Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 253 Wanita Pengosip

Mendengar perkataan Melvin Jian, Melly Jian segera mau menutup mulut Melvin Jian. Yuliana Jian tersenyum dan bersandar pada tubuh Wirianto Leng, mMellyhat Melvin Jian dan Melly Jian mulai bertengkar. Mereka ribut sampai malam, Juliana Jian mulai memikirkan besok harus mengenakan pakaian apa, harus membawa apa.

"Tidak perlu repot-repot, besok aku akan menyuruh orang untuk mengantarkan pakaian pesta. Hanya sebuah perjamuan kecil, tidak perlu gugup." Wirianto Leng berbaring di atas ranjang melihat Yuliana Jian yang sibuk kesana-kemari dengan tersenyum.

Yulina Jian mengerutkan kening dan menghelakan napas, lalu perlahan naik ke atas ranjang, mengedipkan mata dan bertanya kepada Wirianto Leng: "apakah aku terlalu gugup?"

Wirianto Leng menganggukan kepala, tersenyum dan berkata: "Ada sedikit gugup, tetapi tidak apa-apa, mereka adalah orang-orang yang baik, tidak akan menyusahkanmu."

"Soalnya sudah lama tidak menghadiri perjamuan, sungguh merasa sedikit tidak terbiasa." Yuliana Jian mengerutkan kening, dan bersandar pada tubuh Wieianto Leng: "Nanti kamu harus menonglongku, kalau tidak membawa anak sih tidak apa-apa, aku tidak mau malu di hadapan Melvin dan Melly, nanti mereka akan meremehkanku."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangukan kepala: "Baik, kamu tenang saja, aku pasti akan membantumu."

Yuliana Jian menghelakan napas panjang dan perlahan menganggukan kepala lalu berkata: "Biaklah kalau begitu, istirahat lebih pagi, biar besok lebih ada semangat untuk memepersiapkan menghadiri perjamuan."

Wirianto Leng tertawa dan membelai kepala Yuliana Jian: "Melihatmu gugup seperti mau pergi perang saja."

Yuliana Jian menganggukan kepala, dengan serius menatap Wirianto Leng: "Tidak ada bedanya dengan berperang, aku sudah memasuki keadaan siap berperang level pertama. Kamu cepat tidur, kalau tidak besok tidak ada semangat."

Wirianto Leng meletakan tangannya pada bahu Yuliana Jian, Yuliana Jian segera memindahkan tangan itu: "Jangan sembarangan menyentuhku, malam ini jangan memikirkan hal lain, istirahat baik-baik, bila tidak besok harus pergi ke perjamuan dengan mata panda."

Wirianto Leng tersenyum lalu mundur, dan memberikan ruangan kepada Yuliana Jian, membirakan wanita itu berbolak baik dengan tidak tenang di atas ranjang untuk beberapa saat. Walaupun Wirianto Leng tidak meneruskan menggangu Yuliana Jian, tetapi Yuliana Jian tetap saja tidak dapat beristirahat dengan baik, setelah bagun tidur dia minum sebutir obat anti panik, lalu menghelakan napas panjang. Yuliana Jian terus mengikuti pengobatan psikologis dan minum obat.

Melihat keadaan Yuliana Jian, Wirianto Leng tidak dapat menahan diri untuk mengerutkan kening dan mengelus punggung Yuliana Jian: "Ada apa? Bila perjamuan kecil ini memberikamu tekanan, tidak pergi juga tidak apa-apa."

Yuliana Jian perlahan mengelus dahinya dan mengelengkan kepala: "Tidak, aku akan pergi, aku harus mengatasi perasaan ini. Tidak apa-apa, aku dapat melakukannya. Aku pergi mandi dulu, kamu berbaring dulu saja.

Yuliana Jian berkata lalu memutar kepalanya dan tersenyum kepada Wirianto Leng, lalu dia bangkit berdiri pergi ke kamar mandi. Wirianto Leng mengambil obat yang di minum oleh Yuliana Jian, dan meletakan obat itu di dalam laci. Yuliana Jian cukup menurut mengikuti anjuran dokter psikologis dan berusaha untuk memperbaiki suasana hatinya. Wirianto Leng dan Yuliana jian dan juga kedua anakanya telah menghadapi terlalu banyak masalah, sekarang ingin kembali ke kehidupan yang normal, mereka semua harus berusaha.

Tetapi Wirianto Leng dan Yuliana Jian terus merasa khawatir dan tidak tenang bukan karena alasan lain tetapi karena August Leng yang hilang tanpa kabar. Asalkan satu hari August Leng tidak di temukan, Yuliana Jian akan terus merasa tidak tenang, dan terus merasa ketakutan.

Wirianto Leng mengerutkan keningnya dan menyipikan matanya, dengan suara rendah berakta: "Dimana sebenarnya August Leng?"

Terkadang Wirianto Leng juga merasa aneh, mengapa beberapa tahun ini August Leng seperti di telan bumi, hilang tanpa jejak? Sedikit beritanya pun tidak ada. Terkadang Wirianto Leng meragukan kemampuannya, mengapa bahkan sedikitpun Jejak August Leng tidak dapat di temukan."

Hingga pada saat Yuliana Jian keluar dari kamar mandi, wajah Wirianto Leng baru kembali tersenyum, dia mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada Yuliana Jian: "pagi ini sarapan apa?"

Yuliana Jian tersenyum dan menundukan kepala mencium bibir Wirianto Leng dengan terseyum berakata: "Sekarang kamu adalah kepala keluarga, aku mendengarkanmu".

Wirianto Leng segera memeluk Yuliana Jian dan membalas ciumannya. Walaupun masih merasa tidak tenang dan kahawatir, tetapi setidaknya sekarang mereka berdua dapat bersama, dapat bersama-sama mengahadapi segalanya, bagi Wirianto Leng dan Yuliana Jian semua ini cukup membuat mereka merasa puas.

Ketika malam hari saatnya menghadiri perjamuan, Yuliana Jian menggantikan pakaian pesta yang diantar oleh Wirianto Leng kepada kedua anaknya. Mereka mengenakan pakaian kasual seragam, dari jauh dapat terlihat mereka adalah satu keluarga.

Bahkan Melly Jian dapat merasakan ada yang salah dengan pakaian ini , dia mengerutkan kening dan menarik ujung pakaianya dan berkata: "Ibu, aku tidak mau mengunakan pakaian yang sama dengan Malvin , Ibu kamu gantikan pakaianku ya."

Yuliana Jian menunjuk pakaian yang dia kenakan dan tersenyum berkata: "Tetapi bila Melly mengunakan pakaian lain, maka tidak sama dengan pakaian ibu, apakah Melly masih mau ganti?"

Melly memonyongkan bibirnya dan melihat pakaian yang di kenakan Yuliana Jian, lalu menundukan kepala melihat pakaiannya, lalu dia mengelengkan kepala, dengan bibir yang di monyongkan mengikuti Yuliana Jian menaiki mobil. Ketika tiba di tempat perjamuan, Melly Jian melihat sebuah vila pribadi, belum masuk ke dalam Melly Jian melihat cahaya api unggun, dia langsung menjadi sangat gembira dan tersenyum menunjuk cahaya tersebut: "Ayah ibu, apakah hari ini kita akan makan daging panggang?"

Yuliana Jian mengeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum berkata: "Tidak tahu, harus melihat apa yang di sediakan pemilik rumah."

Melly Jian menganggukan kepala dan tersnyum berkata: "Mereka tinggal di tempat yang begitu besar, pasti sangat kaya, pasti akan banyak makanan enak."

Yuliana Jian segera berdehem, mendekati telinga Melly Jian dan dengan berbisik memperingatkan: "Nanti sudah di depan orang-orang Melly tidak boleh berbicara seperti ini, bisa di tertawakan orang."

Melly Jian menganggukan kepala dan tersenyum berkata: "Tentu saja aku tidak akan berkata demikian, aku juga tidak bodoh, mana mungkin berbicara sembarangan? Ibu tenang saja, aku pasti akan menjadi anak yang baik."

Mendengar Melly berkata demikian, Yuliana Jian mengelus kepala Melly dan tersenyum menganggukan kepala. Ketika Yuliana Jian membawa kedua anaknya bertemu dengan orang lain, Yuliana Jian menyadari ternyata menghdapi mereka tidak sesulit seperti dulu, mereka sepertinya sejak awal sudah mengetahui keberadaannya, melihat dia membawa dua anak tiba-tiba muncul di sisi Wirianto Leng, mereka pun tidak banyak menayakan status mereka. Semua orang sangat hangat dan perhatian, menunjukan mereka biasa saja bukan antusiasme yang berlebihan yang membuat orang mereasa canggung, semuanya enak untuk di hadapi.

Yuliana Jian merasa bahwa benar-benar hal yang menyenangkan untuk berhubungan dengan sekelompok orang dengan kecerdasan emosi dan IQ tinggi, mereka tidak akan membuatmu merasa tidak nyaman. Melly Jian memiliki kepribadian yang ceria, dan segera berkenalan dengan anak-anak lain, segera bermain dengan sekelompok anak lain, berlarian untuk bermain. Meskipun Malvin Jian memiliki kepribadian yang lebih tenang, karena dia tampan, akan ada beberapa anak perempuan dan laki-laki di sekitarnya mengelilinginya memberikan makanan kecil padanya.

Sambil ngobrol dengan nyonya besar lain, Yuliana Jian sambil memperhatikan kedua anaknya, melihat mereka beramin dengan baik, wajahnya tersenyum. Tidak perduli bagaimana latar belakang seorang wanita, bahan pembicaraan para wanita hanya beberapa, selalu berputar pada anak, suami, kecantikan fashion dan gosip.

Tanpa di sadari topik pembicaraan bergulir ke suami, para nyonya-nyonya mulai komplain mengenai kekurangan suami mereka, contohnya suka lupa tanggal ulang tahun pernikahan, terkadang suka cepat marah. Hingga giliran Yuliana Jian berbicara, dia mengerutkan kening lalu dengan serius memikirkan, tetapi dia tidak terpikirkan kekurangan Wirianto Leng yang dapat dia katakan, tetapi bila tidak mengatakan kekurangan Wirianto Leng, sepertinya tidak melebur dengan mereka. Lalu dengan tersenyum Yuliana jian berkata: "sepertinya dia sering membohongiku."

"Oh? membohongi apa? CEO Leng juga bisa berbohong?" segera ada nyonya yang lain tidak dapat menahan diri untuk bertanya.

Walaupun orang-orang yang lain memperlihatkan etika sosial yang baik, dan tidak menujukan ingin mengetahui privasi orang lain, tetapi mereka tetap saja tidak dapat menahan diri untuk mendengar. Karena bagi beberapa orang Wirianto Leng sungguh sangat misterius, walaupun selalu berhubungan di dunia bisnis, tetapi sebelumnya Wirianto Leng sangat jarang menghadiri perjamuan pribadi, tidak di sangka hari ini Wirianto Leng datang, dan juga membawa calon istri dan kedua anaknya, bahkan sebelum datang dia dengan singkat memperkenalkan hubungannya dengan Yuliana Jian dan kedua nakanya, ini benar-benar membuat orang penasaran.

Bagi mereka yang tidak begitu mengetahui keadaan Keluarga Leng sebelumnya, Yuliana Jian adalah seorang wanita yang pernah tinggal di penjara, kedua anaknya adalah anak di luar nikah, bagaimana mungkin dalam waktu singkat Yuliana Jian berubah menjadi burung merak, berubah menjadi istri Wirianto Leng?

Yuliana Jian merasa semua orang menatapnya dengan tatapan penasaran, dia tersenyum dan menganggukan kepala: "Ehm, terkadang suka pura-pura sakit untuk membohongiku."

"pura-pura sakit? Mengapa?" perkataan Yuliana Jian membuat semua orang semakin merasa penasaran, lalu segera kembali bertanya balik dengan penasaran.

Yuliana Jian menundukan kepla dan tersenyum: "Mungkin seperti anak kecil, bila sakit, akan membuat orang lebih memperhatikannya."

"Oh..." semua nyonya langsung berkata, lalu mendekati Yuliana Jian, dan berbisik: "Jadi CEO Leng adalah orang yang suka bermanja-manja?"

Yuliana Jian memiringkan kepalanya, dia sama sekali tidak ingin banyak orang yang mengetahui kehidupan pribadi dirinya dan Wirianto Leng, lalu tersenyum berkata: "Tidak begitu juga, terkadang laki-laki seperti anak kecil, apakah suami kalian tidak seperti itu?"

"Tidak." saat ini semua nyonya-nyonya itu menjawab bersama-sama.

Lalu tidak dapat menahan diri saling berpadnangan dan tertawa, lalu mereka kembali bertanya: "apakah masih ada hal yang menarik lainnya?"

Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, dia tidak menyangka nyonya-nyonya ber IQ tinggi ini ternyata berubah menjadi segerombolan wanita yang suka bergosip.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu