Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 198 Memancing Bersama
Yuliana Jian sekarang sedikit pusing, tidak tahu apa yang dia lakukan sekarang. Dia ingin bertemu dengan Wirianto Leng, bertanya pada Wirianto Leng apa yang sebenarnya pria itu pikirkan, tapi dia sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan pria itu.
Meskipun orang-orang yang melindungi Yuliana Jian itu, pasti tahu Wirianto Leng ada dimana, tapi Yuliana Jian juga tahu dia sama sekali tidak bisa mengetahui apapun dari mulut orang-orang itu, mereka tidak akan mengatakan apapun tentang Wirianto Leng.
Yuliana Jian tanpa bisa ditahan menelpon telepon Wirianto Leng. Tapi yang terdengar adalah suara wanita yang mengatakan bahwa nomor yang dia telepon adalah nomor kosong.
Yuliana Jian tersenyum pahit dan menutup mata di atas ranjang. Banyak orang yang bilang Yuliana Jian pintar, dia juga dulu kira dia tidak bodoh, tapi Yuliana Jian sekarang sama sekali tidak ada cara. Kondisi yang kacau ini, membuat Yuliana Jian benar-benar tidak bisa yakin padanya kalau dia adalah orang yang pintar.
Sampai di waktu Melly Jian pulang sekolah, Yuliana Jian menenangkan perasaan baru pergi menjemput Melly Jian. Ketika sampai di pintu sekolah dan melihat Melly Jian, Melly Jian melompat ke arah Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Sekarang tidak ada orang yang ada di antara kita, benar-benar sangat nyaman."
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum, "Tapi tidak ada mobil yang menjemput kamu pulang juga."
Melly Jian langsung berkata sambil tersenyum, "Aku tidak suka naik mobil, lebih suka jalan kaki!"
Melly Jian berkata sampai sana, bersender di samping Yuliana Jian, "Ibu, besok hari Sabtu dan libur. Kita main kemana besok?"
Yuliana Jian berpikir sebentar lalu berkata sambil tersenyum, "Bukankah kamu sangat ingin melihat-lihat villa yang ada di atas gunung?"
Melly Jian membelalakan mata, "Benarkah? Apa aku benar-benar boleh pergi?"
Yuliana Jian mengangguk, "Iya, mereka mengundang ibu dan kamu pergi. Hm, bagaimana kalau kita jalan-jalan sekarang, aku membelikan baju untukmu?"
Melly Jian langsung melompat, "Yeyy! Ibu, apa ibu tahu? Hari ini ada orang yang membicarakan villa itu. Mereka ada yang ingin diam-diam melihat, tapi sama sekali tidak bisa masuk dan diusir orang pergi. Mereka bilang orang di dalam sangat galak. Aku bilang ibuku membawaku masuk, mereka tidak percaya. Hehe, besok aku harus membuat mereka melihat, bagaimana tampilan villa mewah, lalu membanggakan diri di hapapan mereka."
Yuliana Jian menatap Melly Jian yang heboh dan tertawa. Kekesalan yang tadi juga langsung hilang.
Yuliana Jian menggandeng Melly Jian membeli baju, lalu makan di luar. Sampai kembali ke desa, Melly Jian masih sangat senang membicarakan masalah besok. Sampai sebelum tidur, Melly Jian masih ribut, "Ibu villa itu sangat besar bukan? Seberapa besar kali rumah kita?"
Yuliana Jian berpikir sebentar lalu berkata dengan tawa kecil, "Kira-kira sebesar lima atau enam kali rumah kita."
Melly Jian membelalakan mata, "Hebat sekali. Mereka tinggal di rumah sebesar itu, apakah rumah mereka sama seperti yang ada di TV, mempunyai pelayan juga. Rumah sebesar itu, pasti semua orang sangat sulit untuk bertemu bukan. Apakah harus telepon juga?"
Yuliana Jian tersenyum sambil menyelimuti Melly Jian dan bertanya, "Apa kamu suka rumah besar seperti itu?"
Melly Jian mengerutkan dahi, mengangguk dulu, lalu menggelengkan kepala, merapat ke samping Yuliana Jian dan berkata kecil, "Kalau aku bilang, ibu kamu jangan marah ya."
Yuliana Jian mengelus kepala Melly Jian dan tersenyum sambil berkata, "Kamu katakan saja, aku tidak marah."
Melly Jian berkata dengan suara kecil, "Sebenarnya aku ingin pergi ke villa itu karena ingin melihat tempat dimana ayahku biasanya tinggal. Kelihatannya pemilik villa itu sangat kaya. Ayah juga sangat kaya. Maka seharusnya ayah juga tinggal di villa. Aku ingin melihat tampang villa yang sebenarnya, juga bisa melihat ayah tinggal di tempat seperti apa. Kalau .... kalau ada satu hari, ayah menjemput kita kembali, aku juga bisa tahu bagaimana tampang villa. Tahu tidur dimana, makan dimana, toilet dimana. Aku takut membuat malu. Kalau aku melakukan kesalahan, maka ayah tidak menginginkanku lagi ...."
Yuliana Jian langsung memeluk Melly dan berkata dengan sedih, "Melly jangan takut, bagaimanapun kamu, ayahmu tidak mungkin tidak menginginkanmu lagi."
Melly Jian menarik ingus dan berkata kecil, "Ibu, apakah aku membuatmu sedih? Ibu jangan sedih, aku sekarang lumayan baik kok. Benar, aku juga suka tinggal di rumah kecil, hanya sedikit penasaran pada villa itu saja."
Yuliana Jian mengangguk dan berkata, "Iya, ibu tahu. Ibu besok akan bangun lebih awal dan membawamu pergi."
Melly Jian bersender di dada Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu besok pagi aku juga mau bangun lebih awal."
Yuliana Jian mengangguk. Melihat Melly Jian sudah tertidur di pelukannya, Yuliana Jian menepuk pelan Melly Jian dan menghela napas kecil. Tidak lama setelah Yuliana Jian tertidur, langit juga sudah terang. Yuliana Jian baru bangun, Melly Jian juga langsung bangun, "Ibu, cepat sekali sudah hari Sabtu! Apakah kita akan pergi ke villa."
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, "Tapi setelah pergi harus sopan ya. Di dalam villa ada satu kakek, kamu panggil dia 'kakek'. Juga satu tuan, karena tubuhnya tidak terlalu sehat, mungkin harus mengenakan masker dan kacamata hitam. Kamu jangan selalu melihat dia, harus panggil dia 'tuan'. Mengerti tidak?"
Melly Jian langsung menjawab, "Iya, aku tahu. Aku tidak akan melakukan kesalahan."
Yuliana Jian mengelus kepala Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Iya, ibu tahu kamu sangat patuh."
Setelah selesai berkata, Yuliana Jian mengikatkan rambut Melly Jian dan mengganti baju. Setelah makan sarapan, dia mengambil sedikit sayuran hijau di ladang, baru pergi ke villa. Yuliana Jian sampai di depan villa, lalu menengok ke dalam, melihat pintu hitam yang besar dan tanpa bisa menahan diri, teriak, "Wah ... pintu yang tinggi sekali ...."
Karena pintu terlalu tinggi, sedangkan Melly Jian terlalu pendek, saat Melly Jian mendongak melihat pintu, hampir saja terjatuh ke belakang sangking pusingnya. Yuliana Jian segera menahan Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Hati-hati, jangan sampai jatuh."
Melly Jian mengangguk, "Ibu, apa aku boleh menekan bel?"
Yuliana Jian mengangguk, "Boleh."
Yuliana Jian segera berlari ke samping pintu, dan melompat menekan bel. Begitu bel berbunyi, pintu langsung terbuka. Pak tua keluar dari dalam villa dan tersenyum sambil melihat ke arah Yuliana Jian, "Kamu sudah datang."
Yuliana Jian tersenyum dengan tidak enak hati, "Maaf, kemarin terlalu tidak sopan. Aku tidak mempunyai barang apapun yang bisa dijadikan hadiah, hanya bisa memberikan sedikit sayuran saja. Aku harap paman dan tuan rumah ini tidak keberatan."
Pak tua tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Mana mungkin keberatan? Kalian bersedia datang saja sudah membuat kami sangat senang. Haih, ini adalah putrimu kali?"
Tatapan pak tua melihat ke arah Melly Jian. Melly Jian langsung membungkuk sopan ke arah pak tua dan berkata patuh, "Halo kakek, aku adalah Elia Luo."
"Patuh sekali." pak tua berkata sambil tersenyum, "Kalau begitu ayo masuk. Aku juga tidak tahu kalian suka makan apa. Tapi kalau anak-anak biasanya suka makan yang manis-manis, BBQ, jadi aku siapkan sedikit manisan dan juga alat bakara. Membakar daging di halaman ...."
"Ah, enak sekali." Melly Jian berkata sambil tersenyum.
Yuliana Jian tanpa bisa ditahan mengerutkan dahi dan segera menggelengkan kepala, "Ini ... apakah terlalu merepotkan kalian?"
Pak tua menggelengkan kepala sambil tesenyum, "Tidak, tidak. Apanya yang merepotkan? Aku masih takut kalian tidak datang, tapi ..."
Pak tua menatap Melly Jian sambil tersenyum, "Ikan harus dipancing sendiri ya ..."
Melly Jian langsung membelalakan mata dan bertanya, "Boleh memancing ikan juga?"
Pak tua mengangguk sambil tersenyum, "Iya, kalau sudah memancing ikan, kita bisa makan ikan bakar. Alat pancingannya ada di samping kolam. Ikan-ikan itu belum dikasih makan hari ini, jadi sangat mudah dipancing."
Melly Jian mengangkat tangan dan berkata, "Ibu, apa aku boleh memancing ikan?"
Yuliana Jian menggelengkan kepala, "Tidak boleh, kamu masih belum menyapa tuan."
"Jangan menahan anak, biarkan dia melakukan yang dia suka saja." pak tua berkata, "Tuan masih belum tahu datang atau tidak. Dia sudah memberi pesan, kalian makan dan main dengan tenang saja. Santai saja, tidak usah canggung. Oh iya, istriku, cucuku, anak dan menantu juga datang untuk makan bersama, bisa lebih ramai sedikit."
Yuliana Jian melihat di halaman ada seorang perempuan berumur 7 atau 8 tahun sedang bermain di sana. Melihat Melly Jian masuk, perempuan itu melambaikan tangan sambil tersenyum, mengajak Melly Jian bermain bersama.
Melly Jian menoleh menatap Yuliana Jian, dan memanggil dengan suara kecil, "Ibu ...."
Yuliana Jian tersenyum tidak berdaya dan mengangguk, "Baiklah, kamu pergi saja."
Melly Jian berlari ke sana. Melly Jian yang awalnya ingin memancing, baru saja berlari ke samping kolam, langsung tertarik dengan jungkat-jungkit, trampolin, dan juga perosotan. Dia langsung bermain dengan perempuan tadi.
Yuliana Jian awalnya merasa saat dia dan Melly Jian bermain di sini, mungkin akan merasa sangat canggung. Tidak disangka ada begitu banyak orang, dan Yuliana Jian merasa jauh lebih nyaman. Yuliana Jian tidak tahu ini diatur oleh tuan itu, atau oleh pak tua ini. Tapi siapapun itu, ini sangatlah baik. Melly Jian pergi bermain, dia berpesan dari jauh, "Hati-hati, jangan sampai masuk ke dalam kolam."
Melly Jian membalas dari jauh, Yuliana Jian baru tersenyum pada pak tua, "Kalau begitu aku bantu paman saja."
Pak tua tersenyum dan berkata, "Tidak usah, pelayan sudah cukup orang. Kamu lihat anak saja di sini. Kamu sekarang adalah tamu, mana ada ceritanya tamu membantu tuan rumah."
Yuliana Jian berkata sambil bicara, "Kalau begitu aku juga harus menyapa keluarga paman dulu."
Pak tua menganggukan kepala dan bicara sambil tersenyum, "Boleh."
Selesai berkata, pak tua membawa Yuliana Jian ke dapur. Di dapur, keluarga pak tua sedang mempersiapkan bahan makanan, kelihatannya adalah orang-orang yang sangat ramah. Yuliana Jian menyapa mereka baru keluar dari dapur, berjalan ke samping kolam, melihat Melly Jian yang tadi bermain trampolin, sudah mengangkat alat pancingan.
"Ibu, di sini seru sekali, aku mau memancing ikan yang paling besar untuk ibu." Melly Jian berkata dengan tulus.
Novel Terkait
King Of Red Sea
Hideo TakashiThe Revival of the King
ShintaGet Back To You
LexyHis Second Chance
Derick HoSang Pendosa
DoniMy Greget Husband
Dio ZhengSi Menantu Buta
DeddyYama's Wife
ClarkCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia