Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga

Namun Yuliana menundukkan kepalanya menatapi MIchelle, dia tidak tahu apakah ini karena efek perasaannya saja atau tidak, Yuliana merasakan bahwa anak ini tidak merasa takut sama sekali, Yuliana lalu tersenyum, dia menatapi Michelle yang masih saja sedang gembira, Yuliana berkata sambil tersenyum, "Ketika melihat anak ini, aku merasa kehidupanku dan Wirianto benar-benar akan diulang dari awal."

Peggy sedikit atau banyak juga mengetahui kondisi Yuliana dan Wirianto, meskipun Peggy tidak tahu bahwa kemana perginya Yuliana sebelumnya ketika menghilang, namun Peggy bisa merasakan bahwa Yuliana sudah mengalami perubahan yang besar, dia seharusnya mengalami sesuatu yang sangat parah sehingga baru bisa menjadi seperti sekarang ini.

meskipun sifat Peggy itu terbuka dan seadanya, namun Peggy juga tahu batasannya, dia tidak akan banyak bertanya terhadap hal yang tidak seharusnya dia ketahui.

Peggy menatapi Yuliana dan tersenyum, Peggy juga ikut tersenyum, dia merangkul Yuliana dan berkata sambil tersenyum, "Aku sangatlah senang kamu bisa berpikir seperti begini, aduh, meskipun Wirianto terlihat seram, terkadang aku merasa hidup bersama orang seperti ini hampir sama saja dengan kiamat mendatang........"

"Hmm, hmm......." Yuliana pura-pura batuk dan memotong perkataan Peggy.

Peggy langsung menyadari bahwa dirinya salah ucapan, dia lalu bergegas menutup mulutnya dan menatapi Yuliana dengan lototan mata besarnya, dia berbisik, "Eh.... itu, aku bukan bermaksud seperti begitu, sebenarnya Wirianto sangat seram, namun dibidang lain dia juga tampil sangat baik, aku melihat dia memeluk anak dan bermain dengan anak sungguh mengejutkan, itu sama sekali tidak seperti Wirianto yang berada didalam imajinasi aku."

Yuliana menatapi Peggy sambil tertawa dan bertanya, "Lalu seharusnya Wirianto yang berada didalam imajinasi kamu seharusnya seperti apa?"

Peggy mengerutkan keningnya, dia mengelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak bisa dibayangkan, kira-kira seperti anak ini jika bandel akan digantung dan dihukum, lalu tidak memberikannya makan, tidak akan tertawa terhadap anak kecil, tidak mau berbicara dengan anak kecil, dan menganggap anak kecil bagai udara."

Yuliana tidak tahan dan tertawa ketika mendengar perkataan Peggy, "kalau begitu penampilan Wirianto saat ini tergolong baik dong? Benar-benar berada diluar perkiraan kamu?"

Peggy langsung menganggukkan kepalanya, dia menatapi Yuliana dengan kaget, "Apakah kamu merasa seperti begitu juga? Apakah kamu tahu? Ketika aku melihat Wirianto mengendong anak, aku kaget sekali, aku merasa dia mungkin saja jika marah akan langsung melempar anak itu, ketika kamu melihatnya, apakah kamu tidak merasa seperti begitu?"

"Yuliana tidak akan merasa seperti begitu......" suara Wirianto tiba-tiba muncul.

Peggy kaget dia langsung diam dan menoleh kearah Wirianto yang berada didepan pintu, Peggy langsung bersembunyi dibelakang Yuliana dan bergegas berkata, "Yuliana, lindungi aku......."

Mendengar perkataan tolong dari Peggy, Yuliana tertawa, dia menasehati Peggy dan berkata kepada Wirianto, "Kamu jangan menakutinya lagi, memang begini sifatnya, dia tidak bermaksud jahat."

Peggy bersembunyi dibelakang Yuliana, dia menatapi Wirianto dengan tegang, dia berbisik, "Iya, memang begini sifat aku, aku tidak bermaksud jahat."

Wirianto melirik kearah Peggy dan lalu tersenyum kearah Yuliana, "Aku bawa Michelle keluar, kalian mengobrol saja."

Seusai berkata, Wirianto langsung mengendong Michelle dan melihat Wirianto mengendong anak keluar, Peggy langsung melototkan matanya, dia bergegas mengoyangkan badan Yuliana, dan berkata, "Kamu lihat itu tidak, sungguh menakutkan sekali."

"Peggy, dia adalah suamiku, jika kamu berkata seperti itu lagi aku akan marah." Yuliana berkata dengan serius.

Peggy langsung menatapi Yuliana sambil mengerutkan keningnya, dia mengelengkan kepalanya, "Kamu tidak perlu begitu melindungi Wirianto."

Yuliana mengangkat kepalanya, dia tersenyum, "Wajib dilindungi, dia adalah suamiku, dia berada didalam jangkauan perlindunganku."

Peggy langsung mengerutkan keningnya dan menarik nafas, "Eh,......kalian para kekasih ini, mau seberapa menjijikan, kalian pamer mesra seperti begini, Wirianto ada sebesar ini, dia sebesar gunung es, apakah dia perlu perlindungan dari kamu?"

Yuliana menjawab sambil tertawa, "Semirip apapun penampilannya seperti gunung es, namun hatinya sangatlah lembut, hingga membuat orang sangatlah ingin melindunginya, tunggu hingga kamu menemukan orang yang kamu cintai, kamu akan tahu bahwa baik seberapa kuatnya seseorang dari tampang luarnya, sekali kamu jatuh cinta padanya, kamu akan khawatir untuknya, terkadang jelas kamu tahu itu tidak perlu, namun kamu juga tetap akan berpikir bagaimana jika dia kenapa-kenapa, bagaimana jika disampingnya tidak ada aku."

Peggy langsung menutup telinganya, dia mengelengkan kepalanya dan berteriak, "Tapi begini juga sangatlah baik, aku tahu kamu sangatlah bahagia saja sudah cukup, akhirnya tidak perlu khawatir terhadap kamu lagi, sebenarnya sedikit atau banyak aku juga mengerti perasaanmu, sama seperti dirimu, jelas disamping dirimu ada Wirianto yang terlihat begitu kuat, seharusnya tidak akan terjadi apapun, tapi aku tetap saja akan mengkhawatirkan kamu, takut kamu menghadapi masalah, terkadang aku merasa diriku sungguh lcuu, mengapa harus terus khawatir untukmu, jelas bahwa kamu sendiri bisa menyelesaikannya sendiri, namun aku tidak bisa menahannya..........duh..........apakah ini melambangkan bahwa aku juga mencintaimu?"

Yuliana tertawa lepas, dia berkata, "Kalau begitu kamu pergi bersaing dengan Wirianto dulu, aku sering melihat banyak orang yang memperebutkan Wirianto, aku masih belum pernah diperebutkan, aku juga sangatlah khawatir, jika kamu bisa merebut dengan Wirianto akan diriku, itu jelas membuktikan aku juga ada orang lain yang suka, aku akan sangatlah senang."

Peggy bergegas mengelengkan tangannya, "Tidak perlu, aku masih ingin hidup lebih lama lagi, aku terhadapmu hanyalah pertemanan saja, aku tidak ingin bersaing dengan Wirianto."

Peggy berkata hingga disini, dia menekan suaranya, "Sudahi saja, semakin seram jika dibicarakan, nanti jika mengundang Wirianto keatas lagi, dan mempertanyakan apakah aku menginginkan kamu, aku pasti gawat, aku pergi gulu, aku tidak menganggu kalian sekeluarga berlima hidup bahagia."

Yuliana berkata sambil tersenyum, "Baiklah kalau begitu, aku antar kamu dulu."

Peggy mengangkat tangan dan menekan bahu Yuliana, dia tersenyum dan mengelengkan kepalanya, "Kamu tidak perlu mengantar aku, kamu istirahat saja, aku sendiri tahu jalan, jika Wirianto melihat kamu mengantar aku, aku pasti akan mati diremas olehnya."

Peggy berkata sambil tersenyum, dia bergegas mengeluarkan sebuah kalung gembok emas dari kantongnya dan berkata kepada Yuliana sambil tersenyum, "Ini adalah hadiah untuk Michelle, ini gembok berkah, doakan dia penuh berkah."

Yuliana menatapi gembok berkah itu dan tersenyum, "Terima kasih, sekarang yang paling aku suka adalah kata-kata seperti begini."

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu