Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
Mendengar kata-kata Melly, Yuliana Jian langsung mengangkat tangannya mengelus kepala Melly Jian dengan lembut, lalu dia berkata dengan serius: "Kalau kamu tidak takut bahaya dan ingin kembali menjadi Melly. Ibu ingin memberitahumu hari-hari persembunyian kita disini sudah berakhir, kamu bisa menjadi Melly lagi. "
Melly Jian langsung membelalakkan matanya dan melompat dengan gembira: "Ibu, benarkah?"
Selesai melompat-lompat, mata Melly Jian memerah lagi, dia menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan terisak-isak "Ibu, Melly sudah menjadi orang lain begitu lama, Melly sudah hampir tidak ingat siapa diriku sebenarnya."
Yuliana Jian tertegun sejenak, lalu dia memeluk Melly Jian, dan berkata dengan suara berat: "Mulai sekarang, kamu adalah Melly. Kamu tidak perlu menyembunyikan identitasmu lagi, kamu adalah dirimu sendiri."
Melly Jian menggosok matanya sambil menangis dan berkata, "Ibu, apakah Melly bisa bertemu ayah?"
Yuliana Jian mengangguk dan berkata sambil tersenyum, "Hmm, bisa. Ibu bisa membawamu menemui Ayah sekarang."
Melly Jian langsung tertegun mendengar kata-kata Yuliana Jian. Setelah berlalu cukup lama, dia membelalakkan matanya menatap Yuliana Jian sambil bertanya, "Ibu, apakah ibu serius? Ibu tidak membohongi Melly kan?"
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, lalu dia berdiri, dan menggandeng tangan Melly Jian : "Kapan ibu pernah berbohong kepadamu. Ayo, ibu akan membawamu kesana sekarang."
Melly Jian langsung menggelengkan kepalanya dan bergegas berkata, "Ibu, bisakah tunggu sebentar? Kalau kita benar-benar akan pergi bertemu Ayah, apakah boleh mengganti baju Melly dengan dress baru? Dan mengikat ulang rambut Melly? Melly mau ikat kepang dua."
Yuliana Jian mengangguk dan menyetujuinya sambil tersenyum: "Oke."
Yuliana Jian mengganti pakaian Melly dengan cepat lalu mengikat rambutnya. Melly Jian merapikan ujung pakaian dengan seksama sambil tidak berhenti mengoceh, "Ibu, Ayah bernama Wirianto Leng kan? Kalau begitu kenapa aku bukan bermarga Leng, dan malah mengikuti marga ibu? Teman sekelasku mengikuti marga ayah. "
"Tapi marga Leng tidak bagus, Melly Leng ... Melly Leng, Melly Jian lebih enak di dengar."
"Ibu, menurut ibu apakah ayah akan menyukaiku? Apakah dia masih sama seperti dulu?"
"Aku hampir tidak bisa mengingat wajah ayah lagi. Bagaimana kalau aku tidak bisa mengenali ayah?"
Melly Jian terus berceloteh di sepanjang jalan, ketika Yuliana Jian membawa Melly Jian hampir mendekati villa, dia baru berhenti bicara, dia menatap villa itu sambil bertanya dengan kaget, "Ibu, kenapa kita datang ke sini?"
"Karena Tuan Zhu adalah ayah Melly," kata Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian tidak ingin menyembunyikan hal ini dari Melly Jian. Ketika Wirianto Leng dan Melly Jian bertemu, Melly Jian masih terlalu kecil, dan pertemuan mereka terlalu terburu-buru, dan Yuliana Jian sendiri tidak mengenali Wirianto Leng adalah Tuan Zhu, apalagi Melly Jian . Tetapi selama ini, Melly Jian dan Tuan Zhu masih sering berhubungan, dan mustahil menyembunyikan perihal Wirianto Leng adalah Tuan Zhu dari Melly Jian yang peka. Oleh karena itu, Yuliana Jian memutuskan untuk menjelaskan segalanya kepada Melly Jian, daripada membiarkan Melly Jian mengetahui dirinya dibohongi.
Melly Jian tiba-tiba berhenti dan bertanya: "Tuan Zhu adalah ayah? Kenapa dia tidak memberitahu Melly?"
Yuliana Jian berkata dengan lembut, "Karena dia punya pertimbangannya sendiri dan punya masalahnya sendiri."
"Apakah dia takut Melly mengganggunya?" Mata Melly Jian memerah, dia menatap Yuliana Jian sambil berkata dengan terisak-isak: "Sudahlah, Melly tidak mau menemui ayah lagi. Dia tidak ingin mengenali Melly, Melly juga tidak ingin mengenalinya lagi, selamanya Melly ingin bertemu dengannya lagi. "
Yuliana Jian berjongkok di hadapan Melly, sambil menghapus air mata Melly Jian , dia bertanya sambil tersenyum, "Melly, kata-katamu ini karena marah atau kata-kata yang berasal dari lubuk hatimu? Kalau kata-kata itu berasal dari lubuk hatimu, ibu akan membawamu pergi sekarang dan tidak akan pernah membiarkan Ayah menemukanmu. Kalau ini kata-kata marah, maka usaplah air matamu, lalu kita masuk bersama, dan mengatakan kemarahanmu dan ketidak puasanmu terhadap perbuatannya di hadapan Ayah, bagaimana? Kamu pilih sendiri. "
Melly Jian menggosok matanya, setelah menangis sebentar dia berkata dengan terisak-isak, "Ini kata-kata marah, Melly masih ingin bertemu Ayah. Melly akan memberitahunya Melly sangat marah."
Yuliana Jian mengangkat tangannya menghapus air mata Melly Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Baik, kalau begitu sekarang kita masuk bersama-sama, bagaimana?"
Melly Jian segera mengangguk sambil berkata dengan terisak-isak: "Baik."
Selesai berbicara, Melly Jian meraih tangan Yuliana Jian dan langsung berjalan ke pintu vila. Yuliana Jian masih belum membunyikan bel, pintu sudah terbuka. Paman Xu membuka pintu sambil tersenyum kepada Yuliana Jian dan Melly Jian : "Nona Yuliana, kalian sudah datang, cepat masuk."
Yuliana Jian tersenyum sebentar lalu berjalan masuk melewati pintu sambil menggandeng tangan Melly Jian. Begitu dia berjalan masuk melewati pintu villa, Yuliana Jian mendongkak menatap jendela di lantai 2. Wirianto Leng sedang mencondongkan tubuhnya ke luar jendela dan menatap Yuliana Jian dan Melly Jian dari atas. Ketika mata Melly Jian dan Wirianto Leng bertemu, Wirianto Leng langsung menggerakkan sudut mulutnya, dan menunjukkan ekspresi wajah tersenyum.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, Wirianto Leng sudah membunuh banyak orang demi kestabilan Keluarga Leng, jadi aura membunuhnya sangat kuat. Sejak kecil Melly Jian sudah mengalami banyak hal, jadi dia sangat peka terhadap bahaya. Meskipun sebelumnya Melly Jian selalu mengatakan ingin bertemu ayahnya, tetapi sekarang begitu bertemu dengan Wirianto Leng, dia tetap ketakutan dan bersembunyi di belakang Yuliana Jian karena melihat wajah Wirianto yang pucat karena sakit dan auranya yang kejam dan dingin.
"Ibu ... apakah dia benar-benar ayah? Kenapa sepertinya ayah terlihat berbeda." Melly Jian berbisik di belakang Yuliana Jian .
Yuliana Jian tersenyum dengan lembut, "Karena Ayah sedang sakit, nanti setelah Ayah sembuh, dia akan sama seperti sebelumnya."
Melly Jian terisak-isak sambil berbisik, "Entah kenapa aku merasa Ayah sangat menakutkan."
Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Itu karena Melly masih belum akrab dengan Ayah. Nanti perlahan-lahan setelah saling kenal, Melly tidak akan merasa Ayah menakutkan lagi."
Melly Jian memanyunkan bibirnya, sambil mengerutkan kening, dia mengangguk dengan pelan. Meskipun Melly Jian mengangguk, tapi Melly Jian terus bersembunyi di belakang Yuliana Jian. Yuliana Jian membawa Melly Jian ke lantai dua, setelah mengetuk pintu, dia mendengar suara dari dalam: "Masuk." . "
Setelah Yuliana Jian membuka pintu dan berjalan masuk ke kamar. Melly Jian baru menjulurkan kepalanya dari belakang Yuliana Jian dan menatap Wirianto Leng . Mungkin seumur hidupnya Melly Jian tidak pernah lupa saat dia bertemu lagi dengan ayahnya. Ayahnya berdiri di depan jendela, angin bertiup dari luar jendela, tirai putih yang tertiup angin hampir membungkus tubuhnya, dia seolah-olah akan diterbangkan oleh hembusan angin.
Dalam ingatan Melly Jian, ayahnya sangat sempurna, tampan, bisa memasak, dan bertubuh tinggi. Ayahnya lebih hebat dari ayah-ayah yang lain.
Tapi sekarang, wajahnya pucat, jari-jarinya sedikit gemetar, dan sepertinya dia tidak begitu tinggi dan tampan lagi, dia terlihat sangat menyedihkan. Hal ini membuat Melly Jian, yang tadinya masih sangat takut kepada Wirianto Leng, langsung berlari mendekatinya dan meraih pakaian Wirianto Leng sambil bertanya, "Apakah kamu benar-benar ayahku?"
Karena dibandingkan takut dengan aura Wirianto Leng , Melly Jian lebih takut kehilangan ayahnya.
Melly Jian meremas pakaian Wirianto Leng dengan kuat, dia mengerahkan seluruh kekuatannya agar ayahnya tidak tertiup angin.
Wirianto Leng terkejut melihat Melly Jian yang tiba-tiba berlari menghampirinya, tangannya langsung terangkat, dan dia berusaha untuk tidak menyentuh Melly Jian .
"Aku ayahmu, Melly," Wirianto Leng mengerutkan kening, dan berusaha melembutkan suaranya.
Yuliana Jian melihat ekspresi wajah Wirianto Leng terlihat tidak biasa, dan Wirianto Leng juga terus mengangkat tangannya, seakan tidak berani menyentuh Melly Jian. Yuliana Jian langsung melangkah maju, dia meletakkan tangannya di bahu Melly Jian, lalu dia berkata dengan lembut, "Melly, jangan ganggu Ayah, biarkan Ayah beristirahat."
Ketika Yuliana Jian menarik Melly Jian , Wirianto Leng berkata dengan ekspresi wajah yang dingin: "Maaf."
Lalu Wirianto Leng langsung berjalan ke kamar mandi yang berada di dalam kamar. Melly Jian mengerutkan keningnya, lalu dia mendongkak menatap Yuliana Jian, sambil bertanya dengan suara pelan, "Ibu, apakah Ayah benar-benar membenciku?"
Meskipun Melly Jian masih belum sepenuhnya mengerti, tapi dia merasa sikap ayahnya tadi sepertinya ayahnya tidak menyukainya, seolah-olah dia menakuti ayahnya.
Yuliana Jian mengangkat tangannya dan membelai kepala Melly Jian, lalu dia berkata sambil tersenyum, "Tidak apa-apa. Ayah hanya tidak enak badan. Aku akan pergi melihat Ayah."
Selesai berbicara, Yuliana Jian berbalik sambil tersenyum, lalu dia berjalan ke arah kamar mandi, dan mengetuk pintu. Mendengar tidak ada respon dari kamar mandi, dan hanya ada suara aliran air terus menerus mengalir. Yuliana Jian langsung membuka pintu dan melihat Wirianto Leng sedang bertumpu di wastafel sambil tidak berhenti mencuci tangannya.
Yuliana Jian bertanya sambil mengerutkan dahinya, "Wirianto Leng , ada apa denganmu?"
Dahi Wirianto Leng mengerut, dia mengambil napas dalam-dalam, lalu menggelengkan kepalanya dengan kuat: "Aku baik-baik saja!"
“Ada apa denganmu?” Yuliana Jian menurunkan suaranya.
Wirianto Leng mematikan keran, lalu dia menunduk dan menatap jari-jarinya yang pucat, sambil berkata dengan lembut, "Sebelum aku bertemu dengan Melly, aku tidak pernah merasa tanganku kotor. Tapi barusan, tiba-tiba aku menyadari kedua tanganku yang penuh darah ini tidak layak memeluk Melly. "
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, sambil mengenyritkan keningnya dia berkata dengan pelan, "Apakah selama beberapa tahun ini kamu menjalani hidupmu seburuk ini?"
“Semua itu sudah berlalu,” Wirianto Leng menunduk, menatap jari-jarinya yang pucat.
Wirianto Leng bahkan sudah lupa berapa banyak orang yang pernah dia bunuh dengan kedua tangannya ini. Meskipun ada orang lain yang melakukan hal ini untuknya, tapi terkadang dia juga harus membunuh dengan tangannya sendiri. Dan juga kendatipun bukan Wirianto Leng yang turun tangan sendiri, dialah yang memerintahkan mengambil nyawa orang-orang itu, pada akhirnya kematian orang-orang ini juga karena dirinya.
Orang baik atau jahat, tidak bersalah atau bersalah bukan standar pertimbangannya. Asalkan orang itu adalah musuhnya, baik orang itu adalah orang baik atau jahat, benar atau salah, maka orang itu harus mati! Dan harus di habisi hingga ke akar-akarnya, bahkan anak kecil juga tidak dia lepaskan. Karena begitu dia tidak tega, dia mungkin akan menyisakan seorang musuh.
Wirianto Leng sudah hidup seperti ini selama bertahun-tahun, dan dia tidak merasa ada yang salah dengan itu. Tapi begitu dia bertemu kembali dengan Yuliana Jian dan Melly Jian, Wirianto Leng baru menyadari beberapa tahun ini kedua tangannya penuh dengan bau amis darah, bau itu sangat busuk hingga membuatnya merasa mual. Dia bahkan tidak berani membayangkan kalau Yuliana Jian dan Melly Jian tahu bagaimana dia menjalani beberapa tahun ini, apa yang akan mereka pikirkan tentang dia.
Novel Terkait
Love at First Sight
Laura VanessaBeautiful Lady
ElsaHusband Deeply Love
NaomiKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Superhero
JessiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia