Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan

Selesai berbicara Yuliana Jian melihat Antonius Sun mengerutkan keningnya. Yuliana Jian juga merasa saat dirinya berbicara barusan dia terlihat sedikit kurang percaya diri. Yuliana bergegas menggelengkan kepalanya dan berkata: " Kamu harus percaya padaku, dia dan aku benar-benar saling mencintai. Kami bahkan sudah memiliki tiga anak. Apakah kami masih tidak cukup saling mencintai ... "

“Bukankah itu karena kamu diancam olehnya?”Antonius Sun masih menatap Yuliana Jian dengan curiga.

Yuliana Jian menghela nafas: "Dia tidak mengancamku. Aku jarang pergi ke pesta karena aku tidak suka menghadiri pesta-pesta itu. Kamu jangan sembarangan menebak. Apakah kamu tahu apa yang kamu dan Anita Qu lakukan sebelumnya menimbulkan banyak masalah untuk kami? Sekarang kamu ingin melakukan apa lagi? "

"Benarkah? Apakah kamu dan Wirianto Leng benar-benar saling mencintai?" Antonius Sun terus bertanya.

Saat Yuliana Jian tiba-tiba mendengar perihal dia dan Wirianto Leng saling mencintai dari mulut pria lain, dia langsung merasa sedikit malu, wajahnya sedikit memerah, lalu dia menganggukkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Iya ... benar... aku menyukainya ... kami saling mencintai ..."

Kata-kata mungkin bisa membohongi orang, tapi ekspresi wajah seseorang tidak bisa berbohong. Ekspresi wajah Yuliana Jian sangat jelas, dia terlihat seperti seorang gadis yang tenggelam dalam kebahagiaan ketika membahas orang yang di cintainya. Hal ini bahkan bisa dilihat oleh orang yang tidak dikenal, apalagi Antonius Sun dan Yuliana Jian yang bisa dikatan saling mengenal ini.

"Sungguh ..." saat mendengar ucapan Yuliana Jian, ekspresi wajah Antonius Sun tidak hanya tidak berubah menjadi lebih baik, sebaliknya malah berubah menjadi semakin buruk.

Antonius Sun menunduk lalu dia berkata dengan suara berat, "Baiklah, aku mengerti, aku sudah mengganggu hidupmu, aku akan pergi sekarang."

Melihat Antonius Sun bersiap untuk pergi, Yuliana Jian bergegas menghampiri Antonius Sun lalu dia berkata dengan lembut, "Terima kasih."

Meskipun beberapa saat ini Yuliana Jian tidak terlalu berhubungan dengan dunia luar dan hampir lupa perasaan dikejar oleh seseorang. Tapi Yuliana Jian masih bisa melihat tindakan Antonius Sun sangat kentara, meskipun Yuliana Jian tidak tahu mengapa playboy yang baru bertemu dengannya beberapa kali bisa menyukainya .

"Terima kasih?" Antonius Sun mengangkat tangannya untuk menopang dahinya, lalu dia berkata dengan sedikit malu: "Maaf membuatmu melihatku melakukan hal yang memalukan lagi."

“Hah? Lagi?” Yuliana Jian bertanya dengan penasaran.

Antonius Sun menoleh dan melirik Yuliana Jian, setelah itu dia mendesah, "Sudahlah ... sudah sampai ke titik ini. Mungkin kamu sudah melihat aku dalam keadaan yang sangat memalukan, kalau begitu aku akan langsung mengatakannya. Kalau aku tidak mengatakannya sekarang mungkin aku tidak punya kesempatan lagi. Aku lihat kamu pasti tidak begitu mengingatku lagi. Meskipun kamu ingat namaku, kamu hanya mengingat Antonius Sun sang playboy. Sebenarnya kita pernah bertemu beberapa tahun lalu ... kita punya proyek kerja sama ... "

Yuliana Jian mengangguk: "Aku ingat, kamu ingin membuat pacar modelmu..."

Antonius Sun bergegas mengangkat tangannya dan melambaikan tangannya: "Jangan ungkit hal ini lagi, pacarku itu sengaja aku cari untuk mendekatimu. Tapi aku tidak menyangka malah membuatmu lebih tidak menyukaiku, aku juga tidak begitu berkemampuan, aku tahu kamu tidak suka orang seperti aku, jadi aku pergi bermain di luar negeri. Begitu aku pulang aku mendengar perihal kamu dan Wirianto Leng, jadi aku ingin menjadi seorang ksatria. Hasilnya... malah membuatmu melihatku mempermalukan diriku. "

Yuliana Jian mengerutkan kening, dengan sedikit terkejut dia berkata: "Beberapa tahun lalu kamu sudah ... kenapa aku tidak tahu ..."

Antonius Sun menundukkan kepalanya dan bergumam dengan suara rendah: "Pria yang menyukaimu terlalu banyak, bagaimana mungkin ingat padaku. Saat itu, kamu cantik dan berkemampuan, saat beriteraksi denganmu juga sangat menyenangkan, tidak seperti gadis-gadis cantik yang lain. Saat berbicara denganmu sangat nyaman dan kamu sangat humoris. Banyak pria yang menyukaimu ... "

"Ternyata dulu aku seperti itu," Yuliana Jian tersenyum: "Aku sudah lupa seperti apa aku dulu."

Antonius Sun melirik Yuliana Jian: "Tentu saja ... aku ... aku bukannya mengatakan sekarang kamu tidak baik , tetapi saat itu kamu sangat berbeda, sekarang kamu terlihat jauh lebih lembut dibandingkan dulu. Kalau dulu kamu bertemu dengan aku yang membuat masalah untukmu seperti ini, kamu pasti akan mulai memarahiku dan mengusirku. Mana mungkin kamu bicara seperti ini denganku? Kalau dulu kamu selembut sekarang, mungkin aku masih memiliki keberanian ... "

Yuliana Jian tersenyum, lalu dia sedikit memiringkan kepalanya menatap Antonius Sun. Wajah Antonius Sun memerah, lalu dia berdeham dengan canggung, dan melambaikan tangannya: "Sudahlah ... Sudahlah ... Sekarang kamu sudah menikah, kamu juga bilang kehidupanmu sangat bahagia, aku tidak akan membahas masalahku lagi. Aku doakan kamu bahagia ... Aku pergi dulu. "

Melihat Antonius Sun berbalik dan pergi, Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Terima kasih."

Antonius Sun berhenti sejenak, tetapi dia tidak menoleh ke belakang, dan langsung berjalan keluar. Yuliana Jian berdiri di tempat sambil terkekeh. Yuliana Jian tidak menyangka hari ini, Antonius Sun, yang seperti orang asing baginya, akan memberitahunya seperti apa dia dulu. Ketika seseorang hidup seseorang akan hidup sampai tidak jelas lagi bagaimana dirinya yang dulu. Yuliana Jian sudah sedikit lupa bagaimana dia aslinya, tetapi dia tidak menyangka masih ada orang yang akan mengingat dan menyukainya, bahkan setelah beberapa tahun kemudian, ada orang yang ingin menjadi "ksatria" untuk menyelamatkannya.

Yuliana Jian tiba-tiba merasa sepertinya ucapan "terima kasih" saja tidak cukup untuk Antonius Sun. Pria ini tiba-tiba mengingatkannya kepada dirinya yang dulu. Yuliana Jian langsung tersenyum, tetapi setelah itu dia mengerutkan kening, dan bergumam pada dirinya: "Apakah orang-orang di luar membicarakan aku dan Wirianto seperti itu?"

Karena Yuliana Jian jarang berhubungan dengan dunia luar, dia tidak tahu apa yang orang-orang katakan tentang hubungannya dan Wirianto Leng. Ada apa ini? Dulu mereka menyelenggarakan pernikahan mereka dengan sangat hangat, kenapa orang-orang bisa sembarangan berspekulasi tentang hubungannya dan Wirianto Leng? Dan apa yang Antonius Sun katakan kepadanya pasti sudah dia perhalus, desas-desus yang sebenarnya pasti lebih parah dan tidak masuk akal.

Memikirkan hal ini, suasana hati Yuliana Jian yang baik karena tiba-tiba mengingat kembali seperti apa dia dulu, langsung menghilang. Yuliana Jian menghela nafas, sambil mengerutkan kening, dia menoleh dan berkata kepada karyawannya, "Siapkan satu kue ..."

Karyawan toko tersenyum dan mengangguk: "Baik, apakah ada request?"

Yuliana Jian menggelengkan kepalanya terlebih dahulu, dan kemudian dengan cepat berkata, "Tunggu, ada, kamu carikan sebuah kotak yang di luarnya penuh hiasan berbentuk hati, pokoknya meskipun di lihat dari jauh orang-orang bisa tahu ini adalah hadiah untuk orang terkasih, apakah kamu mengerti? "

"Hah? Ah ... aku mengerti..." Karyawan itu ragu-ragu sejenak, lalu dia mengangguk.

Melihat ekspresi wajah kebingungan karyawannya, Yuliana Jian langsung tersenyum dan berkata, "Kamu jangan menebak sembarangan, aku akan memberikannya kepada suamiku, Tuan Wirianto Leng. Jadi kue ini harus dibuat sangat enak. Bagaimana pun dia adalah bos besarmu. "

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, karyawan itu langsung mengangguk dan bergegas berkata: "Baik, aku mengerti, sekarang aku akan pergi mempersiapkannya."

Setelah kue selesai dibuat, Yuliana Jian melihat karyawan itu meletakkan kue ke dalam kotak yang penuh gambar berbentuk hati, lalu sambil tersenyum dia mengambil kotak itu pergi meninggalkan toko, dan masuk ke dalam mobil. Dia meminta supir langsung pergi ke Perusahaan Wirianto Leng. Yuliana Jian sangat jarang datang ke perusahaan Wirianto Leng, meskipun Yuliana Jian sangat suka bekerja, dia tidak tertarik dengan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan dirinya, dan dia juga tidak suka perasaan dikawal di perusahaan. Daripada disanjung sebagai istri Wirianto Leng, Yuliana Jian sebenarnya lebih suka diakui dan disukai karena dia adalah Yuliana Jian .

Jadi ini juga pertama kalinya Yuliana Jian datang ke perusahaan Wirianto Leng, setelah supir menghentikan mobil di bawah perusahaan, Yuliana Jian masih merasa asing melihat gedung yang tinggi itu. Yuliana Jian sedikit bimbang, dia tidak tahu apakah dia harus naik atau tidak. Sebenarnya, Yuliana Jian datang ke perusahaan menemui Wirianto Leng karena kalap sesaat. Karena hari ini dia baru saja mendengar desas-desus yang tidak masuk akal ini, jadi dia ingin membuktikan di depan semua orang, desas-desus itu tidak benar.

Tetapi ketika dia sampai di perusahaan, Yuliana Jian merasa sikapnya sedikit kekanak-kanakan. Tapi ketika Yuliana Jian mengerutkan kening dan menimbang-nimbang apakah dia harus naik ke atas atau tidak, ponsel Yuliana Jian tiba-tiba berdering, Yuliana Jian melihat di layar ponsel muncul nama Wirianto Leng, oleh karena itu dia langsung mengangkat panggilan telepon itu.

"Ada apa? Kenapa kamu tidak naik?" Kata Wirianto Leng sambil tertawa.

"Ah? Kamu tahu?" Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, "Sungguh terlalu, apakah aku tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu."

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Itu karena di sekitar kamu ada bawahanku yang mengikutmu. Mana mungkin kamu bisa menyembunyikannya dariku? Karena kamu ingin memberikan kue kepadaku, bawalah ke atas. aku sudah memerintahkan orang untuk turun menjemputmu. "

Yuliana Jian, yang tadinya masih bimbang, langsung menghela nafas: "Aih ... ini tidak seperti kejutan."

“Aku tahu.” Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, “Tapi aku takut kalau aku terus mengulur waktu, jangankan kejutan, aku bahkan tidak bisa memakan kue, apakah aku masih tidak memahamimu? Kamu pasti sudah sampai dibawah, tapi tidak ingin naik ke atas. "

Yuliana Jian menundukkan kepalanya lalu berkata dengan suara rendah, "Kamu tahu ..."

Yuliana Jian berkata sambil memainkan pita di kotak kue dengan jarinya.

“Kalau kamu terus menyentuh kotak itu dan merusak kotak kue, nanti akan sulit dibereskan,” Wirianto Leng tiba-tiba berkata di telepon.

Yuliana Jian bergidik ketakutan, lalu dia bergegas mengangkat kepalanya untuk melihat sekeliling, tapi dia tidak melihat sosok Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening, dan bergumam dengan pelan: "Kamu bisa melihat aku memainkan kotak itu? Bagaimana kamu bisa tahu? "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Karena aku sudah menebaknya, aku tahu kebiasaan kecilmu. Cepat kesini, aku sedikit lapar, aku sedang menunggu kue darimu."

"Baik... baiklah ..." Yuliana Jian mengiyakan dengan lembut, lalu dia menutup telepon dengan perlahan.

Ketika Yuliana Jian menutup telepon, dia menghela nafas panjang lalu dia turun dari mobil sambil mengerutkan keningnya. Begitu Yuliana Jian turun dari mobil, asisten pribadi Wirianto Leng berjalan menghampirinya sambil tersenyum, lalu dia membungkuk dan berkata, "Nyonya, Tuan Leng memintaku menjemputmu."

Yuliana Jian kenal dengan asisten ini, jadi dia mengangguk,dan berkata sambil tersenyum, "Halo."

Asisten itu langsung menjulurkan tangan dan ingin mengambil kotak kue yang dipegang Yuliana Jian. Yuliana Jian langsung menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum: "Tidak, aku bisa memegangnya sendiri. "

Mendengar kata-kata Yuliana Jian, asisten itu juga tidak jadi mengambil kotak kue itu, dia menjulurkan tangannya dan berkata kepada Yuliana Jian sambil tersenyum, "Nyonya, silahkan."

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum lalu dia berjalan mengikuti asisten itu, masuk ke dalam gedung perusahaan Wirianto Leng. Meskipun perusahaan Wirianto Leng mengelola karyawannya dengan sangat ketat, dan tidak ada yang berani berhenti bekerja dan berbicara langsung kepada Yuliana Jian, atau mengerumuninya. Tapi Yuliana Jian bisa merasakan sejak dia memasuki gedung, banyak orang yang diam-diam melihatnya. Tatapan itu adalah tatapan penasaran terhadap seseorang, tapi mereka sengaja menahan rasa ingin tahu mereka dan tidak berani menatapnya secara langsung. Seperti seorang pria yang ingin mengintip wanita cantik yang lewat di sampingnya, tetapi dia tidak berani mengintip karena pacarnya ada di sampingnya.

Perasaan ini membuat Yuliana Jian merasa sangat tidak nyaman, tetapi agar asisten yang membawanya tidak terlalu tertekan, Yuliana Jian tidak langsung mengungkapkan perasaan tidak nyamannya ini dan selalu memasang senyuman di wajahnya. Ketika Yuliana Jian sampai di kantor Wirianto Leng, asisten itu mengetuk pintu dan mendengar suara Wirianto Leng dari balik pintu: "Masuk ..."

Setelah Yuliana Jian berjalan masuk ke dalam kantor Wirianto Leng, tatapan yang membuat orang merasa tidak nyaman langsung menghilang. Dengan mengenakan kacamata Wirianto Leng duduk di meja besar, sambil membalikkan dokumen, ketika dia mendengar suara pintu tertutup, dia mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian sambil tersenyum: "Kenapa? Tiba-tiba merasa apa yang orang-orang katakan di luar sangat mengerikan, jadi kamu ingin menunjukkan diri untuk menghentikan desas-desus ini? "

Yuliana Jian mengerutkan kening dan berjalan ke meja Wirianto Leng sambil membawa kotak kue: "Kenapa kamu juga tahu hal ini ?"

Selesai berbicara, Yuliana Jian mengangkat tangannya dan mengetuk kepalanya, lalu dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kamu bukan aku. Setiap hari kamu berhubungan dengan orang luar, jadi mana mungkin kamu tidak tahu desas-desus tentang kita? Hei ... orang-orang di luar sana mengumbar desas-desus yang sangat keterlaluan, kenapa kamu tidak bereaksi sama sekali? Aku seperti orang kasian yang dikendalikan dan dipaksa olehmu, dan kamu telah menjadi iblis di mulut orang lain. "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau aku menghentikannya, bukankah akan membuktikan desas-desus itu benar dan menjadi iblis yang sesungguhnya?"

Yuliana Jian mengerutkan kening lalu berkata dengan lembut, "Tapi kata-kata mereka sangat keterlaluan, apa apaan ini? Jelas-jelas semuanya sangat berbeda dari apa yang kita alami. Kamu juga tidak memberi tahuku, kalau aku tahu, mungkin aku akan banyak muncul, dan tidak akan ada kesalahpahaman seperti ini. "

Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kesalahpahaman apa? Aku tidak peduli dengan kata-kata orang."

"Tapi aku peduli. Jelas kita benar-benar saling mencintai." Yuliana Jian mengerutkan kening dan bergumam pelan, "Tapi mereka mengatakan yang bukan-bukan, sungguh menjengkelkan."

Wirianto Leng berdiri, lalu dia berjalan menghampiri Yuliana Jian sambil tersenyum, dan menarik Yuliana Jian ke dalam pelukannya: "Kendatipun kita berkali-kali menegaskan kita saling mencintai, orang yang ingin berbicara sembarangan juga akan tetap berbicara sembarangan. Karena mereka tidak percaya ada orang yang bisa benar-benar bahagia, kehidupan kita sangat berkecukupan dan kita saling mencintai? Mereka tidak akan mempercayainya. Kalau tidak ada desas desus ini, juga akan ada desas desus lain. "

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu