Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 99 Bagaimana caranya
Saat Yuliana masuk ke dalam kolam sauna, dia segera meringkuk ke salah satu pojok. Ketika Wirianto turun ke kolam, Yuliana baru pelan-pelan bergeser ke samping Wirianto. Wirianto menoleh dan melihat Yuliana, dengan senyum berkata : “Mendekat sedikit lagi.”
Yuliana segera bergeser ke arah Wirianto, sambil mengerjapkan mata melihat Wirianto, dan berkata : “Aku sudah datang.”
Yuliana mengangguk, mengangkat tangan dan memijat lengan Wirianto, dengan sekuat tenaga mencekak beberapa kali, dengan wajah merah berkata : “Bagaimana? Pijatannya lumayan?”
Wirianto membungkuk dan mencium bibir Yuliana : “Masih perlu tenaga yang lebih kuat lagi.”
Yuliana mengangkat tangan dan mengalungi leher Wirianto, lalu berkata : “Tidak bisa, aku tidak ada tenaga lagi, jari juga sakit, tidak mampu pijat lagi. Tiba-tiba saja merasa tidak mau memijatmu lagi……”
Wirianto dengan mata menyipit melihat Yuliana : “Kamu tidak menepati kata-kata, kata yang sudah diucapkan tidak dilakukan, tidak takut aku marah?”
“Tidak takut……” Yuliana mendongak, mendekat pada telinga Wirianto dan berbisik : “Aku sudah pikir dengan baik, aku tidak akan memijat kamu. Namun aku bisa membiarkan kamu mencicipi daging.”
Wirianto tidak tahan dan tertawa keluar suara, memeluk erat Yuliana dan penuh senyum berkata : “Mencicipi daging? Bagaimana caranya?”
Yuliana angkat kepalanya, mencium sudut bibir Wirianto, dan berkata : “Caranya……”
Kemudian Yuliana menjulurkan kakinya, melingkar ke pinggang Wirianto, menekan suaranya, sengaja bersikap genit sambil mengedipkan mata pada Wirianto : “Begini caranya……
Dengan tatapan mata yang teduh, Wirianto membungkuk dan berkata pada Yuliana : “Kali ini jangan menjerit kesakitan.”
Yuliana dengan gugup menyesap bibirnya, mengangguk perlahan dan berkata, lalu menjawab kecil : “Iya……”
Ketika sudah selesai, Yuliana meringkuk dalam pelukan Wirianto, menangis dengan penuh kasihan. Wirianto dengan tanpa daya menyeka air mata Yuliana, tersenyum lalu berkata : “Kali ini kamu yang sengaja ingin melakukannya, mengapa masih menangis?”
Yuliana mengisut hidungnya, bersandar pada dada Wirianto, dengan suara masih menangis berkata : “Aku hanya ingin menangis saja.”
“Karena sakit?” tanya Wirianto.
Yuliana menyesap bibir, lalu menggeleng. Meskipun kali ini dia masih mengerang kesakitan, tapi yang lebih banyak karena malu, bersama dengan Wirianto, Wirianto sangat memperhatikan dirinya, dan telah membawakan kegembiraan untuknya.
Yuliana memeluk Wirianto, dan berkata : “Karena perasaan sangat nyaman, dulu tidak begitu mengerti masalah hubungan pria dan wanita. Saat aku mendengar ada seorang nyonya, dan merasa demi hal ini orang-orang berselingkuh, ikut lari dengan pria jalang tersebut, mencampakkan keluarga dan kedudukan, sungguh merasa sangat berlebihan. Sekarang sudah mengalaminya, sudah mengerti sedikit.”
“Apakah aku adalah pria jalangmu?” tanya Wirianto dengan senyum.
Yuliana melipat bibirnya, lalu berkata : “Ehm, pria jalangku.”
Wirianto merangkul Yuliana, dan bertanya : “Kamu akan ikut lari bersamaku?”
Dengan senyum Yuliana menjawab : “Bukannya aku sudah lari bersamamu?”
Mendengar ini Wirianto menunduk dan mencium bibir Yuliana : “Apakah ini termasuk pujian?”
Yuliana mengangguk, melingkari leher Wirianto : “Ini adalah pujian paling tinggi dari Yuliana.”
Wirianto mendekap Yuliana, membalikkan badan dan menekan Yuliana : “Aku sangat senang, jadi apakah aku harus memberikan kamu hadiah?”
Mata Yuliana bersinar, melihat Wirianto : “Hadiah apa?”
Wirianto mengecup bibir Yuliana dan berkata : “Sekali lagi.”
Yuliana menjadi mundur, agak gugup dan menggeleng : “Ini……ini rasanya tidak seperti hadiah.”
“Iya……” ujar Wirianto sambil mencium bibir Yuliana.
Yuliana perlahan turun dari ranjang, melihat Wirianto sedang berdiri di balkon melihat ke arah jendela, dia berjalan ke arah Wirianto dan memeluk Wirianto. Wirianto menoleh dan melihat Yuliana, dan berkata : “Kamu tidak lelah? Begitu cepat sudah terbangun?”
Yuliana melipat bibirnya, mengangguk, dengan senyum berkata : “Iya ada sedikit lelah, namun aku ingin melihatmu.”
Wirianto membalikkan badan, mendekap Yuliana, menunduk lalu mencium Yuliana. Yuliana membalas ciuman Wirianto, namun saat Wirianto menambah ciuman yang lebih dalam lagi, Yuliana mendorong Wirianto : “Ada apa denganmu?”
Dengan suara lirih Wirianto berkata : “Biarkan aku memelukmu lagi.”
Sesudah itu, Wirianto mengecup bibir Yuliana, Yuliana merasakan ciuman Wirianto ada sedikit gemetar, Yuliana tidak tega lagi untuk mendorong Wirianto, meskipun dia sedikit tidak terbiasa, namun tetap memeluk Wirianto dengan mata terpejam.
Apakah terjadi sesuatu pada keluarga Leng? Yang membuat Wirianto gelisah dan tidak tenang? Atau tidak ingin ada anak di antara mereka?
Beberapa kali mencoba untuk mencari tahu, namun Wirianto selalu menutupinya. Kemudian Yuliana tidak bertanya lagi.
Beberapa hari liburan ini, Yuliana tidak merasa lelah, malah merasa lega karena benar-benar keluar dari kesedihannya, dan berubah menjadi lebih rileks. Saat naik ke pesawat dan ingin meninggalkan pulau kecil ini, Yuliana sedikit tidak rela dan menoleh untuk melihat pulau itu. Ketika Wirianto memegang tangannya, dia baru berpaling dan naik ke pesawat, meninggalkan pulau tersebut.
“Harusnya aku mengambil sedikit pasir sebagai kenangan.” Pesawat yang ditumpangi Yuliana sudah mendarat lagi, dia masih bergumam dengan hati yang tidak rela.
Wirianto melirik Yuliana, tersenyum dan berkata : “Kalau memang mau, aku akan meminta orang untuk mengirim lewat pos.”
“Itu tidak sama.” Senyum Yuliana sambil menggeleng : “Bukan kita yang ambil, maknanya beda sama sekali, harusnya kita yang ambil sendiri, kemudian disimpan dalam botol kaca, bawa pulang, begitu baru ada maknanya. Namun tidak apa-apa, kita masih ada lain kali.”
Wirianto menarik senyumnya, menatap Yuliana dan mengangguk : “Benar, kita masih ada lain kali.”
Yuliana melihat nada bicara Wirianto yang serius, tidak tahan untuk bertanya : “Mengapa kamu……”
Pertanyaannya masih belum sempat diucapkan, mendadak terdengar suara seorang pria : “CEO Leng, nyonya tua Leng meminta aku menjemput kalian pulang ke kediaman keluarga Leng.”
Mendengar kata “kediaman keluarga Leng”, seketika ekspresi Wirianto semakin muram, dahi Yuliana mengernyit. Seiring kata “kediaman keluarga Leng” membawa semua kenangan sedih dan masa lalu yang menyedihkan ke dalam ingatan Yuliana. Liburan beberapa hari di pulau bagaikan sebuah mimpi, dalam sekejap pecah berkeping-keping.
Yuliana menggigit bibirnya, memegang erat tangan Wirianto, melihat Wirianto mengangguk dan terdengar nada yang dingin menjawab : “Baik, kita pulang sekarang.”
Ketika melangkah masuk ke dalam pintu utama kediaman Leng, nyonya tua Leng dan Tania telah berdiri di depan pintu, ketika melihat Yuliana, nyonya tua Leng dengan penuh perhatian segera berjalan ke depan, sambil menangis dan menarik Yuliana : “Benar-benar anak yang kasihan, mengapa bisa bertemu dengan masalah yang begitu tragis? Saat aku mendengarnya, memang terkejut setengah mati, tidak berani percaya, di luar dugaan ada pria yang begitu jahat.”
Tania juga berlinang air mata dan menambahkan : “Iya benar, mengapa bisa begitu jahat? Bukankah papamu sudah tidak ada daya ingat lagi? Cuma diam saja dan bodoh……seperti orang cacat, bagaimana bisa bertindak kejam terhadap papamu. Karena itu, wanita harus memperhatikan dalam berhubungan dengan pria, sekarang Michael begitu jahat, jika bukan kamu dan dia pernah berhubungan, bukankah tidak akan terjadi hal ini?”
Nyonya tua Leng segera menoleh dan menyalahkan Tania : “Menantu kedua, mengapa bicara seperti itu?”
Tania menjadi panik, dengan sikap seakan-akan baru sadar dirinya sendiri melakukan kesalahan : “Aduh benar-benar deh, aku sudah salah bicara. Aku juga sangat sedih, dan terkejut, tidak menyangka keluarga Jian akan mengalami masalah yang begitu menyedihan. Yuli, kamu tidak keberatan dengan kata-kataku kan.”
Yuliana menyipitkan mata menatap nyonya tua Leng dan Tania, jika mereka adalah nyonya keluarga biasa, Yuliana mungkin akan sedikit percaya itu adalah air mata mereka sebenarnya. Namun mereka adalah orang keluarga Leng, masalah ini sedikit banyak mereka pernah melihatnya, masalah ini juga sedikit banyak mereka melakukannya, bagaimana mungkin menangis begitu sedih?
Tetapi Yuliana tetap tersenyum kecil dan berkata : “Aku tidak keberatan, aku tahu bibi kedua demi kebaikan diriku.”
Nyonya tua Leng segera tersenyum dan menepuk punggung tangan Yuliana, dengan ramah dan suara rendah berkata : “Benar-benar anak baik yang pintar, kamu juga sudah lelah, baik-baiklah istirahat ke atas.”
Yuliana mengangguk : “Baiklah, terima kasih nenek.”
Setelah Yuliana pergi, nyonya tua Leng segera dengan nada dingin berkata pada Wirianto : “Wirianto, ikut denganku! Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.”
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Di Balik Awan
KellyCinta Yang Terlarang
MinnieMy Secret Love
Fang FangPengantin Baruku
FebiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia