Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 389 Muncul Di Depan Umum

Meskipun Yuliana Jian sudah menjelaskan ke Peggy He bahwa wanita sebenarnya di saat itu adalah dia, tetapi masih tidak bisa mengendalikan penyebaran desas-desus. Bahkan memengaruhi suasana hati Wirianto Leng, ketika Wirianto Leng malam pulang melihat Yuliana Jian, juga tak tahan mengerutkan kening dan berbisik: "Sekarang rumor di luar tersebar kemana-mana, bilang kita akan bercerai."

Yuliana Jian memalingkan kepala dan menatap Wirianto Leng, buru-buru menjelaskan: "Ini bukan Peggy yang mengatakan keluar, nyalinyabegitu kecil, sama sekali tidak berani mengatakan desas-desus seperti itu. Dia juga tidak berani terus menyinggungnya, kamu jangan sampai menyalahkannya."

Wirianto Leng mengangguk kepala, berkata dengan suara rendah: "Aku tau, itu karyawan yang melihat di waktu itu, aku sudah memecat mereka, tetapi rumor-rumor yang berantakan itu semakin menyebar semakin kacau."

"Itu juga tidak apa-apa." Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Bukankah kamu pernah mengatakan? Tidak perlu peduli dengan rumor-rumor itu, bahkan jika rumor-rumor itu sudah dikendalikan, masih akan ada rumor baru yang muncul, kita hanya perlu menjalani kehidupan kecil kita sendiri dengan baik itu sudah bisa, masalah yang lain biarkan mereka pergi saja. "

Wirianto Leng mengerutkan bibirnya, mengangguk kepala sekali, kemudian mengangkat kepala menatap ke Yuliana Jian, mengerutkan kening dan berkata: "Tapi...... tapi......"

Yuliana Jian sama sekali tidak pernah melihat Wirianto Leng berpenampilan keraguan begitu, lalu segera bertanya: "Ada apa? Apa benar-benar terjadi sesuatu? Kamu ceritakan kepadaku."

Wirianto Leng mengerutkan bibir, menurunkan mata, sepertinya sulit untuk diucapkan. Yuliana Jian segera gugup, memandangi Wirianto Leng dan bertanya: "Kenapa? Apa jangan-jangan penyakitmu kambuh lagi, atau ada penyakit yang lain?"

Wirianto Leng segera menggelengkan kepala, berkata dengan suara yang dalam: "Tidak ada penyakit apapun."

"Kalau begitu apa terjadi?" Yuliana Jian sedikit mengerutkan keningnya, bertanya dengan suara rendah: "Apa jangan-jangan kali ini aku?"

Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam, menggelengkan kepala, berkata dengan suara rendah: "Tidak, bukan kamu, kamu jangan berpikir aneh-aneh, itu......"

Wirianto Leng menundukkan kepala, dan berkata dengan sedikit canggung: "Itu semua karena hari itu, membiarkan orang lain mengira aku benar-benar memiliki wanita lain, jadi baru-baru ini banyak orang berpikir aku dan kamu akan bercerai, jadi ada beberapa orang yang memiliki berniat tidak baik......"

"Kenapa? Apakah ada sekumpulan wanita mulai mengejarmu? Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum.

Wiriano Leng melihati Yuliana Jian dan mengangguk kepala, lalu mengerutkan kening bertanya dengan suara dalam: "Kenapa kamu masih bisa tertawa? Jelas-jelas dua hari yang lalu masih khawatir aku ada wanita lain.”

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Bukankah itu karena kamu tiba-tiba menghilang dengan kebenaran diri sendiri? Membuatku curiga bukan wanita-wanita yang mengejar kamu itu, tapi perilakumu. Kalau kamu berbicara jelas denganku langsung seperti ini, bagaimana mungkin aku bisa mencurigakannya? Tapi bukankah sebelumnya sudah ada banyak wanita yang mengejarmu? Kenapa kamu tiba-tiba merasa merepotkan? Bukankah kamu seharusnya sudah terbiasa dengan kehidupan begini dari dulu?"

Wirianto Leng melirik Yuliana Jian, mengerutkan kening dan berkata: "Kenapa akau merasa kamu begitu gembira?"

Yuliana Jian mengangguk kepala, berkata sambil tersenyum: "Wanita mana saja akan sangat senang kalau mendengar suaminya sendiri pusing karena dikejar oleh wanita lain? Ini menunjukkan idak ada wanita lain di hati suami, bukan?"

Wirianto Leng menyapu pandangan ke Yuliana Jian, menggelengkan kepala dengan senyuman tak berdaya: "Alasanmu benar-benar banyak."

Yuliana Jian melihat ke Wirianto Leng sambil tersenyum, buru-buru bertanya: "Kalau begitu katakan baik-baik padaku, sebenarnya untuk apa kamu begini? Ada apa sebenarnya?"

"Sebelumnya karena ada kamu, jadi banyak wanita pun juga tidak seaktif sekarang." Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam, berkata dengan suara dalam: "Meskipun sebelumnya di sisiku tidak ada kamu, tapi karena sebelumnya aku terlihat......"

"Kelihatannya ganas, tidak seberapa wanita yang bernyali besar, benar-benar mendekatimu?" Yuliana Jian bertanya sambil tersenyum: "Meskipun Tuan Wiriano Leng kami ketakutan dengan pengejaran yang tiba-tiba? Apakah berpikir kadang-kadang emosinya galak sedikit, bukan hal yang buruk juga?"

Wirianto Leng mengangguk kepala, lalu mengerutkan kening melihat ke Yuliana Jian: "Kenapa kamu sedikit merasa senang dalam kesengsaraan orang?"

Yuliana Jian terkekeh: "Ada sedikit, merasa kamu begini bagus juga, dengan begitu hanya bisa melihatiku seorang diri. Lihat tidak, wanita lain semua adalah bencana besar, aku imut dan juga mengerti pikiranmu, kalau aku terlewatkan, kamu tidak dapat menemukan yang tepat lagi."

Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, tak tahan tertawa, melihati Yuliana Jian, sambil menggelengkan kepala dengan ringan, sambil berkata dengan suara rendah: "Kalau kamu selalu mempertahankan kepercayaan seperti ini, tidak akan memiliki begitu banyak kekhawatiran."

"Sebelumnya itu bukannya ada berbagai gangguan?" Yuliana Jian begitu terpikir sebelumnya ternyata sempat curiga Wirianto Leng memiliki wanita lain, Yuliana Jian langsung merasa sedikit malu.

Yuliana Jian sambil berbicara, sambil mengangkat kepala menatap Wirianto Leng, bertanya dengan suara rendah: "Itu...... kamu tidak keberatan kan?"

Wirianto Leng menoleh kepala melihat Yuliana Jian, bertanya sambil tersenyum: "Apa yang harus dipikirkan?"

Yuliana Jian mengerutkan bibir, berbisik: "Itu keberatan dengan masalah aku tidak percaya padamu, sebenarnya aku selalu ingin bertanya padamu, apakah kamu benar-benar tidak keberatan? Aku begitu gampang curiga kamu memiliki wanita lain, apa kamu tidak merasa aku berbuat tidak benar?"

"Tidak, karena aku mencintaimu, jadi semua yang kamu lakukan adalah benar." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Selama ada cinta, bahkan jika kamu tidak percaya padaku lagi, bagiku, itu karena kamu peduli padaku, aku akan merasa bahagia. Kamu percaya padaku, itu karena kamu mengerti aku, aku akan senang.”

Yuliana Jian memiringkan kepala dan melihati Wirianto Leng, mengangguk kepala dengan mengerti: "Jadi para kekasih itu karena masalah kepercaan jadi bertengkar, alasan yang paling mendasar tetap tidak memiliki perasaan lagi, betulkan? Mengira sudah tidak ada cinta, pihak lawan melakukan apa semuanya salah. "

Wirianto Leng bersenyum: "Aku hanya mengerti pada diriku sendiri, tidak begitu tau kekasih lain. Dan bukankah seharusnya kamu sangat tersentuh oleh perkatakanku saat ini? Kenapa kamu malah fokus pada hal itu?"

Yuliana Jian mendekati Wirianto Leng, mencium sekali bibir Wirianto Leng, berkata sambil tersenyum: "Ehmn, sudah tau, sudah tau, ini hadiah untukmu."

Setelah Yuliana Jian selesai berbicara, menyipitkan mata melihat ke Wirianto Leng: "Aku telah menemukan solusi, bisa mengurangi wanita mengejarmu."

"Cara apa?" Wirianto Leng bertanya dengan mengerutkan kening.

Yuliana Jian menunjuk dirinya sendiri, berkata sambil tersenyum: "Aku, jika karena kemunculanku baru menimbulkan desas-desus itu, kalau begitu biarkan aku muncul sekali lagi, sedikit mengganggu desas-desus tersebut. Apakah ada pesta dansa baru-baru ini? Aku dapat hadir bersamamu sebagai Nyonya Leng, bahkan jika masih ada orang mencurigai kamu memiliki wanita lain, tapi setidaknya akan berkurang beberapa orang mengganggumu, bahkan jika itu lalat, mengelilingi di sekitar terus, juga akan merasa kesal, benar tidak?"

"Tidak boleh. “Wirianto Leng menggelengkan kepala: "Kamu selalu tidak suka tampil di depan umum, aku tidak ingin kamu demi aku melakukan sesuatu yang kamu tidak suka."

Yuliana Jian melihat ke Wirianto Leng sambil bersenyum, bertanya dengan suara rendah: "Apakah kamu khawatir aku tidak bisa menghadapi begitu banyak orang? Ya, aku sekarang melihat banyak orang, masih akan merasa gugup. Ada hal yang......"

Yuliana Jian berkata sampai sini, menundukkan kepala, berkata dengan senyuman pahit: "Beberapa hal mungkin harus dilakukan seumur hidup, sering kali merasa bayangan buruk itu sudah menghilang, tetapi tidak tau kapan akan muncul tiba-tiba lagi. Tapi selalu khawatir kapan bayangan buruk akan muncul, juga tidak ada gunanya, di saat harus keluar, itu akan muncul. Kita tetap manfaatkan waktu sekarang yang masih bisa menikmati, dan menikmatilah dengan sepuasnya.”

Yuliana Jian berkata, memeluk Wirianto Leng sambil tersenyum: "Aku sekarang benar-benar ingin menikmatinya, orang lain melikatiku, dengan pandangan kecemburuan dan kecurigaan. Mereka tidak perlu berbicara, aku dapat melihat apa yang mereka pikirkan.”

Yuliana Jian berhenti beberapa saat, lalu merendahkan suaranya, sengaja meniru suara orang lain: "Oh, Orang ini adalah istrinya Wirianto Leng? Sepertinya juga begitu-begitu saja? Bagaimana bisa Wirianto Leng menyukainya? Sepertinya Wirianto Leng orang ini sangat baik dalam semua bagian, tetapi matanya tidak begitu baik."

Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, langsung tak tahan tertawa. Yuliana Jian melihat senyuman di wajah Wiriano Leng, segera mencubit hidungnya, meninggikan suaranya, terus meniru: "Mengapa wanita ini bisa menikah dengan Wirianto Leng, dan aku tidak bisa? Hng, wanita ini pasti tau sihir apa, besok aku akan mencari peramal nasib yang bagus, meramal aku sebentar, mencari tau bagaimana baru bisa mendatangkan lebih banyak cinta, bahkan jika tidak menikah dengan Wirianto Leng, juga harus menikah dengan yang kurang lebih sama. "

Wirianto Leng menggelengkan kepala dengan senyum tak berdaya, menyela tiruan Yuliana Jian yang berlebihan: "Apa yang kamu pikiran ini?"

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Aku ini bukan berpikir sendiri, itu benar-benar ada orang mengatakannya di sekitarku., kamu tidak tau seberapa hebat dirimu."

Yuliana Jian berkata sampai di sini, tiba-tiba mengerutkan kening, berkata dengan serius: "Tapi kamu tidak boleh sombong, jangan merasa didimu hebat jadi memandang rendahku!"

Wirianto Leng segera menundukkan kepala dan dengan lembut mencium bibir Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Tidak berani, istri besarku."

Yuliana Jian mengangkat tangannya sambil tersenyum, yuliana Jian mengangkat tangannya di leher wirianto Leng: "hampir ..."

Wirianto Leng tersenyum, kemudian mencium leher Yuliana Jian perlahan-lahan. Pada awalnya Yuliana Jian masih menanggapinya dengan senyuman, lalu segera mengerutkan kening, mengingatnya dengan suara kecil: "Hei...... hei...... Apakah kamu masih ingat apa yang aku katakan kepadamu? Kamu jangan lupa membiarkanku muncul muka di depan umum denganmu ya."

"Sekarang bukan waktunya untuk berbicara hal yang mengecewakan seperti itu." Wirianto Leng memegang pinggang Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum.

Yuliana Jian sedikit mengerutkan kening, bertanya dengan curiga: "Kalau begitu kapan mendiskusikannya?"

Wirianto Leng menjatuhkan Yuliana Jian sambil bersenyum, suara serak yang rendah: "Sekarang saatnya untuk membahas masalah ini......"

Wirianto Leng berkata, lalu meneruskan untuk mencium Yuliana Jian. Yuliana Jian bahkan tidak punya kesempatan untuk berbicara sama sekali lagi, dia segera tenggelam dalam ciuman Wirianto Leng.

Meskipun pembicaraan berakhir dengan kehancuran "sengaja" Wirianto Leng, tapi Wirianto Leng ingin mendapatkan kualifikasi pesta itu sangatlah mudah, keesokan harinya Wirianto Leng berkata sambil tersenyum kepada Yuliana Jian: "Besok ada sebuah pesta, kita bisa pergi bersama."

Yuliana Jian melihat ke Wirianto Leng sambil tersenyum: "Semalam aku melihat kamu tidak ingin melanjutkan pembicaraan lagi, kiranya kamu tidak senang mengajakku keluar."

Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Selama kamu benar-benar ingin pergi melakukan hal ini, aku akan memuaskanmu."

Yuliana Jian mengantung di leher Wirianto Leng sambil tersenyum, mencium pipi Wirianto Leng: "Sepertinya suamiku benar-benar suami yang baik dari dua puluh empat anak yang berbakti, bagaimana kamu bisa begitu baik? Ini membuatku merasakan tekanan, aku juga ingin berusaha berbuat baik padamu!”

"Kamu bisa berada di sisiku, adalah hal terbaik bagiku." Wirianto Leng berkata sampai sini, juga mencium sekali bibir Yuliana Jian.

Yuliana Jian senyum sampai menyipitkan mata, memiringkan kepala melihat ke Wirianto Leng: "Itu karena apa makanya bisa mengadakan pestanya?"

"Sepertinya itu menikah, makanya bisa mengadakan pesta." Wirianto Leng sedikit mengerutkan kening, seolah-olah berusaha keras untuk mengingatnya, baru terpikir alasan mengadakan pestanya.

"Ha? Menikah?" Yuliana Jian mengerutkan kening, bergumam dengan suara rendah: "Kalau begitu itu apa tidak terlalu bagus, kalau aku muncul, mencuri perhatian pendatang baru orang, itu tidak baik."

Wirianto Leng melihat ke Yuliana Jian sambil tersenyum, menggelengkan kepalanya: "Kamu ini tidak perlu khawatir, pengantin baru ini adalah orang yang sangat menyebalkan, kalau kamu bisa mencuri pusat perhatian mereka, banyak orang akan bahagia. Dan...... Yuliana...... aku pun tidak tersangka kamu begitu percaya diri, bagaimana kamu bisa yakin begitu kamu muncul, akan dapat mencuri perhatian dari pendatang baru? "

Yuliana Jian segera menggelengkan kepalanya: "Aku tidak begitu percaya diri, aku juga tidak percaya diri pada penampilan dan body aku, meskipun penampilan dan body aku benar-benar lumayan."

Yuliana Jian berkata sampai sini, mengangkat tangan Wirianto Leng dan menekannya di dadanya sambil tersenyum, berkata dengan penuh kepuasan: "Dan sejak aku melahirkan bayi, dadaku ternyata masih belum berubah bentuk, malah lebih penuh dari sebelumnya, kamu katakan apa itu hadiah dari Tuhan."

Wirianto Leng dibikin ketawa oleh perlakuan Yuliana Jian, lewat lumayan lama, baru menahan ketawanya, berkata kepada Yuliana Jian: "Kamu tidak perlu mengambil tanganku untuk memverifikasi lingkar dada kamu, aku selalu tidur denganmu, aku tau lebih banyak tentang perubahan tubuhmu daripada kamu."

"Aku...... aku takut kamu kelalaian, jadi mengingatkanmu sedikit.” Yuliana Jian mengerutkan bibirnya, melanjutkan bicara: "Aku percaya diri bukan karena penampilan luarku ini, hanya saja sebagai istri Wirianto Leng, aku jarang muncul, saat ini juga begitu banyak desas-desus. Kalau aku muncul tiba-tiba, pasti menjadi titik perhatian publik. Kalau bilang percaya diri, juga ada sedikit yaitu aku benar-benar ada sedikit percaya diri menjadi istrimu Wirianto Leng.

Bagi wanita-wanita lain, mungkin masih membutuhkan tas dan pakaian bermerek untuk mempertahankan kesombongan hatinya, tetapi aku tidak membutuhkan itu semua, aku sekarang sudah menjadi istri Wirianto Leng, masih ada apa yang lebih memuaskan kesombongan ini sebagai wanita? "

Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian, menggelengkan kepala smabil tersenyum: "Terus menyanjungku olehmu, aku akan menjadi narsis."

Yuliana Jian berkata sambil tersenyum: "Kamu tidak akan menjadi narsisis, karena yang dikatakan aku itu semua kenyataan."

Yuliana Jian berkata sampai sini, sedikit mengangkat kepala sambil tersenyum dan mencium Wirianto Leng, berkata dengan terkekeh: "Dan jika kamu karena aku menjadi seorang narsisis, itu berarti aku lebih penting bagimu."

Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, baru bersiap untuk mencium Yuliana Jian. Yuliana Jian segera berduduk naik, menggosok rambutnya: "Aduh, aku lupa, aku tidak punya gaun pesta malam, aku harus pergi menyiapkan gaun pesta malam!"

Novel Terkait

Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu