Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 396 Mengemudi Sendiri

Semuanya dengan cepat sudah terjadwal, Yuliana Jian memasukan koper terakhirnya ke dalam mobil, lalu dia menoleh dan melihat ke arah Wirianto Leng sambil menggandeng tangannya: "Ayo pergi, ikuti saja aku."

Wirianto Leng tertawa dan berkata: "Kamu yang menyetir?"

Yuliana Jian mengangguk, lalu dengan tersenyum pula dia bertanya: "Kenapa? Tidak percaya denganku?''

"Bagaimana bisa berani tidak percaya dengan istri besarku?" Wirianto Leng tertawa kemudian duduk di kursi dekat sopir.

Yuliana Jian duduk di kursi sopir, lalu mengedipkan mata ke arah Wirianto Leng, dan berkata sambil tersenyum: "Baguslah, aku yang menyetir ya."

Setelah mengatakannya Yuliana Jian pun menyalakan mobilnya, saat ini tepat adalah musim gugur, cuaca begitu sejuk, saat menengadahkan kepala maka langit kebiruan yang indah pun akan terlihat dengan jelas. Dengan membuka jendela mobil, dan membiarkan angin sepoi-sepoi bertiup masuk, itu saja cukup untuk membuat orang merasa nyaman. Yuliana Jian pun tak bisa menahan senyumnya yang perlahan mulai merekah di wajahnya, dengan tak sengaja dia melirik ke arah Wirianto Leng, barulah Yuliana Jian menyadari bahwa Wirianto Leng sedang menatap ke arahnya.

Sambil menyetir, Yuliana Jian pun bertanya: "Apa yang sedang kamu lihat?"

Wirianto Leng tersenyum dan menjawab: "Melihat istriku."

Yuliana Jian mengerucutkan bibir, lalu dia pun tertawa tergelak: "Jangan kamu suruh aku untuk terus melihat ke arahmu ya, aku sedang menyetir, jika fokus ku terbelah, keamanan kita berdua bisa terancam."

Wirianto Leng tertawa dan menyahut: "Aku belum pernah berada di dalam mobil yang disetir oleh seorang wanita."

"Jangan seksisme begitu, bukankah aku menyetir dengan cukup baik?" Yuliana Jian tertawa sambil menjawabnya.

Wirianto Leng tertawa dan menganggukkan kepala: "Tidak peduli bagaimana kamu menyetir, aku tidak akan turun dari mobil."

Yuliana Jian yang mendengar perkataan Wirianto Leng, tertawa dan menjawab: "Jika mengantuk, tidurlah dulu, aku yang menyetir kamu tenang saja, nanti sesampainya di tempat servis di depan aku akan membangunkanmu."

Wirianto Leng mengangguk, lalu memejamkan matanya, dan bersandar di kursi lalu tertidur. Saat Wirianto Leng membuka matanya, Yuliana Jian berada di depannya dan menggandeng tangannya. Yuliana Jian yang melihat Wirianto Leng terbangun, tak bisa menahan tawa nya: "Kamu tidur dengan sangat pulas, di dalam mobil saja tidur dengan begitu nyenyak, aku sudah memanggilmu beberapa kali, kamu juga tetap tidak terbangun."

Wirianto Leng tersenyum kepada Yuliana Jian, dan menjawab dengan suara rendah: "Karena kamu yang menyetir, jadi aku merasa aman. Apa aku sungguh tidur dengan begitu lelap? Kamu sungguh sudah memanggilku beberapa kali?"

Yuliana Jian mengangguk, lalu menjawab sambil tersenyum: "Sungguh."

Setelah mengatakannya, bibir Yuliana Jian pun tiba-tiba dikecup oleh Wirianto Leng, Yuliana Jian merasa sedikit tertegun untuk sementara, kemudian tangannya merangkul leher Wirianto Leng, dan dengan snyum menghias bibirnya dia pun mencium Wirianto Leng kembali. Saat Wirianto Leng berniat untuk memperdalam ciumannya, Yuliana Jian tertawa dan menghalangi Wirianto Leng, dan menoleh ke arah mobil yang ada di sebelahnya, lalu dengan suara pelan mengingatkan: "Ada mobil lain yang menuju ke sini, jangan kelewatan."

Wirianto Leng melirik ke arah mobil yang masih melaju itu dan tertawa: "Tidak usah pedulikan mereka."

Setelah mengatakannya Wirianto Leng pun memeluk pinggang Yuliana Jian dan bersiap untuk kembali menciumnya. Saat ini, mobil yang melaju itu pun berhenti, dan bertanya dengan ramah kepada Wirianto Leng dan Yuliana Jian: "Kemana kalian akan pergi?"

Yuliana Jian melihat ke arah suara itu, dan melihat seorang pria dan wanita seperti sepasang suami istri. Saat Yuliana Jian baru saja ingin menjawab, Wirianto Leng memegang tangannya, lalu sambil tersenyum dia pun menjawab pasangan itu dengan senyum: "Iya, kami dalam perjalanan pulang."

"Pulang? Pulang ke arah mana?" Setelah mendengar perkataan Wirianto Leng, pasangan suami itu tampak sedikit terkejut, lalu sambil tersenyum bertanya: "Mungkin kita satu jalan?"

Wirianto Leng menggelengkan kepala, dan dengan senyum sopan berkata: "Aku rasa kita pasti tidak sejalan."

Setelah Wirianto Leng mengatakannya dengan tersenyum, dia pun segera berkata kepada pasangan suami istri iyu: "Kalau begitu selamat tinggal."

Setelah Wirianto Leng berkata demikian, pasangan suami istri itu tampak masih ingin mengatakan sesuatu, tapi Wirianto Leng menutup jendelanya, kemudian dengan pengeras suara dia berkata dengan dingin: "Kalian duluan saja."

Kemudian Wirianto Leng memelototi pasangan suami istri itu dengan dingin, pasangan suami istri itu merasakan ancaman yang tersirat di balik tatapan Wirianto Leng, lalu segera pergi. Yuliana Jian yang melihat mereka pergi,segera bertanya kepada Wirianto Leng dengan alis berkernyit: "Ada apa? Apa mereka berbahaya?"

Wirianto Leng menggelengkan kepala: :Tidak tentu, hanya saja mereka seperti penasaran tentang kita, tapi meskipun hanya sekedar penasaran saja, aku juga tidak ingin berada terlalu dekat dengan orang-orang penasaran begitu, membuatku merasa repot saja."

Yuliana Jian menoleh dan melihat ke arah Wirianto Leng, dan melihat sebuah ekspresi tidak sabar di wajahnya, Yuliana Jina pun sontak tergelak tertawa. Wirianto Leng melihat ke arah Yuliana Jian, dan bertanya dengan suara rendah: "Hm? Kamu sedang menertawakan apa?"

Yuliana Jian memiringkan kepala dan melihat ke arah Wirianto Leng dan berkata dengan pelan: "Aku sudah hampir lupa dengan ekspresimu itu, tidak kusangka hari ini aku bisa melihatnya lagi."

Wirianto Leng melirik ke arah Yuliana Jian dan juga ikut tertawa: "Jika kamu bekerja bersama denganku, kamu akan sering melihat ekspresi tidak sabar ku ini, sayang sekali."

Yuliana Jian tersenyum dan menyahut: "Kalau begitu nanti harus mencari kesempatan untuk bekerja bersama denganmu satu kali saja, jika untuk kembali mengingatkanku akan ekspresi tidak sabaranmu itu, seakan kembali lagi ke masa lalu."

"Sungguh?" Wirianto Leng tertawa dan menatap Yuliana Jian: "Terdengarnya seperti kamu merasa sangat tersakiti."

Yuliana Jian menganggukkan kepala dengan segera: "Tentu saja, aku tentu saja sangat tersakiti, siapa saja juga akan merasa terluka saat dihina olehmu."

"Jadi, apa kamu butuh kompensasi?" Wirianto Leng berkata, tangannya mengusap lembut pinggang Yuliana Jian.

Yuliana Jian pun tertawa, lalu memiringkan kepala dan melirik ke arah Wirianto Leng, melepaskan tangan Wirianto Leng, dan berkata: "Kamu ini sungguh bisa mengambil kesempatan dalam kesempitan, bisakah saat ini kita tidak memikirkan akan hal itu? Jangan terus menerus di dalam mobil, kita turun sebentar dan melihat-lihat, ke toilet dan lain-lain."

Setelah mengatakannya, Yuliana Jian melihat ke sekelilingnya dari jendela mobil, dan masih bertanya dengan waspada: "Bagaimana? Dengan keadaan seperti di luar, apa kita boleh turun?"

Wirianto Leng mengangguk: "Boleh, orang belakang juga sudah menyusul."

Wirianto Leng menunjuk ke sebuah mobil roti yang datang mendekat, lalu sambil tersenyum dia berkata kepada Yuliana Jian: "Kamu terus lah bersama dengan pengawal wanita itu, dia akan memastikan keamananmu."

Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum: "Tenang saja, aku akan menurut. Kamu juga turunlah dan berjalan lah sedikit, jangan terus berada dalam mobil."

Setelah mengatakannya Yuliana Jian pun turun dari mobil, setelah turun Yuliana Jian berjalan ke arah pengawal wanita itu. Melihat dua orang itu pergi, Wirianto Leng juga turun dan berjalan-jalan, dia tersenyum melihat ke arah punggung Yuliana Jian, kemudian dia merasa ada orang yang datang mendekatinya. Wirianto Leng sedikit memiringkan kepalanya, dan melihat yang mendekatinya adalah wanita itu, wanita dari pasangan suami istri yang tadi. Wirianto Leng menyipitkan matanya, dan mengambil sikap defensif.

Novel Terkait

Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu