Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 13 Pria yang misterius

Selesai berkata demikian dan melihat pintu lift terbuka, Yuliana langsung masuk ke dalam, serta menekan tombol menutup lift. Melihat pintu lift yang perlahan tertutup, Yuliana baru menghembuskan nafas panjang, memejamkan mata, lalu bersandar di pojok lift. Tubuhnya sedikit gemetar. Tidak peduli seberapa tegar dia berpura-pura di depan musuh, hanya dia sendiri yang tahu bagaimana perasaan hatinya saat mengatakan semua ucapannya tadi.

Karena dia sama sekali tidak tahu seberapa jauh keluarga Leng akan membantunya. Dirinya masih perlu mengeluarkan pengorbanan sebesar apa lagi untuk mendapatkan bantuan dari keluarga Leng. Dia juga sama sekali tidak dapat memperkirakannya. Yuliana hanya bisa menjalani sambil melihat keadaan, bagaikan siput yang memikul beban berat, yang berusaha merayap ke tujuannya.

Sampai di depan pintu utama perusahaan, Yuliana baru menyadari ternyata di luar sedang hujan, hujan kecil itu tidak berhentinya menetes bagaikan perasaan cinta yang menetes. Yuliana pernah suka sekali dengan hujan, karena di saat hujanlah dirinya pertama kali bertemu dengan Michael, saat itu ia hendak menemui seorang klien. Namun karena lupa membawa payung, Michael yang berpayung untuknya, menghalangi tetesan hujan tersebut di luar.

Saat itu Yuliana masih belum terbiasa dengan pendekatan pria, sehingga ia bertekad untuk menjaga jarak dengan Michael. Tapi karena payung yang terlalu kecil, sampai di tempat tujuan, Yuliana menyadari setengah badan Michael sudah dibasahi hujan, pakaiannya pun sudah basah.

Saat itu pula Yuliana menyukai Michael, dia merasa pria yang demikian hati-hati melindunginya pastilah pria yang sangat mencintainya. Namun Yuliana tidak menyangka ternyata semua ini hanya pura-pura. Sekarang kalau dipikir-pikir lagi, bisa jadi pertemuan kali itu memang disengaja oleh Michael. Dirinya juga sungguh terlalu polos, malah berharap ada pria yang mau menjaga dan menyayanginya? Sejak kecil Yuliana sudah tidak punya ibu, semua orang pada bilang dia memang ditakdirkan untuk sebatang kara seumur hidup. Awalnya dia mengira menikah dengan seseorang yang koma, sesuai dengan kata “sebatang kara” tersebut, namun tidak disangka kehidupan sebatang kara yang paling sederhana pun tidak bersedia disisakan untuknya.

Yuliana tertawa mengejek dirinya sendiri, berusaha memejamkan mata dan berjalan sendirian di bawah hujan.

“Hujan?” Gumam Michael sembari menatap butiran hujan di luar jendela.

Silvia mengangguk : “Iya? Ramalan cuaca hari ini juga sudah bilang akan hujan. Michael, di hari hujan begini paling cocok untuk makan khas jepang, kita pergi makan……”

Belum selesai Silvia berbicara, dilihatnya Michael langsung mengambil payung yang terletak di samping dan masuk ke lift. Saat Michael mengejar sampai di depan pintu utama perusahaan dengan membawa payung, sosok Yuliana sudah tidak nampak.

Di saat ini, ada seorang karyawan mendekat dan bertanya : “Manajer Chu, anda sedang mencari seseorang?”

Michael menatap kabut hujan di depan sana, agak lama kemudian baru dia tersenyum kecil : “Tidak, tidak mencari siapa pun. Aku hanya tiba-tiba teringat hal yang sebelumnya pernah terjadi.”

Setelah itu Michael pun membalikkan badan kembali ke kantornya, hanya tersisa karyawan perusahaan tersebut yang menggaruk kepala tidak mengerti : “Ada apa dengan Manajaer Chu.

Sampai di tempat parkir, Yuliana mencari mobil yang tadi ia parkir sebelumnya, dan baru menyadari mobilnya sudah kehabisan bensin. Yuliana tersenyum pahit sambil memijit pelipisnya. Meskipun keluarga Leng memberi dia bantuan dana yang besar, tapi semua sudah dipakai untuk perusahaan, sekarang untuk uang bensin saja dia sudah tidak punya.

Meskipun keluarga Leng mengatur satu mobil untuk mengantarnya pergi kerja, tapi dia sungguh tidak percaya diri untuk meminta orang keluarga Leng datang menjemputnya lagi.

Yuliana menghela nafas dan mengambil ponselnya menelepon ke pusat penjualan mobil: “Halo, aku punya satu mobil mau dijual.”

Sambil berkata demikian, Yuliana menoleh ke mobilnya itu, dengan suara kecil ia berkata : “Hm, mobil yang lumayan, setiap fungsi mesinnya juga sangat bagus. Aku harap bisa segera dijual, karena sekarang aku sangat memerlukan uang. Baik, beberapa hari lagi kalau kamu mau melihat mobilnya, hubungi aku.”

Selesai berkata demikian, Yuliana baru mematikan telepon dan keluar dari tempat parkir. Keluar dari sana, Yuliana baru menyadari hujannya semakin besar. Dia segera berlari kecil ke papan terminal bus sambil mendekap perutnya. Setelah sampai di sana, Yuliana masih menutup perutnya dan menghembuskan nafas panjang, tidak peduli apa alasan yang membuat dia menjadi seorang ibu, Yuliana tetap tidak bisa menahan diri untuk melindungi perutnya. Meskipun terkena hujan, tapi perut Yuliana tidak kedinginan sedikit pun.

Setelah nafasnya agak membaik, Yuliana baru mencari uang receh di tasnya, tapi ia hanya menemukan koin dua ribu setelah mencari seluruh isi tas.

Namun baru saja mengeluarkannya, karena tangan Yuliana kedinginan hingga agak membeku, sehingga koin tersebut jatuh dari tangannya karena tidak memegang erat. Melihat koin tersebut bergelincir, Yuliana langsung membungkukkan badan untuk memungut. Tapi belum sempat berhasil memungut, koin itu sudah bergelinding ke dalam selokan.

Yuliana menundukkan kepala menatap koin yang tergeletak di dalam situ, dia merasa dirinya sudah mau gila, kenapa hari-hari menjadi begitu tidak lancar?

Dia menggeleng sambil tersenyum pahit : “Aku diremehkan masih bisa dibiarkan, kenapa kamu yang hanya koin saja juga demikian terhadap aku? Aku hanya ingin memakai kamu untuk naik bus satu kali, orang-orang menciptakan kamu justru memang untuk dipakai, tapi lihat kamu sendiri! Melepaskan nilai harga dirimu sendiri, mampus kamu. Kamu tidak pantas menjadi uang!”

Tiba-tiba terdengar suara cekikikan seorang pria dari belakang : “Kamu memarahinya seperti itu juga dia tidak akan keluar dari selokan itu.”

Yuliana menoleh ke belakang, dilihatnya seorang pria yang bercelana jeans dan T-shirt putih berdiri di belakangnya. Yuliana sama sekali tidak bisa melihat wajah pria tersebut dengan jelas, karena wajahnya tertutup setengah oleh topi, serta cambang di wajahnya, tampak seperti gelandangan.

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu