Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 303 Membencinya
Yuliana Jian bernapas dengan lega ketika mengetahui bahwa dirinya sudah berhasil mulai membenci Wirianto Leng, bahkan dia tidak bisa menutupi tatapan bangganya, ketika dia menatap Wirianto Leng.
Yuliana Jian melirik Wirianto Leng, mendengus pelan, dan berjalan turun seperti ayam jago yang akan bertempur. Wirianto Leng memandangi punggung Yuliana Jian, dan juga berjalan perlahan. Yuliana Jian berjalan ke bawah dan duduk di meja makan seperti seorang putri yang sombong, dan menatap Wirianto Leng dengan tatapan seolah-olah menatap seorang pelayan.
"Apa makanan pagi ini?" Yuliana Jian melirik Wirianto Leng dan mengerutkan kening.
Wirianto Leng tersenyum dan berkata: "Bubur...."
Yuliana Jian memutar bola matanya kepada Wirianto Leng: "Kenapa bubur lagi? Tidak bisakah kamu makan apa pun kecuali bubur? Sebenarnya aku sudah ingin memberitahumu dari awal, aku tidak suka makan bubur putih dengan lauk, aku tidak tahu kenapa kamu sangat menyukainya, hal ini membuatku merasa bahwa kamu sedikit aneh. Kenapa kamu tidak tahu preferensiku sama sekali? Aku sebenarnya paling suka makan...."
Yuliana Jian mengedipkan matanya ketika mengatakan hal ini, dia berusaha memikirkan apa yang harus dia minta untuk mempermalukan Wirianto Leng. Wirianto Leng juga memandang Yuliana Jian dan berkedip, seolah sedang berusaha memikirkan cara untuk mempermalukannya. Senyum di wajah Wirianto Leng menjadi sedikit lebih tak terkendali. Yuliana Jian berpikir dalam waktu yang lama, kemudian menoleh untuk melihat Wirianto Leng: "Aku ingin makan......makan....apakah kamu tahu sup sirip hiu?"
Wirianto Leng berusaha untuk menahan senyumannya, dia berkata dengan suara yang rendah: "Aku tahu, tetapi tidak ada banyak bahan di sini, dan itu membutuhkan banyak usaha, aku tidak terlalu....."
"Tidak bisa, bukan?" Yuliana Jian melirik Wirianto Leng dan menggelengkan kepalanya dengan jijik: "Makanan semudah ini saja kamu tidak bisa, bagaimana kamu bisa mengatakan dirimu sebagai koki yang hebat, benar-benar sangat konyol! Karakter terbesar seseorang adalah kerendahan hati, kenapa kamu tidak merendahkan dirimu?"
Setelah Yuliana Jian selesai bicara, dia berkata di dalam hatinya: Huh, kekurangannya bertambah satu lagi, pria ini benar-benar tidak rendah hati, dan kemampuan memasaknya tidak sebagus yang dia kira, dia benar-benar orang yang sombong.
Ketika Yuliana Jian memikirkan hal ini, dia sedikit lega, dia merasa sepertinya dirinya membenci Wirianto Leng lagi. Tetapi Yuliana Jian baru saja merasa lega, dan perutnya menjerit dengan putus asa, Yuliana Jian langsung melebarkan matanya dan menatap Wirianto Leng, biasanya pada saat ini Wirianto Leng sudah selesai menyiapkan makanan, tetapi sekarang Wirianto Leng sedang dalam keadaan tidak ingin melakukannya sama sekali.
Yuliana Jian membelai perutnya, dan mengedipkan mata terhadap Wirianto Leng. Wirianto Leng tersenyum sambil berkata: "Kalau begitu, lebih baik kita makan bubur saja? Makan bubur bisa menjaga tubuh kita."
Yuliana Jian menghela nafas, lalu membuat ekspresi tak berdaya, mengerutkan kening dan berkata, "Baiklah, hanya bisa seperti ini, makan bubur saja. Tetapi jangan berpikir aku mengakui kemampuan memasakmu karena aku bersedia makan bubur. Aku sangat lapar sekarang, ketika orang-orang sangat lapar, mereka bahkan bisa makan kulit kayu, apalagi masakanmu, kamu jangan salah paham."
Wirianto Leng tersenyum sambil mengangguk: "Baik, kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan salah paham."
Yuliana Jian mengedipkan matanya, lalu menoleh untuk menatap Wirianto Leng: "Benarkah?"
Wirianto leng mengangguk dengan pelan, melihat Wirianto Leng mengangguk beberapa kali, Yuliana Jian sengaja berkata: "Kalau.....kalau begitu kamu memasaklah, jika masakanmu telah jadi, aku akan berusaha untuk makan beberapa suap."
Wirianto Leng tersenyum dan melirik Yuliana Jian, kemudian segera berbalik dan lanjut memasak, Yuliana Jian berkedip dan melihat ke punggung Wirianto Leng, dia menghela napas, dia merasa bahwa penampilannya tampaknya menjadi lebih baik, dan dia benar-benar menunjukkan ketidaksukaan dan penghinaan terhadap Wirianto Leng. Yuliana Jian mengerutkan kening dan melihat punggung Wirianto Leng, lalu bergumam di dalam hatinya: Jika ini terus berlangsung, aku sepertinya akan benar-benar membencinya.
Tetapi ketika Yuliana Jian melihat punggung Wirianto Leng, dan melihat punggungnya yang kokoh dan pahanya yang ramping, Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk melebarkan matanya, detak jantungnya mulai berdetak dengan cepat lagi. Yuliana Jian buru-buru memalingkan wajahnya, merosot di atas meja, dan bergumam dengan suara rendah: "Seorang pria hanyalah setumpuk daging, dia tidak berbeda dengan daging babi atau kambing dan sapi, bahkan kanguru memiliki lebih banyak otot daripada dia, jangan melihat dia, anggap dia.....anggap dia sebagai kanguru.....orang yang memiliki tubuh yang bagus pasti otaknya tidak terlalu bagus, dia pasti sangat bodoh. Hm, begitulah menurutku, ini baru benar...."
Pada saat ini, Yuliana Jian mengangkat kepalanya, tetapi dia tidak berani untuk terus menatap Wirianto Leng, dia hanya bisa menundukkan kepalanya dan melihat ujung jarinya yang berada di atas meja makan. Ujung jarinya sangat gugup sehingga sedikit gemetar, benar-benar sangat konyol! Kenapa tubuh lebih sulit dikendalikan daripada pikiran?
Yuliana Jian buru-buru meletakkan tangannya di bawah meja, tetapi terus menatapnya. Ketika Yuliana Jian masih menjadi seorang mahasiswi, dia bekerja sebagai sukarelawan di pusat kecanduan, ada banyak pasien kecanduan di dalam pusat itu, beberapa dari mereka kecanduan produk belanja, mereka merasa tidak nyaman jika mereka tidak membeli apa pun. Beberapa pecandu seks, memikirkan perbuatan di atas ranjang setiap hari. Beberapa penimbun, mereka mengisi rumah mereka sampai penuh dan enggan membuang apa pun. Pada saat itu, Yuliana Jian mendengarkan cerita dari berbagai kecanduan. Meskipun dia menyatakan keprihatinanannya, tetapi kadang-kadang dia tidak mengerti, mengapa dia tidak bisa menyerah begitu saja?
Tetapi sekarang ketika Yuliana Jian jatuh di dalam kondisi ini, dia tiba-tiba mengerti penderitaan dari kecanduan yang tidak bisa dihilangkan, yang setiap menitnya selalu menyiksanya.
Hanya saja kecanduannya sedikit berbeda dengan orang lain, kecanduannya yaitu pria di hadapannya yang bernama Wirianto Leng.
Yuliana Jian tidak bisa menahan dirinya untuk mengangkat kepalanya, dan melirik Wirianto Leng.
"Makanan sudah siap." Wirianto Leng tersenyum dan meletakkan bubur dan lauk pauk yang telah selesai dimasak di hadapan Yuliana Jian. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, dia perlahan-lahan mengedipkan matanya, ketika melihat makanan yang berada di hadapannya.
Yuliana Jian berulang kali berbicara di dalam hatinya: Makan sesuap bubur, lalu pecahkan mangkuk buburnya, lalu berteriak kepada Wirianto Leng, dan berkata, makanannya sangat tidak enak, dia harus berbuat seperti ini, dia pasti bisa melakukannya!
Ketika memikirkan hal ini Yuliana Jian menggigit bibirnya dengan keras, lalu mengambil sesendok bubur, mengarahkannya ke mulutnya, lalu menelan buburnya. Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, dan terkekeh pelan: "Bagaimana? Apakah enak?"
Yuliana Jian menutup mulutnya, dia sangat ingin mengatakan kepada Wirianto Leng bahwa masakannya sangat tidak enak, tetapi dia mengerutkan keningnya dengan keras, tidak peduli seberapa keras di berusaha, tetapi dia tetap mengatakan hal yang dia rasakan sebenarnya dengan sulit: "Sedikit enak."
Setelah Yuliana Jian mengucapkan kalimat ini, dia menundukkan kepalanya, dan merasa frustasi, kenapa kecanduan terlihat sangat sulit? Tetapi bubur Wirianto Leng memang sangat lezat, kenapa dirinya harus berbohong?
Wirianto Leng mengerutkan kening ketika melihat tampang Yuliana Jian yang bersedih, dia tersenyum sambil mengingatkan Yuliana Jian: "Sebenarnya aku telah banyak melakukan kelalaian."
Yuliana Jian segera mengangkat kepalanya untuk melihat Wirianto Leng, lalu mengerutkan kening, dan bertanya dengan cepat: "Hah? Kamu lalai? Dimana kelalaianmu, cepat tunjukkan kepadaku!"
Selama dia menemukan kelalaian Wirianto Leng, Yuliana Jian merasa dia bisa terus membencinya. Wirianto Leng tersenyum ketika melihat Yuliana Jian, lalu mengangkat tangannya untuk menunjuk piringnya, dan berkata sambil tersenyum: "Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa piringku bukan satu set?"
Yuliana Jian dengan teliti melihat bentuk dan pola bunga, dia segera tertawa: "Ucapanmu benar, satu bunga biru dan satu bunga putih...."
Yuliana Jian akhirnya menemukan satu hal yang lain untuk membenci Wirianto Leng, karena Wirianto Leng tidak teliti, sampai mengambil piring dengan pola yang berbeda. Meskipun bukan masalah besar jika tidak menggunakan satu set peralatan makan yang sama pada saat makan, tetapi ini menunjukkan bahwa Wirianto Leng tidak sesempurna sebelumnya.
"Ternyata kamu memiliki banyak kekurangan." Yuliana Jian akhirnya bisa merendahkan Wirianto Leng lagi.
Yuliana Jian merasa bahwa Wirianto Leng yang penuh dengan kekurangan ini benar-benar kalah dengan August Leng, Wirianto Leng ini suka menyombongkan dirinya dan juga tidak cukup teliti, bagaimana mungkin dia bisa dibandingkan dengan August Leng? August Leng tidak memiliki kekurangan sama sekali, dan August Leng memiliki banyak keunggulan dibandingkan Wirianto Leng.
Seperti August Leng.....
Ketika Yuliana Jian memikirkan hal ini, dia tiba-tiba tertegun, dia lupa apa keunggulan yang dimiliki oleh August Leng. Di dalam ingatannya, August Leng adalah pria tampan yang memperlakukannya dengan sangat baik, dia sangat mencintai pria tersebut, tetapi dia tidak mengingat hal yang lain.....
Apakah karena amnesia? Tetapi jika dia kehilangan ingatannya, kenapa dia masih bisa mengingat August Leng, tetapi tidak dapat mengingat detail hubungannya dengan August Leng. Jika dia benar-benar mencintai August Leng, tetapi kenapa hatinya tidak merasa gelisah ketika dia memikirkan August Leng? Bahkan dia merasa samar-samar dengan ingatan masa lalunya dengan August Leng. Apa yang sebenarnya telah terjadi? Tampaknya perasaan antara dia dan August Leng tidak terlihat nyata seperti kepanikan dan kejijikannya terhadap Wirianto Leng.
Wirianto Leng menatap ekspresi bingung di wajah Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu tidak perlu berpikir terlalu banyak, ada hal-hal yang tidak dapat kamu pahami sekarang, kamu akan memahaminya pada saat yang tepat."
Yuliana Jian mengerutkan keningnya ketika melihat Wirianto Leng, dan berkata dengan suara yang rendah: "Benarkah?"
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Benar."
Yuliana Jian menggosok matanya, dan berbisik: "Kalau begitu tolong isikan semangkuk bubur lagi untukku."
Yuliana Jian merasa dirinya sedikit lemah sekarang, bahkan jika dia bersiap untuk membenci Wirianto Leng, Yuliana Jian juga bersiap untuk terus membenci Wirianto Leng ketika tubuhnya telah pulih, tetapi setidaknya itu harus menunggu sampai dia makan lebih banyak. Yuliana Jian juga merasa lelah jika terus membenci Wirianto Leng seperti ini.
Yuliana Jian berpikir tentang orang yang berhenti kecanduan, sepertinya mereka tidak berhenti sekaligus, tetapi ada prosesnya. Yuliana Jian merasa bahwa dia tidak perlu sepenuhnya membenci Wirianto Leng sekaligus, dan dia juga bisa melakukan proses untuk membenci Wirianto Leng secara bertahap.
Yuliana Jian mengangguk dengan serius ketika memikirkan hal ini. Dia merasa pikirannya sangat benar, jadi ketika Wirianto Leng mengisikan bubur dan menyerahkannya kepadanya, Yuliana Jian memakannya dengan tenang.
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian yang sedang makan, dan perlahan tersenyum. Meskipun dia bukan psikolog profesional, kadang-kadang pikiran Yuliana Jian berubah dengan cepat dan sulit baginya untuk memahami hal itu, tetapi Wirianto Leng mulai merasa bahwa dia tampaknya mulai dapat melihat beberapa pemikiran dan emosi Yuliana Jian. Sebenarnya, selama dirinya cukup teliti dan cukup memperhatikan dia, dirinya akan dapat mengetahui pemikirannya dari ekspresinya.
Setelah Yuliana Jian selesai makan, dia merasa jauh lebih nyaman, dia mengangkat matanya dan melihat Wirianto Leng yang sedang tersenyum kepadanya. Yuliana Jian terkejut sesaat, lalu segera mengerutkan kening, dan berkata sambil marah: "Jangan menatapku sambil tersenyum!"
"Kenapa?" Wirianto Leng bertanya sambil tersenyum.
Karena jika aku melihatmu tersenyum kepadaku, jantungku akan berdetak dengan cepat, dan aku akan panik.
Pikir Yuliana Jian di dalam hatinya, tetapi dia tidak akan mengatakan isi pikirannya kepada Wirianto Leng, Yuliana Jian mengerutkan kening, lalu berkata dengan sedikit arogan: "Karena.....karena aku tidak suka melihat senyumanmu....aku benci melihat senyumanmu...."
Meskipun Yuliana Jian masih belum jelas tentang hubungannya dengan Wirianto Leng, dia juga belum tahu kenapa Wirianto Leng terus tinggal bersamanya di pulau ini, dan apakah Wirianto Leng akan menyakitinya atau tidak?
Tetapi hal-hal itu kurang penting sekarang, termasuk apakah dia akan membuat Wirianto Leng marah karena ucapannya yang kelewatan. Sekarang hal yang terpenting bagi Yuliana Jian adalah mengekspresikan ketidaksukaannya kepada Wirianto Leng dan ketidakpuasan terhadap Wirianto Leng, dia ingin dirinya percaya bahwa dia membenci Wirianto Leng, dan juga membiarkan Wirianto Leng tahu bahwa dia sangat membencinya.
Sekarang masalah "benci terhadap Wirianto Leng", telah melampaui kehidupan Yuliana Jian, dia hanya ingin melakukan hal ini dengan baik sekarang.
Tetapi Yuliana Jian tidak cukup berani, ketika dia selesai mengatakan ini, dia tidak bisa menahan diri untuk menatap Wirianto Leng dan berkedip dengan gugup. Wirianto Leng memandang Yuliana Jian, dan perlahan-lahan menyimpan senyumannya, dan berkata dengan suara rendah: "Jika kamu tidak ingin melihatku tersenyum, aku akan berusaha untuk tidak tersenyum kepadamu."
Novel Terkait
Mata Superman
BrickSomeday Unexpected Love
AlexanderSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaKing Of Red Sea
Hideo TakashiUangku Ya Milikku
Raditya DikaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia