Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
Yuliana Jian menyipitkan mata sambil menatap Melly Jian, tersenyum dan berkata : "Sepertinya aku harus mulai mendidikmu, kenapa belakangan ini kamu pintar berkata-kata ? Apakah terlalu pintar ? Kedepannya, kurangi menonton TV dan lebih giat belajar, mengerti ?"
Sambil berkata, Yuliana Jian mengangkat tangan dan menggosok wajah Melly Jian hingga wajahnya berubah bentuk, dan segera berkata dengan samar : "Ibu, jangan memperlakukanku seperti itu..........."
Aldo Mo tersenyum sambil berkata : "Inikah putrimu, dia sangat lucu."
Yuliana Jian tersenyum sambil berkata kepada Melly Jian : "Mari, panggil kakak."
Melly Jian segera menyahut sambil tersenyum kepada Aldo Mo : "Halo, kakak."
Aldo Mo berkedip dan menatap Yuliana Jian : "Sepertinya panggil saja aku paman."
"Hii....." Melly Jian segera menutup mulut sambil tersenyum : "Mana ada paman yang begitu muda, kamu juga harus memanggil ibuku bibi, itu baru sopan."
Wajah Aldo Mo pucat, menatap Yuliana Jian dengan serius sambil berkata : "Aku selalu berpikir, mungkin kamu merasa bahwa aku belum cukup dewasa, tetapi tolong jangan langsung menolakku, mungkin kamu akan mengubah pandanganmu terhadapku setelah kita berinteraksi."
Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepala : "Maaf, aku sudah sangat repot mengurusi putriku, aku tidak ingin mengurusi seorang anak laki-laki lagi. Aku tidak memiliki waktu dan pengalaman untuk menunggu seorang anak tumbuh besar, tolong jangan terus seperti ini, karena sikapmu dapat membuatku merasa sangat menyebalkan, tentunya kamu tidak ingin membuatku merasa bahwa kamu adalah seseorang yang menyebalkan, bukan ?"
Aldo Mo mengerutkan kening, berdiri di pintu tanpa mengucapkan sepatah katapun, Yuliana Jian tersenyum sambil membuka pintu dan berkata sambil tersenyum kepada Melly Jian : "Mari kita pulang."
Lalu, Yuliana Jian berkata sambil tersenyum kepada Aldo Mo : "Pulanglah, jangan sampai temanmu mengetahui kalau kamu berada di sini, supaya kamu tidak menjadi bahan lelucon di antara temanmu, pergilah...."
Yuliana Jian menutup pintu halaman rumah setelah selesai berbicara. Melly Jian menggelengkan kepala, berlagak seperti orang dewasa sambil berkata : "Usia yang masih sangat muda, tidak giat belajar, malah belajar mengejar perempuan, benar-benar tidak bisa diandalkan. Ibu, aku tidak ingin bocah yang belum dewasa ini menjadi ayahku, aku khawatir dia akan berebut kue denganku."
Yuliana Jian menarik kuncir rambut Melly Jian, mengerutkan kening sambil berkata : "Anak kecil, tidak giat belajar, malah belajar berkata-kata aneh, juga tidak bisa diandalkan."
Melly Jian tersenyum, lalu mengerutkan kening sambil berkata : “Oh, kenapa ada aroma yang harum."
Sambil berkata, Melly Jian mengendus-endus hidungnya, melepaskan tangan Yuliana Jian yang menarik kepangannya, dan segera berjalan menuju ke dapur. Melihat ada mie di dapur, Melly Jian segera berjinjit, memakannya dan meminum kuahnya, kemudian Melly Jian berbalik, tersenyum sambil berkata kepada Yuliana Jian : "Ibu, masakanmu memiliki kemajuan yang besar."
Yuliana Jian menggelengkan kepala : "Itu bukan masakanku, itu adalah masakan bocah yang belum dewasa itu."
Ketika Melly Jian mendengar perkataan Yuliana Jian, segera melebarkan mata sambil berkata : "Ibu, ternyata kamu mengizinkannya masuk ke dalam rumah!"
Kemudian, Melly Jian berkedip lagi sambil berkata : "Jika ibu telah mengizinkannya masuk, mengapa tidak membiarkannya menyediakan makan malam untuk kita ? Biarkan dia menyediakan makan malam untuk kita, setelah itu, baru menolaknya, sayang sekali ! Di sekolah, juga ada beberapa anak lelaki menyukaiku. Aku tidak langsung menolak mereka, aku akan mempertimbangkan jika mereka selesai membantu mengerjakan tugasku, aku akan menolak jika mereka tidak lagi membantuku. Anak lelaki harus selalu melakukan sesuatu untuk anak perempuan, jika mereka bersedia melakukannya, mengapa kita harus menghentikan mereka. Ibu, lihatlah, jika membiarkan orang yang tadi memasak makan malam untuk kita, bukankan itu akan lebih baik......."
Yuliana Jian memegang bahunya sendiri, menyandarkan kepalanya ke pintu sambil menatap Melly Jian. Setelah Melly Jian memakan setengah mangkuk mie kuah, dia baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menatap Yuliana Jian, mengendus hidungnya sambil berbisik : "Tentu saja, ini tidak benar, aku sudah tidak melakukannya lagi."
"Sepertinya, aku harus meluangkan waktu untuk mengajarimu." Yuliana Jian menatap Melly Jian, dan menyipitkan mata sambil tersenyum.
Melly Jian merapatkan bibir, mengedipkan mata, dan berbisik : "Mengajari pelajaran apa ?"
Yuliana Jian menyipitkan mata sambil tersenyum : "Pelajaran tentang hubungan antara pria dan wanita."
Melly Jian mengedipkan mata, lalu wajahnya memerah : "Ibu, usiaku masih sangat muda, bukankah ini terlalu dini untuk mempelajari hal semacam ini ?"
Yuliana Jian mengetuk kepala Melly Jian : "Melihat apa yang kamu pikirkan di otakmu, aku malah merasa bahwa aku sudah terlambat untuk mengajarimu hal semacam ini."
Pada saat ini, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu, mata Melly Jian segera bersinar : "Ibu, apakah itu adalah orang yang tadi memasak untuk kita ? Cepat dan bukalah pintunya."
Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk, berjalan mendekati pintu dan membukanya, dan ternyata itu bukan Aldo Mo, melainkan pria yang meminta petunjuk jalan itu. Yuliana Jian segera tersenyum sambil berkata : "Maaf, kamu telah menemukan tempat yang salah."
Sambil berkata, ketika Yuliana Jian hendak menutup pintu halaman rumah, pria itu tersenyum sambil bertanya : "Halo, apakah kamu adalah Nona Sisca Mu ?"
Mendengar pria itu memanggil nama palsu Yuliana Jian, Yuliana Jian langsung terdiam, mengerutkan kening sambil menatap pria itu serta bertanya : "Ya, ada apa kamu datang mencariku ?"
Pria itu tersenyum sambil berkata : "Halo, namaku Hugo Cheng, aku adalah manajer Hugo Hotel. Aku mendapat kabar bahwa sayur di kebun sayurmu sangat segar, aku datang untuk membicarakan bisnis denganmu."
Yuliana Jian menggelengkan kepala : "Tidak, aku tidak ingin membicarakan bisnis. Jika kamu ingin membeli sayur, ada orang khusus yang bertanggung jawab di kebun sayur. Aku mengurus hal itu."
"Baiklah kalau begitu." Hugo Cheng tersenyum sambil berkata : "Maaf, telah mengganggumu."
Yuliana Jian tidak menyangka bahwa ternyata Hugo Cheng tidak terus merepotkannya, dia tersenyum dan bersiap untuk menutup pintu. Tetapi, ketika pintu hendak di tutup, Hugo Cheng langsung menahan pintu, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan bertanya dengan waspada : "Apa yang ingin kamu lakukan ?"
Hugo Cheng segera menggelengkan kepala sambil berkata : "Oh, kamu tidak perlu gugup, aku tidak memiliki niat jahat. Aku hanya khawatir kalau kamu salah paham denganku, mungkin semuanya ini terlalu kebetulan, sehingga membuatmu merasa bahwa aku sedang membuntutimu dan membuatmu kesal. Tetapi, aku benar-benar direkomendasikan oleh seorang teman bahwa sayuran di desa ini berkualitas baik. Kemudian, setelah aku tiba di desa ini, mereka merekomendasikan kebun sayurmu."
Yuliana Jian tersenyum sambil berkata : "Oh, kalau begitu aku tidak tahu. Jangan khawatir, aku tidak akan salah paham, selamat tinggal !"
Sambil berkata, Yuliana Jian menutup pintu halaman rumahnya. Setelah berbalik, Yuliana Jian mendapati Melly Jian sedang berdiri di belakangnya sambil memegang semangkuk mie dan memakan. Yuliana Jian terkejut, memegang dadanya sambil berkata : "Mengapa kamu berdiri di belakangku tanpa bersuara ?"
Melly Jian berkata dengan samar-samar sambil memakan mie : "Ibu, apakah dia seorang pemilik restoran ?"
Yuliana Jian mengangguk : "Sepertinya begitu."
Mata Melly Jian segera bersinar, menelan mie yang ada di dalam mulutnya, berkata sambil tersenyum : "Bukankah itu pasti memiliki banyak makanan yang enak ? Ibu, kalau begitu, orang ini masih lumayan."
Yuliana Jian menyipitkan mata sambil menatap Melly Jian : "Bukankah baru saja kamu mengatakan bahwa dia tidak bisa dibandingkan dengan ayahmu ?"
Melly Jian mengangguk : "Benar, tidak bisa dibandingkan, tetapi sekarang ayah tidak bersama dengan kita, orang itu juga bisa mencari nafkah untuk kita."
Yuliana Jian tersenyum sambil menatap Melly Jian, mendesah tanpa daya : "Kadang aku benar-benar berpikir bahwa suatu hari kamu akan menjual ibumu demi sehidangan yang lezat."
Yuliana Jian berkata sambil menggelengkan kepala, kemudian masuk ke dalam rumah. Melly Jian mengikuti Yuliana Jian masuk ke dalam rumah sambil memegang mangkuk nasi, seperti seekor anak anjing yang menginginkan tulang : "Ibu, pertimbangkanlah, kemungkinan makanan manis di restorannya sangat enak.........Ibu......."
Pada hari berikutnya, setelah Yuliana Jian mengantar Melly Jian ke sekolah, dia menerima sebuah panggilan telepon dari Villa, dan memintanya untuk mengantarkan makanan.
"Mereka memintamu yang pergi, dengan alasan karena kamu lebih teliti dalam bekerja." Petani yang membantu pekerjaan Yuliana Jian, berkata kepada Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk : "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi. Itu adalah tempat dimana sepedaku mengalami kerusakan...."
"Mereka berkata bahwa mereka sudah siap memperbaikinya, dan baru saja diantar kemari." Petani itu tersenyum sambil menunjuk ke arah sepeda di sebelahnya.
Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa : "Keluarga ini sangat aneh, ada waktu untuk mengantar sepeda kemari, kenapa tidak ada waktu untuk sekaligus mengambil makanannya ?"
Petani itu menggelengkan kepala sambil tersenyum : "Ya, orang itu berkata bahwa dia hanya sekalian mengantar sepeda ini kemari, dan awalnya tidak berencana untuk kembali ke Villa lagi, jadi tetap harus kita yang mengantar makanannya."
Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk : "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi mengantar makanannya."
Meskipun demikian, Yuliana Jian tetap merasa sedikit aneh. Bagaimana mereka tahu bahwa sepeda ini adalah milik dirinya sendiri ? Orang yang menetap di Villa ini membuat Yuliana Jian penasaran. Yuliana Jian bisa merasakan bahwa orang yang tinggal di Villa itu tidak ada niat jahat terhadapnya, tetapi orang itu kelihatannya sangat peduli dengannya, sehingga membuat Yuliana Jian memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang orang itu.
Yuliana Jian juga ingin mengunjungi Villa itu, dia ingin pergi melihat siapakah yang tinggal di sana ? Yuliana Jian mengendarai sepeda ke Villa, dan baru saja membunyikan bel pintu, orang tua itu langsung membukakan pintu untuk Yuliana Jian, tersenyum sambil berkata : "Maaf, telah merepotkanmu, para pekerja yang bekerja di dalam rumah ini telah keluar untuk mengantar sepedamu, awalnya mereka ingin membawa pulang daun sayur, tetapi karena mendadak ada sesuatu yang harus dikerjakan, sehingga harus merepotkanmu."
Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepala : "Tidak apa-apa, kebetulan aku memiliki waktu luang."
Orang tua itu segera tersenyum sambil berkata : "Baguslah kalau begitu. Bagaimana kalau kamu makan siang di sini, kemarin kamu tidak makan di sini dan sepedamu rusak di tengah perjalanan, dan hal itu diketahui oleh tuan rumah, dan dia sangat marah."
Yuliana Jian tidak menyangka bahwa tuan rumah di Villa ini memiliki temperamen yang sangat buruk, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan berkata kepada orang tua itu : "Apakah tuan rumah marah kepadamu ?"
Orang tua itu tersenyum getir : "Lebih baik jika dia marah kepadaku, tetapi tidak, dia marah kepada dirinya sendiri."
Melihat wajah penasaran Yuliana Jian, orang tua itu tersenyum sambil berkata : "Seperti itulah temperamen tuan rumah ini, dia tidak suka memperlakukan orang lain dengan lambat. Bukan hanya denganmu saja, jika orang lain pergi tanpa makan siang terlebih dahulu, dia juga akan marah."
"Baiklah, aku akan makan siang di sini." Yuliana Jian mengerutkan kening, menundukkan kepala, dan mencuci sayur dengan teliti.
Pemilik Villa ini benar-benar aneh, apakah itu adalah seseorang yang ia kenal ? Yuliana Jian terus menebak, apakah pemilik Villa ini adalah Wirianto Leng ?
Novel Terkait
Akibat Pernikahan Dini
CintiaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoHidden Son-in-Law
Andy LeeMi Amor
TakashiIstri kontrakku
RasudinAfter The End
Selena BeeCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia