Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 273 Dua Iblis Kecil
Setelah mendengar perkataan Melly Jian, kepala Yuliana Jian seperti sudah mau meledak. Yuliana Jian menopang dahinya, mengerutkan dahi, lalu menatap Melly Jian dan Melvin Jian. Sedangkan Dora dibuat terkejut oleh dua iblis kecil ini, langsung berdiri dan berlari keluar sambil menutup wajah.
Yuliana Jian segera berdiri dan teriak, "Eh, Nona Lin ..."
Zacky Wu jelas sekali dibuat terkejut oleh serangkaian peristiwa tadi. Beberapa saat kemudian, Zacky Wu baru tersadar dan berkata dengan panik, "Aku ... aku ... aku pergi mengejarnya ...."
Yuliana Jian mengerutkan dahi melihat punggung Zacky Wu, lalu menoleh menatap Melly Jian dan melvin Jian. Yuliana Jian duduk di seberang Melly Jian dan Melvin Jian, lalu berkata, "Semenjak kita tinggal bersama, aku memang benar belum pernah mengajari kalian dengan serius. Karena Melvin baru mulai tinggal bersama kita, aku merasa bersalah pada Melvin, merasa belum merawatmu lama, tidak layak mengajarimu. Selain itu kamu juga sangat pintar, tidak perlu membuatku repot, aku juga tidak pernah terpikir untuk mengajarimu apapun. Mengenai Melly .... kamu selalu berada di sisi ibu, tapi akhir-akhir ini terluka, aku juga tidak tega terlalu tegas terhadapmu."
Yuliana Jian jarang-jarang bicara begitu serius, membuat Melly Jian dan Melvin Jian terkejut. Melly Jian bahkan langsung berkaca-kaca, dan berkata, "Ibu ... ini bukan salahku. Sungguh ... aku tidak terpikir untuk tidak sopan pada Nona Lin. Dia hanya tidak mendengar perkataan kakak, dan aku menerjemahkan perkataan kakak padanya saja. Aku bukan melakukan hal buruk, yang aku lakukan ini hal baik."
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan bertanya, "Melakukan hal baik?"
Melly Jian menatap pandangann Yuliana Jian yang lurus padanya, langsung menundukkan kepala dan berkata kecil, "Hal ... hal ... yang baik ...."
Yuliana Jian melihat Melly Jian dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Kalau adalah hal baik, maka tadi Nona Lin tidak akan berlari keluar, melainkan berterima kasih padamu."
Melly Jian berkata kecil, "Kalau begitu ini adalah masalah Nona Lin, juga tidak tahu ada apa dengannya, kenapa tidak tahu berterima kasih, tidak mengerti bantuanku padanya."
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan berkata rendah, "Sebenarnya membantu atau menghinanya, kamu yang paling mengerti jelas."
Berkata sampai sini, Yuliana Jian menoleh menatap Melvin Jian, "Mengenai kamu ..."
Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian dan berkata dengan sangat yakin, "Aku tidak salah, dia duluan yang tidak sopan. Aku hanya mengikut ulang perkataannya. Kita mengundangnya bertamu, dia masih begitu pemilih, terus tidak sopan padamu. Dia salah berbuat seperti ini, aku tidak suka sikapnya yang seperti itu padamu."
Yuliana Jian menganggukan kepala, "Iya, dia memang salah. Tapi dia salah, tidak berarti kamu juga perlu merendahkan dirimu, berubah sama sepertimu. Anjing menggigitmu, apakah kamu juga mau menggigitnya balik?"
"Puff ... digigit anjing ..." Melly Jian yang berada di samping tanpa bisa ditahan tertawa.
Yuliana Jian menatap Melly Jian dengan dingin, Melly Jian baru memenutup mulut dan menundukkan kepala lagi.
Yuliana Jian menarik napas dalam, mengerutkan dahi menatap Melly Jian dan Melvin Jian, "Apa itu sopan santun dan sifat baik. Bukan orang lain sopan pada kalian, kalian baru sopan pada orang lain. Melainkan saat menghadapi sikap tidak sopan orang lain, kita masih bisa mempertahankan sikap baik kita. Orang-orang yang kamu tidak suka itu, bisa kalian hadapi dengan cara lain, tapi tidak perlu menghadapi dengan merendahkan sifat kalian. Sama seperti Nona Lin tadi, aku juga tidak menyukai dia. Tapi aku lain kali tidak mengundangnya saja, tidak perlu di perjamuan makan kali ini, membuat keributan yang tidak menyenangkan."
"Ibu, ibu sekarang bicara dengan begitu baik, dulu ibu juga sangat pandai memarahi orang." Melly Jian mengerjapkan mata menatap Yuliana Jian dan berkata kecil.
Yuliana Jian langsung terdiam. Setelah beberapa saat, dia baru menatap Melly Jian dan berkata, "Ilmuwan tidak semuanya pernah mendapatkan penghargaan Noble. Meskipun kadang kala aku juga akan marah, tapi pengajaranku pada kalian tidak ada yang salah."
"Ibu benar-benar bisa memarahi orang?" Melvin Jian menoleh menatap Melly Jian dan bertanya bingung.
Melly Jian menganggukan kepala, "Dulu ketika di dalam penjara, ibu memarahi orang, mengucapkan kata-kata kasar, merokok, melakukannya dengan sangat hebat. Sebelum aku bertemu dengan ayah, aku kira ayahku adalah preman, benar-benar tidak menyangka ayahku adalah direktur besar."
"Mengatakan kata-kata kasar juga? Aku saja tidak bisa." Melvin Jian menatap Yuliana Jian sambil bicara.
Yuliana Jian yang dibuka rahasianya oleh Melly Jian mengerutkan dahi, duduk di atas kursi dan menyipitkan mata menatap Melly Jian. Melly Jian mundur ke belakang, seperti dibuat ketakutan oleh tampang Yuliana Jian yang dingin dan berkata gagap, "Ibu, ibu bilang tidak boleh berbohong, jadi aku tidak berbohong. Ibu tidak marah padaku bukan?"
Melvin Jian menatap Yuliana Jian dan berkata serius, "Sebenarnya ibu yang bisa marah, mengatakan kata-kata kasar, dan merokok juga sangat seru."
"Ibu bukan digunakan untuk seru!" Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berteriak kecil, "Kalian! Kalian berdiri menghadap dinding dan instropeksi kesalahan kalian! Lihat apakah bisa menyadari dimana letak kesalahan kalian!"
Melly Jian berdiri pelan-pelan, menoleh menatap Melvin Jian. Melvin Jian menghela napas, juga berdiri perlahan-lahan. Melly Jian dan melvin Jian berdiri di dinding dengan patuh, sedangkan Yuliana Jian bertelungkup di atas meja makan. Yuliana Jian benar-benar mempunyai perasaan tidak berdaya. Dia pertama kalinya menyadari, dua anaknya ini benar-benar begitu sulit diajari. Benar-benar dua iblis
kecil.
Sampai Wirianto Leng pulang ke villa dan melihat Yuliana Jian telungkup di atas meja sedangkan dua anak berdiri menghadap dinding. Wajah Melly Jian penuh dengan kesedihan, sedangkan Melvin Jian tetap dingin seperti biasanya. Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Bertengkar?"
Yuliana Jian menoleh menatap Wirianto Leng, menggelengkan kepala, menghela napas tidak berdaya, "Kamu tanya sama mereka, tanya apa saja yang sudah mereka lakukan!"
"Oh?" Wirianto Leng melihat Melly Jian dan Melvin Jian, bertanya sambil mengerutkan dahi, "Apa terjadi sesuatu?"
Melly Jian segera menggelengkan kepala, "Tidak ada apa-apa, hanya mungkin aku mengatakan pengalaman ibu dulu, ibu sedikit tidak senang."
Melvin Jian malah sangat jujur dan berkata dingin, "Karena kita membuat pacar Zacky menangis, jadi ibu marah."
Yuliana Jian menunjuk dua anak itu dan langsung berkata, "Benar, benar, benar seperti itu. Mereka benar-benar sangat hebat. Sampai membuat tamu kesal dan pergi begitu saja ...."
Melly Jian mengerjapkan mata dan menatap Wirianto Leng, "Tapi ibu benar-benar marah karena aku mengatakan dulu ibu mengatakan kata-kata kasar!"
Yuliana Jian mengerutkan dahi, menengadahkan mata menatap Melly Jian, "Melly ..."
Meskipun Wirianto Leng baru pulang, tapi kira-kira mengerti apa yang terjadi, dia pun mendekat pada Yuliana Jian dan berkata, "Kelihatannya kamu ditindas oleh dua iblis ini."
Yuliana Jian langsung menganggukan kepala dan berkata, "Iya, memang seperti ini. Aku ... aku ditindas oleh mereka. Mereka bekerja sama menindasku."
Melly Jian memiringkan kepala menatap Yuliana Jian lalu menyentuh Melvin Jian dan berkata kecil, "Gawat, ibu sudah menemukan pelindungnya!"
"Iya." Melvin Jian juga memandang Yuliana Jian dan Wirianto Leng lalu mengangguk kencang.
Wirianto Leng mengelus kepala Yuliana Jian, seperti sedang menenangkan anjing yang liar dan berkata sambil tersenyum, "Sudahlah, jangan marah lagi. Sebenarnya juga bukan masalah yang besar bukan? Anak-anak kita memang seperti ini, pelan-pelan saja diajarkan. Sebenarnya kalau diajarkan tidak baik juga tidak apa-apa, menjadi iblis kecil lumayan bagus juga bukan."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan berkata sambil mengerutkan dahi, "Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan? Mereka menjadi seperti ini, gara-gara siapa yang manjakan."
Setelah Yuliana Jian selesai berkata, dia mendengus kesal dan langsung naik ke lantai atas. Wirianto Leng menoleh menatap Melly Jian dan Melvin Jian, "Kalian lihat, kalain membuat ibu marah, masih harus aku yang menenangkan."
Melvin Jian menatap Wirianto Leng dan berkata, "Jelas-jelas kamu juga sangat ingin menenangkan ibu."
Wirianto Leng mengerutkan dahi menatap Melvin Jian, menarik napas dalam, baru tersenyum dan mengangguk, "Aku akhirnya mengerti ibu kalian kenapa semarah ini. Benar-benar sangat membuat orang marah. Aku tenangkan dia dulu, kalian istirahat saja. Yang belom makan, makan dulu."
Setelah berkata, Wirianto Leng baru naik ke atas. Melly Jian menatap punggung Wirianto Leng yang sudah pergi, baru segera pergi ke samping meja, mengambil sayuran dan memakannya. Melly Jian sambil makan sambil mengoceh, "Aku terus ingin makan makanan-makanan ini, untung saja ibu tidak karena kesal membalikkan meja ini, kalau tidak sayuran-sayuran ini kasihan sekali. Susah-susah dimasak, belum dimakan, sudah dikorbankan begitu saja. Benar-benar merasa sayang."
Melvin Jian tidak seperti Melly Jian begitu tidak berperasaan. Dia menoleh ke lantai dua, mengerutkan dahi dan bertanya, "Apakah dia benar-benar marah?"
Melly Jian menganggukan kepala, "Pasti dong. Kamu membuatnya begitu marah."
Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian, "Bukankah kamu juga membuatnya marah."
Melly Jian memonyongkan bibir, meletakkan sumpit dan berkata kecil, "Ibu bukan benar-benar marah 'kan."
Melvin Jian menundukkan kepala dan berpikir sebentar, lalu menengadahkan kepala menatap Melly Jian, "Kita naik ke atas dan lihat saja."
Mendengar Melvin Jian berkata seperti itu, Melly Jian segera menganggukan kepala, "Boleh juga, tapi bisa tunggu aku selesai makan dulu tidak ...."
Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Melly Jian, Melly Jian langsung menurunkan suaranya dan berkata kecil, "Kalau tidak makan kenyang, tidak ada tenaga untuk minta maaf. Kamu tidak tahu amarah ibuku, kalau mau menenangkannya sangatlah susah."
Sedangkan di lantai atas, Wirianto Leng duduk di samping Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Jadi kamu dibuat marah oleh dua anak itu sampai seperti ini?"
Yuliana Jian membesarkan mata, "Memangnya mereka tidak layak untuk dimarahi? Aku benar-benar sudah mau meledak rasanya. Kenapa mereka bisa bersikap begitu seenaknya?"
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Itu karena mereka hanya anak-anak saja. Dunia anak-anak tidak ada begitu banyak benar dan salah, hanya ada yang mereka suka dan tidak suka saja. Mungkin kita seharusnya senang, mempunyai sepasang anak yang suka menyampaikan hobi mereka ...."
Yuliana Jian menatap Wirianto Leng dan bertanya, "Jadi, kamu merasa mereka sangat bagus?"
Wirianto Leng menganggukan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku sih merasa seperti itu."
Yuliana Jian mengerutkan dahi menatap Wirianto Leng lalu menggelengkan kepala dengan tidak berdaya, "Sudahlah, dibiarkan begini saja. Aku juga tidak bisa menang darimu, awalnya juga bukan dari orang yang benar, apalagi yang bisa aku katakan? Apa yang bisa aku lakukan? Aku berbuat seperti ini juga lumayan bagus. Kedepannya menjadi ibu preman saja."
Yuliana Jian berkata sampai sini, menghela napas panjang, lalu menengadahkan kepala melihat Wirianto Leng dan berkata, "Tapi, hari ini aku menyadari Zacky sebenarnya tidak ada masalah yang besar. Ekspresinya sangat natural, tidak terlihat masalah apapun. Apakah selalu aku yang salah paham padanya?"
"Lebih baik salah menyalahkan daripada terjadi hal buruk." Wirianto Leng berkata sambil mengerutkan dahi, "Di samping kita sebaiknya jangan sampai ada orang yang mencurigakan. Meski hanya sedikitpun, tidak boleh dibiarkan juga. Di samping kita hanya boleh ada orang yang kita sepenuhnya percaya saja. Dengan begitu kamu dan dua anak baru bisa lebih aman. Apa kamu mengerti?"
Yuliana Jian menganggukan kepala. Dia sangat mengerti hal ini. Hanya saja mengerti dan benar-benar melakukan berbeda halnya. Yuliana Jian meskipun juga masuk dalam masalah Keluarga Leng, tapi dia tidak pernah benar-benar mengalami masalah yang mengerikan. Sekarang dia tiba-tiba menentukan seseorang, tetap merasa sangat ragu.
Yuliana Jian mengerutkan dahi dan berkata rendah, "Apa bisa memberikan sedikit waktu dan lanjut mengamati lagi? Yang jelas dia sekarang juga masih dalam tahap pengamatan, tidak mungkin melakukan hal yang di luar dugaan, ya 'kan?"
Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian dan tersenyum tidak berdaya, "Baiklah, ikuti saja pemikiranmu. Masalah ini, aku dengarkan kamu."
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeSi Menantu Buta
DeddyCinta Yang Tak Biasa
WennieWaiting For Love
SnowMi Amor
TakashiYou're My Savior
Shella NaviSee You Next Time
Cherry BlossomMy Cute Wife
DessyCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia