Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 386 Aku Sudah Pulang
Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, langsung tertawa: "Kalau kamu awalan berkata begitu, aku akan mempertahankan penampilan yang serius, ah, jangan-jangan pada awalnya kamu mengodaku duluan, itu karena aku sangat serius sebelumnya."
Yuliana Jian mengangguk kepala sambil tersenyum: "Ya, orang serius layak untuk digoda."
Wirianto Leng menundukkan kepala mencium bibir Yuliana Jian sambil tersenyum, berbisik sambil tersenyum, "Sayangnya sudah terlambat, aku melihatmu susah untuk serius."
Yuliana Jian memiringkan kepalanya sambil tersenyum, memicingkan mata melihat ke Wirianto Leng, menutup rapat bibirnya dan berbisik, "Benar-benar......"
Yuliana Jian berkata, tersenyum dan mengangkat tangannya mengantung di leher Wirianto Leng. Yuliana Jian dan Wirianto Leng berada di kantor kantor, tunggu sampai malam hari setelah semua karyawan pulang kerja, Yuliana Jian baru dengan Wirianto Leng keluar dari kantor. Yuliana Jian tersenyum dan meraih tangan Wirianto Leng, memandangi kantor yang kosong dan berbisik: "Kalau bukan karena bersamamu, aku benar-benar tidak berani sendirian di kantor semacam ini. Di saat sebelumnya aku bekerja, aku tidak berani kerja lembur terlalu malam, kantor kosong dan gelap semacam ini adalah yang paling mengerikan.”
Wirianto Leng menoleh kepala melihat Yuliana Jian sambil tersenyum: "Tidak menyangka kamu ada saat penakutnya."
Yuliana Jian mengerutkan kening, mendekat ke Wirianto Leng, berbisik, "Aku tentu saja ada saat takutnya, kamu tidak tau seberapa penakutnya aku. Utamanya karena ada banyak cerita mengerikan di gedung kantor semacam ini, seperti di tempat aku dulu bekerja, ada beberapa hantu berpakaian baju merah di toilet, hantu berrambut putih di lift, hantu pria yang seumur hidup bekerja lembur terus...... Ada juga beberapa hantu anak kecil...... Pokoknya benar-benar sangat menakutkan......"
Yuliana Jian berbicara sampau sini, memegang lengannya sendiri, bergumam sendiri, "Aduh, aku tidak bisa melanjutkan lagi, aku sudah merinding, pokoknya kantor seperti ini semuanya sangat mengerikan, berhubung cerita horor dan film tentang kantor-kantor ini juga sangat banyak. Aku takut berjalan-jalan, tiba-tiba melihat......"
Yuliana Jian berbicara sampai sini, tiba-tiba melihat satu bayangan yang keluar dari runag kerja kantor, dia segera mundur beberapa langkah, menangkap lengan Wirianto Leng, tak tahan berteriak kencang: "Siapa...... siapa kamu......"
Wirianto Leng segera menahan Yuliana Jian di belakangnya, menyipit mata melihat ke depan bertanya dengan suara dalam, "Siapa itu?"
Pada saat ini bayangan yang gelap-gelap itu seterusnya berjalan keluar beberapa orang lagi, lampu tiba-tiba menyala, mata Yuliana Jian sedikit merasa sakit oleh cahaya lampu yang menyilaukan, langsung bersembunyi di balik Wirianto Leng.
"Itu...... itu CEO Leng...... telah mengagetkan anda, kami beberapa orang ini baru saja akan pulang kerja, tiba-tiba mendengar ada suara bicara, terkejut, tidak menyangka itu adalah anda......" Ada satu orang menjelaskan dengan gugup.
"Oh, begitu." Wirianto Leng memicingkan mata melihati orang itu, berkata dengan suara dalam, "Jika sudah siap untuk pulang kerja, kalau begitu cepetan pulang."
Wirianto Leng berkata, menggenggam bahu Yuliana Jian dengan keras, ini baru berjalan keluar dari gedung kantor. Berjalan keluar dari gedung kantor, Wirianto Leng menyuruh Yuliana Jian naik mobil, baru tak tahan menoleh kepala melihati Yuliana Jian dan tertawa: "Kamu barusan kenapa begitu ketakutan......"
"Siapa yang tidak takut bertemu dengan hal seperti itu?" Yuliana Jian juga merasa kesel atas penampilan takutnya, bergumam dengan suara rendah. Tetapi ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng tertawa heboh, segera mengangkat tangan menutup mulut Wirianto Leng, mengerutkan kening dan berkata, "Kamu jangan tertawa lagi, kamu ketawa lagi, aku akan marah!"
Wirianto Leng mengangguk kepala sambil senyum, mengangkat tangan memegang kepala Yuliana Jian, tetapi tetap tak tahan dan tertawa. Yuliana Jian sedikit kesal, mengerutkan kening: "Mengapa kamu masih tertawa? Bisakah berhenti menertawakanku?"
Wirianto Leng mengangkat tangannya sambil tersenyum, memeluk Yuliana Jian, mengangguk kepala, berkata sambil tersenyum, "Baik, aku tidak menertawakanmu lagi, hanya merasa kamu begitu terbiasa bersembunyi di belakangku, membuatku merasa benar-benar sangat bahagia. "
Yuliana Jian mendengar perkatakan Wiriano Leng, langsung bersenyum, mengangkat tangannya dan memeluknya Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Kalau begitu seterusnya aku akan berusaha untuk bersembunyi di belakangmu kalau kamu menyukainya, aku bisa menjadi wanita kecil yang selalu bersembunyi di belakangmu."
"Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil bersenyum, berkata dengan suara dalam: “Aku tidak ingin kamu menjadi wanita kecilku, aku hanya berharap kamu menjadi istriku, terus seperti ini. Aku melindungimu, bukan karena kamu lemah, tetapi karena aku mencintaimu, suka menghadapi segalanya selangkah lebih maju darimu. "
Yuliana Jian mendengar perkataan Wiriano Leng, sedikit memiringkan kepala sambil bersenyum, mengangkat tangannya memegang wajah Wirianto Leng, berkata sambil tersenyum: "Tuan Leng kami benar-benar tau apa yang ingin kudengar, sangat senang mendengarnya."
Wirianto Leng menyipitkan mata dan menatap ke Yuliana Jian sambil tersenyum: "Jika kamu begitu senang, kalau begitu mana hadiahnya?"
Yuliana Jian memiringkan kepala dan melihat ke Wirianto Leng, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Masalah hadiah, kita pulang baru dibicarakan lagi."
Yuliana Jian berkata sampai sini, meletakkan tangannya yang memegang wajah Wirianto Leng, mengangkat kepala dan mencium sekali bibir Wirianto Leng, berkata sambil tersenyum: "Sekarang CEO Leng apa bisa mengantarku pulang pulang?"
"Tentu saja boleh." Wirianto Leng selesai bicara, menyalakan mobil sambil tersenyum.
Pulang ke rumah, begitu membuka gerbang, Melly Jian langsung melemparkan dirinya ke Wirianto Leng sambil tersenyum, kemudian mengangkat wajah kecilnya, mengerutkan kening bertanya pada Wirianto Leng dengan ekspresi sedih, "Ayah...... kamu ke mana saja? Beberapa hari ini Ibu tidak senang.”
Wirianto Leng menoleh kepala dan melihat Yuliana Jian, Yuliana Jian mencibirkan bibirnya terhadap Wirianto Leng, Wirianto Leng bersenyum ringan, melihati Melly Jian dan berkata sambil senyum, "Semuanya salahku, aku sudah minta maaf pada ibumu."
Melly Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, ini baru mengangguk kepala, berkata dengan serius, "Ini baru bagus, kalau ayah membuat ibu sedih lagi, aku juga akan marah."
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mengusap otak kecil Melly Jian sambil tersenyum, berkata sambil tersenyum: "Tenang saja, seterusnya tidak akan terjadi hal seperti itu lagi."
Yuliana Jian mendengar sampai sini, memiringkan kepala dan menatap Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Kamu harus ingat apa yang kamu katakan, tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan."
Wirianto Leng segera mengangkat tangannya,membuat gaya mengucapkan sumpah, berkata sambil tersenyum: "Aku bersumpah, bisakan? Aku bersumpah tidak akan terjadi hal seperti ini lagi, pasti tidak akan lagi.
Melly Jian melihati Wirianto Leng sambil tersenyum, lalu menoleh kepala melihati Yuliana Jian, segera melompat dengan tersenyum, berteriak kencang: "Wow, bagus sekali, ayah sudah kembali, kita bisa makan malam. Ayah, koki hari ini memasak banyak makanan lezat, tapi aku tetap suka makan masakanmu, kapan kamu bisa memasak untuk kami makan? "
"Bagaimana dengan besok?" Wirianto Leng melihati Melly Jian sambil tersenyum.
Melly Jian segera mengangguk kepala, berkata sambil tersenyum: "Bagus sekali, kalau begitu Melly besok tidak akan makan apa-apa, tunggu ayah memasak. Ayah apa yang akan kamu buatkan?”
Wirianto Leng memandang Melly Jian sambil tersenyum, lalu menoleh kepala melihati Melvin Jian yang berjalan di samping, meskipun tidak berbicara terus, tetapi memiliki senyum di wajahnya. Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Membuatkan makanan yang kamu dan Melvin suka makan, kalian boleh memikirkannya dengan baik-baik, memilih satu makanan favorit kalian, besok aku memasaknya untuk kalian makan."
"Baik! Bagus sekali! Melly Jian melompat sambil tersenyum, kemudian Melly Jian segera mulai memikirkan makanan lezat apa yang dia inginkan.
Meskipun Melvin Jian selalu tidak berbicara, tapi saat ini juga menawarkan beberapa pendapat. Setelah makan malam, Wirianto Leng memandang Michelle, baru menggandeng tangan Yuliana Jian berjalan kembali ke kamar. Saat berjalan ke kamar, Wirianto Leng sambil melepaskan pakaian, sambil berkata sambil tersenyum: "Dengar-dengar sebelumnya Michelle sakit beberapa kali, semuanya kamu sendiri yang merawatnya? Lelah kan."
Yuliana Jian memeluk Wirianto Leng dari belakang, mengangguk kepala, berkata dengan suara rendah, "Ya, aku yang merawatnya, aku juga bukan tidak pernah menjaga anak, kenapa ngomongnya seperti aku sangat lemah. Kamu akhirnya kembali. Belangan ini aku benar-benar hidup menderita, untungnya, menunggu sampai kamu kembali. Aku sebelumnya menonton drama, tidak terlalu mengerti mengapa ada wanita yang di dalam istananya menunggu-menunggu sampai menjadi wanita pemarah. Sekarang aku baru tau menunggu itu sangat tidak enak. Aku sekarang pun merasa apa ada orang melihat aku belakangan ini hidup terlalu nyaman, tidak memiliki empati lagi, jadi juga membiarkan aku merasakan kesepian dan penungguan seperti perempuan-perempuan itu.
Wirianto Leng berbalik badan memeluk Yuliana Jian, menunduk kepala mencium bibir Yuliana Jian, berkata dengan suara berat: "Sterusnya tidak akan membiarkanmu menunggu lagi."
Yuliana Jian mendongak sambil tersenyun, menggelengkan kepala dengan ringan: "Tidak masalah jika aku terus menunggu, selama kamu mau kembali itu sudah bisa."
Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil tersenyum, berbisik: "Aku sudah kembali."
Berbicara, Wiriano Leng perlahan-lahan menjatuhkan Yuliana Jian ke tempat tidur, Yuliana Jian mengangkat kepala melihati Wirianto Leng, meletakkan tangannya di leher Wirianto Leng sambil tersenyum. Keesokan harinya, setelah Yuliana Jian bangun segera mulai mencuci gosok, memutuskan pergi bersama dengan Wirianto Leng untuk menjalani pemeriksaan badan dengan baik.
"Kamu tidak perlu selalu mengikuti aku bukan? Bukanya kamu tidak suka bau rumah sakit?” Wirianto Leng mencoba menghentikan Yuliana Jian untuk bersamanya pergi ke rumah sakit.
Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan tergesa-gesa: "Tidak boleh, rumah sakit ini aku harus pergi, aku kalau tidak mengikuti pergi, aku tidak tau apakah kamu akan terus menipuku? Aku sudah takut ditipu olehmu, kali ini tidak bisa membiarkanmu pergi ke rumah sakit sendirian lagi. Hal ini tidak bisa dinegosiasikan, kamu harus ingatkan kamuu pernah menipukum, ada catatan buruk, aku tidak menghukummu, itu bukan karena aku tidak mengingat dendam."
"Baiklah......" Wirianto Leng berkata dan mengangkat tangan menggaruk hidung Yuliana Jian sambil tersenyum.
Yuliana Jian menggosok hidungnya, mengomel sambil bersenyum: "Kamu itu sebelumnya tidak cukup serius melakukan pemeriksaan badan, itu sebabnya kamu jatuh. Kalau kamu setiap kali melakukan pemeriksaan badan dengan serius, juga tidak akan memiliki masalah-masalah ini. Seterusnya aku dan kamu setiap setengah tahun harus melakukan sekali pemeriksaan badan, mesti harus sangat detail, tidak boleh tidak melakukannya. Pernah mengatakan padamu mau menjadi orang tua, aku mau menjadi wanita tua, tetapi kamu begitu mengabaikan kesehatanmu, sekarang aku pun curiga perkataanmu sebelumnya, apakah masih ada kejujuran.
Wirianto Leng menoleh kepala sambil tersenyum, mendengar suara mengomel Yuliana Jian, menyipitkan matanya, tak tahan senyum di wajahnya. Yuliana Jian mengomel sebentar, lalu mengangkat kepala melihat ke Wirianto Leng, melihat senyuman di wajah Wirianto Leng, Yuliana Jian sedikit menyipitkan mata, bertanya sambil tersenyum: "Apa yang kamu tertawakan? Apakah punya rencana yang buruk?"
Wirianto Leng mengangguk kepala, mencium bibir Yuliana Jian sambil tersenyum: "Ia, adalah rencana buruk ini."
Yuliana Jian mengangkat tangan dan memukul ringan dada Wirianto Leng, Kemudian mengangkat kepala, menatap ke Wirianto Leng, berkata dengan serius: "Kamu harus baik-baik saja, selalu menemaniku di samping, bisa tidak?"
Melihat Wiriano Leng menganggukkan kepalanya dengan keras, Yuliana Jian akhirnya bersenyum, mengangkat tangan memeluk Wirianto Leng. Ketika tiba di rumah sakit untuk pemeriksaan, meskipun dokter sudah mengatakan berkali-kali tidak ada masalah besar dengan kesehatan Wirianto Leng, tapi ketika mendengar hasil pemeriksaan, Yuliana Jian tetap tak tahan merasa gugup dan panik, tangan kakinya tak tahan mendingin.
Wirianto Leng melihat wajah Yuliana Jian sedikit pucat karena gugup, segera mengangkat tangan dan memegang tangan Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Tidak ada masalah apap-apa, jangan gugup."
Yuliana Jian menganggukkan kepala dengan panik, tetapi tetap gugup terus, ketika sampai dia mendengar hasil pemeriksaan terakhir, baru menghela napas panjang, menutup matanya dengan tenang, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya tidak ada masalah yang terlalu besar."
"Aku sudah bilang tidak ada masalah apapun." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum.
Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, segera mengerutkan kening, berkata dengan serius: "Namun tetap ada beberapa masalah kecil yang perlu diperhatikan, lihatlah saran dokter, dokter menyuruhmu kurangi makan makanan yang pedas, dan juga seafood. Ini ahli gizi juga pernah mengungkitnya, tetapi kamu tidak menganggapnya masalah, mulai dari sekarang tidak bisa begitu lagi, kamu tidak bisa sembarangan makan lagi, kapan bisa menyesuaikan indeks tubuh ke tingkat normal baru......"
Yuliana Jian berbicara samapi sini, hpnya tiba-tiba berdering. Yuliana Jian menunduk kepala melihat telepon, dan melihat itu telepon Peggy He, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng lalu segera menutup telepon, kemudian terus mengerutkan kening dan memberi saran kepada Wirianto Leng dengan sangat serius: "Masih ada juga harus kurangi minum arak, kamu jangan melihat sekarang sedikit melebihi standar, kalau kamu tidak memperhatikannya terus, kalau begitu tubuhmu......"
Yuliana Jian berkata, hpnya berdering lagi. Yuliana Jian menunduk kepala memandangi panggilan telepon, melihat tetap Peggy He yang menelepon, Yuliana Jian baru saja mau mematikan telepon. Wirianto Leng segera menahan tangan Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Apakah panggilan telepon dari Miss Peggy He? Kamu langsung menjawabnya saja, melihat apa yang ingin dia katakan kepadamu?"
"Peggy dia juga perhatian dengan kita......" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, menjelaskan dengan suara rendah.
Wirianto Leng mengangguk kepala sambil tersenyum: "Aku tau, aku tidak marah padanya, kamu bisa menjawab telepon dengan tenang."
Menurut pemahaman Yuliana Jian terhadap Wirianto Leng, hatinya Wirianto Leng pasti masih marah pada Peggy He asal ngomong di depannya, Yuliana Jian merasa saat ini tidak bisa mengkhianati Peggy He, lalu berencana untuk terus menutup teleponnya. Tetapi belum tunggu dia menutup telepon, Wirianto Leng sudah menjawab telepon terlebih dahulu, kemudian suara Peggy He menyebar keluar dari telepon: "Aku beritahumu, Yuliana, itu gawat, Wirianto Leng benar-benar memiliki wanita lain. Aku baru saja mendengar kabar, dia telah bergaul dengan seorang wanita di kantor sepanjang hari, sampai malam baru keluar dari kantor, sepertinya dia benar-benar ada masalah! "
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanCantik Terlihat Jelek
SherinUnlimited Love
Ester GohDemanding Husband
MarshallBack To You
CC LennyLoving Handsome
Glen ValoraInventing A Millionaire
EdisonCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia