Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang

Melly Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, kedua matanya dengan segera mengerjap dan menatap Wirianto Leng, baru pada saat itulah Wirianto Leng melepaskan tangannya dan batuk dengan sengaja, "Bagiku memiliki tiga anak itu sudah cukup banyak, aku tidak akan berniat menambah anak lagi."

Melly Jian akhirnya menghela nafas lega, dan mulai tersenyum lagi: "Baguslah, aku pikir ke depannya aku akan selalu hidup bersama adik."

Yuliana Jian tertawa tak berdaya: "Apakah kamu memperlakukan ibumu sebagai induk babi?"

Melly Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, mengangkat tangannya untuk memegang tangan Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara rendah: "Mama, apakah sekarang aku boleh menyentuhnya?"

Yuliana Jian menganggukkan kepalanya dengan pelan, dan Melly Jian segera mendekati Yuliana Jian, ia mengangkat tangannya dan menyentuh perut Yuliana Jian, lalu Melly Jian sedikit mengernyitkan dahi dan bergumam dengan suara kecil: "Aneh, mengapa masih begitu datar?"

Yuliana Jian tertawa dan berkata, "Dia belum tumbuh, dia akan tumbuh secara perlahan, baru kamu bisa merasakannya ketika disentuh."

Melly Jian mengangguk dan berkata dengan serius, "Seperti anak anjing, dia juga akan tumbuh juga, kan? Lalu aku bisa membuatnya menjadi pengikut kecilku? Ace dari dulu selalu tidak patuh, anak ini pasti lebih patuh daripada Ace, kan? "

Yuliana Jian tidak tahu bagaimana menjawab pernyataan Melly Jian, setelah memikirkannya sejenak, dia memutuskan dan sedikit menganggukkan kepalanya, lalu berkata dengan tak berdaya: "Oke, jika kamu bisa membuatnya menjadi pengikut kecilmu, maka aku tidak akan menghentikannya. "

"Sepertinya sangat menyenangkan memiliki seorang anak kecil," kata Melly Jian, dan membelai perut Yuliana Jian lagi.

Wirianto Leng melirik Melly Jian yang lagi-lagi tersenyum, lalu menatap Yuliana Jian, akhirnya terbatuk, dan berkata dengan suara yang dalam, "Ada satu hal lagi, dan aku harus bicara dengan kalian berdua. "

Begitu mendengar kata-kata Wirianto Leng, mata Melly Jiang langsung melebar: "Mama bukan mengandung anak kembar, kan?"

Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum: "Aku dan ibu kalian telah mendapatkan akta nikah dan sudah menikah secara resmi."

Wirianto Leng menyelesaikan kata-katanya, Melly Jian dan Melvin Jian saling memandang, lalu mengangguk ringan, dan menjawab bersamaan: "Oh ..."

Reaksi Melly Jian dan Melvin Jian benar-benar di luar harapan Wirianto Leng dan Yuliana Jian, Wirianto Leng berpikir bahwa Melly Jian dan Melvin Jian dapat menunjukkan sedikit reaksi apakah mereka senang atau sedih? Ternyata mereka terlihat begitu biasa saja.

“Reaksi kalian hanya seperti ini?” Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya dengan curiga.

Melvin Jian mengangguk, dan menjawab dengan suara yang dalam, "Ya, pada dasarnya kalian berdua cepat atau lambat akan menikah, jadi bagi kami ini bukan kejutan sama sekali."

Melly Jian juga mengangguk, mengerutkan kening dan berkata dengan suara yang dalam, "Ya, Mama juga hamil lagi, dan akan ada anak baru, ini yang benar-benar mengejutkanku."

Yuliana Jian mengerutkan kening dan melirik Wirianto Leng dengan penuh kecewaa: "Oh, aku masih ragu untuk menunjukkan surat nikah, tetapi ternyata mereka tidak antusias."

Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dengan ekspresi kecewa, tetapi tidak bisa menahan tawa, lalu berkata dengan suara yang dalam: "Tidak masalah, kita berdua dapat menikmatinya sendiri, mereka masih muda dan tidak tahu bagaimana betapa sulitnya mendapatkan akta pernikahan. "

"Jangan bicarakan itu lagi ..." Melly Jian menggosok perutnya dan mengerutkan kening: "Aku lapar, makan apa malam ini? Apakah giliran Papa untuk memasak?"

Selama masa ini, Yuliana Jian dan Wirianto Leng bergiliran memasak untuk kedua anak mereka. Kapan pun giliran Yuliana Jian untuk memasak, kedua anak itu tampak seolah menerima hukuman, jadi mereka semua menantikan hari ketika Wirianto Leng bisa memasak.

"Bukan aku yang memasak hari ini ..." Wirianto Leng menggelengkan kepalanya.

Melly Jian segera menatap Yuliana Jian dengan wajah sedih: "Hah? Apakah masih harus ibu yang memasak hari ini?"

Yuliana Jian mengelus perutnya dan menggelengkan kepalanya, "Aku hari ini tidak bisa memasak."

Wirianto Leng melirik Melly Jian dengan ekspresi bingung di wajahnya, dan berkata sambil tersenyum, "Sebentar lagi akan ada koki yang akan datang untuk memasak, coba kalian pikirkan..."

"Wow! Hebat, aku akhirnya bisa makan beberapa hidangan yang dibuat oleh orang lain!" Melly Jian segera melompat, mengangkat tangannya, dan bersorak.

Wirianto Leng menyipitkan matanya, lalu memandang Melly Jian dan bertanya dengan suara yang dalam, "Melly ... kenapa kamu begitu bahagia?"

Melly Jian seketika berkedip, mundur selangkah, menggaruk kepalanya, dan berbisik, "Karena ... karena aku bisa makan hidangan orang lain, masakan Mama benar-benar tidak enak, memasak pasta juga gagal. Papa, kamu hanya bisa memasak hidangan yang disukai Mama, aku dan Kakak benar-benar sulit memakannya, kadang-kadang itu bukan hidangan favorit kami, sekarang kami bisa memesan hidangan, tentu saja ini sangat baik. "

Setelah membicarakan hal ini, Melly Jian segera membelai perut Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Sepertinya anak baru ini sangat berguna, dia dapat memperbaiki kehidupan kita, aku ingin berpikir baik-baik, apa yang harus aku makan ... "

Yuliana Jian merasa geli karena Melly Jian terus membelai perutnya, tetapi dia tidak ingin menghindarinya, jadi dia hanya bisa membiarkan Melly Jian membelai perutnya. Ketika Melly Jian memikirkan semua hidangan, lalu ditarik oleh Melvin Jian untuk mengerjakan tugas sekolahnya, Yuliana Jian barulah merasa lega dan duduk di sofa, ia pun mendongak menghadap Wirianto Leng, ia tersenyum dan berkata: "Aku tidak menyangka anak-anak begitu menerima."

“Mereka semua telah melalui begitu banyak hal, bagaimana mungkin mereka tidak bisa menerimanya?” Wirianto Leng tersenyum dan berkata, meletakkan bantal di belakang pinggang Yuliana Jian dan terus tersenyum: "Kamu istirahat dulu, aku akan pergi mengatur hal-hal lain."

Yuliana Jian mengangguk, dan menyaksikan Wirianto Leng berjalan ke luar. Yuliana Jian bersandar di sofa, menyaksikan punggung Wirianto Leng perlahan menghilang, wajahnya tidak bisa menahan senyum lagi. Setelah menyaksikan Wirianto Leng pergi, dia menundukkan kepalanya dan melirik cincin di jari manisnya, ia tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya.

Yuliana Jian menerima banyak cincin dari Wirianto Leng , meskipun ia menerimanya, ia jarang mengenakannya di tangannya, cincin itu tidak terlalu berharga dibandingkan cincin-cincin yang lain, cincin di tangan Yuliana Jian bukan cincin yang lebih mahal dari cincin yang Wirianto Leng berikan padanya. Tapi Yuliana Jian menunduk sambil menatap cincin ini, ia malah merasa bahwa cincin ini benar-benar berbeda dari cincin lainnya. Yuliana Jian tahu bahwa ketika dia melihatnya, dia tidak tahan memiringkan sudut mulutnya dan tetawa kecil, seolah-olah ia disihir.

Yuliana Jian tidak menyangka dia telah menolaknya berkali-kali, ketika dia melangkah melewati selangkah, lalu setelah mengangguk ke Wirianto Leng dan setuju, hingga akan membuatnya sangat bahagia.

Yuliana Jian membelai cincin itu dan perlahan-lahan menutup matanya, dia sekarang merasa sangat hangat dan nyaman, tetapi dia tidak tertidur. Ketika Wirianto Leng kembali ke villa, Yuliana Jian segera membuka matanya dan menoleh untuk melihat Wirianto Leng, dan tidak bisa menahan senyum lagi.

Wirianto Leng melihat senyum di wajah Yuliana Jian, dia tidak tahan ingin berjalan mendatangi Yuliana Jian, ia tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu tersenyum? Kamu terlihat sangat bahagia."

Yuliana Jian mengangkat tangannya, menunjukkan cincin di jarinya dan tersenyum: "Aku tidak bisa menahan senyum ketika aku melihat bahwa aku menerima cincin yang begitu berharga."

“Kamu sangat bahagia?” Wirianto Leng berjalan mendatanginya, mengambil tangan Yuliana Jian, dan tersenyum, lalu mencium jari manis Yuliana Jian dengan sebuah cincin yang melingkarinya: “Aku dari awal sudah tahu bahwa kamu akan sangat bahagia ketika memakai cincin kawin, maka aku harus terus memintamu untuk menikah hingga kamu setuju, dengan begitu kamu bisa bahagia lebih cepat. "

Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Tapi jika waktunya salah, aku kemungkinan besar tidak akan setuju dengan permintaanmu."

Ketika Yuliana Jian mengatakan ini, dia menundukkan kepalanya, ragu-ragu, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Wirianto Leng sambil tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, aku tadi juga sedang berpikir, apakah selama ini aku terlalu membatasi diri, sebenarnya aku sangat senang bahwa aku dapat mengambil langkah maju dengan menjadi istrimu, tetapi karena aku merasa apa yang disebut sebagai kebahagiaan yang tidak layak, aku membiarkan kebahagiaan ini meninggalkan aku begitu lama, dan aku baru mendapatkannya sekarang. Terkadang bisa mengambil langkah maju, mungkin tidak sungguh merupakah hal yang buruk. Jadi ... "

Begitu Yuliana Jian mengatakan kalimat ini, ia menggigit bibir bawahnya, menatap Wirianto Leng, lalu tersenyum dan berkata, "Jadi, aku pikir kita mungkin benar-benar akan mengurusi sebuah pesta pernikahan, aku mungkin pernah mengalamin banyak hal, aku selalu takut bahwa aku sekarang terlalu bahagia, ya, terlalu bahagia, dan kemudian tidak bahagia, jadi aku tidak berani membuat diriku terlalu bahagia. Tetapi ketika memikirkannya sekarang, aku khawatir hal-hal yang tidak bahagia akan datang, jadi lebih baik membiarkan diriku sebahagia mungkin selagi aku bisa bahagia. Ke depannya, meskipun aku menemukan sesuatu yang menyedihkan, akan ada hal-hal bahagia untuk menyembuhkanku, benarkan? "

Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dengan lembut, dan memandang Yuliana Jian dengan serius: "Ternyata kamu bisa berpikir seperti ini, luar biasa."

Yuliana Jian menggigit bibir bawahnya, menundukkan kepalanya, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu sebelumnya pernah membicarakan tentang pesta pernikahan, tapi sebelumnya aku juga dengan enggan setuju, tapi sekarang berbeda. Aku benar-benar menginginkan pesta pernikahan itu, aku ingin memberi tahu orang lain bahwa aku baik-baik saja sekarang, tidak perlu terlalu besar, cukup undang beberapa teman untuk makan bersama saja. "

“Aku mengerti, aku akan mengurusinya.” Wirianto Leng tersenyum dan berkata, “Aku akan mengurus masalah ini sesegera mungkin, sekarang kamu hanya perlu khawatir untuk merawat kehamilanmu dengan tenang.”

Yuliana Jian mengangguk dan menatap Wirianto Leng: "Kalau begitu, kamu harus memilih gaun pengantin yang indah untukku."

Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Tentu saja, aku masih harus menyimpan foto pernikahan itu, sehingga di masa depan anak-anak kita akan melihat kita yang sekarang, agar mereka mengetahui bahwa penampilan mereka terlihat bagus, semua karena kerja keras kita. "

Begitu Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, ia tidak bisa menahan tawa, ia pun mengangkat tangannya dan menampar Wirianto Leng dengan pelan, menggelengkan kepalanya dan tersenyum: "Kamu selalu membanggakan diri sendiri."

Wirianto Leng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya."

Saat Wirianto Leng berkata, ia menundukkan kepalanya, dan mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut: "Terutama kamu, sangat cantik."

Ketika Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut, Yuliana Jian tidak bisa menahan senyum. Pada saat ini, Yuliana Jian melihat Melly Jian yang hendak turun, dia tercengang di tempat dan kemudian melangkah mundur, sambil menutupi matanya.

Yuliana Jian buru-buru berkata: "Anak-anak ... mereka sudah turun dan mereka semua sudah melihat ..."

“Jadi bagaimana?" Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian: "Jika mereka melihatnya, maka mereka akan melihatnya, mereka sudah terbiasa. Kita akan lebih intim ke depannya, lebih baik mereka membiasakan diri lebih cepat. "

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu