kepada dokter mengenai kondisi Yuliana Jian. Wirianto Leng menghela nafas dan mengangguk ketika mendengar bahwa Yuliana Jian tidak ada masalah. Ketika dokter pergi, Wirianto Leng duduk di samping Yuliana Jian, mengerutkan kening dan bertanya, "Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu lebih baik?"
Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "benar-benar jauh lebih baik. Ketika aku melahirkan Melly Jian dan Melvin Jian, kondisinya jauh lebih buruk daripada sekarang. aku juga tidak punya masalah. Masalah apa yang bisa aku miliki sekarang? Kondisinya sangat baik sekarang, selama aku bersin, akan ada dokter yang datang, kamu juga terus di sampingku, aku merasa aku tidak punya masalah. "
Wirianto Leng mendengarkan apa yang dikatakan Yuliana Jian, mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya, menyatakan tidak setuju: "Inilah saatnya untuk lebih berhati-hati. Banyak hal terjadi karena mereka merasa tidak ada apa-apa, sehingga terjadi lah masalah? ketika kamu melahirkan Melly Jian dan Melvin Jian, kamu dalam kondisi sehat dan masih muda. Tentu saja tidak ada masalah, tetapi sekarang kamu ... "
Yuliana Jian mengeluarkan suara sedih, "Tapi sekarang aku sudah tua?"
Wirianto Leng mengerutkan kening dan melirik Yuliana Jian, menggelengkan kepalanya tanpa daya dan berkata dengan suara rendah: "Jangan mengubah topik pembicaraan. Kamu tahu apa yang aku bicarakan. Kamu tidak boleh mengabaikan tubuhmu. Aku tidak ingin kamu mengalami masalah ketika kamu di sampingku. "
Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Jangan khawatir, aku tidak akan ada masalah."
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan membelai Yuliana Jian. Dia melihat Yuliana Jian dengan sedikit gugup dan berkata, "Ya, aku tahu . "
Yuliana Jian mengangkat tangannya dan membelai alis Wirianto Leng dan berkata sambil tersenyum: "Karena kamu tahu, jangan cemberut lagi."
Wirianto Leng segera menarik napas dalam-dalam, Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng dan bertanya sambil tersenyum: "Kamu sangat gugup sekarang. Jika aku benar-benar waktunya melahirkan, lalu bagaimana denganmu?"
Ketika tanggal melahirkan Yuliana Jian semakin dekat, Wirianto Leng semakin gugup, tetapi tampaknya Tuhan ditakdirkan untuk membuat Yuliana Jian dan Wirianto Leng saling melengkapi. Demikian pula, ketika Wirianto Leng menjadi tegang, Yuliana Jian malah menjadi tenang, terkadang masih bercanda dengan Wirianto Leng untuk menyesuaikan suasana hatinya.
Yuliana Jian tahu Wirianto Leng sangat takut pada apa yang akan terjadi padanya, meskipun bukan lagi masalah besar bagi beberapa orang untuk melahirkan sekarang, teknologi menjadi lebih maju dan melahirkan tidak separah seperti di zaman kuno, seperti gerbang hantu. Tetapi masih ada bahaya tertentu, Yuliana Jian sudah pernah melahirkan sekali, tentu saja tahu betapa sulitnya itu, tetapi Wirianto Leng terlalu gugup.
Tapi Yuliana Jian juga memahami kegugupan Wirianto Leng karena memang sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan kehidupan yang damai dan bahagia. Wirianto Leng sangat takut Yuliana Jian terjadi apa-apa yang menghancurkan kebahagiaan saat ini.
Mungkin karena terlalu bahagia belakangan ini membuat Wirianto Leng semakin takut kehilangan.
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian, menarik napas dalam-dalam dan berkata: "Apakah aku kelihatan terlalu cemas yang memengaruhi suasana hatimu?"
Yuliana Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak, aku mengerti perasaan ini, ketika aku melihatmu panik seperti ini demi aku, aku sebenarnya merasa cukup puas dan merasa sangat bahagia."
Wirianto Leng tertawa ketika mendengar kata-kata Yuliana Jian, kemudian mengangkat tangannya dan membelai kepala Yuliana Jian: "Kamu semakin pintar bercandain aku ya."
Yuliana Jian mengangguk, tersenyum dan berkata, "Tentu saja, bagaimana? Apakah lebih lega?"
Wirianto Leng mengerutkan bibirnya, mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Jauh lebih lega."
Setelah selesai berbicara, Wirianto Leng perlahan-lahan meletakkan tangannya di atas perut Yuliana Jian dan mengelusnya dengan ringan. Setelah merasakan gerakan janin, Wirianto Leng tersenyum, "Akhirnya dia bergerak."
Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Tentu saja, aku sudah bilang, tidak apa-apa."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, mengangguk, tersenyum dan berkata, "Anak ini tampaknya sangat pendiam, mungkin perempuan?"
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tidak setuju: "belum tentu, kamu lihat Melly kita. Meskipun perempuan, juga sangat nakal. Meskipun Melvin Jian adalah laki-laki, tetapi sangat pendiam. Ini tidak akurat. Jika kamu benar-benar ingin tahu jenis kelamin, kita bisa pergi memeriksanya? "
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum: "Selama kamu dan anakmu sehat, tidak peduli itu laki-laki atau perempuan, laki-laki atau perempuan, ketika lahir itu adalah sebuah kejutan, anggap saja itu adalah hadiah pertama yang diberikan kepada kita. "
Tangan Wirianto Leng merasakan gerakan janin lagi, dia tersenyum dan bertanya, "Apakah Melly Jian dan Melvin Jian seperti ini juga saat itu?"
Yuliana Jian mengerutkan kening dan berkata, "Seharusnya sama. Sebenarnya ketika aku mengandung mereka, aku dalam suasana hati yang buruk dan tidak terlalu memperhatikan hal-hal ini. Kalau dipikir-pikir, juga semacam penyesalan yang membuat aku merasa sangat disayangkan. "
Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian membicarakan masa lalu, perlahan mengerutkan kening, dia tidak berbicara, hanya dengan lembut mengelus perut Yuliana Jian yang membengkak. Ketika Wirianto Leng mendengar Yuliana Jian membicarakan masa lalu, dia akan memilih untuk diam. Wirianto Leng bahkan tidak bisa mengatakan kepada Yuliana Jian " aku tidak menemani kamu di sampingmu pada saat itu, sudah menyusahkanmu. "
Karena kekurangan ini terlalu dalam, Wirianto Leng merasa permintaan maaf adalah semacam pengampunan untuknya. Wirianto Leng tidak ingin memaafkan dirinya sendiri karena tidak berada di samping Yuliana Jian dalam waktu yang lama. Yuliana Jian melihat Wirianto Leng yang diam dan tahu apa yang dipikirkan Wirianto Leng sekarang, jadi dia segera bertanya sambil tersenyum: "Apakah kamu mulai berpikir lagi, kamu sudah bersalah kepadaku?"
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan sedikit mengangguk.
Yuliana Jian tertawa: "Bukan hal yang baik terlalu banyak masa lalu. Tanpa sengaja akan menyentuh luka di masa lalu. Jika bukan membuatmu tidak nyaman maka aku yang membuat diriku tidak nyaman. Tapi aku pikir tidak ada masa lalu, juga tidak akan ada masa sekarang. Munculnya anak ini hanya untuk menebus masa lalu kita yang hilang, juga merupakan hal yang menarik. Kadang-kadang kita memilih untuk menghindari masa lalu, tetapi semakin kita menghindarinya, masalah kita sebelumnya akan berubah menjadi bekas luka, semakin mencoba untuk menutupi, maka akan semakin jelas. "
Wirianto Leng tertawa perlahan, mengangkat tangannya dan membelai perut Yuliana Jian: "Kalau begitu, ceritakanlah saat kamu hamil Melly dan Melvin."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya, mengerutkan kening dan berkata, "Oh ... biarkan aku memikirkannya, aku pikir dulu ... Aku tidak tahu bahwa aku mengandung anak kembar saat itu, jadi sangat lahap saat makan. Semua napi ketakutan melihat aku makan. Mereka mungkin merasa aku sakit. Untungnya, Odelia Ye ada di sana, dia diam-diam membuka kompor kecil untuk aku ... eh ... Odelia Ye bukankah orangmu? Mengapa kamu bertanya padaku? Kamu tidak tahu? "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Aku tahu, tapi aku masih ingin mendengar kamu berbicara."
Yuliana Jian tersenyum dan melirik Wirianto Leng, lalu mengangguk: "Oke, kalau begitu aku akan memberitahumu. Dengarkan baik-baik dan ingat betapa susahnya aku saat kehamilan dan juga di tempat semacam itu ..."
Setelah mengatakan ini, Yuliana Jian sengaja membuat dirinya sangat kasihan, kemudian Yuliana Jian perlahan-lahan memberitahunya ketika dia hamil Melly Jian dan Melvin Jian. Wirianto Leng mendengarkan dengan tenang, mengetahui Yuliana Jian bercerita dan sudah lelah, lalu tertidur. Wirianto Leng menutupinya dengan selimut dan dengan lembut memijat betisnya yang bengkak karena hamil. Setelah pijat, Wirianto Leng meletakkan betis Yuliana Jian, menutupi Yuliana Jian dengan selimut dan mencium perut Yuliana Jian. Dia berbisik, "Terima kasih kamu telah datang, membuatku bisa menebus kekurangan aku dan benar-benar mulai menjadi seorang ayah."
Novel Terkait
Cinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia