Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 29 Aku Menyukainya
Yuliana menatap August, kemudian mengerutkan dahi: "Ini sepertinya tidak ada hubungannya denganmu, August lebih baik kamu mempedulikan dirimu sendiri, jangan ikut campur urusan orang lain."
Selesai bicara, Yuliana pun berbalik dan masuk ke dalam rumah. August melipat tangannya, dan melihat ke arah bayangan tubuh Yuliana, dan sebuah senyum merekah di bibir, kemudian berbisik dengan suara lirih: "Masih tetap pedas."
Saat Yuliana berjalan ke arah kamar Wirianto dari ruang tamu, Tania Sui baru saja berjalan turun, dia menatap Yuliana dan berkata sambil tersenyum: "Aduh, bukankah ini si ibu hamil? Akhirnya keluar kamar juga ya? Sudah berani bertemu orang ya?"
Yuliana tidak ada hati untuk berseteru dengan Tania Sui, dia hanya tersenyum tipis, dan melewati Tania Sui begitu saja. Tania Sui melotot ke arah Yuliana, dan dengan suara dingin berbisik: "Sungguh tidak punya sopan santun, berada di sisi Wirianto yang berhati dingin itu sungguh serasi, untung saja August kami tidak akan mungkin mencari seorang wanita tak punya sopan santun seperti itu sebagai menantuku."
Setelah Yuliana sampai di kamar, barulah dia menghela nafas panjang. Yuliana mengernyitkan dahi, dia juga tidak tahu mengapa? Saat mendengar August berkata bahwa Keluarga Leng sedang mempersiapka sebuah pesta, tapi dia tidak mengetahuinya sama sekali, dia merasa sangat sangat marah. Kemarahan ini sungguh tidak berdasar, Yuliana tahu bahwa pesta tentang kepulihan Wirianto itu pun tidak harus dia ketahui, dia sama sekali tidak berhak untuk merasa marah.
Meskipun tahu bahwa dia tidak layak untuk marah sekali pun, tapi Yuliana tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri, terkadang perasaan tidak bisa dikendalikan begitu saja oleh akal sehat.
Mungkin juga karena sekarang dia sedang dalam keadaan hamil, setelah mendapat stimuli, membuat emosi nya bergejolak tidak menentu. Mungkin juga karena anak yang ada di dalam kandungannya, membuatnya merasa seperti ada suatu ikatan dengan Wirianto. Mungkin juga karena dia dan Wirianto sudah bersama dalam waktu yang begitu lama, berhadapan selama beberapa bulan, tapi Wirianto sama sekali tidak pernah menyinggung sedikit pun tentang pesta itu, membuatnya merasa seperti tidak kasat mata.
Kesimpulannya, Yuliana merasa hatinya begitu marah, hingga dia merasa seperti korban. Karena mengundang begitu banyak orang, Keluarga Jian juga kemungkinan besar ada di dalam daftar undangan tersebut, ini juga bukan rahasia, mengapa Wirianto tidak bisa memberitahunya lebih dulu? Jangan-jangan Wirianto sungguh menganggapnya transparan? Jangan-jangan dia harus menunggu sampai Keluarga Jian menerima undangan, barulah dia tahu bahwa Wirianto yang tinggal bersama dengannya akan mengadakan sebuah pesta?
Yuliana berjalan ke sisi kasur, dan mendongakan kepala, melihat Wirianto yang duduk dengan tenang sambil bekerja. Dia mencibirkan bibir dengan kuat, dan berbaring di atas kasur, lalu memejamkan mata. Tapi begitu matanya terpejam, Yuliana pun membayangkan dia menunggu sampai Keluarga Leng mengadakan sebuah pesta, barulah pada saat terakhir dia dengan bodohnya mendengar tentang kabar itu, dan dia pun segera membuka matanya lagi.
"Mmm..... itu, aku, aku barusan bertemu dengan August." Yuliana tidak tahan dan bersuara dengan pelan, sambil menatap ke arah Wirianto.
Jari Wirianto serentak berhenti menari di atas keyboard, dan dia menatap Yuliana: "Dia bilang apa?"
Yuliana mencibirkan bibir: "Dia bilang kamu sedang merencanakan sebuah pesta, aku ingin tahu...."
"Keluarga Jian ada di daftar tamu undangan, aku sudah mengirim surat undangan ke kantormu. Besok seharusnya sekretaris mu akan meneleponmu, kamu bisa mencari waktu untuk memilih gaun pesta. Tentu lebih baik kamu tidak datang ke acara pesta kali ini, jika tidak kamu harus menjelaskan kepada semua orang tentang perutmu yang membesar." Setelah mengatakannya, Wirianto mengambil segelas teh yang ada di sampingnya dan menyeruputnya.
Yuliana terbelalak, dan berkata pelan: "Tapi aku ada di depanmu, aku dan kamu ada di dalam ruangan yang sama, kamu bisa saja langsung mengatakannya kepadaku."
Wirianto menatap Yuliana, dan berkata dengan dingin: "Oh, ternyata kamu juga ada di dalam kamarku?"
Perkataan itu sungguh jahat! Dia sungguh tidak menganggapnya ada!
Yuliana mengerutkan dahi, bangkit berdiri dari kasur, dan berjalan ke samping Wirianto, dia mengambil nafas dalam-dalam, dan berkata: "Wirianto, aku sangat kagum kepadamu, kamu sungguh hebat. Aku juga sangat takut kepadamu, karena sekarang kamu adalah Keluarga Leng yang mempunyai kekuasaan setara dengan Nyonya Tua Leng, kamu bisa mengangkat tanganmu saja untuk membunuhku. Aku juga tahu perselisihan denganmu tidak akan berakhir baik untukku. Tapi sekarang ini mungkin aku sudah gila, aku sangat ingin berkata kepadamu, bisakah kamu menghormatiku sedikit? Bisakah menganggapku ini sebagai manusia?"
Wirianto menatap Yuliana: "Hanya sebuah mesin reproduksi, ingin aku menganggapmu sebagai manusia? Apa kamu menganggap dirimu manusia?"
Bibir Yuliana agak bergetar, kemudian dia menatap Wirianto, dan tertawa tak berdaya, lalu melanjutkan berkata: "Kalau kamu berada di posisiku, kamu akan melakukan apa? Wirianto anda berada di atas sana, karena kamu memiliki segalanya. Karena uang aku melahirkan anakmu, tapi bukankah kamu juga menggunakan uang, menyuruh seorang perempuan untuk melahirkan anakmu? Kamu adalah pembeli, dan aku penjualnya. Kita ini sama-sama pengusaha, di dunia bisnis, pembeli dan penjual juga akan di bedakan tinggi rendah mulia busuk nya kah? Atas dasar apa kamu menremehkanku?"
Sesampainya di sini, Yuliana kembali menghembuskan nafas dengan tak berdaya, dan kembali berkata: "Atas dasar apa kalian meremehkanku?"
Wirianto menatap Yuliana, dan berkata dengan pelan: "Jika ingin aku tidak meremehkanmu, sekarang juga lakukan aborsi."
Yuliana terbelalak menatap Wirianto: "Aku tidak akan melakukannya, ini adalah anakku. Aku tidak akan merelakannya! Kamu sungguh makhluk berhati dingin dan tak berperasaan!"
"Oh, penilaianku kepadaku sungguh tepat." Wirianto menyipitkan mata ke arah Yuliana.
Yuliana melihat Wirianto, dia sungguh tidak pernah bertemu dengan orang seperti Wirianto, sungguh bisa mendorongnya sampai ke titik emosi yang tertinggi, tapi tidak ada car alain untuk melawannya. Dalam hati Yuliana meragukan apakah Wirianto sungguh pernah memiliki pacar di hari yang lampau? Apakah Leny Liu yang disebut-sebut sebagai cinta pertamanya itu hanyalah karangan orang saja, seperi Wirianto yang bermulut berbisa ini, dan tidak menghargai orang lain, dan berhati dingin serta tak berperasaan ini sungguh bisa menyukai seseorang? Dan demi mengejar seorang wanita pun sampai mengalami kecelakaan mobi? Yuliana mulai merasa penasaran, sebenarnya dewi khayangan seperti apa Leny Liu itu, hingga bisa membuat Wirianto sampai pada tahap itu.
"Jika ada seseorang yang bisa membuatmu sakit hati dan bersedih hati, aku sangat-sangat ingin melihatnya!" Yuliana menghela nafas panjang, dan berbalik lalu naik ke kasur, dan kembali berbaring.
Yuliana memejamkan mata dan berbaring dalam waktu yang lama, barulah bisa menenangkan perasaannya, setelah perasaan kacaunya mulai hilang, Yuliana pun mulai merasa menyesal, dia baru saja terlalu agresif tanpa alasan yang jelas, seperti seorang ibu hamil yang marah tanpa alasan, dan dia pun tidak tahu mengapa dia merasa marah.
Saat dia merasakan kasurnya bergerak, dan selimutnya tersibak, kemudian Wirianto berbaring di kasur. Barulah Yuliana membuka suara dengan pelan: "Maaf, aku baru saja terlalu emosi, aku tidak berhak berbicara seperti itu kepadamu."
Mendengar Wirianto tidak menjawab, Yuliana melanjutkan: "Aku dan kamu tinggal di ruangan yang sama, tidur di ranjang yang sama. Meskipun dalam waktu singkat ini kita tidak terlalu banyak berbincang, tapi juga memberiku suatu perasaan bahwa kamu dan aku sama, aku dan kamu tidak sama dengan orang lain. Aku tahu kamu tidak suka mendengar kata maaf, aku juga tidak akan melanjutkan bicara, ini adalah kali terakhirnya. Aku tidak bisa memenuhi perjanjian kita yang dulu, anak ini, aku tidak akan pernah merelakan anak ini, aku tidak akan membiarkanmu mengambilnya dari sisiku."
Setelah beberapa saat, barulah Wirianto berkata dengan dingin: "Kalian wanita memang sangat merepotkan."
Kemudian Yuliana tidak lagi mendengar Wirianto berkata apa-apa lagi, juga tidak tahu apa maksud perkataan Wirianto barusan, apakah dia sungguh akan membiarkannya bersama dengan anaknya. Yuliana tidak ingin kembali terjerat, jika dia terus mengganggu Wirianto, maka dia akan kembali menumbuhkan perselisihan. Karena tadi sudah mengatakan begitu banyak hal kepada Wirianto, membuat Yuliana merasa agak haus, karena dia tidak ingin menganggu Wirianto yang sudah tertidur, dia pun bergerak perlahan ke sisi kasur.
Saat Yuliana bersiap turun dari kasur, Wirianto mengulurkan tangan dan melingkarkannya ke pinggangnya, dan menariknya ke dalam pelukannya, sambil menepuk punggungnya dengan lembut, Wirianto pun berkata dengan suara pelan dan lemas: "SUdah berkelahi sampai sebegitu parah, dan begitu lama, mengapa saat tidur pun harus dilanjutkan?"
Gerakan Wirianto terlihat begitu cekatan, seperti sudah melakukannya berulang kali. Yuliana terdiam sesaat, dia tidak berani bergerak, takut Wirianto menyadari bahwa dia belum tertidur, dan masih dalam keadaan sadar sepenuhnya.
Dalam hati Yuliana berpikir: Jangan-jangan selama ini dia selalu tertidur seperti ini? Setelah dia tertidur, Wirianto akan memeluknya saat terlelap?
Yuliana mengatupkan bibirnya, dan menutup matanya perlahan, dia bisa merasakan sentuhan lengan Wirianto di pinggangnya, di telinganya pun terdengar suara degup jantung teratur dan suara nafas Wirianto. Karena sedang hamil dalam beberapa waktu ini, tubuhnya merasa begitu lelah, jadi dia pun menjadi lebih pulas saat terlelap, dia mengira setelah tidur pun, Wirianto masih menjaga jarak tertentu dengannya. Karena di dalam hati Yuliana, Wirianto adalah seseorang yang menganggapnya tidak layak dekat-dekat dengannya, bagaimana bisa dia menempel kepadanya saat sedang tidur?
Meskipun terkadang Yuliana terbangun, dia menguasai kasur itu sendiri, dia mengira setelah Wirianto bangun, barulah dia merambat ke seluruh bagian kasur, dia tidak pernah berpikir, dia akan berada di dalam pelukan Wirianto sepanjang malam.
Yuliana merasa wajahnya panas membara, bahkan nafasnya pun bertambah cepat, jantungnya juga berdegup kencang. Tiba-tiba Yuliana mengerti mengapa dia barusan merasa marah, karena dia memikirkan apakah Wirianto peduli kepadanya atau tidak. Saat dia mendapati bahwa Wirianto tidak memikirkannya, dan meremehkannya, dia marah dengan tidak wajar. Mungkinkah tanpa sepengetahuannya, dia mulai ada perasaan kepada Wirianto, ataukah bisa dibilang suka?
Mulai dari kapan? Mulai dari saat dia tinggal di kamar yang sama dan tidur di kasur yang sama dengan Wirianto kah? Atau mulai dari saat mereka berusaha memiliki anak? Atau mulai dari saat dia membayangkan apakah anaknya akan tumbuh seperti Wirianto? Atau mulai dari pertama kalinya dia melihat Wirianto, melihatnya menjadi pusat perhatian di tengah banyak orang, dia sudah mulai menyukai Wirianto?
Tapi dia jelas-jelas sangat dingin dan acuh, dan juga mengatakan hal-hal yang begitu menyakitkan kepadanya? Yuliana berpikir apakah dia jangan-jangan adalah seorang masochist? Mengapa bisa menyukai Wirianto?
Yuliana memilki ribuan alasan mengapa dia tidak seharusnya menyukai Wirianto, tapi sepuluh ribu alasan itu tidak bisa menghentikan jantungnya yang terus berdegup kencang. Jantungnya serasa seperti akan meloncat keluar, bahkan sampai dia membayangkan sebuah masa depan yang indah antara dia dan Wirianto, dan mulai meyakinkan dirinya sendiri, Wirianto ternyata memeluknya saat tertidur, bukankah Wirianto itu menyimpan perasaan kepadanya? Akankah dia dan Wirianto bisa memilki akhir bersama-sama?
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiPernikahan Tak Sempurna
Azalea_You're My Savior
Shella NaviInventing A Millionaire
EdisonBaby, You are so cute
Callie WangGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia