Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?

“Tidak ada yang akan melihat, tidak ada wanita lain yang akan mendekatiku.” Wirianto Leng menunduk memberi kecupan pelan pada bibir Yuliana Jian.

Yuliana Jian tersenyum menghindarnya dan menggelengkan kepalanya: "Ini adalah hadiahku, kamu tidak boleh menciumku, hanya aku yang boleh menciummu."

Wirianto Leng tersenyum mengulurkan tangan untuk membawa Yuliana Jian ke dalam pelukannya dan mengangguk: "Baiklah, ikuti kamu saja."

Yuliana Jian mengangkat tangannya memeluk Wirianto Leng, menyipitkan mata dan tersenyum bahagia.

“Kalian mesra sekali, aku bahkan iri melihatnya.” Terdengar suara seorang pria yang tidak asing.

Yuliana Jian segera memisahkan dirinya dengan Wirianto Leng, dia berbalik dan melihat ke arah suara tersebut, sebelum dia bisa melihat dengan jelas siapa yang berbicara, Yuliana Jian telah dilindungi Wirianto Leng dengan menariknya ke belakang tubuhnya. Meskipun tidak melihat orang itu, setelah beberapa saat Yuliana Jian berpikir bukankah pria yang berbicara itu adalah August Leng?

August Leng berjalan menghampiri Wirianto Leng dan Yuliana Jian kemudian tersenyum: "Aku mendengar bahwa hubungan kalian telah memiliki kemajuan yang bagus, tetapi aku tidak menyangka semesra ini, ini benar-benar mengejutkan. Ternyata Yuliana Jian bukan hanya berinisiatif pada diriku, dia sangat berinisiatif terhadap semua pria yang mendekatinya, benar-benar seorang wanita yang bisa membahagiakan pria. Apakah dia akan begitu juga pada pria lain?"

Yuliana Jian mengerutkan kening, dia sangat kesal mendengar pernyataan August Leng. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, awalnya dia ingin menyangkal August Leng, namun Wirianto Leng terlebih dahulu membuka mulut: "Kamu harus memanggilnya kakak ipar, August Leng, jangan mencoba untuk menghasut kami, kita semua tahu apa yang terjadi pada masa lalu, kamu lebih baik jangan mengingatkanku pada hal-hal yang membuatku kesal."

Ketika Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, dia tertawa pelan dan bersembunyi di belakang Wirianto Leng dengan tenang. Tinggi badan Yuliana Jian tidak dikategorikan pendek, tetapi ketika dia berdiri di belakang Wirianto Leng, kepalanya hanya mencapai bahu Wirianto Leng. Wirianto Leng berdiri di depannya seperti sebuah gunung yang bisa melindungi dirinya dari angin topan maupun hujan badai.

Sejak ayah Yuliana Jian jatuh sakit, dia tidak pernah bersembunyi di belakang seseorang dengan begitu nyaman, sekarang Yuliana Jian tidak bisa menahan tawa ketika menatap punggung Wirianto Leng, perlahan-lahan dia memegang tangan Wirianto Leng. Wirianto Leng merasakan sebuah tangan kecil Yuliana Jian mendekatinya, dia juga menyipitkan matanya dan memperlihatkan senyum tipisnya.

Gerak-gerik diantara Wirianto Leng dan Yuliana Jian terlihat oleh August Leng, senyuman pada wajah August Leng tidak berubah sedikit pun, tetapi tangannya tiba-tiba dikepal olehnya, matanya tertuju pada tangan Wirianto Leng dan Yuliana Jian yang sedang bergandengan.

Wirianto Leng menggandeng erat tangan Yuliana Jian, setelah melihat sekilas August Leng, dia menggandeng tangan Yuliana Jian dan berbalik untuk pergi. Yuliana Jian juga menggandeng tangan Wirianto Leng dengan erat, mengikuti Wirianto Leng berjalan kembali ke Kediaman Leng seperti seekor anak anjing yang sangat patuh. Mereka terus berjalan menuju ke dalam kamar, Yuliana Jian mengangkat kepalanya mencium sudut bibir Wirianto Leng.

Wirianto Leng membelai pipi Yuliana Jian dan tersenyum bertanya: "Untuk apa ini?"

Yuliana Jian tersenyum: "Ini juga hadiah. Tuan Wirianto Leng, aku umumkan dengan sungguh-sungguh kepadamu bahwa sekarang aku Yuliana Jian sangat menyukaimu. Aku ...Aku mencintai ..."

"Aku mencintaimu……"

Sebelum Yuliana Jian mengatakan "Aku mencintaimu", Wirianto Leng berkata dengan suara yang serak, "Aku mencintaimu, kalimat ini seharusnya diucapkan oleh laki-laki terlebih dahulu."

Setelah itu, Yuliana Jian menunduk dan matanya memerah. Dia tidak tahu mengapa ada perasaan ingin menangis, mungkin dikarenakan mendapatkan cinta sejati bukanlah hal yang mudah, menyatakan cintanya dengan jujur juga bukan hal yang mudah. Tidak mudah bagi dua orang yang bisa saling mencintai, apa yang lebih bahagia di dunia ini selain orang yang kita cintai juga mencintai kita?

Wirianto Leng mengangkat tangannya untuk menyeka air mata dari sudut mata Yuliana Jian dan tersenyum: "Untuk apa kamu menangis?"

Yuliana Jian mengendus hidungnya, berusaha menahan air matanya, namun bukannya menahan, dia malah menangis lebih keras lagi. Yuliana Jian menjadi kesusahan berbicara, "Aku takut ..."

“Apa yang kamu takutkan?” Wirianto Leng mengangkat tangannya untuk menyeka air mata Yuliana Jian.

Yuliana Jian berkata dengan mata memerah: "Aku merasa aku sangat bahagia, sehingga aku menjadi takut. Meskipun kelihatannya aku sangat bahagia, seperti anak orang kaya dan seorang direktur perusahaan. Tapi aku benar-benar bukan orang yang beruntung, setiap kali aku merasa bahagia, maka aku akan menjadi sial. Ketika aku masih kecil, kami sekeluarga bertiga sangat bahagia, tetapi setelah ibuku meninggal, semuanya berubah. Awalnya aku punya pacar dan sahabat, pekerjaanku juga berjalan lancar, ayahku sangat menyayangi diriku, aku merasa bahwa hidupku sangat bahagia. Namun ayahku tiba-tiba jatuh sakit, perusahaan terjerat bahaya, aku juga dikhianati oleh Michael Chu. Setelah datang ke sini, pada awalnya kamu tidak menyukaiku, kamu memandang rendah diriku ..."

“Ini semua kesalahanku.” Wirianto Leng mengelus kepala Yuliana Jian dan membawa Yuliana Jian ke dalam pelukannya, “Aku seharusnya tidak memperlakukan dirimu seperti itu.”

Yuliana Jian menggosok matanya yang masih menangis: "Apakah kamu tahu betapa sedihnya diriku saat itu?"

Wirianto Leng membelai kepala Yuliana Jian, berkata dengan pelan: "Kalau begitu kamu bisa memperlakukanku lebih buruk lagi, memandang rendah diriku, bahkan menjelekkan diriku."

"Tidak ...” Gumam Yuliana Jian ketika bersandar pada dada Wirianto Leng: "Aku tidak tega memperlakukanmu begitu."

Wirianto Leng mengangkat tangannya memeluk Yuliana Jian dengan erat kemudian tersenyum menyipitkan matanya: "Kamu ya..."

Yuliana Jian mengangkat kepalanya ketika dia selesai menangis, wajahnya sedikit memerah karena malu dan menggosok matanya: "Sudah hampir waktunya berangkat kerja, aku tidak akan menempel pada dirimu lagi, nanti kamu terlambat sarapan."

Wirianto Leng menggandeng tangan Yuliana Jian dan tersenyum: "Ayo makan bersama."

Setelah Wirianto Leng dan Yuliana Jian makan bersama, keduanya berjalan keluar dari Kediaman Leng. Yuliana Jian berpisah dengan Wirianto Leng dan naik mobil pergi ke kantor. Meskipun Yuliana Jian telah berpisah dengan Wirianto Leng, tetapi setelah duduk di dalam kursi mobil, Yuliana Jian teringat berbagai kejadian saat bersama dengan Wirianto Leng, dia tidak bisa menahan tawanya.

Senyum di wajah Yuliana Jian tidak bisa disembunyikan sehingga supir yang mengendarai mobil tidak bisa menahan diri untuk memandang Yuliana Jian dari kaca dan tersenyum bertanya: "Nyonya muda, kelihatannya sangat senang."

Yuliana Jian mengangguk dan tersenyum: "Hmm ... Aku memang sangat senang ..."

Setelah itu, mobilnya tiba-tiba berhenti. Yuliana Jian hampir menabrak jendela mobil. Setelah Yuliana Jian membenarkan posisi duduknya, dia bertanya: "Ada apa? Apa yang terjadi?"

Supir mengangkat jarinya menunjuk ke depan, dia berbalik mengerutkan kening memberitahu Yuliana Jian, "Tuan muda kedua ..."

Sebelum supir selesai berbicara, Yuliana Jian melihat sebuah sepeda motor berhenti di depan mobilnya, August Leng turun dari motor dan mendekati sisi pintu mobilnya, Yuliana Jian segera mengunci pintu dan memberitahu supir:"Kunci semua pintu, lewati sepeda motornya."

Supir sedikit serba salah: "Tapi tuan muda kedua ..."

Yuliana Jian berkata dengan dingin: "Biarkan saja, lewati dia, aku tidak ingin berbicara dengannya."

Supir akhirnya mengangguk, menginjak pedal gas dan melewati August Leng. August Leng mengerutkan kening ketika Yuliana Jian lewat di depannya. August Leng segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon Yuliana Jian. Yuliana Jian segera mematikan panggilan August Leng, tetapi August Leng terus menelepon Yuliana Jian, Yuliana Jian kemudian tidak punya pilihan lagi selain mengangkatnya, "Halo ... Tuan August Leng, apa yang ingin kamu lakukan?"

Suara August Leng sedikit marah: "Yuliana Jian, beraninya kamu tidak mengangkat teleponku?"

Yuliana Jian tersenyum, "Apakah aku harus mengangkat teleponmu?"

August Leng juga tertawa danberkata dengan aneh: "Ya, kamu tidak seharusnya mengangkat teleponku. Setelah adanya Wirianto Leng sekarang, apakah kamu merasa telah memiliki deking? Sebenarnya Wirianto Leng persis bukan orang seperti yang kamu bayangkan. Apakah kamu berpikir bahwa Keluarga Leng akan memiliki orang normal yang tahu arti cinta? Meskipun Wirianto Leng tampaknya dapat berkorban demi kamu, kamu akan segera menyadari bahwa dia adalah orang yang paling berbahaya di sekitarmu. Sifat posesifnya adalah sesuatu yang tidak dapat kamu bayangkan. Wirianto Leng memiliki kakak, kakaknya Wilbert Leng dikatakan sangat unggul, dia selalu mendapatkan perhatian orang tuanya dan Nyonya Tua Leng. Wirianto Leng yang kamu lihat saat ini dulunya tidak ada yang memedulikannya, seseorang yang sangat kasihan..."

Yuliana Jian mengerutkan kening, "Apa maksudmu dengan membicarakan ini semua?"

"Jadi dia sangat posesif terhadap orang-orang atau hal-hal yang sangat penting baginya. Dia hanya akan membiarkanmu menatapnya, hatimu sepenuhnya merupakan miliknya." Kata August Leng dengan suara yang serak.

Yuliana Jian tertawa: "Tuan August Leng, kamu tidak perlu khawatir, hatiku sepenuhnya merupakan miliknya."

August Leng mencibir, "Apakah kamu pikir semuanya semudah itu? Dia sama sekali tidak mengizinkan adanya orang lain di sekitarmu, termasuk keluargamu, kamu harus sepenuhnya menjadi miliknya!"

“Apa maksudmu?” Yuliana Jian mengerutkan keningnya bertanya balik.

August Leng tersenyum: "Wirianto Leng pernah memelihara seekor kucing yang kemudian dicekik mati oleh Nyonya Tua Leng. Dia pasti pernah mengatakannya, karena dia akan mengatakan kepada semua orang yang dia sukai. Bahkan jika kucing itu tidak dicekik Nyonya Tua Leng, kucing itu tidak akan hidup lama, karena Wirianto Leng tidak membiarkannya dekat dengan orang lain, jika dia memakan makanan yang diberi orang lain, Wirianto Leng akan memukulnya hingga dia hanya berani makan makanan yang diberi oleh Wirianto Leng. Kamu bukan wanita pertama yang dia sukai, dia mengenal seorang gadis ketika berusia lima belas tahun, oh iya, mata gadis itu sangat mirip denganmu. Bisa dikatakan itu cinta pertamanya, tahukah kamu bagaimana gadis itu meninggal? Dia bunuh diri dengan melompat dari lantai atas sebuah gedung. Setelah orang tuanya bunuh diri, dia juga bunuh diri. Namanya Yulie Chen, sangat mirip dengan namamu, bukan? Penyebab kematian orang tuanya berhubungan Wirianto Leng, dia ingin menjadikan putri mereka sebagai miliknya, kemudian gadis itu tidak bisa menerima kelakuan Wirianto Leng dan akhirnya memilih bunuh diri juga."

Yuliana Jian mengerutkan kening: "Apa yang kamu bicarakan? Kamu jangan berpikir kebohonganmu bisa menipu diriku!"

August Leng tertawa, “Kebohongan atau bukan, kamu hanya cukup bertanya padanya bukan? Jika kamu benar-benar percaya padanya, tanyalah padanya."

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu