Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 271 Pacar Yang Angkuh
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum kepada Melvin Jian, "Itu karena Melly adalah putriku. Bukan aku yang sama jahat seperti dia, melainkan dia selalu mirip denganku."
Melvin Jian mengerutkan dahi dan melihat Yuliana Jian dengan serius. Menilai Yuliana Jian dari kepala sampai kaki, lalu berkata sambil mengerutkan dahi, "Kalau begitu kedepannya aku pasti akan menikah dengan wanita baik."
Yuliana Jian tanpa bisa ditahan tersenyum dan berkata pada Melvin Jian, "Kalau begitu benar-benar berharap kamu bisa berhasil."
Melvin Jian mengerutkan dahi menatap Yuliana Jian, "Aku pasti akan berhasil.'
Setelah selesai berkata, Melvin Jian membalikkan kepala dan berjalan ke kamarnya sendiri. Sambil berjalan, Melvin Jian mengoceh kecil, "Benar-benar tidak ada yang serius."
Yuliana Jian melihat punggung Melvin Jian dan tanpa bisa ditahan tersenyum, kemudian Yuliana Jian menghela napas kecil dan menoleh melihat dokumen mengenai Zacky Wu yang ada di samping. Yuliana Jian mengerutkan dahi lalu keluar dari kamar. Yuliana Jian berharap Zacky Wu akan benar-benar seperti yang tertera dalam dokumen, adalah orang yang sama sekali tidak ada masalah, kalau tidak, orang yang menutup semua pemikirannya, benar-benar sangatlah mengerikan.
Yuliana Jian kembali ke kamar Melly Jian dan memeluk Melly Jian tidur di atas ranjang. Melly Jian bersandar dalam pelukan Yuliana Jian dan berkata kecil, "Ibu ... Ibu ... malam ini Melvin tidak tidur bersama kami?"
Yuliana Jian teringat pada tampang sedih Melvin Jian saat pergi, tersenyum, dan menggelengkan kepala, lalu bertanya di samping telinga Melly Jian, "Kakakmu kemungkinan besar malam ini tidak akan tidur bersama kita. Apa kamu tahu kenapa kakakmu tidak tidur bersama kami?'
Melly Jian mengerutkan dahi dan mengerucutkan bibir, "Aku tahu, dia pasti kesal padaku. Aku tahu dia pasti sangat benci padaku, jadi baru tidak bersedia bermain denganku. Selain itu hari ini dia terus menetap bersamaku, pasti merasa aku sangat menyebalkan!"
Berkata sampai sini, Melly Jian mengerutkan dahi dan tidak senang. Tapi dia juga tetap mempertahankan tampang tidak senang untuk beberapa saat dan diam-diam tersenyum, "Tapi tampang kakak yang mengerutkan dahi, malah tidak bisa langsung mengatakan, benar-benar sangat menarik. Aku tidak pernah melihat kakak yang seperti ini."
Yuliana Jian menunjuk dahi Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Kamu hanya tahu menindas kakakmu. Dia terlalu memanjakanmu, membiarkanmu menindasnya, kalau tidak dengan kepintarannya, tidak akan membuat kamu begitu mudah menindasnya."
Melly Jian tersenyum kecil, "Aku tahu kakak sangat pintar, aku juga tahu dia sengaja membiarkan aku main-main! Aku tahu batasannya, tidak akan membiarkan kakak benar-benar marah. Sebenarnya kakak juga suka aku bercanda dengannya seperti ini. Dia dan kakak juga suka menindasku, mereka kira aku tidak tahu, tapi aku sebenarnya tahu. Dia dan ayah tidak suka aku terlalu banyak omong dan merasa aku menyebalkan. Tapi aku merasa seperti ini lumayan bagus, satu keluarga saling menindas baru menarik."
Yuliana Jian tersenyum dan menganggukan kepala, "Kelihatannya kamu menikmati perasaan ditindas ya. Kalau begitu aku harus beritahu ayahmu, membiarkan dia tidak terlalu peduli, menindasmu seenaknya saja, menertawai bersama dengan Melvin, bukankah sangat bagus?"
Melly Jian langsung mengerutkan dahi dan berkata kecil, "Aku ... aku juga bukan bermaksud ini, kalau menindas kecil-kecilan saja, masih oke. Tapi jangan menindas dengan serius. Kalau benar-benar menindasku, aku benar-benar akan marah."
Yuliana Jian mengelus kepala Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Ok, tidak bisa menindasmu dengan serius, apa lagi?
Melly Jian menengadahkan kepala dan tersenyum pada Yuliana Jian, "Dan, ibu ... besok Zacky datang, kalian jangan menindas dia ya. Aku tahu ibu selalu ingin mengantar Zacky pergi, tapi mulai sekarang tidak boleh berpikir seperti itu lagi. Zacky sangat kasihan .... kita harus ... harus ..."
Melly Jian menguap, Yuliana Jian menunduk, bertanya pada Melly Jian sambil tersenyum, "Harus apa?"
Melly Jian bersandar di sisi Yuliana Jian dan berkata kecil, "Harus menjaganya baik-baik."
Lalu Melly Jian menutup mata, Yuliana Jian pelan-pelan memeluk Melly Jian, dan ikut memejamkan mata sambil tersenyum. Meskipun hari ini baru mendapatkan mawar aneh dari August Leng, tapi mungkin karena tahu alasan August Leng jatuh, Yuliana Jian baru bisa tidur. Hanya saja sampai tengah malam, Yuliana Jian yang tertidur lelap terbangun oleh teriakan aneh Melly Jian.
Yuliana Jian segera bangun, tapi ketika melihat Melly Jian yang kembali tertidur, tanpa bisa ditahan mengerutkan dahi. Sebenarnya ada apa dengan Melly Jian? Kenapa begitu aneh? Kenapa sampai tengah malam terus tidur dengan tidak nyenyak. Memangnya karena masalah penculikan, meninggalkan trauma di hati Melly Jian? Tapi trauma ini juga sangatlah aneh, kenapa baru muncul di tengah malam?
"Atau seharusnya membawa Melly ke psikiater ya." Yuliana Jian berkata sampai sini, lalu membantu menyelimutkan Melly Jian dan berkata dengan nada berat.
Saat Yuliana Jian berkata sampai sini, Melly Jian pelan-pelan bersandar dalam pelukan Yuliana Jian, bersembunyi di dalam pelukan Yuliana Jian dan mengoceh kecil. Yuliana Jian menundukkan kepala, melihat Melly Jian, tersenyum sebentar, lalu memeluk Melly Jian, dan menutupkan mata. Sampai keesokan paaginya, Yuliana Jian bangun, memandikan Melly Jian, lalu pergi ke kamar Wirianto Leng, melihat selembar kertas yang ada di pintu kamar Wirianto Leng, di atasnya tertulis: Aku, orang yang tidak diundang ini sembunyi dulu di luar, kalian mainlah baik-baik. Tulisan Wirianto Leng yang kesepian.
Yuliana Jian melihat memo itu tanpa bisa ditahan tertawa, mengambil kertas itu, dan berkata, "Wirianto ini, lumayan seru juga."
Melly Jian mengenakan sandal berlari keluar dan teriak, "Ibu, ibu, apa yang ibu katakan?"
Yuliana Jian memperlihatan kertas yang ada di tangannya kepada Melly Jian dan berkata sambil tersenyum, "Lihat tulisan ayahmu. Karena mau menyambut Zacky, ayahmu sampai bersembunyi di luar. Kelihatannya sangat kasihan ..."
Melly Jian sudah mengenal banyak kata, melihat tulisan di atas kertas, tanpa bisa menahan diri tertawa sambil menutup mulut, "Ayah kenapa juga seperti anak kecil."
Yuliana Jian tersenyum dan menganggukan kepala, "Jadi, biasanya jangan selalu mengabaikan ayah. Lihat, ayah juga bisa sedih, juga bisa marah. Terkadang, harus mempedulikan perasaan ayah, apa kamu mengerti?"
Melly Jian mengangguk kencang dan berkata sambil tersenyum, "Baiklah, ayah sangat seru."
Yuliana Jian menyimpan kertas yang Wirianto Leng tulis dan menganggukan kepala, "Aku juga merasa ayah sangat seru. Sudahlah, sekarang ayahmu demi kamu bisa menyambut tamu baik-baik, sudah bersembunyi di luar. Kalau kita tidak menyambut tamu dengan baik, benar-benar sangat tidak masuk akal. Kita harus merapikan rumah ini, lalu mengganti baju yang cantik, menunggu Zacky dan yang lainnya datang."
Melly Jian menganggukan kepala dan teriak, "OK!"
Setelah berkata seperti itu, Melly Jian berlari turun ke bawah. Yuliana Jian tersenyum melihat punggung Melly Jian. Kemudian Yuliana Jian menoleh menatap kamar yang terdapat informasi Zacky Wu dan berpesan kecil pada seorang pelayan wanita, "Kamu jaga baik-baik lantai dua. Siapapun tidak boleh masuk kamar ini dan ruang baca Wirianto Leng.
Melihat pelayan wanita menganggukan kepala, Yuliana Jian baru tersenyum dan berjalan turun ke bawah. Sebelumnya Yuliana Jian merasa Melly Jian mengundang Zacky Wu ke sini terlalu semberangan. Tapi sekarang Yuliana Jian merasa begini juga lumayan, bisa membuatnya lebih mengenal Zacky Wu. Kalau Zacky Wu benar-benar mempunyai tujuan lain, dia juga bisa langsung menyadari. Kalau Zacky Wu benar-benar tidak bermasalah, Yuliana Jian juga berharap bisa benar-benar percaya pada Zacky Wu, tidak perlu menyalahkan wanita itu.
Yuliana Jian meskipun pernah bertemu banyak masalah, tapi tetap kasihan. Meskipun dia khawatir pada Zacky Wu, tapi tetap tidak akan demi firasatnya, sembarangan memutuskan seseorang.
Saat mendekati siang hari, Yuliana Jian sudah mempersiapkan semuanya, dan pintu juga sudah diketuk. Yuliana Jian tersenyum dan berjalan ke sana, membuka pintu villa, melihat Zacky Wu berdiri dengan wajah canggung di luar pintu. Zacky Wu mengenakan pakaian dan sepatu olahraga yang agak kuno, tangannya membawa kantong kresek, di dalam kantong kresek terdapat beberapa apel, pir, dan beberapa apel lain.
Yuliana Jian langsung tersenyum, mengulurkan tangan kepada Zacky Wu dan berkata, "Kenapa masih membawa barang ke sini, terima kasih ya."
"Ini bukan ... bukan untuk kalian ...." Zacky Wu menundukkan kepala, dan berkata kecil.
Yuliana Jian mengerjapkan mata, tidak mengerti kenapa sudah membawa buah datang, kalau bukan diberikan pada mereka, lalu diberikan kepada siapa?
"Ini adalah buah yang aku makan, tidak boleh sembarangan diambil. Kalian keluarga yang begitu kaya, kenapa rakus pada sedikit buah seperti ini?" wanita yang berdiri di samping Zacky Wu berkata dengan nada menyalahkan.
Yuliana Jian baru menoleh menatap wanita itu. Wanita itu sama persis dengan wanita yang Yuliana Jian lihat di kafe, hanya saja hari ini mengenakan pakaian yang bermerk, kepala terangkat tinggi, dan kelihatan sangat sombong. Tapi saat wanita itu melihat ke arah Yuliana Jian, pandangannya tanpa bisa ditahan mengandung keirian. Ditambah melihat ke arah villa, mata sang wanita penuh dengan keterkejutan dan rasa suka.
Inilah wanita yang penuh dengan pura-pura, kebodohan, dan bermuka dua.
Yuliana Jian memberikan penilaian kepada wanita di hadapannya ini, lalu tersenyum dan bertanya kepada Zacky Wu sambil tersenyum, "Apakah dia pacarmu?"
Zacky Wu segera mengaggukan kepala dan berkata dengan panik, "Iya ... iya, dia adalah pacarku, namanya Dora ... Dora, dia adalah Nona Jian yang aku pernah bilang."
"Oh ... Nona Jian ..." Dora berkata sambil tersenyum pada Yuliana Jian, "Aku kira kamu adalah nyonya umah ini, ternyata hanya nona, masih belum menjadi nyonya rumah ini."
"Bukan ... bukan ... bukan seperti ini, Nona Jian adalah nyonya rumah ini." Zacky Wu menjelaskan dengan gugup.
Dora langsung memutarkan bola mata ke arah Zacky Wu dan berkata nyaring, "Apa yang kamu tahu. Kalau dia benar-benar nyonya di sini, maka bukan dipanggil nona, seharusnya dipanggil nyonya."
"Bukan ..." Zacky Wu segera menjelaskan, tapi kelihatannya dia tidak terlalu pandai bicara. Setelah mencoba lama, tetap tidak dapat mengatakan apapun.
Yuliana Jian langsung tersenyum dan berkata, "Yang Nona Lin katakan masuk akal juga. Kalian masuklah dulu, berdiri di luar sangat panas."
Dora mendengus dan langsung berjalan masuk ke dalam villa. Dora memakai hak tinggi berjalan di atas lantai, segera sebuah pelayan datang memberikan sepasang sandal pada Dora, "Nona, silakan pakai sandal."
Dora terus memperhatikan dekorasi dalam villa dengan serius, mana dengar suara orang lain. Sang pelayan pun menaikkan suara dan mengingatkan, "Nona, silakan pakai sandal."
Dora langsung mendengar dan terkejut, "Aduh, kamu seorang pelayan begitu berani bicara kencang padaku. Kamu tahu tidak, aku adalah tamu di sini. Kamu hanya seorang pelayan, status kita sama sekali berbeda. Sebenarnya kamu hanya bisa melayaniku sambil berlutut, tapi sekarang menyuruhmu membawakanku sandal dengan berdiri, sudah menunjukkan Nona Jian ini tidak mengerti sopan santun. Kamu bahkan berani bicara begitu kencang denganku, kalau sampai membuat suamiku tahu, pasti akan memukulmu!"
Sang pelayan malah tidak marah, hanya menatap Yuliana Jian dengan wajah datar. Para pelayan di sini sudah mendapatkan pelatihan khusus, juga sudah terbiasa bertemu banyak orang. Orang seperti apa yang layak marah, orang seperti apa yang tidak layak marah, mereka juga memiliki pertimbangan sendiri. Seperti Dora, orang yang tidak layak untuk marah, ekspresi pelayan tidak ada kemarahan sedikitpun.
Sedangkan alasan pelayan melihat sekilas ke arah Yuliana Jian, juga ingin bertanya pada Yuliana Jian bagaimana menghadapi Dora ini. Yuliana Jian menggelengkan kepala sambil tersenyum pada sang pelayan lalu melambaikan tangan, menyuruh sang pelayan meletakkan sandal dan pergi saja.
Dora mengerutkan dahi menatap sandal yang ada di lantai dan membelalakan mata, "Eh, ada apa ini? Kenapa sikapnya begitu buruk? Apa ini caranya melayani tamu?"
Dora menoleh melihat ke arah Yuliana Jian dan berkata dengan tajam, "Benar-benar tidak tahu bagaimana biasanya Nona Jian mengajari pada pelayan ini. Kalau aku yang melayani pelayan-pelayan ini, aku pasti tidak akan melakukan kesalahan rendahan seperti ini."
Yuliana Jian mengangguk lalu berkata sambil tersenyum, "Kamu sekali dilihat adalah orang yang berpendidikan. Kalau begitu silakan kamu memakai sandal dan pergi ke ruang tamu."
Dora memutar bola mata, menunduk melihat sepatunya dan berkata, "Sekarang bagaimana menyuruhku ke ruang tamu, lihat yang aku pakai ini dress lho. Jongkok dengan memakai dress tidaklah anggun, apalagi dress ini bermerk. Aku tidak tahu Nona Jian tahu atau tidak peraturan ini. Kalau kamu mengerti, seharusnya mengerti bagaimana sepatuku ini harus dilepaskan."
Setelah berkata, Dora menggoyangkan kaki di hadapan Yuliana Jian, seperti sedang memberikan tanda pada Yuliana Jian, menyuruh Yuliana Jian melepaskan sepatunya.
Yuliana Jian melihat Dora ini, tidak marah, hanya merasa sangat lucu. Yuliana Jian menggelengkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku sepertinya tidak mengerti peraturan itu, bagaimana kalau Nona Lin mencontohkannya padaku?"
"Kamu! Dengan EQ-mu ini dan cara melayani tamu seperti ini, apakah layak menikah ke dalam keluarga kaya?" Dora membesarkan mata menatap Yuliana Jian dan berteriak kecil.
Novel Terkait
Wonderful Son-in-Law
EdrickMore Than Words
HannyCinta Tak Biasa
SusantiCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinPrecious Moment
Louise LeeHusband Deeply Love
NaomiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia