Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 386 Aku Sudah Pulang

Wirianto Leng mendengar perkataan Yuliana Jian, langsung tertawa: "Kalau kamu awalan berkata begitu, aku akan mempertahankan penampilan yang serius, ah, jangan-jangan pada awalnya kamu mengodaku duluan, itu karena aku sangat serius sebelumnya."

Yuliana Jian mengangguk kepala sambil tersenyum: "Ya, orang serius layak untuk digoda."

Wirianto Leng menundukkan kepala mencium bibir Yuliana Jian sambil tersenyum, berbisik sambil tersenyum, "Sayangnya sudah terlambat, aku melihatmu susah untuk serius."

Yuliana Jian memiringkan kepalanya sambil tersenyum, memicingkan mata melihat ke Wirianto Leng, menutup rapat bibirnya dan berbisik, "Benar-benar......"

Yuliana Jian berkata, tersenyum dan mengangkat tangannya mengantung di leher Wirianto Leng. Yuliana Jian dan Wirianto Leng berada di kantor kantor, tunggu sampai malam hari setelah semua karyawan pulang kerja, Yuliana Jian baru dengan Wirianto Leng keluar dari kantor. Yuliana Jian tersenyum dan meraih tangan Wirianto Leng, memandangi kantor yang kosong dan berbisik: "Kalau bukan karena bersamamu, aku benar-benar tidak berani sendirian di kantor semacam ini. Di saat sebelumnya aku bekerja, aku tidak berani kerja lembur terlalu malam, kantor kosong dan gelap semacam ini adalah yang paling mengerikan.”

Wirianto Leng menoleh kepala melihat Yuliana Jian sambil tersenyum: "Tidak menyangka kamu ada saat penakutnya."

Yuliana Jian mengerutkan kening, mendekat ke Wirianto Leng, berbisik, "Aku tentu saja ada saat takutnya, kamu tidak tau seberapa penakutnya aku. Utamanya karena ada banyak cerita mengerikan di gedung kantor semacam ini, seperti di tempat aku dulu bekerja, ada beberapa hantu berpakaian baju merah di toilet, hantu berrambut putih di lift, hantu pria yang seumur hidup bekerja lembur terus...... Ada juga beberapa hantu anak kecil...... Pokoknya benar-benar sangat menakutkan......"

Yuliana Jian berbicara sampau sini, memegang lengannya sendiri, bergumam sendiri, "Aduh, aku tidak bisa melanjutkan lagi, aku sudah merinding, pokoknya kantor seperti ini semuanya sangat mengerikan, berhubung cerita horor dan film tentang kantor-kantor ini juga sangat banyak. Aku takut berjalan-jalan, tiba-tiba melihat......"

Yuliana Jian berbicara sampai sini, tiba-tiba melihat satu bayangan yang keluar dari runag kerja kantor, dia segera mundur beberapa langkah, menangkap lengan Wirianto Leng, tak tahan berteriak kencang: "Siapa...... siapa kamu......"

Wirianto Leng segera menahan Yuliana Jian di belakangnya, menyipit mata melihat ke depan bertanya dengan suara dalam, "Siapa itu?"

Pada saat ini bayangan yang gelap-gelap itu seterusnya berjalan keluar beberapa orang lagi, lampu tiba-tiba menyala, mata Yuliana Jian sedikit merasa sakit oleh cahaya lampu yang menyilaukan, langsung bersembunyi di balik Wirianto Leng.

"Itu...... itu CEO Leng...... telah mengagetkan anda, kami beberapa orang ini baru saja akan pulang kerja, tiba-tiba mendengar ada suara bicara, terkejut, tidak menyangka itu adalah anda......" Ada satu orang menjelaskan dengan gugup.

"Oh, begitu." Wirianto Leng memicingkan mata melihati orang itu, berkata dengan suara dalam, "Jika sudah siap untuk pulang kerja, kalau begitu cepetan pulang."

Wirianto Leng berkata, menggenggam bahu Yuliana Jian dengan keras, ini baru berjalan keluar dari gedung kantor. Berjalan keluar dari gedung kantor, Wirianto Leng menyuruh Yuliana Jian naik mobil, baru tak tahan menoleh kepala melihati Yuliana Jian dan tertawa: "Kamu barusan kenapa begitu ketakutan......"

"Siapa yang tidak takut bertemu dengan hal seperti itu?" Yuliana Jian juga merasa kesel atas penampilan takutnya, bergumam dengan suara rendah. Tetapi ketika Yuliana Jian melihat Wirianto Leng tertawa heboh, segera mengangkat tangan menutup mulut Wirianto Leng, mengerutkan kening dan berkata, "Kamu jangan tertawa lagi, kamu ketawa lagi, aku akan marah!"

Wirianto Leng mengangguk kepala sambil senyum, mengangkat tangan memegang kepala Yuliana Jian, tetapi tetap tak tahan dan tertawa. Yuliana Jian sedikit kesal, mengerutkan kening: "Mengapa kamu masih tertawa? Bisakah berhenti menertawakanku?"

Wirianto Leng mengangkat tangannya sambil tersenyum, memeluk Yuliana Jian, mengangguk kepala, berkata sambil tersenyum, "Baik, aku tidak menertawakanmu lagi, hanya merasa kamu begitu terbiasa bersembunyi di belakangku, membuatku merasa benar-benar sangat bahagia. "

Yuliana Jian mendengar perkatakan Wiriano Leng, langsung bersenyum, mengangkat tangannya dan memeluknya Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Kalau begitu seterusnya aku akan berusaha untuk bersembunyi di belakangmu kalau kamu menyukainya, aku bisa menjadi wanita kecil yang selalu bersembunyi di belakangmu."

"Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil bersenyum, berkata dengan suara dalam: “Aku tidak ingin kamu menjadi wanita kecilku, aku hanya berharap kamu menjadi istriku, terus seperti ini. Aku melindungimu, bukan karena kamu lemah, tetapi karena aku mencintaimu, suka menghadapi segalanya selangkah lebih maju darimu. "

Yuliana Jian mendengar perkataan Wiriano Leng, sedikit memiringkan kepala sambil bersenyum, mengangkat tangannya memegang wajah Wirianto Leng, berkata sambil tersenyum: "Tuan Leng kami benar-benar tau apa yang ingin kudengar, sangat senang mendengarnya."

Wirianto Leng menyipitkan mata dan menatap ke Yuliana Jian sambil tersenyum: "Jika kamu begitu senang, kalau begitu mana hadiahnya?"

Yuliana Jian memiringkan kepala dan melihat ke Wirianto Leng, menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Masalah hadiah, kita pulang baru dibicarakan lagi."

Yuliana Jian berkata sampai sini, meletakkan tangannya yang memegang wajah Wirianto Leng, mengangkat kepala dan mencium sekali bibir Wirianto Leng, berkata sambil tersenyum: "Sekarang CEO Leng apa bisa mengantarku pulang pulang?"

"Tentu saja boleh." Wirianto Leng selesai bicara, menyalakan mobil sambil tersenyum.

Pulang ke rumah, begitu membuka gerbang, Melly Jian langsung melemparkan dirinya ke Wirianto Leng sambil tersenyum, kemudian mengangkat wajah kecilnya, mengerutkan kening bertanya pada Wirianto Leng dengan ekspresi sedih, "Ayah...... kamu ke mana saja? Beberapa hari ini Ibu tidak senang.”

Wirianto Leng menoleh kepala dan melihat Yuliana Jian, Yuliana Jian mencibirkan bibirnya terhadap Wirianto Leng, Wirianto Leng bersenyum ringan, melihati Melly Jian dan berkata sambil senyum, "Semuanya salahku, aku sudah minta maaf pada ibumu."

Melly Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, ini baru mengangguk kepala, berkata dengan serius, "Ini baru bagus, kalau ayah membuat ibu sedih lagi, aku juga akan marah."

Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mengusap otak kecil Melly Jian sambil tersenyum, berkata sambil tersenyum: "Tenang saja, seterusnya tidak akan terjadi hal seperti itu lagi."

Yuliana Jian mendengar sampai sini, memiringkan kepala dan menatap Wirianto Leng, berkata dengan suara rendah: "Kamu harus ingat apa yang kamu katakan, tidak akan pernah terjadi lagi di masa depan."

Wirianto Leng segera mengangkat tangannya,membuat gaya mengucapkan sumpah, berkata sambil tersenyum: "Aku bersumpah, bisakan? Aku bersumpah tidak akan terjadi hal seperti ini lagi, pasti tidak akan lagi.

Melly Jian melihati Wirianto Leng sambil tersenyum, lalu menoleh kepala melihati Yuliana Jian, segera melompat dengan tersenyum, berteriak kencang: "Wow, bagus sekali, ayah sudah kembali, kita bisa makan malam. Ayah, koki hari ini memasak banyak makanan lezat, tapi aku tetap suka makan masakanmu, kapan kamu bisa memasak untuk kami makan? "

"Bagaimana dengan besok?" Wirianto Leng melihati Melly Jian sambil tersenyum.

Melly Jian segera mengangguk kepala, berkata sambil tersenyum: "Bagus sekali, kalau begitu Melly besok tidak akan makan apa-apa, tunggu ayah memasak. Ayah apa yang akan kamu buatkan?”

Wirianto Leng memandang Melly Jian sambil tersenyum, lalu menoleh kepala melihati Melvin Jian yang berjalan di samping, meskipun tidak berbicara terus, tetapi memiliki senyum di wajahnya. Wirianto Leng berkata sambil tersenyum: "Membuatkan makanan yang kamu dan Melvin suka makan, kalian boleh memikirkannya dengan baik-baik, memilih satu makanan favorit kalian, besok aku memasaknya untuk kalian makan."

"Baik! Bagus sekali! Melly Jian melompat sambil tersenyum, kemudian Melly Jian segera mulai memikirkan makanan lezat apa yang dia inginkan.

Meskipun Melvin Jian selalu tidak berbicara, tapi saat ini juga menawarkan beberapa pendapat. Setelah makan malam, Wirianto Leng memandang Michelle, baru menggandeng tangan Yuliana Jian berjalan kembali ke kamar. Saat berjalan ke kamar, Wirianto Leng sambil melepaskan pakaian, sambil berkata sambil tersenyum: "Dengar-dengar sebelumnya Michelle sakit beberapa kali, semuanya kamu sendiri yang merawatnya? Lelah kan."

Yuliana Jian memeluk Wirianto Leng dari belakang, mengangguk kepala, berkata dengan suara rendah, "Ya, aku yang merawatnya, aku juga bukan tidak pernah menjaga anak, kenapa ngomongnya seperti aku sangat lemah. Kamu akhirnya kembali. Belangan ini aku benar-benar hidup menderita, untungnya, menunggu sampai kamu kembali. Aku sebelumnya menonton drama, tidak terlalu mengerti mengapa ada wanita yang di dalam istananya menunggu-menunggu sampai menjadi wanita pemarah. Sekarang aku baru tau menunggu itu sangat tidak enak. Aku sekarang pun merasa apa ada orang melihat aku belakangan ini hidup terlalu nyaman, tidak memiliki empati lagi, jadi juga membiarkan aku merasakan kesepian dan penungguan seperti perempuan-perempuan itu.

Wirianto Leng berbalik badan memeluk Yuliana Jian, menunduk kepala mencium bibir Yuliana Jian, berkata dengan suara berat: "Sterusnya tidak akan membiarkanmu menunggu lagi."

Yuliana Jian mendongak sambil tersenyun, menggelengkan kepala dengan ringan: "Tidak masalah jika aku terus menunggu, selama kamu mau kembali itu sudah bisa."

Wirianto Leng memeluk Yuliana Jian sambil tersenyum, berbisik: "Aku sudah kembali."

Berbicara, Wiriano Leng perlahan-lahan menjatuhkan Yuliana Jian ke tempat tidur, Yuliana Jian mengangkat kepala melihati Wirianto Leng, meletakkan tangannya di leher Wirianto Leng sambil tersenyum. Keesokan harinya, setelah Yuliana Jian bangun segera mulai mencuci gosok, memutuskan pergi bersama dengan Wirianto Leng untuk menjalani pemeriksaan badan dengan baik.

"Kamu tidak perlu selalu mengikuti aku bukan? Bukanya kamu tidak suka bau rumah sakit?” Wirianto Leng mencoba menghentikan Yuliana Jian untuk bersamanya pergi ke rumah sakit.

Yuliana Jian menggelengkan kepala dengan tergesa-gesa: "Tidak boleh, rumah sakit ini aku harus pergi, aku kalau tidak mengikuti pergi, aku tidak tau apakah kamu akan terus menipuku? Aku sudah takut ditipu olehmu, kali ini tidak bisa membiarkanmu pergi ke rumah sakit sendirian lagi. Hal ini tidak bisa dinegosiasikan, kamu harus ingatkan kamuu pernah menipukum, ada catatan buruk, aku tidak menghukummu, itu bukan karena aku tidak mengingat dendam."

"Baiklah......" Wirianto Leng berkata dan mengangkat tangan menggaruk hidung Yuliana Jian sambil tersenyum.

Yuliana Jian menggosok hidungnya, mengomel sambil bersenyum: "Kamu itu sebelumnya tidak cukup serius melakukan pemeriksaan badan, itu sebabnya kamu jatuh. Kalau kamu setiap kali melakukan pemeriksaan badan dengan serius, juga tidak akan memiliki masalah-masalah ini. Seterusnya aku dan kamu setiap setengah tahun harus melakukan sekali pemeriksaan badan, mesti harus sangat detail, tidak boleh tidak melakukannya. Pernah mengatakan padamu mau menjadi orang tua, aku mau menjadi wanita tua, tetapi kamu begitu mengabaikan kesehatanmu, sekarang aku pun curiga perkataanmu sebelumnya, apakah masih ada kejujuran.

Wirianto Leng menoleh kepala sambil tersenyum, mendengar suara mengomel Yuliana Jian, menyipitkan matanya, tak tahan senyum di wajahnya. Yuliana Jian mengomel sebentar, lalu mengangkat kepala melihat ke Wirianto Leng, melihat senyuman di wajah Wirianto Leng, Yuliana Jian sedikit menyipitkan mata, bertanya sambil tersenyum: "Apa yang kamu tertawakan? Apakah punya rencana yang buruk?"

Wirianto Leng mengangguk kepala, mencium bibir Yuliana Jian sambil tersenyum: "Ia, adalah rencana buruk ini."

Yuliana Jian mengangkat tangan dan memukul ringan dada Wirianto Leng, Kemudian mengangkat kepala, menatap ke Wirianto Leng, berkata dengan serius: "Kamu harus baik-baik saja, selalu menemaniku di samping, bisa tidak?"

Melihat Wiriano Leng menganggukkan kepalanya dengan keras, Yuliana Jian akhirnya bersenyum, mengangkat tangan memeluk Wirianto Leng. Ketika tiba di rumah sakit untuk pemeriksaan, meskipun dokter sudah mengatakan berkali-kali tidak ada masalah besar dengan kesehatan Wirianto Leng, tapi ketika mendengar hasil pemeriksaan, Yuliana Jian tetap tak tahan merasa gugup dan panik, tangan kakinya tak tahan mendingin.

Wirianto Leng melihat wajah Yuliana Jian sedikit pucat karena gugup, segera mengangkat tangan dan memegang tangan Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Tidak ada masalah apap-apa, jangan gugup."

Yuliana Jian menganggukkan kepala dengan panik, tetapi tetap gugup terus, ketika sampai dia mendengar hasil pemeriksaan terakhir, baru menghela napas panjang, menutup matanya dengan tenang, berkata sambil tersenyum: "Sepertinya tidak ada masalah yang terlalu besar."

"Aku sudah bilang tidak ada masalah apapun." Wirianto Leng berkata sambil tersenyum.

Yuliana Jian mendengar perkataan Wirianto Leng, segera mengerutkan kening, berkata dengan serius: "Namun tetap ada beberapa masalah kecil yang perlu diperhatikan, lihatlah saran dokter, dokter menyuruhmu kurangi makan makanan yang pedas, dan juga seafood. Ini ahli gizi juga pernah mengungkitnya, tetapi kamu tidak menganggapnya masalah, mulai dari sekarang tidak bisa begitu lagi, kamu tidak bisa sembarangan makan lagi, kapan bisa menyesuaikan indeks tubuh ke tingkat normal baru......"

Yuliana Jian berbicara samapi sini, hpnya tiba-tiba berdering. Yuliana Jian menunduk kepala melihat telepon, dan melihat itu telepon Peggy He, Yuliana Jian melihat Wirianto Leng lalu segera menutup telepon, kemudian terus mengerutkan kening dan memberi saran kepada Wirianto Leng dengan sangat serius: "Masih ada juga harus kurangi minum arak, kamu jangan melihat sekarang sedikit melebihi standar, kalau kamu tidak memperhatikannya terus, kalau begitu tubuhmu......"

Yuliana Jian berkata, hpnya berdering lagi. Yuliana Jian menunduk kepala memandangi panggilan telepon, melihat tetap Peggy He yang menelepon, Yuliana Jian baru saja mau mematikan telepon. Wirianto Leng segera menahan tangan Yuliana Jian, berkata sambil tersenyum: "Apakah panggilan telepon dari Miss Peggy He? Kamu langsung menjawabnya saja, melihat apa yang ingin dia katakan kepadamu?"

"Peggy dia juga perhatian dengan kita......" Yuliana Jian menatap Wirianto Leng, menjelaskan dengan suara rendah.

Wirianto Leng mengangguk kepala sambil tersenyum: "Aku tau, aku tidak marah padanya, kamu bisa menjawab telepon dengan tenang."

Menurut pemahaman Yuliana Jian terhadap Wirianto Leng, hatinya Wirianto Leng pasti masih marah pada Peggy He asal ngomong di depannya, Yuliana Jian merasa saat ini tidak bisa mengkhianati Peggy He, lalu berencana untuk terus menutup teleponnya. Tetapi belum tunggu dia menutup telepon, Wirianto Leng sudah menjawab telepon terlebih dahulu, kemudian suara Peggy He menyebar keluar dari telepon: "Aku beritahumu, Yuliana, itu gawat, Wirianto Leng benar-benar memiliki wanita lain. Aku baru saja mendengar kabar, dia telah bergaul dengan seorang wanita di kantor sepanjang hari, sampai malam baru keluar dari kantor, sepertinya dia benar-benar ada masalah! "

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu