Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar

Yuliana Jian menyipitkan mata sambil menatap Melly Jian, tersenyum dan berkata : "Sepertinya aku harus mulai mendidikmu, kenapa belakangan ini kamu pintar berkata-kata ? Apakah terlalu pintar ? Kedepannya, kurangi menonton TV dan lebih giat belajar, mengerti ?"

Sambil berkata, Yuliana Jian mengangkat tangan dan menggosok wajah Melly Jian hingga wajahnya berubah bentuk, dan segera berkata dengan samar : "Ibu, jangan memperlakukanku seperti itu..........."

Aldo Mo tersenyum sambil berkata : "Inikah putrimu, dia sangat lucu."

Yuliana Jian tersenyum sambil berkata kepada Melly Jian : "Mari, panggil kakak."

Melly Jian segera menyahut sambil tersenyum kepada Aldo Mo : "Halo, kakak."

Aldo Mo berkedip dan menatap Yuliana Jian : "Sepertinya panggil saja aku paman."

"Hii....." Melly Jian segera menutup mulut sambil tersenyum : "Mana ada paman yang begitu muda, kamu juga harus memanggil ibuku bibi, itu baru sopan."

Wajah Aldo Mo pucat, menatap Yuliana Jian dengan serius sambil berkata : "Aku selalu berpikir, mungkin kamu merasa bahwa aku belum cukup dewasa, tetapi tolong jangan langsung menolakku, mungkin kamu akan mengubah pandanganmu terhadapku setelah kita berinteraksi."

Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepala : "Maaf, aku sudah sangat repot mengurusi putriku, aku tidak ingin mengurusi seorang anak laki-laki lagi. Aku tidak memiliki waktu dan pengalaman untuk menunggu seorang anak tumbuh besar, tolong jangan terus seperti ini, karena sikapmu dapat membuatku merasa sangat menyebalkan, tentunya kamu tidak ingin membuatku merasa bahwa kamu adalah seseorang yang menyebalkan, bukan ?"

Aldo Mo mengerutkan kening, berdiri di pintu tanpa mengucapkan sepatah katapun, Yuliana Jian tersenyum sambil membuka pintu dan berkata sambil tersenyum kepada Melly Jian : "Mari kita pulang."

Lalu, Yuliana Jian berkata sambil tersenyum kepada Aldo Mo : "Pulanglah, jangan sampai temanmu mengetahui kalau kamu berada di sini, supaya kamu tidak menjadi bahan lelucon di antara temanmu, pergilah...."

Yuliana Jian menutup pintu halaman rumah setelah selesai berbicara. Melly Jian menggelengkan kepala, berlagak seperti orang dewasa sambil berkata : "Usia yang masih sangat muda, tidak giat belajar, malah belajar mengejar perempuan, benar-benar tidak bisa diandalkan. Ibu, aku tidak ingin bocah yang belum dewasa ini menjadi ayahku, aku khawatir dia akan berebut kue denganku."

Yuliana Jian menarik kuncir rambut Melly Jian, mengerutkan kening sambil berkata : "Anak kecil, tidak giat belajar, malah belajar berkata-kata aneh, juga tidak bisa diandalkan."

Melly Jian tersenyum, lalu mengerutkan kening sambil berkata : “Oh, kenapa ada aroma yang harum."

Sambil berkata, Melly Jian mengendus-endus hidungnya, melepaskan tangan Yuliana Jian yang menarik kepangannya, dan segera berjalan menuju ke dapur. Melihat ada mie di dapur, Melly Jian segera berjinjit, memakannya dan meminum kuahnya, kemudian Melly Jian berbalik, tersenyum sambil berkata kepada Yuliana Jian : "Ibu, masakanmu memiliki kemajuan yang besar."

Yuliana Jian menggelengkan kepala : "Itu bukan masakanku, itu adalah masakan bocah yang belum dewasa itu."

Ketika Melly Jian mendengar perkataan Yuliana Jian, segera melebarkan mata sambil berkata : "Ibu, ternyata kamu mengizinkannya masuk ke dalam rumah!"

Kemudian, Melly Jian berkedip lagi sambil berkata : "Jika ibu telah mengizinkannya masuk, mengapa tidak membiarkannya menyediakan makan malam untuk kita ? Biarkan dia menyediakan makan malam untuk kita, setelah itu, baru menolaknya, sayang sekali ! Di sekolah, juga ada beberapa anak lelaki menyukaiku. Aku tidak langsung menolak mereka, aku akan mempertimbangkan jika mereka selesai membantu mengerjakan tugasku, aku akan menolak jika mereka tidak lagi membantuku. Anak lelaki harus selalu melakukan sesuatu untuk anak perempuan, jika mereka bersedia melakukannya, mengapa kita harus menghentikan mereka. Ibu, lihatlah, jika membiarkan orang yang tadi memasak makan malam untuk kita, bukankan itu akan lebih baik......."

Yuliana Jian memegang bahunya sendiri, menyandarkan kepalanya ke pintu sambil menatap Melly Jian. Setelah Melly Jian memakan setengah mangkuk mie kuah, dia baru menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia menatap Yuliana Jian, mengendus hidungnya sambil berbisik : "Tentu saja, ini tidak benar, aku sudah tidak melakukannya lagi."

"Sepertinya, aku harus meluangkan waktu untuk mengajarimu." Yuliana Jian menatap Melly Jian, dan menyipitkan mata sambil tersenyum.

Melly Jian merapatkan bibir, mengedipkan mata, dan berbisik : "Mengajari pelajaran apa ?"

Yuliana Jian menyipitkan mata sambil tersenyum : "Pelajaran tentang hubungan antara pria dan wanita."

Melly Jian mengedipkan mata, lalu wajahnya memerah : "Ibu, usiaku masih sangat muda, bukankah ini terlalu dini untuk mempelajari hal semacam ini ?"

Yuliana Jian mengetuk kepala Melly Jian : "Melihat apa yang kamu pikirkan di otakmu, aku malah merasa bahwa aku sudah terlambat untuk mengajarimu hal semacam ini."

Pada saat ini, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu, mata Melly Jian segera bersinar : "Ibu, apakah itu adalah orang yang tadi memasak untuk kita ? Cepat dan bukalah pintunya."

Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk, berjalan mendekati pintu dan membukanya, dan ternyata itu bukan Aldo Mo, melainkan pria yang meminta petunjuk jalan itu. Yuliana Jian segera tersenyum sambil berkata : "Maaf, kamu telah menemukan tempat yang salah."

Sambil berkata, ketika Yuliana Jian hendak menutup pintu halaman rumah, pria itu tersenyum sambil bertanya : "Halo, apakah kamu adalah Nona Sisca Mu ?"

Mendengar pria itu memanggil nama palsu Yuliana Jian, Yuliana Jian langsung terdiam, mengerutkan kening sambil menatap pria itu serta bertanya : "Ya, ada apa kamu datang mencariku ?"

Pria itu tersenyum sambil berkata : "Halo, namaku Hugo Cheng, aku adalah manajer Hugo Hotel. Aku mendapat kabar bahwa sayur di kebun sayurmu sangat segar, aku datang untuk membicarakan bisnis denganmu."

Yuliana Jian menggelengkan kepala : "Tidak, aku tidak ingin membicarakan bisnis. Jika kamu ingin membeli sayur, ada orang khusus yang bertanggung jawab di kebun sayur. Aku mengurus hal itu."

"Baiklah kalau begitu." Hugo Cheng tersenyum sambil berkata : "Maaf, telah mengganggumu."

Yuliana Jian tidak menyangka bahwa ternyata Hugo Cheng tidak terus merepotkannya, dia tersenyum dan bersiap untuk menutup pintu. Tetapi, ketika pintu hendak di tutup, Hugo Cheng langsung menahan pintu, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan bertanya dengan waspada : "Apa yang ingin kamu lakukan ?"

Hugo Cheng segera menggelengkan kepala sambil berkata : "Oh, kamu tidak perlu gugup, aku tidak memiliki niat jahat. Aku hanya khawatir kalau kamu salah paham denganku, mungkin semuanya ini terlalu kebetulan, sehingga membuatmu merasa bahwa aku sedang membuntutimu dan membuatmu kesal. Tetapi, aku benar-benar direkomendasikan oleh seorang teman bahwa sayuran di desa ini berkualitas baik. Kemudian, setelah aku tiba di desa ini, mereka merekomendasikan kebun sayurmu."

Yuliana Jian tersenyum sambil berkata : "Oh, kalau begitu aku tidak tahu. Jangan khawatir, aku tidak akan salah paham, selamat tinggal !"

Sambil berkata, Yuliana Jian menutup pintu halaman rumahnya. Setelah berbalik, Yuliana Jian mendapati Melly Jian sedang berdiri di belakangnya sambil memegang semangkuk mie dan memakan. Yuliana Jian terkejut, memegang dadanya sambil berkata : "Mengapa kamu berdiri di belakangku tanpa bersuara ?"

Melly Jian berkata dengan samar-samar sambil memakan mie : "Ibu, apakah dia seorang pemilik restoran ?"

Yuliana Jian mengangguk : "Sepertinya begitu."

Mata Melly Jian segera bersinar, menelan mie yang ada di dalam mulutnya, berkata sambil tersenyum : "Bukankah itu pasti memiliki banyak makanan yang enak ? Ibu, kalau begitu, orang ini masih lumayan."

Yuliana Jian menyipitkan mata sambil menatap Melly Jian : "Bukankah baru saja kamu mengatakan bahwa dia tidak bisa dibandingkan dengan ayahmu ?"

Melly Jian mengangguk : "Benar, tidak bisa dibandingkan, tetapi sekarang ayah tidak bersama dengan kita, orang itu juga bisa mencari nafkah untuk kita."

Yuliana Jian tersenyum sambil menatap Melly Jian, mendesah tanpa daya : "Kadang aku benar-benar berpikir bahwa suatu hari kamu akan menjual ibumu demi sehidangan yang lezat."

Yuliana Jian berkata sambil menggelengkan kepala, kemudian masuk ke dalam rumah. Melly Jian mengikuti Yuliana Jian masuk ke dalam rumah sambil memegang mangkuk nasi, seperti seekor anak anjing yang menginginkan tulang : "Ibu, pertimbangkanlah, kemungkinan makanan manis di restorannya sangat enak.........Ibu......."

Pada hari berikutnya, setelah Yuliana Jian mengantar Melly Jian ke sekolah, dia menerima sebuah panggilan telepon dari Villa, dan memintanya untuk mengantarkan makanan.

"Mereka memintamu yang pergi, dengan alasan karena kamu lebih teliti dalam bekerja." Petani yang membantu pekerjaan Yuliana Jian, berkata kepada Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk : "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi. Itu adalah tempat dimana sepedaku mengalami kerusakan...."

"Mereka berkata bahwa mereka sudah siap memperbaikinya, dan baru saja diantar kemari." Petani itu tersenyum sambil menunjuk ke arah sepeda di sebelahnya.

Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa : "Keluarga ini sangat aneh, ada waktu untuk mengantar sepeda kemari, kenapa tidak ada waktu untuk sekaligus mengambil makanannya ?"

Petani itu menggelengkan kepala sambil tersenyum : "Ya, orang itu berkata bahwa dia hanya sekalian mengantar sepeda ini kemari, dan awalnya tidak berencana untuk kembali ke Villa lagi, jadi tetap harus kita yang mengantar makanannya."

Yuliana Jian tersenyum sambil mengangguk : "Baiklah kalau begitu, aku akan pergi mengantar makanannya."

Meskipun demikian, Yuliana Jian tetap merasa sedikit aneh. Bagaimana mereka tahu bahwa sepeda ini adalah milik dirinya sendiri ? Orang yang menetap di Villa ini membuat Yuliana Jian penasaran. Yuliana Jian bisa merasakan bahwa orang yang tinggal di Villa itu tidak ada niat jahat terhadapnya, tetapi orang itu kelihatannya sangat peduli dengannya, sehingga membuat Yuliana Jian memiliki rasa ingin tahu yang kuat tentang orang itu.

Yuliana Jian juga ingin mengunjungi Villa itu, dia ingin pergi melihat siapakah yang tinggal di sana ? Yuliana Jian mengendarai sepeda ke Villa, dan baru saja membunyikan bel pintu, orang tua itu langsung membukakan pintu untuk Yuliana Jian, tersenyum sambil berkata : "Maaf, telah merepotkanmu, para pekerja yang bekerja di dalam rumah ini telah keluar untuk mengantar sepedamu, awalnya mereka ingin membawa pulang daun sayur, tetapi karena mendadak ada sesuatu yang harus dikerjakan, sehingga harus merepotkanmu."

Yuliana Jian tersenyum sambil menggelengkan kepala : "Tidak apa-apa, kebetulan aku memiliki waktu luang."

Orang tua itu segera tersenyum sambil berkata : "Baguslah kalau begitu. Bagaimana kalau kamu makan siang di sini, kemarin kamu tidak makan di sini dan sepedamu rusak di tengah perjalanan, dan hal itu diketahui oleh tuan rumah, dan dia sangat marah."

Yuliana Jian tidak menyangka bahwa tuan rumah di Villa ini memiliki temperamen yang sangat buruk, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening dan berkata kepada orang tua itu : "Apakah tuan rumah marah kepadamu ?"

Orang tua itu tersenyum getir : "Lebih baik jika dia marah kepadaku, tetapi tidak, dia marah kepada dirinya sendiri."

Melihat wajah penasaran Yuliana Jian, orang tua itu tersenyum sambil berkata : "Seperti itulah temperamen tuan rumah ini, dia tidak suka memperlakukan orang lain dengan lambat. Bukan hanya denganmu saja, jika orang lain pergi tanpa makan siang terlebih dahulu, dia juga akan marah."

"Baiklah, aku akan makan siang di sini." Yuliana Jian mengerutkan kening, menundukkan kepala, dan mencuci sayur dengan teliti.

Pemilik Villa ini benar-benar aneh, apakah itu adalah seseorang yang ia kenal ? Yuliana Jian terus menebak, apakah pemilik Villa ini adalah Wirianto Leng ?

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu