Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
Selesai berbicara Yuliana Jian melihat Antonius Sun mengerutkan keningnya. Yuliana Jian juga merasa saat dirinya berbicara barusan dia terlihat sedikit kurang percaya diri. Yuliana bergegas menggelengkan kepalanya dan berkata: " Kamu harus percaya padaku, dia dan aku benar-benar saling mencintai. Kami bahkan sudah memiliki tiga anak. Apakah kami masih tidak cukup saling mencintai ... "
“Bukankah itu karena kamu diancam olehnya?”Antonius Sun masih menatap Yuliana Jian dengan curiga.
Yuliana Jian menghela nafas: "Dia tidak mengancamku. Aku jarang pergi ke pesta karena aku tidak suka menghadiri pesta-pesta itu. Kamu jangan sembarangan menebak. Apakah kamu tahu apa yang kamu dan Anita Qu lakukan sebelumnya menimbulkan banyak masalah untuk kami? Sekarang kamu ingin melakukan apa lagi? "
"Benarkah? Apakah kamu dan Wirianto Leng benar-benar saling mencintai?" Antonius Sun terus bertanya.
Saat Yuliana Jian tiba-tiba mendengar perihal dia dan Wirianto Leng saling mencintai dari mulut pria lain, dia langsung merasa sedikit malu, wajahnya sedikit memerah, lalu dia menganggukkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Iya ... benar... aku menyukainya ... kami saling mencintai ..."
Kata-kata mungkin bisa membohongi orang, tapi ekspresi wajah seseorang tidak bisa berbohong. Ekspresi wajah Yuliana Jian sangat jelas, dia terlihat seperti seorang gadis yang tenggelam dalam kebahagiaan ketika membahas orang yang di cintainya. Hal ini bahkan bisa dilihat oleh orang yang tidak dikenal, apalagi Antonius Sun dan Yuliana Jian yang bisa dikatan saling mengenal ini.
"Sungguh ..." saat mendengar ucapan Yuliana Jian, ekspresi wajah Antonius Sun tidak hanya tidak berubah menjadi lebih baik, sebaliknya malah berubah menjadi semakin buruk.
Antonius Sun menunduk lalu dia berkata dengan suara berat, "Baiklah, aku mengerti, aku sudah mengganggu hidupmu, aku akan pergi sekarang."
Melihat Antonius Sun bersiap untuk pergi, Yuliana Jian bergegas menghampiri Antonius Sun lalu dia berkata dengan lembut, "Terima kasih."
Meskipun beberapa saat ini Yuliana Jian tidak terlalu berhubungan dengan dunia luar dan hampir lupa perasaan dikejar oleh seseorang. Tapi Yuliana Jian masih bisa melihat tindakan Antonius Sun sangat kentara, meskipun Yuliana Jian tidak tahu mengapa playboy yang baru bertemu dengannya beberapa kali bisa menyukainya .
"Terima kasih?" Antonius Sun mengangkat tangannya untuk menopang dahinya, lalu dia berkata dengan sedikit malu: "Maaf membuatmu melihatku melakukan hal yang memalukan lagi."
“Hah? Lagi?” Yuliana Jian bertanya dengan penasaran.
Antonius Sun menoleh dan melirik Yuliana Jian, setelah itu dia mendesah, "Sudahlah ... sudah sampai ke titik ini. Mungkin kamu sudah melihat aku dalam keadaan yang sangat memalukan, kalau begitu aku akan langsung mengatakannya. Kalau aku tidak mengatakannya sekarang mungkin aku tidak punya kesempatan lagi. Aku lihat kamu pasti tidak begitu mengingatku lagi. Meskipun kamu ingat namaku, kamu hanya mengingat Antonius Sun sang playboy. Sebenarnya kita pernah bertemu beberapa tahun lalu ... kita punya proyek kerja sama ... "
Yuliana Jian mengangguk: "Aku ingat, kamu ingin membuat pacar modelmu..."
Antonius Sun bergegas mengangkat tangannya dan melambaikan tangannya: "Jangan ungkit hal ini lagi, pacarku itu sengaja aku cari untuk mendekatimu. Tapi aku tidak menyangka malah membuatmu lebih tidak menyukaiku, aku juga tidak begitu berkemampuan, aku tahu kamu tidak suka orang seperti aku, jadi aku pergi bermain di luar negeri. Begitu aku pulang aku mendengar perihal kamu dan Wirianto Leng, jadi aku ingin menjadi seorang ksatria. Hasilnya... malah membuatmu melihatku mempermalukan diriku. "
Yuliana Jian mengerutkan kening, dengan sedikit terkejut dia berkata: "Beberapa tahun lalu kamu sudah ... kenapa aku tidak tahu ..."
Antonius Sun menundukkan kepalanya dan bergumam dengan suara rendah: "Pria yang menyukaimu terlalu banyak, bagaimana mungkin ingat padaku. Saat itu, kamu cantik dan berkemampuan, saat beriteraksi denganmu juga sangat menyenangkan, tidak seperti gadis-gadis cantik yang lain. Saat berbicara denganmu sangat nyaman dan kamu sangat humoris. Banyak pria yang menyukaimu ... "
"Ternyata dulu aku seperti itu," Yuliana Jian tersenyum: "Aku sudah lupa seperti apa aku dulu."
Antonius Sun melirik Yuliana Jian: "Tentu saja ... aku ... aku bukannya mengatakan sekarang kamu tidak baik , tetapi saat itu kamu sangat berbeda, sekarang kamu terlihat jauh lebih lembut dibandingkan dulu. Kalau dulu kamu bertemu dengan aku yang membuat masalah untukmu seperti ini, kamu pasti akan mulai memarahiku dan mengusirku. Mana mungkin kamu bicara seperti ini denganku? Kalau dulu kamu selembut sekarang, mungkin aku masih memiliki keberanian ... "
Yuliana Jian tersenyum, lalu dia sedikit memiringkan kepalanya menatap Antonius Sun. Wajah Antonius Sun memerah, lalu dia berdeham dengan canggung, dan melambaikan tangannya: "Sudahlah ... Sudahlah ... Sekarang kamu sudah menikah, kamu juga bilang kehidupanmu sangat bahagia, aku tidak akan membahas masalahku lagi. Aku doakan kamu bahagia ... Aku pergi dulu. "
Melihat Antonius Sun berbalik dan pergi, Yuliana Jian tersenyum dan berkata, "Terima kasih."
Antonius Sun berhenti sejenak, tetapi dia tidak menoleh ke belakang, dan langsung berjalan keluar. Yuliana Jian berdiri di tempat sambil terkekeh. Yuliana Jian tidak menyangka hari ini, Antonius Sun, yang seperti orang asing baginya, akan memberitahunya seperti apa dia dulu. Ketika seseorang hidup seseorang akan hidup sampai tidak jelas lagi bagaimana dirinya yang dulu. Yuliana Jian sudah sedikit lupa bagaimana dia aslinya, tetapi dia tidak menyangka masih ada orang yang akan mengingat dan menyukainya, bahkan setelah beberapa tahun kemudian, ada orang yang ingin menjadi "ksatria" untuk menyelamatkannya.
Yuliana Jian tiba-tiba merasa sepertinya ucapan "terima kasih" saja tidak cukup untuk Antonius Sun. Pria ini tiba-tiba mengingatkannya kepada dirinya yang dulu. Yuliana Jian langsung tersenyum, tetapi setelah itu dia mengerutkan kening, dan bergumam pada dirinya: "Apakah orang-orang di luar membicarakan aku dan Wirianto seperti itu?"
Karena Yuliana Jian jarang berhubungan dengan dunia luar, dia tidak tahu apa yang orang-orang katakan tentang hubungannya dan Wirianto Leng. Ada apa ini? Dulu mereka menyelenggarakan pernikahan mereka dengan sangat hangat, kenapa orang-orang bisa sembarangan berspekulasi tentang hubungannya dan Wirianto Leng? Dan apa yang Antonius Sun katakan kepadanya pasti sudah dia perhalus, desas-desus yang sebenarnya pasti lebih parah dan tidak masuk akal.
Memikirkan hal ini, suasana hati Yuliana Jian yang baik karena tiba-tiba mengingat kembali seperti apa dia dulu, langsung menghilang. Yuliana Jian menghela nafas, sambil mengerutkan kening, dia menoleh dan berkata kepada karyawannya, "Siapkan satu kue ..."
Karyawan toko tersenyum dan mengangguk: "Baik, apakah ada request?"
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya terlebih dahulu, dan kemudian dengan cepat berkata, "Tunggu, ada, kamu carikan sebuah kotak yang di luarnya penuh hiasan berbentuk hati, pokoknya meskipun di lihat dari jauh orang-orang bisa tahu ini adalah hadiah untuk orang terkasih, apakah kamu mengerti? "
"Hah? Ah ... aku mengerti..." Karyawan itu ragu-ragu sejenak, lalu dia mengangguk.
Melihat ekspresi wajah kebingungan karyawannya, Yuliana Jian langsung tersenyum dan berkata, "Kamu jangan menebak sembarangan, aku akan memberikannya kepada suamiku, Tuan Wirianto Leng. Jadi kue ini harus dibuat sangat enak. Bagaimana pun dia adalah bos besarmu. "
Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, karyawan itu langsung mengangguk dan bergegas berkata: "Baik, aku mengerti, sekarang aku akan pergi mempersiapkannya."
Setelah kue selesai dibuat, Yuliana Jian melihat karyawan itu meletakkan kue ke dalam kotak yang penuh gambar berbentuk hati, lalu sambil tersenyum dia mengambil kotak itu pergi meninggalkan toko, dan masuk ke dalam mobil. Dia meminta supir langsung pergi ke Perusahaan Wirianto Leng. Yuliana Jian sangat jarang datang ke perusahaan Wirianto Leng, meskipun Yuliana Jian sangat suka bekerja, dia tidak tertarik dengan pekerjaan yang tidak berhubungan dengan dirinya, dan dia juga tidak suka perasaan dikawal di perusahaan. Daripada disanjung sebagai istri Wirianto Leng, Yuliana Jian sebenarnya lebih suka diakui dan disukai karena dia adalah Yuliana Jian .
Jadi ini juga pertama kalinya Yuliana Jian datang ke perusahaan Wirianto Leng, setelah supir menghentikan mobil di bawah perusahaan, Yuliana Jian masih merasa asing melihat gedung yang tinggi itu. Yuliana Jian sedikit bimbang, dia tidak tahu apakah dia harus naik atau tidak. Sebenarnya, Yuliana Jian datang ke perusahaan menemui Wirianto Leng karena kalap sesaat. Karena hari ini dia baru saja mendengar desas-desus yang tidak masuk akal ini, jadi dia ingin membuktikan di depan semua orang, desas-desus itu tidak benar.
Tetapi ketika dia sampai di perusahaan, Yuliana Jian merasa sikapnya sedikit kekanak-kanakan. Tapi ketika Yuliana Jian mengerutkan kening dan menimbang-nimbang apakah dia harus naik ke atas atau tidak, ponsel Yuliana Jian tiba-tiba berdering, Yuliana Jian melihat di layar ponsel muncul nama Wirianto Leng, oleh karena itu dia langsung mengangkat panggilan telepon itu.
"Ada apa? Kenapa kamu tidak naik?" Kata Wirianto Leng sambil tertawa.
"Ah? Kamu tahu?" Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, "Sungguh terlalu, apakah aku tidak bisa menyembunyikan apa pun darimu."
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Itu karena di sekitar kamu ada bawahanku yang mengikutmu. Mana mungkin kamu bisa menyembunyikannya dariku? Karena kamu ingin memberikan kue kepadaku, bawalah ke atas. aku sudah memerintahkan orang untuk turun menjemputmu. "
Yuliana Jian, yang tadinya masih bimbang, langsung menghela nafas: "Aih ... ini tidak seperti kejutan."
“Aku tahu.” Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, “Tapi aku takut kalau aku terus mengulur waktu, jangankan kejutan, aku bahkan tidak bisa memakan kue, apakah aku masih tidak memahamimu? Kamu pasti sudah sampai dibawah, tapi tidak ingin naik ke atas. "
Yuliana Jian menundukkan kepalanya lalu berkata dengan suara rendah, "Kamu tahu ..."
Yuliana Jian berkata sambil memainkan pita di kotak kue dengan jarinya.
“Kalau kamu terus menyentuh kotak itu dan merusak kotak kue, nanti akan sulit dibereskan,” Wirianto Leng tiba-tiba berkata di telepon.
Yuliana Jian bergidik ketakutan, lalu dia bergegas mengangkat kepalanya untuk melihat sekeliling, tapi dia tidak melihat sosok Wirianto Leng, Yuliana Jian langsung mengerutkan kening, dan bergumam dengan pelan: "Kamu bisa melihat aku memainkan kotak itu? Bagaimana kamu bisa tahu? "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Karena aku sudah menebaknya, aku tahu kebiasaan kecilmu. Cepat kesini, aku sedikit lapar, aku sedang menunggu kue darimu."
"Baik... baiklah ..." Yuliana Jian mengiyakan dengan lembut, lalu dia menutup telepon dengan perlahan.
Ketika Yuliana Jian menutup telepon, dia menghela nafas panjang lalu dia turun dari mobil sambil mengerutkan keningnya. Begitu Yuliana Jian turun dari mobil, asisten pribadi Wirianto Leng berjalan menghampirinya sambil tersenyum, lalu dia membungkuk dan berkata, "Nyonya, Tuan Leng memintaku menjemputmu."
Yuliana Jian kenal dengan asisten ini, jadi dia mengangguk,dan berkata sambil tersenyum, "Halo."
Asisten itu langsung menjulurkan tangan dan ingin mengambil kotak kue yang dipegang Yuliana Jian. Yuliana Jian langsung menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum: "Tidak, aku bisa memegangnya sendiri. "
Mendengar kata-kata Yuliana Jian, asisten itu juga tidak jadi mengambil kotak kue itu, dia menjulurkan tangannya dan berkata kepada Yuliana Jian sambil tersenyum, "Nyonya, silahkan."
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum lalu dia berjalan mengikuti asisten itu, masuk ke dalam gedung perusahaan Wirianto Leng. Meskipun perusahaan Wirianto Leng mengelola karyawannya dengan sangat ketat, dan tidak ada yang berani berhenti bekerja dan berbicara langsung kepada Yuliana Jian, atau mengerumuninya. Tapi Yuliana Jian bisa merasakan sejak dia memasuki gedung, banyak orang yang diam-diam melihatnya. Tatapan itu adalah tatapan penasaran terhadap seseorang, tapi mereka sengaja menahan rasa ingin tahu mereka dan tidak berani menatapnya secara langsung. Seperti seorang pria yang ingin mengintip wanita cantik yang lewat di sampingnya, tetapi dia tidak berani mengintip karena pacarnya ada di sampingnya.
Perasaan ini membuat Yuliana Jian merasa sangat tidak nyaman, tetapi agar asisten yang membawanya tidak terlalu tertekan, Yuliana Jian tidak langsung mengungkapkan perasaan tidak nyamannya ini dan selalu memasang senyuman di wajahnya. Ketika Yuliana Jian sampai di kantor Wirianto Leng, asisten itu mengetuk pintu dan mendengar suara Wirianto Leng dari balik pintu: "Masuk ..."
Setelah Yuliana Jian berjalan masuk ke dalam kantor Wirianto Leng, tatapan yang membuat orang merasa tidak nyaman langsung menghilang. Dengan mengenakan kacamata Wirianto Leng duduk di meja besar, sambil membalikkan dokumen, ketika dia mendengar suara pintu tertutup, dia mengangkat kepalanya menatap Yuliana Jian sambil tersenyum: "Kenapa? Tiba-tiba merasa apa yang orang-orang katakan di luar sangat mengerikan, jadi kamu ingin menunjukkan diri untuk menghentikan desas-desus ini? "
Yuliana Jian mengerutkan kening dan berjalan ke meja Wirianto Leng sambil membawa kotak kue: "Kenapa kamu juga tahu hal ini ?"
Selesai berbicara, Yuliana Jian mengangkat tangannya dan mengetuk kepalanya, lalu dia berkata sambil mengerutkan keningnya, "Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kamu bukan aku. Setiap hari kamu berhubungan dengan orang luar, jadi mana mungkin kamu tidak tahu desas-desus tentang kita? Hei ... orang-orang di luar sana mengumbar desas-desus yang sangat keterlaluan, kenapa kamu tidak bereaksi sama sekali? Aku seperti orang kasian yang dikendalikan dan dipaksa olehmu, dan kamu telah menjadi iblis di mulut orang lain. "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kalau aku menghentikannya, bukankah akan membuktikan desas-desus itu benar dan menjadi iblis yang sesungguhnya?"
Yuliana Jian mengerutkan kening lalu berkata dengan lembut, "Tapi kata-kata mereka sangat keterlaluan, apa apaan ini? Jelas-jelas semuanya sangat berbeda dari apa yang kita alami. Kamu juga tidak memberi tahuku, kalau aku tahu, mungkin aku akan banyak muncul, dan tidak akan ada kesalahpahaman seperti ini. "
Wirianto Leng tersenyum dan berkata, "Kesalahpahaman apa? Aku tidak peduli dengan kata-kata orang."
"Tapi aku peduli. Jelas kita benar-benar saling mencintai." Yuliana Jian mengerutkan kening dan bergumam pelan, "Tapi mereka mengatakan yang bukan-bukan, sungguh menjengkelkan."
Wirianto Leng berdiri, lalu dia berjalan menghampiri Yuliana Jian sambil tersenyum, dan menarik Yuliana Jian ke dalam pelukannya: "Kendatipun kita berkali-kali menegaskan kita saling mencintai, orang yang ingin berbicara sembarangan juga akan tetap berbicara sembarangan. Karena mereka tidak percaya ada orang yang bisa benar-benar bahagia, kehidupan kita sangat berkecukupan dan kita saling mencintai? Mereka tidak akan mempercayainya. Kalau tidak ada desas desus ini, juga akan ada desas desus lain. "
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleHis Second Chance
Derick HoCintaku Pada Presdir
NingsiPejuang Hati
Marry SuThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlAnak Sultan Super
Tristan XuLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia