Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah

Setelah Yuliana Jian dilepaskan penutup matanya, dia memutar melihat sekelilingnya, hanya melihat sampingnya selain satu kamar mandi, satu kasur dan lampu kuning redup yang di atas kepalanya itu, tidak ada apa-apa lagi. Di sekitar hening hanya bisa mendengar suara napas Yuliana Jian sendiri, serta suara filamen lampu yang di atasnya zzt zzt itu. Yuliana Jian tidak bisa melihat cahaya apapun yang di luar, tidak tahu malam hari atau siang hari, tidak tahu waktu sama sekali.

Yuliana Jian sudah merasakan sedikit kecemasan, dia dapat mengetahui kalau terus berada dalam keheningan yang tidak tahu waktu seperti ini, dia hanya bisa memohon kepada August Leng, atau memaksa dirinya sampai gila. Dia tidak bisa terus seperti ini, harus memikirkan cara untuk mengetahui waktu.

Yuliana Jian segera berjalan ke kamar mandi, tetapi malah melihat tidak ada tangki air di kamar mandi, bahkan pipa air pun disembunyikan di dalam dinding. Yuliana Jian keluar dari kamar mandi dengan sedikit kecewa, melihat sekeliling, cahaya lampu terang yang tidak berubah membuat Yuliana Jian semakin merasa cemas.

Yuliana Jian tak tahan berteriak keras: "August Leng, kamu sudah menebak apa yang akan aku lakukan, bukan? Apakah kamu sedang bersembunyi di salah satu belakang kamera melihatiku? Ya, sudah ketebak kamu. Aku ingin mengunakan tetesan air untuk menghitung waktu, tapi tidak ada air yang cukup, aku tidak dapat melakukannya sama sekali. Sekarang aku tidak bisa tahu waktu sama sekali......"

Yuliana Jian berbicara sampai sini, menundukkan kepala dengan sedikit frustrasi. Respons terhadap Yuliana Jian tetap sebuah keheningan, Yuliana Jian seperti dibuang oleh dunia ini. Yuliana Jian dapat melalui penghitungan sendiri untuk menghitung waktu, tetapi kalau begitu, dia tidak bisa beristirahat. Tidak dapat tidur dengan cukup, Yuliana Jian akhirnya sangat cepat ambruk.

Dalam sekejap ini, Yuliana Jian bahkan ingin menggunakan rambutnya sendiri untuk menghitung waktu, tetapi idenya baru saja muncul, langsung ditolak oleh Yuliana Jian sendiri, pertumbuhan rambut dan kuku terlalu lambat, tidak ada cara yang akurat untuk menghitung waktu.

Menyusut di atas kasur, Yuliana Jian berkata dengan suara rendah: "August Leng, aku lapar, aku ingin makan, kamu mengantar sedikit makanan untukku."

Suara itu menyedihkan dan terhina, Yuliana Jian sedang mencoba cari tahu, dia dapat memasktikan August Leng pasti sedang melihatinya, dia ingin tahu apakah August Leng bisa bereaksi terhadap kata-katanya. Tetapi Yuliana Jian tetap tidak punya apapun, dia meringkuk di atas kasur, memicingkan matanya dan melihat lampu itu, lalu menutupi matanya.

Dia tidak ada cara sama sekali, hanya bisa menunggu Wirianto Leng datang menyelamatkannya, dia seolah hanya tinggal menunggu.

August Leng melihat Yuliana Jian yang menyusut menjadi bulatan kecil Jian dari layar lebar, tak tahan mengulurkan tangannya, ujung jarinya menyentuh pipi Yuliana Jian sekali, kemudian menyentuhnya dengan lembut, berkata dengan suara rendah: "Yuliana......"

Yuliana Jian tidak tahu dia ternyata tertidur di kasur, ketika dia bangun, langsung merasa kesal. Dia seharusnya tidak tidur begitu awal, seharusnya mengunakan sesaat waktu ini untuk mencari tahu situasinya sekarang. Lampu yang di kepala Yuliana Jian, masih menyala, tidak ada perubahan sedikit pun. Yuliana Jian menoleh dan melihat sekelilingnya, langsung melihat tiba-tiba ada satu roti dan sekotak susu di pintu.

Mungkin untuk menghindari dia mengunakan sedotan bunuh diri, susu bahkan tidak punya sedotan.

Apa ini sudah lewat satu hari? Apakah August Leng memberinya makanan pada waktu yang tetap?

Yuliana Jian selesai makan roti, selesai minum susu, dan meletakkan kotak susu di lantai. Dia menunggu dengan tenang. Keheningan membuat persepsinya terhadap waktu menjadi lama, Yuliana Jian merasa dia sudah menunggu dua atau tiga hari, ditengah telah tidur beberapa kali, baru menunggu August Leng mengantarkan makanan lagi untuknya.

Yuliana Jiane tidak dapat menghitung waktu, hanya dapat menggunakan waktu pengiriman makanan dari August Leng, dengan terpaksa memperkirakan, seolah-olah lewat satu hari lagi. Suasana hati Yuliana Jian sangat gelisah, menahan siksaan secara perlahan-lahan, mengikuti semakin banyak kotak susu kosong di sekelilingnya, dia merasa dia sudah berada di sini selama sebulan, bahkan lebih lama, Yuliana Jian merasa waktu begitu lama.

"Lewat , apa sudah lewat sebulan? Kenapa Wirianto Leng masih belum datang mencariku? Apa dia tidak bisa menemukannya? Atau sudah melupakanku?" Yuliana Jian menyusut di sudut, mengulanginya dengan suara rendah.

Kemudian dia berdiri dengan gugup, sambil berjalan di sepanjang dinding, sambil menggigit kukunya dan berbisik: "Tidak, tidak mungkin, dia mencintaiku, dia sangat mencintaiku, dia tidak akan melepaskanku. Tapi......"

Suara Yuliana Jian sedikit berhenti, terisak-risak dan berbisik: "Tapi aku juga mencintainya, bukankah juga pernah mecurigainya? Dia bisa jatuh cinta padaku, juga bisa jatuh cinta pada orang lain, dia pasti sudah melupakanku.”

Yuliana Jian berkata sampai sini, segera berjongkok di lantai dan menangis keras: "Dia pasti sudah melupakanku."

Menangis beberapa kali, Yuliana Jian tiba-tiba berdiri, menggelengkan kepala dengan panik: "Tidak, ini semua adalah konspirasi August Leng. Dia ingin membuat aku bercuriga pada Wirianto, ingin membuat aku melepaskan Wirianto."

"Pasti begitu." Yuliana Jian sambil berjalan sambil mengulangi dengan suara rendah.

Yuliana Jian berjalan di sepanjang dinding, dia ngomong di dalam hati: "Satu langkah, dua langkah, tiga langkah...... ada kasur, satu langkah, dua langkah, depan pintu......"

Di dalam kamar yang sunyi, Yuliana Jian menundukkan kepala, mengukur ukuran ruangan dengan hati-hati.

August Leng melihat keadaan Yuliana Jian, dia tau Yuliana Jian sudah berada di pinggir kehancuran, dia menunggu dengan sabar, menunggu Yuliana Jian mengakui kalah padanya.

Yuliana Jian tiba-tiba menjerit, dia beberapa waktu ini berulang kali mengeluarkan suara jeritan seperti ini, seolah-olah jiwa seseorang dipaksa sampai mengeluarkan permintaan tolong yang terakhir.

Dia berlutut di lantai, jelas-jelas tubuhnya tidak terluka, tetapi bernapas dengan sekuat tenaga, pada akhirnya menangis dengan suara keras. Menangis sampai kelelahan, Yuliana Jian baru terhuyung-huyung berdiri, sama seperti hantu tertawa aneh, dia sambil tertawa sambil melihat dinding di sekitarnya, berbisik: "August Leng, di mana matamu? Di mana kamu melihatiku? Aku tidak akan menyerah, aku tidak akan menyerah...... aku tidak akan tunduk padamu......"

Yuliana Jian berkata, tiba-tiba berdiri, kepalanya melihat ke atas lampu itu. Lampu itu membuat dia tidak bisa membedakan siang dan malam, lampu yang membakar jiwanya.

August Leng mendekati layar, melihati Yuliana Jian yang di dalam layar, mengerutkan kening: "Apa yang ingin kamu lakukan?"

Yuliana Jian menatap terus lampu itu, tiba-tiba dia berbalik badan, bergegas

masuk ke kamar mandi, menginjak hancur urinoir toilet dengan sekuat tenaga, mengambil satu pecahan keramik yang rusak, melempar ke lampu itu dengan sekuat tenaga. Dalam sekejap, seluruh ruangan berada dalam kegelapan.

August Leng yang di depan layar segera berdiri, menatap kegelapan layar lebar itu, berkata dengan suara rendah: "Yuliana Jian apa yang ingin kamu lakukan?"

Yuliana Jian berkata perlahan di dalam kegelapan: "Aku...... aku tidak tahu apa yang akan kulakukan, aku lelah, aku sangat lelah......"

Yuliana Jian berkata, membawa suara tangisan yang berat dan berkata dengan suara rendah: "Aku merindukan ayah ibuku, aku tidak lagi berpartisipasi dalam perkelahian di antara kalian, aku tidak ingin menjadi milik siapa, aku hanya ingin bersama ayah ibuku. Ayah...... ibu...... aku akan segera bersama kalian......"

Yuliana Jian selesai berbicara, mendengar dia menghirup udara dingin, tampaknya merasa sangat sakit. Lalu menyebar kemari suara cairan yang menetes dari kegelapan di sana, kemudian suara tawa Yuliana Jian yang lemah dan sedikit gugup, kemudian berbunyi suara yang tidak teratur.

"Yuliana Jian, apa yang sudah kamu lakukan?" August Leng segera berdiri, bergegas ke ruang bawah tanah yang mengunci Yuliana Jian.

Karena terlalu panik, August Leng bahkan tidak sempat untuk memanggil orang, langsung membuka pintu ruang bawah tanah, August Leng berjalan kedepan beberapa langkah dengan cepat, kemudian pintu ruang bawah tanah tiba-tiba tertutup.

August Leng segera berhenti, dia tertawa: "Kamu sengaja?"

Yuliana Jian tidak berbicara dalam kegelapan, dia beberapa hari ini selalu tanpa henti untuk terbiasa dengan struktur ruangan. Bahkan di dalam kegelapan, Yuliana Jian juga bisa melalui suara August Leng, dapat mengetahui lokasi August Leng. August Leng di dalam kegelapan, meraba-raba berjalan beberapa langkah ke depan, bersenyum dengan rendah: "Apa kamu merasa aku tidak cukup menyukainya, jadi menggunakan trik-trik ini, untuk membuat perasaanku padamu lebih dalam? Yuliana, kamu sudah menyampainya, aku benar-benar sangat menyukaimu. Tapi tipuan kecil macam ini akan segera terungkap, orang-orangku akan segera datang. Dan kamu, apa kamu dapat memukulku? "

Yuliana Leng berkata sampai di sini, tiba-tiba belakangnya terkena pukulan, itu sepetak keramik menghantam kepalanya. August Leng memegang kepalanya, mundur beberapa langkah, tersandung kasur yang telah ditempatkan Yuliana Jian. Mendengar suara August Leng yang jatuh di lantai, Yuliana Jian segera melompat ke situ, dia dari tadi memegang pecahan bola lampu di tangannya, menekan arteri karotis di leher August Leng.

Rasa kesemutan dingin, membuat August Leng tidak berani bergerak lagi. Kemudian tetes cairan jatuh di leher August Leng, berbau darah.

"Kamu memegang pecahannya dengan tangan kosong, tanganmu pasti sudah kegores." August Leng berkata dengan suara rendah.

Setiap August Leng berbicara satu kata, menimbul getaran kecil, membuat pecahan kaca di tangan Yuliana Jian menusuk masuk di arterinya sedikit. Yuliana Jian berkata dengan dingin: "Jika kamu ingin hidup, jangan bergerak."

August Leng berkata sambil tersenyum: "Semuanya itu sandiwara kamu, kamu tidak ambruk sama sekali, kamu berpura-pura seperti itu, untuk mengundangku datang melihatmu? Kamu juga tahu orang-orang yang aku tinggal di luar, bahkan kamu membunuhku, juga tidak akan membiarkanmu pergi, makanya baru menahanku, menginginkan aku mambawamu keluar kan? Yuliana, kamu lucu sekali, aku mengurungmu sebulan lebih, ternyata kamu masih bisa tetap terjaga sadar."

"Bukan sebulan, paling lama seminggu, kamu ini sengaja membingungkanku." Yuliana Jian berkata dengan suara rendah.

Dia sambil berbicara, sambil membalik-balik di tubuh August Leng, pecahan bola lampu di tangannya tidak bisa digunakan sebagai senjata benaran. Sekarang jaraknya sangat dekat, dia baru dapat mengancam nyawa August Leng. Tapi begitu bangun, perbedaan antara tinggi dan ukuran tubuhnya, membuatnya tidak bisa secara akurat menusuk kelemahan August Leng dengan pecahan bola lampu kecil ini, dia perlu menemukan senjata asli dari badan August Leng.

August Leng berkata sambil tertawa: "Kamu merabaku seperti ini, apakah semacam berinisiatif jatuh ke dalam pelukanku?"

Yuliana Jian dengan cepat menemukan satu senjata dari badan August Leng, dia tidak pernah menggunakan pistol, tapi setelah Yuliana Jian meragu sejenak, segera mengambil pistol di tangannya, meletakkannya di dada August Leng, berbisik: "Kamu berdiri, kalau tidak aku akan menembak."

August Leng Ming berdiri dengan patuh, berkata sambil tersenyum: "Baik, mau gimana nyawaku terpegang di tanganmu."

Pada saat ini, ada orang bergegas masuk ke ruang bawah tanah, cahaya yang bersinar masuk dari luar, membuat mata August Leng dan Yuliana Jian menyipit. August Leng segera melihat ke arah tangan Yulaian Jian, melihat telapak tangan Yuliana Jian tadi tergores luka oleh pecahan bola lampu, darahnya menetes terus-menerus, berwarna merah cerah dan juga mengoda.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu