Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 53. Kegeeran
Leny menatapi Wirianto, tertawa dengan suara kecil: "Setelah pulang, aku terus menyewa satu apartemen. Wirianto, apakah kamu ingin aku buatkan kopi? Kamu sudah sangat lama tidak mencoba kopi yang kubuatkan untukmu, kan?"
Leny sambil berkata sambil meletakkan tangannya di atas punggung tangan Wirianto. Wirianto mengangkat tangannya, mengibas ringan tangan Leny, berkata dingin: "Maaf, malam ini aku masih ada urusan, kamu boleh mencari lelaki lain untuk meminum kopimu."
"Wirianto, kamu masih marah denganku?" Leny segera berdiri, matanya basah oleh air mata, berkata dengan lembut kepada Wirianto.
Wirianto mengerutkan keningnya, merasa aneh dan menatapi Leny: "Kamu kenapa berkata seperti itu?"
Leny melihat ke bawah, berkata sedih: "Karena kamu bisa-bisanya ingin mendorongku ke lelaki lain, kalau kamu benar-benar bersedia balik kembali denganku, kenapa mau mendorongku ke lelaki lain?"
"Aku hanya berharap kamu hidup tanpa dikekang, pekerjaanku banyak, tidak bisa sering menemanimu. Kamu boleh mencari beberapa teman menemanimu, bukannya sangat baik?"
Wirianto menyipitkan matanya melihat Leny, berkata dingin: "Lagipula aku sudah memberimu identitas sebagai partner perempuanku, kalau kamu baik dan menurut, aku bahkan mungkin memberimu identitas sebagai kekasih jangka panjang. Kalau kamu bisa membuat nenek menyukaimu kembali, kamu juga mungkin bisa menjadi istriku. Kamu masih ingin apa? Kalau kamu merasa aku tidak bisa memuaskanmu, maka kamu boleh menolak menjadi partner perempuanku....."
"Tidak....." Leny menggelengkan kepalanya, berpikir sejenak kemudian berkata ringan: "Aku bersedia menjadi partner perempuanmu, tapi, istrimu sekarang bukannya Yuliana Jian? Apakah kamu ingin berpisah dengannya?"
Wirianto tertawa dingin: "Dia hanyalah istri kontrakan, dulu karena beberapa hal kebetulan mengandung anakku, tidak bisa membiarkan dia pergi, baru membiarkan dia terus tinggal di kediaman Leng. Tapi sekarang anak itu sudah tidak ada, aku juga benci dengan perempuan seperti dia, setelah lewat masa perjanjian setahun, aku tentu saja akan bercerai dengannya. Dibandingkan dia, aku malah merasa kamu lebih cocok jadi istriku."
Leny menatapi Wirianto dengan tatapan berapi-api, dia tidak bisa menahan senyum di bibirnya, namun wajahnya tetap menunjukkan ekspresi kesusahan: "Kalau begitu, apakah tidak terlalu tidak adil pada Nona Yuli, dia hampir saja melahirkan anakmu."
"Dia hamil hanya demi harta, lagipula dia juga tidak sia-sia masuk ke keluarga Leng, meskipun awalnya sangat buruk, tapi bagaimanapun dia pernah menjadi perempuanku, aku akan dengan sekuat tenaga memberinya perlindungan, tapi juga kalau hal ini tidak mempengaruhi keuntunganku." Wirianto berkata dengan suara kecil.
Leny menutupi senyumnya dan menghela nafas ringan: "Nona Yuli itu terlihat seperti orang yang pintar, hanya saja sebelumnya ketika aku bertemu dengannya, dia sepertinya merasa hubungannya denganmu tidaklah biasa, kamu harus mengingatkan dia, jangan sampai dia salah paham mengira dirinya benar-benar sudah menjadi Nyonya muda keluarga Leng. Kalau sampai saatnya baru membuat dia terluka dan sedih, aku paling tidak tega melihat orang lain sedih.... Sebenarnya lihat dari posisinya, dia sudah mendapatkan banyak keuntungan, kalau rakus lagi maka sudah keterlaluan."
"Masalah dia, aku bisa selesaikan sendiri. Kamu sebisa mungkin jangan bertentangan dengannya, dia tidak pantas. Aku masih ada urusan di perusahaan, kamu makan sendiri." Wirianto berkata dingin.
Melihat Leny mengangguk, Wirianto pun berbalik dan berjalan keluar dari ruangan, dan berjalan keluar dari restoran di bawah tatapan orang banyak.
Leny menatapi punggung Wirianto, kemudian tertawa: "Wirianto Leng, aku tahu kamu masih milikku."
Wirianto mengemudi, langsung menuju sebuah konter alat rias di sebuah departemen store, menunjuk sebuah parfum perempuan dan lipstik yang paling mahal.
Sales konter itu tidak menyangka di saat toko sudah mau tutup, masih ada penjualan besar, dia segera tersenyum berseri-seri sambil membungkus barang belian Wirianto, sambil berkata: "Tuan, parfum ini sangat cocok untuk dipakai perempuan, anda juga sangat pintar memilih lipstik, lipstik ini adalah lipstik yang paling banyak terjual, kekasih anda pasti akan menyukainya."
Wirianto tidak berbicara, hanya mengangkat tangannya dan menahan tangan sales yang sedang membungkus barang beliannya: "Tidak usah dibungkus, aku langsung bawa saja."
"Tidak usah dibungkus? Tapi hadiah semahal ini......." sales konter itu tidak pernah bertemu pembeli seperti ini, kalaupun pembelinya adalah orang kaya, para lelaki datang membeli barang-barang ini, sudah pasti berencana memberikan hadiah untuk perempuan. Yang namanya hadiah, mana mungkin tidak dibungkus?
"Pakai kartu." Wirianto mengeluarkan kartu banknya dan menyerahkannya kepada sales tersebut.
Setelah dia membeli kedua barang itu, Wirianto langsung mengambil parfum itu dan menyemprot sedikit ke lengan bajunya dan kerahnya, kemudian mencoret sedikit lipstik di kerahnya, setelah itu dia langsung membuang kedua barang ini ke tong sampah, dan berjalan keluar dari departemen store. Sales tersebut tidak pernah bertemu pembeli seperti itu, dia pun melotot dan bergumam: "Tampan seperti itu, tapi kenapa bisa adalah orang aneh?"
Wirianto kemudian mengemudi berkeliling, baru pulang ke kediaman Leng. Ketika Wirianto kembali ke kamarnya, begitu membuka pintu, dia pun melihat Yuliana yang berbaring di atas kasur langsung terbangun. Wirianto menyipitkan matanya, sesuai dengan perkiraannya, Yuliana terus menunggunya pulang.
Wirianto melirik Yuliana sekilas, berjalan sampai ke samping kasur dan berkata dingin: "Mulai hari ini kamu tidur...."
Berkata sampai sini, Wirianto berhenti sejenak, awalnya dia bermaksud menyuruh Yuliana tidur di lantai, tapi dia teringat lantai lumayan dingin, Yuliana baru saja keguguran. Kalau dia tidur di lantai dan kedinginan, pasti akan penyakitan.
Wirianto mengerutkan keningnya, dan langsung mengubah perkataannya: "Mulai hari ini kamu tidur di kasur, aku tidur di lantai. Sebelum kamu meninggalkan kediaman Leng, kita tidur terpisah, beri aku selimut...."
Saat ini, Wirianto sangat dekat dengan Yuliana, Yuliana bisa dengan jelas mencium aroma parfum perempuan di tubuh Wirianto, bahkan bisa melihat samar bekas lipstik di kerahnya. Aroma parfum ini sangat ringan dan anggun, Yuliana tahu parfum ini, belakangan ini sangat banyak orang kaya terkenal yang menyukai aroma parfum ini, warna lipstik juga terlihat sangat mahal.
Hanya lihat sekilas, Yuliana pun tahu Wirianto pernah berdekatan dengan perempuan, apakah perempuan ini adalah Leny Liu?
Kalau dia bertanya lagi maka dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri, Yuliana mengerutkan kening dan menunduk, memeluk selimut di sampingnya dan mengalas lantai, kemudian kembali ke kasur tanpa bersuara, masuk ke dalam selimut, membungkus dirinya menjadi sebuah gumpalan kecil. Sekarang Yuliana seperti landak kecil yang menerima kejutan dan meringkuk menjadi sebuah gumpalan kecil, menunjukkan duri tajam di punggungnya. Wirianto melihat seluruh gerakan Yuliana, dia mengerutkan kening, sekarang dia sudah mencapai tujuannya.
Wirianto menghirup nafas dalam dan berbalik menuju ke kamar mandi, setelah mandi dia memakai baju tidur, kemudian berbaring di lantai yang beralaskan selimut. Wirianto menutup matanya, tapi ketika mendengar suara Yuliana berbalik di atas kasur, dia tidak bisa tidak membuka matanya, tatapannya tertuju pada Yuliana.
Yuliana masih bersembunyi di dalam selimut, meringkuk membentuk sebuah gumpalan kecil. Saat ini, dari gumpalan kecil itu tiba-tiba terdengar suara tangisan kecil, Wirianto langsung berdiri dan menarik selimut Yuliana. Yuliana melihat selimutnya ditarik, dia langsung berbalik, berbaring terbalik di kasur, menyembunyikan wajahnya.
"Kamu....Kamu menangisi apa?" suara Wirianto tanpa sadar melembut.
Yuliana menutup wajahnya, merasa kehilangan muka, mana mungkin bersedia menjawab pertanyaan Wirianto? Yuliana pun mengubur wajahya di atas bantal, berkata panik dengan suara tangis: "Aku tidak menangis! Kamu salah lihat."
Yuliana memang menangis, sebelum Wirianto pulang, dia juga sudah menangis sendirian beberapa kali. Yuliana merasa hatinya sedih dan tidak nyaman tanpa alasan, untuk pertama kalinya dia merasakan kesakitan perasaan yang tidak mendapatkan balasan. Jelas-jelas dia juga tahu tidak seharusnya memiliki perasaan apapun terhadap Wirianto, mereka berdua juga tidak akan ada masa depan apapun, tapi ketika dia melihat Wirianto benar-benar meninggalkan sisinya, pergi menemani perempuan lain, dia pun merasa sangat sedih.
Sampai-sampai, ketika Wirianto pulang, Yuliana bahkan berpikir, mungkin dia bisa tetap bersama dengan Wirianto. Posisi istri Wirianto ini, menurut banyak perempuan mungkin adalah madu yang sangat menggoda, tapi Yuliana sudah menyadari, posisi ini juga adalah jebakan maut.
Tapi asalkan Wirianto memberinya sedikit balasan, dia bersedia mengambil resiko dan tetap tinggal di sisi Wirianto, menemaninya tinggal di gua harimau ini. Ketika Yuliana mengambil keputusan ini, dia mengalami siksaan besar di dalam hati, sekarang dia adalah penopang keluarganya, bukanlah gadis kecil yang bisa mengambil resiko demi cinta. Kalau sampai terjadi sesuatu padanya, maka Yuliana tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada ayahnya.
Yuliana tahu strategi terbaiknya adalah sebelum waktu perjanjiannya tiba, dia harus mengurus dengan baik hubungannya dengan keluarga Leng, kemudian meninggalkan kediaman Leng dengan pasti. Dengan begitu keluarga Leng akan mempertimbangkan hubungannya dengan Wirianto, tidak mencari masalah dengan Wirianto. Wirianto dan Nyonya tua Leng kalau sama seperti yang mereka katakan, akan memberinya perlindungan, maka ini adalah pilihan yang paling menguntungkan untuknya di situasi yang ribut sekarang ini.
Tapi Yuliana malah membuat keputusan yang paling tidak seharusnya dia pilih, tapi yang dia dapatkan malah Wirianto yang baru saja berhubungan dengan perempuan lain dan dipenuhi dengan aroma parfumnya. Sebenarnya Yuliana tidak hanya merasa tidak adil karena kehilangan cintanya, masih ada rasa bersalah karena keputusan yang dia buat tadi.
Wirianto menunduk melihat Yuliana, keningnya berkerut, direktur utama dingin yang selalu tinggi diatas, juga tidak tahu harus berbuat apa.
Dia tahu tujuannya melakukan semua ini, dia bukan takut Yuliana terus menyukainya, tapi Wirianto mulai khawatir dia akan benar-benar menyukai Yuliana. Belakangan ini dia terlalu angkuh, berpikir hatinya tidak akan tergerak, oleh karena itu dia pun terus mendekati Yuliana. Mengira dirinya tidak akan goyah, oleh karena itu dia berani tidur satu kasur dengan Yuliana.
Tapi kebiasaan perlahan-lahan aka menjadi kemelakatan, dan kemelekatan akan menjadi cinta.
Wirianto menyadari bahwa dirinya sudah mulai memanjakan Yuliana, yang akan membuat Yuliana menjadi bunga yang tidak bisa dipangkas, ketika Yuliana bersikeras mekar di sisinya, maka saat itu adalah saat yang paling bahaya untuk Yuliana. Situasi kacau keluarga Leng, semua orang tampaknya memegang kendali, tapi kenyataannya, siapapun tidak bisa mengendalikan semuanya, karena siapapun tidak memiliki kelemahan fatal, tidak ada orang yang bersedia melepas kepentingan besarnya demi orang lain.
Tapi Wirianto mulai menyadari, Yuliana mungkin akan menjadi kelemahan fatalnya.
Novel Terkait
Villain's Giving Up
Axe AshciellyAir Mata Cinta
Bella CiaoHei Gadis jangan Lari
SandrakoHidden Son-in-Law
Andy LeeKamu Baik Banget
Jeselin VelaniLove at First Sight
Laura VanessaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia