Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan

Karena Melly Jian, Yuliana Jian sudah pernah mengalami satu kali ketakutan, sekarang melihat Melvin Jian, dia langsung panik dan takut Melvin terjadi bahaya di perjalanan kemari.

Yuliana Jian langsung bertanya dengan mengerutkan dahi: “Bagaimana? Saat kamu datang bertemu orang tidak? Terjadi situasi yang buruk tidak?”

Berkata sampai di sini, Yuliana Jian langsung berkata lagi: “Kalau tidak, kamu lebih baik pulang dulu saja, aku utus lebih banyak orang antar kamu pulang.”

Melvin Jian melihat Yuliana Jian, dia masuk ke kamar pasien dengan mengerutkan dahi dan berkata dengan suara rendah: “Aku datang menjenguk kamu.”

Setelah berkata, Melvin Jian mengangkat tangan dan membiarkan Yuliana Jian melihat kotak makan yang dia bawa, lalu terus berkata dengan suara pelan sambil mengerutkan dahi: “Ini adalah sup yang aku masak.”

Yuliana Jian merasa sangat terkejut, dia tidak tahan dan mengerutkan dahi dengan erat: “Sup yang kamu masak? Kok kamu bisa masak sup?”

Yuliana Jian tidak menduga ternyata Melvin Jian juga bisa masak sup, Melvin Jian duduk di samping Yuliana Jian: “Aku belajar sendiri dari TV.”

Yuliana Jian menghela nafas, dia mengangkat tangan dan mengelus dahinya dengan pelan, lalu berkata dengan suara pelan: “Maaf ya, beberapa lama ini aku sibuk merawat Melly, sama sekali tidak sempat mempedulikanmu, kamu di villa sendirian sangat kesepian ya?”

Melvin Jian menggeleng-geleng kepala: “Aku tidak sendirian, ada sangat banyak orang menemaniku, ada sangat banyak pengawal dan pembantu. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku, aku datang juga ada sangat banyak orang yang mengawal, juga sudah melewati persetujuan dari Ayah.”

Setelah berkata, Melvin Jian mengangkat kepala dan melihat ke Yuliana Jian, lalu bertanya dengan suara kecil: “Melly……Melly baik-baik saja tidak?”

Yuliana Jian mengangguk: “Kondisi dia yang sekarang lumayan.”

“Jari……jari tangannya?” Melvin Jian mengecap bibir, menatap Yuliana Jian dan berkata dengan suara pelan.

Yuliana Jian melihat Melvin Jian yang tegang, dia mengangkat tangan dan mengelus kepala Melvin Jian dengan pelan, lalu berkata dengan suara pelan: “Jari tangan dia juga sudah disambung, sekarang sedang pemulihan, kondisi pemulihannya juga sangat baik, kamu tidak perlu khawatir……”

“Akan meninggalkan bekas luka kan.” Melvin Jian menatap Yuliana Jian dengan mengerutkan dahi.

Yuliana Jian juga mengerutkan dahi dan mengangguk dengan pelan: “Seharusnya akan meninggalkan bekas, tapi kondisi yang sekarang sudah jauh lebih baik daripada prediksi, kamu kenapa? Kalau kamu mengkhawatirkan Melly, mending kamu pergi jenguk dia.”

Melvin Jian langsung menunduk dan berkata dengan suara rendah: “Melly tidak suka denganku, kali ini kalau bukan karena aku terjadi masalah duluan dan menarik perhatian orang lain, dia juga tidak akan terjadi kejadian. Aku bersalah……”

Yuliana Jian langsung menggeleng-geleng kepala: “Melvin, kamu jangan berpikir begitu, kamu tidak bersalah, ada orang yang sengaja merencanakannya. Kamu pingsan juga karena ada orang yang sengaja merencanakannya, aku dan ayahmu saja tidak bisa mencegah hal seperti ini, bagaimana kamu bisa? Begini saja, kalau kamu mau jenguk Melly, aku temani kamu ke sana.”

Melvin Jian menunduk dan mengerutkan dahi, dia menggaruk kotak makan di tangannya dan menggeleng-geleng kepala. Sepertinya Melvin Jian bukan tidak ingin bertemu dengan Melly Jian, tapi tidak berani bertemu Melly Jian.

Yuliana Jian menggigit bibir, tiba-tiba ada semacam perasaan ingin menangis, mengapa ini? Kapan satu keluarga dia ini baru bisa keluar dari kesedihan dan rasa bersalah. Tapi Yuliana Jian menahan air mata, dia memaksa tersenyum dan bertanya pada Melvin Jian dengan suara serak: “Kalau begitu sup apa yang kamu masak?”

“Sup iga dengan kundur, kamu dan Melly suka semua.” Setelah berkata, Melvin Jian tidak tahan dan memegang kotak makan dengan erat.

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: “Tapi sekarang Melly masih belum boleh makan ini, kamu bawa ke sini, biar aku yang makan.”

Melvin Jian langsung memberikan kotak makan, Yuliana Jian mengambil kotak makan, dia membuka dan menghirup aromanya yang wangi, lalu tidak tahan dan memuji: “Tak terduga kemampuan memasak kamu bagus juga, aromanya lumayan.”

Setelah berkata, Yuliana Jian menunduk, mengambil sendok dan minum satu suap sup, lalu mengangguk dengan kuat dan memuji dengan berlebihan: “Aromanya sungguh sangat enak, seharusnya kamu sudah latihan berkali-kali ya?”

Melvin Jian melihat Yuliana Jian, lalu mengangguk dengan kuat: “Iya, aku berulang-ulang masak berkali-kali.”

Yuliana Jian mengangguk: “Benar-benar sudah bersusah payah.”

Melvin Jian menggeleng-geleng kepala: “Tidak apa-apa……Aku pikir tunggu aku sudah bisa, saat Melly pulang dari rumah sakit, aku bisa memasak untuknya, masakan yang kamu masak terlalu tidak enak……”

Yuliana Jian tidak tahan dan tertawa, lalu berkata dengan tidak berdaya: “Iya nih, aku terlalu tidak berguna. Haih, hal seperti memasak, mungkin sungguh membutuhkan bakat. Kamu masih kecil saja bisa memasak dengan begitu baik, tapi aku sudah dewasa, juga sudah memasak bertahun-tahun, malah tidak ada kemajuan sama sekali, membuat Melly terus menertawakanku.”

“Apakah Melly masih akan sama seperti dulu?” Melvin Jian menatap Yuliana Jian dengan mengerutkan dahi dan bertanya dengan sungguh-sungguh.

“Tentu saja.” Yuliana Jian mengerti apa maksud garis besar “sama” yang dikatakan Melvin Jian, kira-kira maksudnya adalah apakah Melly Jian masih akan begitu bahagia dan ceria seperti dulu.

Setelah berkata, Yuliana Jian mengangkat tangan dan mengelus kepala Melvin Jian, lalu berkata sambil tersenyum: “Kamu juga akan sama seperti dulu, meski mengalami berapa banyak ketidakberuntungan, manusia kalau bertahan dan melewatinya, terus menciptakan kenangan indah secara perlahan-lahan. Pada suatu hari, kenangan-kenangan indah ini akan menutupi semua kenangan yang menyakitkan, juga akan mendapatkan kehidupan yang tenang dan bahagia. Kalau sungguh mau bantu Melly, kamu harus duluan berusaha kembali menjadi dirimu yang dulu. Kalau begitu Melly baru akan menjadi dia yang dulu……tapi, tapi sebenarnya kita berubah semua juga tidak apa-apa, siapapun bukan orang yang selamanya tidak akan berubah, selama kita masih bersama, kita bisa terus menjalani kehidupan dengan saling mendukung. Tapi lain kali kamu jangan memasak sendiri, bahkan kalau kamu mau memasak, juga harus diawasi pembantu di samping, mereka akan mengajari kamu bagaimana memperhatikan keamanan.”

Melvin Jian mengangguk: “Aku tahu.”

Lalu Melvin Jian menatap Yuliana Jian dengan mengerutkan dahi, lalu menunduk: “Keluarga orang itu, semuanya Ayah yang bunuh?”

Yuliana Jian mengerutkan dahi dan langsung berhenti sebentar, lalu menatap Melvin Jian. Dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Melvin Jian, sekarang dia saja tidak bisa mengurus situasi ini, Yuliana Jian benar-benar tidak tahu bagaimana seharusnya mengajari Melvin Jian menghadapi kesulitan ini.

Yuliana Jian hanya bisa mengambil nafas dalam, mengangkat tangan dan mengelus kepala Melvin Jian, lalu berkata sambil tersenyum: “Cukup ingat Wirianto Leng adalah ayahmu, hal yang dia lakukan itu demi kebaikan kita.”

Melvin Jian mengangkat kepala dan menatap Yuliana Jian: “Mereka semua bilang aku seharusnya mewarisi segala milik dia, aku tidak mau. Aku tidak mau melakukan hal yang dia lakukan, aku mau melakukan hal yang lain.”

Yuliana Jian merasa sedikit terkejut, dia sama sekali tidak pernah memikirkan masalah ini, saat Melvin Jian mengungkit topik ini untuk pertama kalinya, Yuliana Jian baru menyadari jika Melvin Jian tidak hanya adalah anaknya, di saat bersamaan dia juga adalah pewaris Keluarga Leng.

Tapi hanya bengong sebentar, Yuliana Jian tersenyum perlahan-lahan, dia menatap Melvin Jian dan mengangguk dengan pelan: “Oke kok, kalau kamu benar-benar tidak mau, kamu boleh tidak melakukannya. Lagipula juga tidak ada yang harus diwarisi, kamu mau melakukan apa?”

“Aku mau melakukan eksperimen, aku suka makhluk hidup, aku mau membuat manusia setelah jari tangannya putus, bisa tumbuh sendiri lagi.” kata Melvin Jian dengan sungguh-sungguh.

“Hiksss……” Yuliana Jian mengangkat tangan dan memeluk Melvin Jian, saat ini Yuliana Jian sungguh tidak bisa menahan air mata lagi, dia berkata dengan suara serak sambil memeluk Melvin Jian: “Oke kok, benar-benar sangat baik. Kamu lakukan saja, Ibu tunggu suatu hari kamu menggapai impian.”

Melvin Jian mengangguk dengan serius dan pelan-pelan.

Yuliana Jian mengangkat tangan dan mengusap air matanya dengan kuat, lalu tersenyum. Ini baru merupakan senyuman tulus yang pertama kali ditunjukkannya selama ini, dia berkata pada Melvin Jian sambil tersenyum: “Ayo, pergi jenguk Melly. Kalau tidak, saat dia sudah sembuh, dia akan mengeluh kenapa kamu tidak pergi jenguk dia.”

Melvin Jian mengerutkan dahi, sepertinya setelah melewati pertimbangan yang lama. Akhirnya dia mengangguk dengan sungguh-sungguh dan berkata dengan mengerutkan dahi: “Ba……baiklah, aku pergi jenguk Melly bersama kamu.”

Berkata sampai di sini, Melvin Jian mengangkat tangan dan menggenggam tangan Yuliana Jian, Yuliana Jian melihat ke Melvin Jian sambil tersenyum dan bangun dengan pelan-pelan. Setelah melewati istirahat yang tadi, kondisi tubuh Yuliana Jian pulih sangat banyak. Yuliana Jian ternyata bisa mengandalkan kekuatannya sendiri berjalan keluar dari kamar pasien, dia menggandeng tangan Melvin Jian, setelah keluar dari kamar pasien, mereka berjalan ke kamar pasien Melly Jian perlahan-lahan.

Masih belum membuka pintu, Yuliana Jian langsung melihat dari luar kamar pasien lewat kaca pintu kamar, di dalam kamar pasien Melly Jian sedang bersender di samping Wirianto Leng, melotot dan mendengar Wirianto Leng berkata. Juga tidak tahu Wirianto Leng sedang mengatakan apa, Melly Jian sebentar mengerutkan dahi, sebentar tertawa.

Yuliana Jian melihat sebentar sambil berdiri, saat dia melihat senyuman di wajah Melly Jian, Yuliana Jian juga tidak tahan dan tersenyum. Lalu Yuliana Jian merasa tangannya digenggam dengan erat, Yuliana Jian langsung menunduk, dia melihat Melvin Jian sedang menggenggam tangan dia dengan tegang, Melvin Jian bernafas dengan sedikit tergesa-gesa, sepertinya sedang merasa sedikit gugup terhadap hal yang akan segera dihadapinya. Bahkan Melvin Jian juga sedikit tidak bisa menahan air matanya dan terus mengusap sudut mata dengan punggung tangannya.

Yuliana Jian tidak tahan dan tertawa, dia berjongkok di samping Melvin Jian, mengangkat tangan dan merapihkan kerah baju Melvin Jian, lalu bertanya sambil tersenyum: “Kamu masih ingat saat pertama kali bertemu Melly tidak?”

Melvin Jian mengangguk dan menunjukkan tatapan yang sedikit mengejek: “Saat itu dia sedikit bodoh, aku saja tidak percaya ternyata dia adalah adikku, bahkan juga adalah adik kembar.”

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum: “Iya, kamu pasti tidak menduga. Sekarang anggap saja kamu pertama kali bertemu dengannya, kamu tidak perlu merasa tegang, lakukan yang seharusnya dilakukan, katakan yang seharusnya dikatakan.”

Melvin Jian mengecap bibir dan mengangguk dengan pelan. Akhirnya Yuliana Jian membuka pintu kamar pasien, dia menggandeng tangan Melvin Jian dan masuk ke dalam kamar pasien. Melvin Jian menggenggam tangan Yuliana Jian dengan masih merasa sedikit tegang, Yuliana Jian menunduk dan melihat Melvin Jian, lalu mengangkat kepala dan melihat Melly Jian, awalnya dia ingin berkata, tapi langsung mendengar Melly Jian malah tertawa kencang sambil melihat Melvin Jian: “Hahahaha, Melvin, mata kamu kenapa merah sekali? Kamu menangis ya? Aduhhh, Melvin Jian adalah tukang nangis! Melvin Jian adalah tukang nangis!”

Melvin Jian mengedipkan mata dengan mengerutkan dahi, lalu menyerang balik: “Aku bukan tukang nangis, kamu yang tukang nangis!”

“Kamu! Aku tidak begitu banyak menangis, kamu, kamu tidak rawat inap, kamu malah menangis. Ck ck, kamu juga laki-laki lagi, kalah jauh dengan Melly.” Melly Jian mendengus dengan sombong.

Melvin Jian langsung mengusap matanya, awalnya dia masih ingin menyangkal Melly Jian dengan marah. Tapi Melvin Jian masih belum berkata, dia tertawa duluan. Melly Jian menatap Melvin Jian dengan mengerutkan dahi dan terlihat sangat mengejek: “Kamu menertawakan apa? Sekarang kamu kelihatannya sangat bodoh!”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu