Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku

Setelah sekian lama, Wirianto baru mengerutkan kening melihat Yuliana, berkata dengan suara kecil: "Yuliana Jian, kamu masih ingat apa yang kamu janjikan?"

Yuliana tahu yang dimaksud Wirianto adalah pertama kalinya dia mengutarakan perasaannya, dia berkata dia tidak akan menyukai Wirianto lagi. Saat itu dia sangat yakin, dia mengira dirinya bisa menjaga hubungan mereka berdua dengan baik, dia tidak akan tenggelam dalam perasaan yang tidak akan ada hasilnya ini. Tapi tidak disangka, Wirianto hanya melambaikan tangan kepadanya, dia langsung melepaskan baju pelindungnya dan melupakan kata-kata yang pernah dia katakan, bahkan hampir membahayakan dirinya dan ayahnya.

Yuliana menghirup nafas dalam, mengelap air matanya dan bangun duduk: "Aku sudah ingat, aku tahu harus bagaimana. Aku sangat berterima kasih, kelakuanmu hari ini lagi-lagi memperingatkanku, mohon di masa depan kamu juga berbuat seperti ini, kalau tidak otakku tidak jernih, sangat mudah mencintaimu lagi."

Wirianto menggigit bibirnya, berkata dengan suara kecil: "Baguslah kalau kamu tahu, kalau begitu cepat tidur."

Yuliana berusaha sekuat tenaga menahan air mata, bertanya ringan: "Kalau begitu apakah aku boleh menjalin hubungan dengan lelaki lain?"

"Apa?" Wirianto mengerutkan kening melihat Yuliana.

Yuliana mengelap air mata di sudut matanya: "Aku merasa kita berhubungan seperti ini, akan membuatku salah paham, membuatku merasa bahwa kita benar-benar memiliki hubungan spesial. Sebelumnya sikapmu lumayan baik padaku, tapi begitu Leny pulang, kamu pun berubah. Jadi aku berpikir, lagipula kamu sudah menjalin hubungan dengan Leny, kalau begitu apakah aku juga boleh menjalin hubungan dengan orang lain. Boleh mengejar lelaki lain, kencan dengan lelaki lain, ketika aku mulai mencintai lelaki lain, aku pun tidak akan....."

"Tidak boleh!" Wirianto tidak menunggu Yuliana menyelesaikan perkataannya dan langsung memotongnya.

Yuliana dikagetkan oleh suara Wirianto, dia pun mengerutkan kening dan berkata dengan suara kecil: "Tapi kalau tidak seperti itu, aku akan menganggap diriku sebagai istrimu, kemudian aku akan berkhayal, dan mungkin akan menyukaimu."

Wirianto mengerutkan keningnya menatapi Yuliana, dia hanya berharap Yuliana bisa mengendalikan dirinya sendiri, menjaga jarak dengannya, kemudian dengan begitu juga bisa menghindari hatinya tergerak, tapi Wirianto sama sekali tidak pernah memikirkan kemungkinan Yuliana bisa mencintai lelaki lain. Namun hal ini cepat lambat akan terjadi, kalau Yuliana meninggalkan kediaman Leng, menurut wataknya, seharusnya tidak akan bisa menerima berbagi dengan perempuan lain, pasti tidak akan berhubungan lagi dengannya, tentu saja juga akan menjalin hubungan dengan lelaki lain.

Jelas-jelas tahu ini adalah hal yang normal, jelas-jelas dia yang duluan memisahkan dirinya dengan Yuliana, tapi ketika dia mendengar perkataan Yuliana, dia bisa-bisanya merasa murka.

"Tetap saja tidak boleh." Wirianto berkata dingin: "Aku dan kamu berbeda, aku adalah majikan, sedangkan kamu adalah orang yang kupekerjakan. Kamu mengambil uang keluarga Leng, tapi berencana menjalin hubungan dengan orang lain di luar? Bagaimana pandangan orang terhadapku, terhadap keluarga Leng?"

Yuliana mengerutkan kening, menekan suaranya dan berkata: "Tapi apa yang harus kulakukan kalau aku tidak bisa mengendalikan diriku dan tetap menyukaimu?"

Yuliana merasa sangat tidak adil, juga sangat bingung. Kemarahan di wajah Wirianto sedikit berkurang, dia berkata dengan suara kecil: "Tahan, sampai......sampai kamu pergi. Tapi ketika kamu masih adalah Nyonya muda Keluarga Leng, kamu tidak boleh menjalin hubungan dengan lelaki lain, termasuk August Leng dan lelaki lain di luar."

"Jadi maksudmu, kamu boleh menjalin hubungan dengan Leny Liu, tapi aku harus melihat saja seperti anjing kecil yang direbut tulangnya? Aku melihat kamu, tapi tidak boleh menyukaimu? Benar-benar tidak adil, aku juga adalah manusia, mana mungkin bisa mengendalikan perasaanku sendiri? Bahkan kesempatan untuk berpindah hati saja tidak ada, aku setiap saat menatapimu, mana mungkin tidak akan menyukaimu?" Yuliana mengerutkan keningnya, berkata dengan suara kecil yang terdengar seperti akan menangis.

Wirianto mendengar perkataan Yuliana, menatapinya yang menunduk dengan ekspesi dirugikan, Wirianto tiba-tiba ingin tertawa, ingin mengelus kepalanya.

Tapi Wirianto menahan keinginannya itu, berkata dengan ekspresi dingin: "Kalau kamu tidak bisa terima, kamu boleh pergi sekarang, tapi dana bantuan dari keluarga Leng juga akan ditarik, aku juga tidak akan melindungimu lagi. Semenjak masuk ke keluarga Leng dan menikah denganku, kamu sudah jadi musuh keluarga paman keduaku, menurutmu apakah mereka akan melepaskanmu begitu saja? August kelihatan baik dan ramah padamu, tapi aku dan kamu tahu, dia tidak sesederhana penampilannya. Bahkan bisa dibilang, kalau terjadi sesuatu di masa depan, mungkin adalah August yang memutuskan menginginkan nyawamu."

"Ini sama sekali bukanlah soal pilihan berganda, aku hanya ada satu jalan." Yuliana berkata dengan suara kecil: "Besok aku akan menyusun rencana pergi dinas, aku akan berusaha menghindarimu. Kamu sudah memutuskan bersama dengan Leny Liu, maka aku minta maaf atas kata-kataku yang mengkritik Nona Liu sebelumnya, saat itu aku tidak tahu perasaanmu, aku kegeeran. Kalau kamu ingin keluar menginap dengannya, maka usahakan keluar, kita lebih baik berusaha mengurangi kontak."

Ekspresi Wirianto memburuk, hari ini dia melakukan begitu banyak hal, hanya ingin Yuliana putus asa dan mundur, dan menjaga jarak dengannya, menghindari hubungan mereka semakin dekat. Tapi Yuliana mundur terlalu mudah, tadi baru saja menangis merasa tidak adil, sekarang sudah aktif menjaga jarak dengannya. Wirianto tiba-tiba merasa sangat tidak nyaman, sama seperti sebelumnya, jelas-jelas dia yang menolak perasaan Yuliana, tapi ketika Yuliana dengan yakin berkata bahwa dia tidak akan menyukainya lagi, dia juga merasa tidak nyaman seperti sekarang ini.

Wirianto pun tidak tahan dan berkata dingin: "Bagaimana kamu bisa punya karakter yang langsung mundur begitu bertemu kesulitan ini?"

Wirianto melihat ke arah Wirianto, mengedipkan matanya dengan bingung: "Jadi kamu ingin aku terus mengejarmu, tidak menyerah sebelum menabrak dinding? Sekarang ini aku sudah sangat tidak tahu malu, meskipun tidak menabrak dinding, tapi juga sudah menabrak pintu, sudah berapa kali kamu menolakku? Masih berani bilang aku mundur begitu bertemu kesulitan, kamu itu kesulitan? Kamu itu jurang keputusasaan! Lagipula bukannya kamu yang mempunyai perempuan lain? Kamu yang ingin menjadi kekasih Leny Liu, kan? Kenapa jadi seperti aku yang salah?"

Kata-kata Yuliana mengingatkan Wirianto, Wirianto pun mengangkat tangannya dan memijit pelipisnya, berkata dengan suara kecil: "Kata-katamu masih saja begitu banyak."

Wirianto berkata sambil mengibaskan tangannya: "Sudahlah, kamu ingin melakukan apa terserah, asalkan tidak mendekatiku, tidak menggangguku dengan perasaanmu."

Selesai bicara, Wirianto pun berbaring di atas lantai yang beralas selimut, menutup matanya. Yuliana memalingkan sedikit wajahnya, melihat Wirianto, bertanya dengan suara kecil: "Kalau begitu apakah aku juga boleh berhubungan dengan lelaki lain?"

"Ini sudah pasti tidak boleh!" Wirianto mengerutkan kening dan berkata dingin.

Yuliana menghirup cairan di hidungnya, perlahan-lahan meringkuk masuk ke selimutnya, menggumam: "Kalau begitu aku seharusnya boleh berusaha menyukai lelaki lain."

"Itu juga tidak boleh." Wirianto memotong perkataan Yuliana: "Dalam masa perjanjian, kamu tidak boleh menyukai lelaki lain, tidak peduli itu adalah aku, atau lelaki lain!"

Yuliana merasa kata-kata Wirianto sangat aneh, dia pun berbalik melihat Wirianto, bertanya dengan suara kecil: "Wirianto Leng, kamu kenapa......"

Yuliana belum menyelesaikan perkataannya, Wirianto langsung berkata dingin: "Simpan imajinasimu yang tidak nyata, pergi tidur."

Yuliana menggigit bibirnya dan berbaring ke kasur. Meskipun hatinya masih sedikit sedih, tapi Yuliana tidak tidak merasa dirugikan seperti tadi, kelihatannya perasaan suka juga bukannya tidak bisa digantikan, asalkan ada urusan lain, Yuliana merasa dirinya masih bisa melupakan perasaannya terhadap Wirianto.

Wirianto mengerutkan kening melihat Yuliana yang berbaring di atas kasur, dia mengangkat tangannya dengan kesal dan memijat pelipisnya. Dia tiba-tiba merasa dia sudah tidak bisa memahami emosinya, dan dia menjadi bingung harus bagaimana memperlakukan Yuliana. Dia juga tahu permintaannya kepada Yuliana sangat tidak masuk akal, tapi dia tidak bisa menahannya.

Yuliana menangis sampai tertidur, ketika dia bangun, langit sudah terang. Wirianto tidak ada di sisinya, selimut yang dipakainya semalam terletak di bagian bawah kasur. Yuliana mengerutkan kening melihat selimut itu, baru bangun, setelah cuci muka dan gosok gigi, dia pun segera turun dan keluar dari kediaman Leng. Dia harus menambah pekerjaannya untuk melupakan Wirianto, untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Setelah sampai di perusahaan, Yuliana memeriksa sejenak susunan pekerjaan dan menemukan satu pekerjaan yang perlu keluar kota, dia pun memesan sekretarisnya: "Majukan pekerjaan ini, aku pergi dinas sekarang juga."

Sekretaris pun dengan cepat membuat persiapan dinas Yuliana, setelah melihat rencana perjalanan, dia mengerutkan kening dan berkata kepada Yuliana: "Direktur Jian, kalau dimajukan seperti ini, maka Manajer Chu akan seperjalanan dengan anda, anda......"

Yuliana melihat ke bawah, berpikir sejenak, kemudian berkata dengan suara kecil: "Aku tidak keberatan, kamu siapkan secepatnya, aku akan pergi malam ini."

Bersama dengan Michael Chu, Yuliana hanya merasa kesal. Tapi kalau terus berhubungan dengan Wirianto, Yuliana merasa kesal dan juga dilema. Di situasi sekarang, kalau benar-benar harus memilih antara Michael Chu dan Wirianto Leng, sebagai orang yang harus ditemui, maka Yuliana bersedia memilih Michael Chu. Karena ketika dia berhadapan dengan Michael, dia hanya ada kebencian, tidak akan ada emosi lain, tidak akan ada beban di hatinya.

Tapi ketika berhadapan dengan Wirianto Leng, begitu terpikirkan Wirianto, Yuliana langsung mengerutkan kening, dia bingung dan tidak tahu harus bagaimana, maju selangkah ada jurang, mundur selangkah ada kesakitan hati yang amat sangat. Bisa berjauhan dengan Wirianto beberapa hari, untuknya, mungkin adalah hal baik.

Setelah menyelesaikan susunan perjalanan dinasnya, Yuliana lebih dulu pergi ke rumah sakit untuk mengurus perpindahan ayahnya, memindahkan ayahya ke pusat rehabilitasi yang sudah disiapkan sebelumnya, dan menemani ayahnya setengah harian. Yuliana sambil mengelap tangan ayahnya sambil berkata: "Ayah, kamu tinggal beberapa hari dulu disini, aku mungkin pergi dinas dua hari, tapi aku akan menelepon dan menggunakan panggilan video untuk menghubungimu setiap hari. Aku sebenarnya sangat tidak ingin meninggalkanmu, tapi kemarin aku hampir membuat sebuah keputusan yang salah, demi menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, aku terpaksa pergi dua hari. Tapi aku akan segera pulang, terus menemanimu."

Setelah Yuliana selesai berbicara, Rishendy Jian mengangguk, berkata dengan perlahan: "Yuliana....lihat, langit......cantik."

Sambil berbicara, Rishendy sambil mengangkat tangannya menunjuk ke arah langit biru, mendengar Rishendy lagi-lagi mengatakan kalimat baru, Yuliana segera tertawa dan mendongak, pandangannya mengikuti arah jari Rishendy, melihat langit biru yang luas tidak terbatas, Yuliana perlahan-lahan tersenyum: "Benar, langit biru ini sangat indah, ada langit biru yang begitu indah, malah pergi mengejar sebuah bunga yang akan gugur, benar-benar bodoh."

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu