Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 273 Dua Iblis Kecil

Setelah mendengar perkataan Melly Jian, kepala Yuliana Jian seperti sudah mau meledak. Yuliana Jian menopang dahinya, mengerutkan dahi, lalu menatap Melly Jian dan Melvin Jian. Sedangkan Dora dibuat terkejut oleh dua iblis kecil ini, langsung berdiri dan berlari keluar sambil menutup wajah.

Yuliana Jian segera berdiri dan teriak, "Eh, Nona Lin ..."

Zacky Wu jelas sekali dibuat terkejut oleh serangkaian peristiwa tadi. Beberapa saat kemudian, Zacky Wu baru tersadar dan berkata dengan panik, "Aku ... aku ... aku pergi mengejarnya ...."

Yuliana Jian mengerutkan dahi melihat punggung Zacky Wu, lalu menoleh menatap Melly Jian dan melvin Jian. Yuliana Jian duduk di seberang Melly Jian dan Melvin Jian, lalu berkata, "Semenjak kita tinggal bersama, aku memang benar belum pernah mengajari kalian dengan serius. Karena Melvin baru mulai tinggal bersama kita, aku merasa bersalah pada Melvin, merasa belum merawatmu lama, tidak layak mengajarimu. Selain itu kamu juga sangat pintar, tidak perlu membuatku repot, aku juga tidak pernah terpikir untuk mengajarimu apapun. Mengenai Melly .... kamu selalu berada di sisi ibu, tapi akhir-akhir ini terluka, aku juga tidak tega terlalu tegas terhadapmu."

Yuliana Jian jarang-jarang bicara begitu serius, membuat Melly Jian dan Melvin Jian terkejut. Melly Jian bahkan langsung berkaca-kaca, dan berkata, "Ibu ... ini bukan salahku. Sungguh ... aku tidak terpikir untuk tidak sopan pada Nona Lin. Dia hanya tidak mendengar perkataan kakak, dan aku menerjemahkan perkataan kakak padanya saja. Aku bukan melakukan hal buruk, yang aku lakukan ini hal baik."

Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan bertanya, "Melakukan hal baik?"

Melly Jian menatap pandangann Yuliana Jian yang lurus padanya, langsung menundukkan kepala dan berkata kecil, "Hal ... hal ... yang baik ...."

Yuliana Jian melihat Melly Jian dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Kalau adalah hal baik, maka tadi Nona Lin tidak akan berlari keluar, melainkan berterima kasih padamu."

Melly Jian berkata kecil, "Kalau begitu ini adalah masalah Nona Lin, juga tidak tahu ada apa dengannya, kenapa tidak tahu berterima kasih, tidak mengerti bantuanku padanya."

Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan berkata rendah, "Sebenarnya membantu atau menghinanya, kamu yang paling mengerti jelas."

Berkata sampai sini, Yuliana Jian menoleh menatap Melvin Jian, "Mengenai kamu ..."

Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian dan berkata dengan sangat yakin, "Aku tidak salah, dia duluan yang tidak sopan. Aku hanya mengikut ulang perkataannya. Kita mengundangnya bertamu, dia masih begitu pemilih, terus tidak sopan padamu. Dia salah berbuat seperti ini, aku tidak suka sikapnya yang seperti itu padamu."

Yuliana Jian menganggukan kepala, "Iya, dia memang salah. Tapi dia salah, tidak berarti kamu juga perlu merendahkan dirimu, berubah sama sepertimu. Anjing menggigitmu, apakah kamu juga mau menggigitnya balik?"

"Puff ... digigit anjing ..." Melly Jian yang berada di samping tanpa bisa ditahan tertawa.

Yuliana Jian menatap Melly Jian dengan dingin, Melly Jian baru memenutup mulut dan menundukkan kepala lagi.

Yuliana Jian menarik napas dalam, mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan Melvin Jian, "Apa itu sopan santun dan sifat baik. Bukan orang lain sopan pada kalian, kalian baru sopan pada orang lain. Melainkan saat menghadapi sikap tidak sopan orang lain, kita masih bisa mempertahankan sikap baik kita. Orang-orang yang kamu tidak suka itu, bisa kalian hadapi dengan cara lain, tapi tidak perlu menghadapi dengan merendahkan sifat kalian. Sama seperti Nona Lin tadi, aku juga tidak menyukai dia. Tapi aku lain kali tidak mengundangnya saja, tidak perlu di perjamuan makan kali ini, membuat keributan yang tidak menyenangkan."

"Ibu, ibu sekarang bicara dengan begitu baik, dulu ibu juga sangat pandai memarahi orang." Melly Jian mengerjapkan mata menatap Yuliana Jian dan berkata kecil.

Yuliana Jian langsung terdiam. Setelah beberapa saat, dia baru menatap Melly Jian dan berkata, "Ilmuwan tidak semuanya pernah mendapatkan penghargaan Noble. Meskipun kadang kala aku juga akan marah, tapi pengajaranku pada kalian tidak ada yang salah."

"Ibu benar-benar bisa memarahi orang?" Melvin Jian menoleh menatap Melly Jian dan bertanya bingung.

Melly Jian menganggukan kepala, "Dulu ketika di dalam penjara, ibu memarahi orang, mengucapkan kata-kata kasar, merokok, melakukannya dengan sangat hebat. Sebelum aku bertemu dengan ayah, aku kira ayahku adalah preman, benar-benar tidak menyangka ayahku adalah direktur besar."

"Mengatakan kata-kata kasar juga? Aku saja tidak bisa." Melvin Jian menatap Yuliana Jian sambil bicara.

Yuliana Jian yang dibuka rahasianya oleh Melly Jian mengerutkan dahi, duduk di atas kursi dan menyipitkan mata menatap Melly Jian. Melly Jian mundur ke belakang, seperti dibuat ketakutan oleh tampang Yuliana Jian yang dingin dan berkata gagap, "Ibu, ibu bilang tidak boleh berbohong, jadi aku tidak berbohong. Ibu tidak marah padaku bukan?"

Melvin Jian menatap Yuliana Jian dan berkata serius, "Sebenarnya ibu yang bisa marah, mengatakan kata-kata kasar, dan merokok juga sangat seru."

"Ibu bukan digunakan untuk seru!" Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berteriak kecil, "Kalian! Kalian berdiri menghadap dinding dan instropeksi kesalahan kalian! Lihat apakah bisa menyadari dimana letak kesalahan kalian!"

Melly Jian berdiri pelan-pelan, menoleh menatap Melvin Jian. Melvin Jian menghela napas, juga berdiri perlahan-lahan. Melly Jian dan melvin Jian berdiri di dinding dengan patuh, sedangkan Yuliana Jian bertelungkup di atas meja makan. Yuliana Jian benar-benar mempunyai perasaan tidak berdaya. Dia pertama kalinya menyadari, dua anaknya ini benar-benar begitu sulit diajari. Benar-benar dua iblis

kecil.

Sampai Wirianto Leng pulang ke villa dan melihat Yuliana Jian telungkup di atas meja sedangkan dua anak berdiri menghadap dinding. Wajah Melly Jian penuh dengan kesedihan, sedangkan Melvin Jian tetap dingin seperti biasanya. Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Bertengkar?"

Yuliana Jian menoleh menatap Wirianto Leng, menggelengkan kepala, menghela napas tidak berdaya, "Kamu tanya sama mereka, tanya apa saja yang sudah mereka lakukan!"

"Oh?" Wirianto Leng melihat Melly Jian dan Melvin Jian, bertanya sambil mengerutkan dahi, "Apa terjadi sesuatu?"

Melly Jian segera menggelengkan kepala, "Tidak ada apa-apa, hanya mungkin aku mengatakan pengalaman ibu dulu, ibu sedikit tidak senang."

Melvin Jian malah sangat jujur dan berkata dingin, "Karena kita membuat pacar Zacky menangis, jadi ibu marah."

Yuliana Jian menunjuk dua anak itu dan langsung berkata, "Benar, benar, benar seperti itu. Mereka benar-benar sangat hebat. Sampai membuat tamu kesal dan pergi begitu saja ...."

Melly Jian mengerjapkan mata dan menatap Wirianto Leng, "Tapi ibu benar-benar marah karena aku mengatakan dulu ibu mengatakan kata-kata kasar!"

Yuliana Jian mengerutkan dahi, menengadahkan mata menatap Melly Jian, "Melly ..."

Meskipun Wirianto Leng baru pulang, tapi kira-kira mengerti apa yang terjadi, dia pun mendekat pada Yuliana Jian dan berkata, "Kelihatannya kamu ditindas oleh dua iblis ini."

Yuliana Jian langsung menganggukan kepala dan berkata, "Iya, memang seperti ini. Aku ... aku ditindas oleh mereka. Mereka bekerja sama menindasku."

Melly Jian memiringkan kepala menatap Yuliana Jian lalu menyentuh Melvin Jian dan berkata kecil, "Gawat, ibu sudah menemukan pelindungnya!"

"Iya." Melvin Jian juga memandang Yuliana Jian dan Wirianto Leng lalu mengangguk kencang.

Wirianto Leng mengelus kepala Yuliana Jian, seperti sedang menenangkan anjing yang liar dan berkata sambil tersenyum, "Sudahlah, jangan marah lagi. Sebenarnya juga bukan masalah yang besar bukan? Anak-anak kita memang seperti ini, pelan-pelan saja diajarkan. Sebenarnya kalau diajarkan tidak baik juga tidak apa-apa, menjadi iblis kecil lumayan bagus juga bukan."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan? Mereka menjadi seperti ini, gara-gara siapa yang manjakan."

Setelah Yuliana Jian selesai berkata, dia mendengus kesal dan langsung naik ke lantai atas. Wirianto Leng menoleh menatap Melly Jian dan Melvin Jian, "Kalian lihat, kalain membuat ibu marah, masih harus aku yang menenangkan."

Melvin Jian menatap Wirianto Leng dan berkata, "Jelas-jelas kamu juga sangat ingin menenangkan ibu."

Wirianto Leng mengerutkan dahi menatap Melvin Jian, menarik napas dalam, baru tersenyum dan mengangguk, "Aku akhirnya mengerti ibu kalian kenapa semarah ini. Benar-benar sangat membuat orang marah. Aku tenangkan dia dulu, kalian istirahat saja. Yang belom makan, makan dulu."

Setelah berkata, Wirianto Leng baru naik ke atas. Melly Jian menatap punggung Wirianto Leng yang sudah pergi, baru segera pergi ke samping meja, mengambil sayuran dan memakannya. Melly Jian sambil makan sambil mengoceh, "Aku terus ingin makan makanan-makanan ini, untung saja ibu tidak karena kesal membalikkan meja ini, kalau tidak sayuran-sayuran ini kasihan sekali. Susah-susah dimasak, belum dimakan, sudah dikorbankan begitu saja. Benar-benar merasa sayang."

Melvin Jian tidak seperti Melly Jian begitu tidak berperasaan. Dia menoleh ke lantai dua, mengerutkan dahi dan bertanya, "Apakah dia benar-benar marah?"

Melly Jian menganggukan kepala, "Pasti dong. Kamu membuatnya begitu marah."

Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian, "Bukankah kamu juga membuatnya marah."

Melly Jian memonyongkan bibir, meletakkan sumpit dan berkata kecil, "Ibu bukan benar-benar marah 'kan."

Melvin Jian menundukkan kepala dan berpikir sebentar, lalu menengadahkan kepala menatap Melly Jian, "Kita naik ke atas dan lihat saja."

Mendengar Melvin Jian berkata seperti itu, Melly Jian segera menganggukan kepala, "Boleh juga, tapi bisa tunggu aku selesai makan dulu tidak ...."

Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian, Melly Jian langsung menurunkan suaranya dan berkata kecil, "Kalau tidak makan kenyang, tidak ada tenaga untuk minta maaf. Kamu tidak tahu amarah ibuku, kalau mau menenangkannya sangatlah susah."

Sedangkan di lantai atas, Wirianto Leng duduk di samping Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Jadi kamu dibuat marah oleh dua anak itu sampai seperti ini?"

Yuliana Jian membesarkan mata, "Memangnya mereka tidak layak untuk dimarahi? Aku benar-benar sudah mau meledak rasanya. Kenapa mereka bisa bersikap begitu seenaknya?"

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Itu karena mereka hanya anak-anak saja. Dunia anak-anak tidak ada begitu banyak benar dan salah, hanya ada yang mereka suka dan tidak suka saja. Mungkin kita seharusnya senang, mempunyai sepasang anak yang suka menyampaikan hobi mereka ...."

Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan bertanya, "Jadi, kamu merasa mereka sangat bagus?"

Wirianto Leng menganggukan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku sih merasa seperti itu."

Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Wirianto Leng lalu menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, "Sudahlah, dibiarkan begini saja. Aku juga tidak bisa menang darimu, awalnya juga bukan dari orang yang benar, apalagi yang bisa aku katakan? Apa yang bisa aku lakukan? Aku berbuat seperti ini juga lumayan bagus. Kedepannya menjadi ibu preman saja."

Yuliana Jian berkata sampai sini, menghela napas panjang, lalu menengadahkan kepala melihat Wirianto Leng dan berkata, "Tapi, hari ini aku menyadari Zacky sebenarnya tidak ada masalah yang besar. Ekspresinya sangat natural, tidak terlihat masalah apapun. Apakah selalu aku yang salah paham padanya?"

"Lebih baik salah menyalahkan daripada terjadi hal buruk." Wirianto Leng berkata sambil mengerutkan dahi, "Di samping kita sebaiknya jangan sampai ada orang yang mencurigakan. Meski hanya sedikitpun, tidak boleh dibiarkan juga. Di samping kita hanya boleh ada orang yang kita sepenuhnya percaya saja. Dengan begitu kamu dan dua anak baru bisa lebih aman. Apa kamu mengerti?"

Yuliana Jian menganggukan kepala. Dia sangat mengerti hal ini. Hanya saja mengerti dan benar-benar melakukan berbeda halnya. Yuliana Jian meskipun juga masuk dalam masalah Keluarga Leng, tapi dia tidak pernah benar-benar mengalami masalah yang mengerikan. Sekarang dia tiba-tiba menentukan seseorang, tetap merasa sangat ragu.

Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berkata rendah, "Apa bisa memberikan sedikit waktu dan lanjut mengamati lagi? Yang jelas dia sekarang juga masih dalam tahap pengamatan, tidak mungkin melakukan hal yang di luar dugaan, ya 'kan?"

Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian dan tersenyum tidak berdaya, "Baiklah, ikuti saja pemikiranmu. Masalah ini, aku dengarkan kamu."

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu