Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
Melly Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, kedua matanya dengan segera mengerjap dan menatap Wirianto Leng, baru pada saat itulah Wirianto Leng melepaskan tangannya dan batuk dengan sengaja, "Bagiku memiliki tiga anak itu sudah cukup banyak, aku tidak akan berniat menambah anak lagi."
Melly Jian akhirnya menghela nafas lega, dan mulai tersenyum lagi: "Baguslah, aku pikir ke depannya aku akan selalu hidup bersama adik."
Yuliana Jian tertawa tak berdaya: "Apakah kamu memperlakukan ibumu sebagai induk babi?"
Melly Jian tersenyum dan menggelengkan kepalanya, mengangkat tangannya untuk memegang tangan Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara rendah: "Mama, apakah sekarang aku boleh menyentuhnya?"
Yuliana Jian menganggukkan kepalanya dengan pelan, dan Melly Jian segera mendekati Yuliana Jian, ia mengangkat tangannya dan menyentuh perut Yuliana Jian, lalu Melly Jian sedikit mengernyitkan dahi dan bergumam dengan suara kecil: "Aneh, mengapa masih begitu datar?"
Yuliana Jian tertawa dan berkata, "Dia belum tumbuh, dia akan tumbuh secara perlahan, baru kamu bisa merasakannya ketika disentuh."
Melly Jian mengangguk dan berkata dengan serius, "Seperti anak anjing, dia juga akan tumbuh juga, kan? Lalu aku bisa membuatnya menjadi pengikut kecilku? Ace dari dulu selalu tidak patuh, anak ini pasti lebih patuh daripada Ace, kan? "
Yuliana Jian tidak tahu bagaimana menjawab pernyataan Melly Jian, setelah memikirkannya sejenak, dia memutuskan dan sedikit menganggukkan kepalanya, lalu berkata dengan tak berdaya: "Oke, jika kamu bisa membuatnya menjadi pengikut kecilmu, maka aku tidak akan menghentikannya. "
"Sepertinya sangat menyenangkan memiliki seorang anak kecil," kata Melly Jian, dan membelai perut Yuliana Jian lagi.
Wirianto Leng melirik Melly Jian yang lagi-lagi tersenyum, lalu menatap Yuliana Jian, akhirnya terbatuk, dan berkata dengan suara yang dalam, "Ada satu hal lagi, dan aku harus bicara dengan kalian berdua. "
Begitu mendengar kata-kata Wirianto Leng, mata Melly Jiang langsung melebar: "Mama bukan mengandung anak kembar, kan?"
Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum: "Aku dan ibu kalian telah mendapatkan akta nikah dan sudah menikah secara resmi."
Wirianto Leng menyelesaikan kata-katanya, Melly Jian dan Melvin Jian saling memandang, lalu mengangguk ringan, dan menjawab bersamaan: "Oh ..."
Reaksi Melly Jian dan Melvin Jian benar-benar di luar harapan Wirianto Leng dan Yuliana Jian, Wirianto Leng berpikir bahwa Melly Jian dan Melvin Jian dapat menunjukkan sedikit reaksi apakah mereka senang atau sedih? Ternyata mereka terlihat begitu biasa saja.
“Reaksi kalian hanya seperti ini?” Yuliana Jian mengerutkan kening dan bertanya dengan curiga.
Melvin Jian mengangguk, dan menjawab dengan suara yang dalam, "Ya, pada dasarnya kalian berdua cepat atau lambat akan menikah, jadi bagi kami ini bukan kejutan sama sekali."
Melly Jian juga mengangguk, mengerutkan kening dan berkata dengan suara yang dalam, "Ya, Mama juga hamil lagi, dan akan ada anak baru, ini yang benar-benar mengejutkanku."
Yuliana Jian mengerutkan kening dan melirik Wirianto Leng dengan penuh kecewaa: "Oh, aku masih ragu untuk menunjukkan surat nikah, tetapi ternyata mereka tidak antusias."
Wirianto Leng memandang Yuliana Jian dengan ekspresi kecewa, tetapi tidak bisa menahan tawa, lalu berkata dengan suara yang dalam: "Tidak masalah, kita berdua dapat menikmatinya sendiri, mereka masih muda dan tidak tahu bagaimana betapa sulitnya mendapatkan akta pernikahan. "
"Jangan bicarakan itu lagi ..." Melly Jian menggosok perutnya dan mengerutkan kening: "Aku lapar, makan apa malam ini? Apakah giliran Papa untuk memasak?"
Selama masa ini, Yuliana Jian dan Wirianto Leng bergiliran memasak untuk kedua anak mereka. Kapan pun giliran Yuliana Jian untuk memasak, kedua anak itu tampak seolah menerima hukuman, jadi mereka semua menantikan hari ketika Wirianto Leng bisa memasak.
"Bukan aku yang memasak hari ini ..." Wirianto Leng menggelengkan kepalanya.
Melly Jian segera menatap Yuliana Jian dengan wajah sedih: "Hah? Apakah masih harus ibu yang memasak hari ini?"
Yuliana Jian mengelus perutnya dan menggelengkan kepalanya, "Aku hari ini tidak bisa memasak."
Wirianto Leng melirik Melly Jian dengan ekspresi bingung di wajahnya, dan berkata sambil tersenyum, "Sebentar lagi akan ada koki yang akan datang untuk memasak, coba kalian pikirkan..."
"Wow! Hebat, aku akhirnya bisa makan beberapa hidangan yang dibuat oleh orang lain!" Melly Jian segera melompat, mengangkat tangannya, dan bersorak.
Wirianto Leng menyipitkan matanya, lalu memandang Melly Jian dan bertanya dengan suara yang dalam, "Melly ... kenapa kamu begitu bahagia?"
Melly Jian seketika berkedip, mundur selangkah, menggaruk kepalanya, dan berbisik, "Karena ... karena aku bisa makan hidangan orang lain, masakan Mama benar-benar tidak enak, memasak pasta juga gagal. Papa, kamu hanya bisa memasak hidangan yang disukai Mama, aku dan Kakak benar-benar sulit memakannya, kadang-kadang itu bukan hidangan favorit kami, sekarang kami bisa memesan hidangan, tentu saja ini sangat baik. "
Setelah membicarakan hal ini, Melly Jian segera membelai perut Yuliana Jian dan berkata sambil tersenyum, "Sepertinya anak baru ini sangat berguna, dia dapat memperbaiki kehidupan kita, aku ingin berpikir baik-baik, apa yang harus aku makan ... "
Yuliana Jian merasa geli karena Melly Jian terus membelai perutnya, tetapi dia tidak ingin menghindarinya, jadi dia hanya bisa membiarkan Melly Jian membelai perutnya. Ketika Melly Jian memikirkan semua hidangan, lalu ditarik oleh Melvin Jian untuk mengerjakan tugas sekolahnya, Yuliana Jian barulah merasa lega dan duduk di sofa, ia pun mendongak menghadap Wirianto Leng, ia tersenyum dan berkata: "Aku tidak menyangka anak-anak begitu menerima."
“Mereka semua telah melalui begitu banyak hal, bagaimana mungkin mereka tidak bisa menerimanya?” Wirianto Leng tersenyum dan berkata, meletakkan bantal di belakang pinggang Yuliana Jian dan terus tersenyum: "Kamu istirahat dulu, aku akan pergi mengatur hal-hal lain."
Yuliana Jian mengangguk, dan menyaksikan Wirianto Leng berjalan ke luar. Yuliana Jian bersandar di sofa, menyaksikan punggung Wirianto Leng perlahan menghilang, wajahnya tidak bisa menahan senyum lagi. Setelah menyaksikan Wirianto Leng pergi, dia menundukkan kepalanya dan melirik cincin di jari manisnya, ia tidak bisa menyembunyikan senyum di wajahnya.
Yuliana Jian menerima banyak cincin dari Wirianto Leng , meskipun ia menerimanya, ia jarang mengenakannya di tangannya, cincin itu tidak terlalu berharga dibandingkan cincin-cincin yang lain, cincin di tangan Yuliana Jian bukan cincin yang lebih mahal dari cincin yang Wirianto Leng berikan padanya. Tapi Yuliana Jian menunduk sambil menatap cincin ini, ia malah merasa bahwa cincin ini benar-benar berbeda dari cincin lainnya. Yuliana Jian tahu bahwa ketika dia melihatnya, dia tidak tahan memiringkan sudut mulutnya dan tetawa kecil, seolah-olah ia disihir.
Yuliana Jian tidak menyangka dia telah menolaknya berkali-kali, ketika dia melangkah melewati selangkah, lalu setelah mengangguk ke Wirianto Leng dan setuju, hingga akan membuatnya sangat bahagia.
Yuliana Jian membelai cincin itu dan perlahan-lahan menutup matanya, dia sekarang merasa sangat hangat dan nyaman, tetapi dia tidak tertidur. Ketika Wirianto Leng kembali ke villa, Yuliana Jian segera membuka matanya dan menoleh untuk melihat Wirianto Leng, dan tidak bisa menahan senyum lagi.
Wirianto Leng melihat senyum di wajah Yuliana Jian, dia tidak tahan ingin berjalan mendatangi Yuliana Jian, ia tersenyum dan bertanya, "Mengapa kamu tersenyum? Kamu terlihat sangat bahagia."
Yuliana Jian mengangkat tangannya, menunjukkan cincin di jarinya dan tersenyum: "Aku tidak bisa menahan senyum ketika aku melihat bahwa aku menerima cincin yang begitu berharga."
“Kamu sangat bahagia?” Wirianto Leng berjalan mendatanginya, mengambil tangan Yuliana Jian, dan tersenyum, lalu mencium jari manis Yuliana Jian dengan sebuah cincin yang melingkarinya: “Aku dari awal sudah tahu bahwa kamu akan sangat bahagia ketika memakai cincin kawin, maka aku harus terus memintamu untuk menikah hingga kamu setuju, dengan begitu kamu bisa bahagia lebih cepat. "
Yuliana Jian memiringkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Tapi jika waktunya salah, aku kemungkinan besar tidak akan setuju dengan permintaanmu."
Ketika Yuliana Jian mengatakan ini, dia menundukkan kepalanya, ragu-ragu, lalu mengangkat kepalanya dan menatap Wirianto Leng sambil tersenyum dan berkata, "Sebenarnya, aku tadi juga sedang berpikir, apakah selama ini aku terlalu membatasi diri, sebenarnya aku sangat senang bahwa aku dapat mengambil langkah maju dengan menjadi istrimu, tetapi karena aku merasa apa yang disebut sebagai kebahagiaan yang tidak layak, aku membiarkan kebahagiaan ini meninggalkan aku begitu lama, dan aku baru mendapatkannya sekarang. Terkadang bisa mengambil langkah maju, mungkin tidak sungguh merupakah hal yang buruk. Jadi ... "
Begitu Yuliana Jian mengatakan kalimat ini, ia menggigit bibir bawahnya, menatap Wirianto Leng, lalu tersenyum dan berkata, "Jadi, aku pikir kita mungkin benar-benar akan mengurusi sebuah pesta pernikahan, aku mungkin pernah mengalamin banyak hal, aku selalu takut bahwa aku sekarang terlalu bahagia, ya, terlalu bahagia, dan kemudian tidak bahagia, jadi aku tidak berani membuat diriku terlalu bahagia. Tetapi ketika memikirkannya sekarang, aku khawatir hal-hal yang tidak bahagia akan datang, jadi lebih baik membiarkan diriku sebahagia mungkin selagi aku bisa bahagia. Ke depannya, meskipun aku menemukan sesuatu yang menyedihkan, akan ada hal-hal bahagia untuk menyembuhkanku, benarkan? "
Wirianto Leng menganggukkan kepalanya dengan lembut, dan memandang Yuliana Jian dengan serius: "Ternyata kamu bisa berpikir seperti ini, luar biasa."
Yuliana Jian menggigit bibir bawahnya, menundukkan kepalanya, dan berkata sambil tersenyum: "Kamu sebelumnya pernah membicarakan tentang pesta pernikahan, tapi sebelumnya aku juga dengan enggan setuju, tapi sekarang berbeda. Aku benar-benar menginginkan pesta pernikahan itu, aku ingin memberi tahu orang lain bahwa aku baik-baik saja sekarang, tidak perlu terlalu besar, cukup undang beberapa teman untuk makan bersama saja. "
“Aku mengerti, aku akan mengurusinya.” Wirianto Leng tersenyum dan berkata, “Aku akan mengurus masalah ini sesegera mungkin, sekarang kamu hanya perlu khawatir untuk merawat kehamilanmu dengan tenang.”
Yuliana Jian mengangguk dan menatap Wirianto Leng: "Kalau begitu, kamu harus memilih gaun pengantin yang indah untukku."
Wirianto Leng tersenyum dan mengangguk: "Tentu saja, aku masih harus menyimpan foto pernikahan itu, sehingga di masa depan anak-anak kita akan melihat kita yang sekarang, agar mereka mengetahui bahwa penampilan mereka terlihat bagus, semua karena kerja keras kita. "
Begitu Yuliana Jian mendengar kata-kata Wirianto Leng, ia tidak bisa menahan tawa, ia pun mengangkat tangannya dan menampar Wirianto Leng dengan pelan, menggelengkan kepalanya dan tersenyum: "Kamu selalu membanggakan diri sendiri."
Wirianto Leng tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku mengatakan yang sebenarnya."
Saat Wirianto Leng berkata, ia menundukkan kepalanya, dan mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut: "Terutama kamu, sangat cantik."
Ketika Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian dengan lembut, Yuliana Jian tidak bisa menahan senyum. Pada saat ini, Yuliana Jian melihat Melly Jian yang hendak turun, dia tercengang di tempat dan kemudian melangkah mundur, sambil menutupi matanya.
Yuliana Jian buru-buru berkata: "Anak-anak ... mereka sudah turun dan mereka semua sudah melihat ..."
“Jadi bagaimana?" Wirianto Leng tersenyum dan memandang Yuliana Jian: "Jika mereka melihatnya, maka mereka akan melihatnya, mereka sudah terbiasa. Kita akan lebih intim ke depannya, lebih baik mereka membiasakan diri lebih cepat. "
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderHidden Son-in-Law
Andy LeeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiDemanding Husband
MarshallAdieu
Shi QiThe Revival of the King
ShintaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia