Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?

Mendengar kata-kata Melly, Yuliana Jian langsung mengangkat tangannya mengelus kepala Melly Jian dengan lembut, lalu dia berkata dengan serius: "Kalau kamu tidak takut bahaya dan ingin kembali menjadi Melly. Ibu ingin memberitahumu hari-hari persembunyian kita disini sudah berakhir, kamu bisa menjadi Melly lagi. "

Melly Jian langsung membelalakkan matanya dan melompat dengan gembira: "Ibu, benarkah?"

Selesai melompat-lompat, mata Melly Jian memerah lagi, dia menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan terisak-isak "Ibu, Melly sudah menjadi orang lain begitu lama, Melly sudah hampir tidak ingat siapa diriku sebenarnya."

Yuliana Jian tertegun sejenak, lalu dia memeluk Melly Jian, dan berkata dengan suara berat: "Mulai sekarang, kamu adalah Melly. Kamu tidak perlu menyembunyikan identitasmu lagi, kamu adalah dirimu sendiri."

Melly Jian menggosok matanya sambil menangis dan berkata, "Ibu, apakah Melly bisa bertemu ayah?"

Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Hmm, bisa. Ibu bisa membawamu menemui Ayah sekarang."

Melly Jian langsung tertegun mendengar kata-kata Yuliana Jian. Setelah berlalu cukup lama, dia membelalakkan matanya menatap Yuliana Jian sambil bertanya, "Ibu, apakah ibu serius? Ibu tidak membohongi Melly kan?"

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, lalu dia berdiri, dan menggandeng tangan Melly Jian : "Kapan ibu pernah berbohong kepadamu. Ayo, ibu akan membawamu kesana sekarang."

Melly Jian langsung menggelengkan kepalanya dan bergegas berkata, "Ibu, bisakah tunggu sebentar? Kalau kita benar-benar akan pergi bertemu Ayah, apakah boleh mengganti baju Melly dengan dress baru? Dan mengikat ulang rambut Melly? Melly mau ikat kepang dua."

Yuliana Jian mengangguk dan menyetujuinya sambil tersenyum: "Oke."

Yuliana Jian mengganti pakaian Melly dengan cepat lalu mengikat rambutnya. Melly Jian merapikan ujung pakaian dengan seksama sambil tidak berhenti mengoceh, "Ibu, Ayah bernama Wirianto Leng kan? Kalau begitu kenapa aku bukan bermarga Leng, dan malah mengikuti marga ibu? Teman sekelasku mengikuti marga ayah. "

"Tapi marga Leng tidak bagus, Melly Leng ... Melly Leng, Melly Jian lebih enak di dengar."

"Ibu, menurut ibu apakah ayah akan menyukaiku? Apakah dia masih sama seperti dulu?"

"Aku hampir tidak bisa mengingat wajah ayah lagi. Bagaimana kalau aku tidak bisa mengenali ayah?"

Melly Jian terus berceloteh di sepanjang jalan, ketika Yuliana Jian membawa Melly Jian hampir mendekati villa, dia baru berhenti bicara, dia menatap villa itu sambil bertanya dengan kaget, "Ibu, kenapa kita datang ke sini?"

"Karena Tuan Zhu adalah ayah Melly," kata Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian tidak ingin menyembunyikan hal ini dari Melly Jian. Ketika Wirianto Leng dan Melly Jian bertemu, Melly Jian masih terlalu kecil, dan pertemuan mereka terlalu terburu-buru, dan Yuliana Jian sendiri tidak mengenali Wirianto Leng adalah Tuan Zhu, apalagi Melly Jian . Tetapi selama ini, Melly Jian dan Tuan Zhu masih sering berhubungan, dan mustahil menyembunyikan perihal Wirianto Leng adalah Tuan Zhu dari Melly Jian yang peka. Oleh karena itu, Yuliana Jian memutuskan untuk menjelaskan segalanya kepada Melly Jian, daripada membiarkan Melly Jian mengetahui dirinya dibohongi.

Melly Jian tiba-tiba berhenti dan bertanya: "Tuan Zhu adalah ayah? Kenapa dia tidak memberitahu Melly?"

Yuliana Jian berkata dengan lembut, "Karena dia punya pertimbangannya sendiri dan punya masalahnya sendiri."

"Apakah dia takut Melly mengganggunya?" Mata Melly Jian memerah, dia menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan terisak-isak: "Sudahlah, Melly tidak mau menemui ayah lagi. Dia tidak ingin mengenali Melly, Melly juga tidak ingin mengenalinya lagi, selamanya Melly ingin bertemu dengannya lagi. "

Yuliana Jian berjongkok di hadapan Melly, sambil menghapus air mata Melly Jian , dia bertanya sambil tersenyum, "Melly, kata-katamu ini karena marah atau kata-kata yang berasal dari lubuk hatimu? Kalau kata-kata itu berasal dari lubuk hatimu, ibu akan membawamu pergi sekarang dan tidak akan pernah membiarkan Ayah menemukanmu. Kalau ini kata-kata marah, maka usaplah air matamu, lalu kita masuk bersama, dan mengatakan kemarahanmu dan ketidak puasanmu terhadap perbuatannya di hadapan Ayah, bagaimana? Kamu pilih sendiri. "

Melly Jian menggosok matanya, setelah menangis sebentar dia berkata dengan terisak-isak, "Ini kata-kata marah, Melly masih ingin bertemu Ayah. Melly akan memberitahunya Melly sangat marah."

Yuliana Jian mengangkat tangannya menghapus air mata Melly Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Baik, kalau begitu sekarang kita masuk bersama-sama, bagaimana?"

Melly Jian segera mengangguk sambil berkata dengan terisak-isak: "Baik."

Selesai berbicara, Melly Jian meraih tangan Yuliana Jian dan langsung berjalan ke pintu vila. Yuliana Jian masih belum membunyikan bel, pintu sudah terbuka. Paman Xu membuka pintu sambil tersenyum kepada Yuliana Jian dan Melly Jian : "Nona Yuliana, kalian sudah datang, cepat masuk."

Yuliana Jian tersenyum sebentar lalu berjalan masuk melewati pintu sambil menggandeng tangan Melly Jian. Begitu dia berjalan masuk melewati pintu villa, Yuliana Jian mendongkak menatap jendela di lantai 2. Wirianto Leng sedang mencondongkan tubuhnya ke luar jendela dan menatap Yuliana Jian dan Melly Jian dari atas. Ketika mata Melly Jian dan Wirianto Leng bertemu, Wirianto Leng langsung menggerakkan sudut mulutnya, dan menunjukkan ekspresi wajah tersenyum.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, Wirianto Leng sudah membunuh banyak orang demi kestabilan Keluarga Leng, jadi aura membunuhnya sangat kuat. Sejak kecil Melly Jian sudah mengalami banyak hal, jadi dia sangat peka terhadap bahaya. Meskipun sebelumnya Melly Jian selalu mengatakan ingin bertemu ayahnya, tetapi sekarang begitu bertemu dengan Wirianto Leng, dia tetap ketakutan dan bersembunyi di belakang Yuliana Jian karena melihat wajah Wirianto yang pucat karena sakit dan auranya yang kejam dan dingin.

"Ibu ... apakah dia benar-benar ayah? Kenapa sepertinya ayah terlihat berbeda." Melly Jian berbisik di belakang Yuliana Jian .

Yuliana Jian tersenyum dengan lembut, "Karena Ayah sedang sakit, nanti setelah Ayah sembuh, dia akan sama seperti sebelumnya."

Melly Jian terisak-isak sambil berbisik, "Entah kenapa aku merasa Ayah sangat menakutkan."

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Itu karena Melly masih belum akrab dengan Ayah. Nanti perlahan-lahan setelah saling kenal, Melly tidak akan merasa Ayah menakutkan lagi."

Melly Jian memanyunkan bibirnya, sambil mengerutkan kening, dia mengangguk dengan pelan. Meskipun Melly Jian mengangguk, tapi Melly Jian terus bersembunyi di belakang Yuliana Jian. Yuliana Jian membawa Melly Jian ke lantai dua, setelah mengetuk pintu, dia mendengar suara dari dalam: "Masuk." . "

Setelah Yuliana Jian membuka pintu dan berjalan masuk ke kamar. Melly Jian baru menjulurkan kepalanya dari belakang Yuliana Jian dan menatap Wirianto Leng . Mungkin seumur hidupnya Melly Jian tidak pernah lupa saat dia bertemu lagi dengan ayahnya. Ayahnya berdiri di depan jendela, angin bertiup dari luar jendela, tirai putih yang tertiup angin hampir membungkus tubuhnya, dia seolah-olah akan diterbangkan oleh hembusan angin.

Dalam ingatan Melly Jian, ayahnya sangat sempurna, tampan, bisa memasak, dan bertubuh tinggi. Ayahnya lebih hebat dari ayah-ayah yang lain.

Tapi sekarang, wajahnya pucat, jari-jarinya sedikit gemetar, dan sepertinya dia tidak begitu tinggi dan tampan lagi, dia terlihat sangat menyedihkan. Hal ini membuat Melly Jian, yang tadinya masih sangat takut kepada Wirianto Leng, langsung berlari mendekatinya dan meraih pakaian Wirianto Leng sambil bertanya, "Apakah kamu benar-benar ayahku?"

Karena dibandingkan takut dengan aura Wirianto Leng , Melly Jian lebih takut kehilangan ayahnya.

Melly Jian meremas pakaian Wirianto Leng dengan kuat, dia mengerahkan seluruh kekuatannya agar ayahnya tidak tertiup angin.

Wirianto Leng terkejut melihat Melly Jian yang tiba-tiba berlari menghampirinya, tangannya langsung terangkat, dan dia berusaha untuk tidak menyentuh Melly Jian .

"Aku ayahmu, Melly," Wirianto Leng mengerutkan kening, dan berusaha melembutkan suaranya.

Yuliana Jian melihat ekspresi wajah Wirianto Leng terlihat tidak biasa, dan Wirianto Leng juga terus mengangkat tangannya, seakan tidak berani menyentuh Melly Jian. Yuliana Jian langsung melangkah maju, dia meletakkan tangannya di bahu Melly Jian, lalu dia berkata dengan lembut, "Melly, jangan ganggu Ayah, biarkan Ayah beristirahat."

Ketika Yuliana Jian menarik Melly Jian , Wirianto Leng berkata dengan ekspresi wajah yang dingin: "Maaf."

Lalu Wirianto Leng langsung berjalan ke kamar mandi yang berada di dalam kamar. Melly Jian mengerutkan keningnya, lalu dia mendongkak menatap Yuliana Jian, sambil bertanya dengan suara pelan, "Ibu, apakah Ayah benar-benar membenciku?"

Meskipun Melly Jian masih belum sepenuhnya mengerti, tapi dia merasa sikap ayahnya tadi sepertinya ayahnya tidak menyukainya, seolah-olah dia menakuti ayahnya.

Yuliana Jian mengangkat tangannya dan membelai kepala Melly Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tidak apa-apa. Ayah hanya tidak enak badan. Aku akan pergi melihat Ayah."

Selesai berbicara, Yuliana Jian berbalik sambil tersenyum, lalu dia berjalan ke arah kamar mandi, dan mengetuk pintu. Mendengar tidak ada respon dari kamar mandi, dan hanya ada suara aliran air terus menerus mengalir. Yuliana Jian langsung membuka pintu dan melihat Wirianto Leng sedang bertumpu di wastafel sambil tidak berhenti mencuci tangannya.

Yuliana Jian bertanya sambil mengerutkan dahinya, "Wirianto Leng , ada apa denganmu?"

Dahi Wirianto Leng mengerut, dia mengambil napas dalam-dalam, lalu menggelengkan kepalanya dengan kuat: "Aku baik-baik saja!"

“Ada apa denganmu?” Yuliana Jian menurunkan suaranya.

Wirianto Leng mematikan keran, lalu dia menunduk dan menatap jari-jarinya yang pucat, sambil berkata dengan lembut, "Sebelum aku bertemu dengan Melly, aku tidak pernah merasa tanganku kotor. Tapi barusan, tiba-tiba aku menyadari kedua tanganku yang penuh darah ini tidak layak memeluk Melly. "

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, sambil mengenyritkan keningnya dia berkata dengan pelan, "Apakah selama beberapa tahun ini kamu menjalani hidupmu seburuk ini?"

“Semua itu sudah berlalu,” Wirianto Leng menunduk, menatap jari-jarinya yang pucat.

Wirianto Leng bahkan sudah lupa berapa banyak orang yang pernah dia bunuh dengan kedua tangannya ini. Meskipun ada orang lain yang melakukan hal ini untuknya, tapi terkadang dia juga harus membunuh dengan tangannya sendiri. Dan juga kendatipun bukan Wirianto Leng yang turun tangan sendiri, dialah yang memerintahkan mengambil nyawa orang-orang itu, pada akhirnya kematian orang-orang ini juga karena dirinya.

Orang baik atau jahat, tidak bersalah atau bersalah bukan standar pertimbangannya. Asalkan orang itu adalah musuhnya, baik orang itu adalah orang baik atau jahat, benar atau salah, maka orang itu harus mati! Dan harus di habisi hingga ke akar-akarnya, bahkan anak kecil juga tidak dia lepaskan. Karena begitu dia tidak tega, dia mungkin akan menyisakan seorang musuh.

Wirianto Leng sudah hidup seperti ini selama bertahun-tahun, dan dia tidak merasa ada yang salah dengan itu. Tapi begitu dia bertemu kembali dengan Yuliana Jian dan Melly Jian, Wirianto Leng baru menyadari beberapa tahun ini kedua tangannya penuh dengan bau amis darah, bau itu sangat busuk hingga membuatnya merasa mual. Dia bahkan tidak berani membayangkan kalau Yuliana Jian dan Melly Jian tahu bagaimana dia menjalani beberapa tahun ini, apa yang akan mereka pikirkan tentang dia.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu