Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 295 Namaku Wirianto Leng
Wirianto Leng belum mempertimbangkan perihal kamar Yuliana Jian, meskipun saat ini pikiran Yuliana Jian sedang kacau dan dia tidak terlalu mengenalnya. Tetapi dalam lubuk hati Wirianto Leng, Yuliana Jian masih kekasihnya, tentu saja dia berpikir seharusnya mereka tinggal bersama.
Wirianto Leng mengerutkan kening, menatap kamar di lantai dua, lalu sambil tersenyum dia berkata, "Kamu boleh memilih duluan kamar yang kamu mau, lady first."
Yuliana Jian melirik Wirianto Leng lalu bertanya dengan suara rendah, "Benarkah?"
Wirianto Leng mengangguk: "Tentu saja, kamu boleh naik ke atas dan memilih sekarang."
Yuliana Jian mengejapkan matanya, setelah itu dia bangkit dan berlari ke atas. Ketika berlari ke lantai dua, diam-diam Yuliana Jian menoleh ke belakang untuk melihat Wirianto Leng, dia ingin melihat apakah Wirianto Leng sedang mengawasinya atau tidak. Melihat Wirianto Leng tidak menoleh ke belakang, Yuliana Jian menghela napas lega lalu berjalan menuju kamar di sampingnya.
Ketika Yuliana Jian menoleh, Wirianto Leng yang melirik ke arah Yuliana Jian, menundukkan kepalanya, dan mengeluarkan ponselnya dia membuka perangkat lunak pemantau, dari sana dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Yuliana Jian berjalan ke dalam kamar. Yuliana Jian berjalan dengan sangat santai dan rileks sambil sesekali dia berputar-putar dan melompat-lompat, dia terlihat seperti seorang gadis berusia dua puluhan.
Wirianto Leng langsung mengangkat sudut mulutnya dan terkekeh. Tetapi Wirianto Leng juga melihat Yuliana Jian berulang kali memeriksa gagang pintu kamar dan lingkungan sekitarnya, akhirnya dia memilih kamar di sudut ruangan yang lebih aman dan kamar dengan jendela yang lebih mudahkannya melarikan diri.
Tidak peduli seberapa kacau pikirannya, tapi kewaspadaaan Yuliana Jian masih sangat kuat.
Melihat Yuliana Jian berbalik dan berjalan ke bawah, Wirianto Leng langsung menutup ponselnya dan mengambil sumpit untuk melanjutkan makannya. Kesehatan Yuliana Jian belum sepenuhnya pulih, setelah berjalan dan melompat-lompat sebentar, Yuliana Jian kelelahan hingga ngos-ngosan. Yuliana Jian mengibaskan tangannya dan mengipasi dirinya, setelah itu dia tersenyum kepada Wirianto Leng dan berkata: "Aku sudah memilih kamar yang aku mau, kamar yang ada disudut ruangan, kalau begitu aku akan naik dan beristirahat dulu. Kalau August kembali, kamu harus memberitahuku, jangan karena aku sedang tidur dan kamu takut menggangguku jadi kamu tidak memberitahuku. Kalau kamu tidak memberi tahuku, aku akan marah ketika aku bangun. "
Wirianto Leng menoleh dan menatap Yuliana Jian dengan seksama, setelah itu dia mengangguk dengan perlahan: "Aku tahu, aku pasti akan memberi tahumu kalau August Leng datang."
Yuliana Jian langsung tertawa dan berkata kepada Wirianto Leng sambil tersenyum: "Tiba-tiba aku merasa mungkin kamu benar-benar orang yang baik."
Wirianto Leng menyipitkan matanya dan berkata sambil tersenyum: "Aku sangat senang bisa memberikan kesan yang sangat baik di matamu. Oh ya, sepertinya aku belum memperkenalkan diri dengan baik kepadamu. Namaku Wirianto Leng , berjenis kelamin pria, dan saat ini berusia 33 tahun."
"33?" Yuliana Jian memiringkan kepalanya menatap Wirianto Leng, lalu dia berkata sambil tersenyum: "Benar-benar seorang paman ..."
Setelah mengatakan hal ini, Yuliana Jian segera mengangkat tangannya untuk menutupi mulutnya, lalu dia berkata dengan panik, "Maaf, maaf, aku bicara sembarangan lagi, itu benar-benar tidak sopan, aku harap kamu tidak marah."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian sambil tertawa dan berkata, "Mana mungkin aku marah kepadamu? Kalau kamu sudah lelah, cepat pergi istirahat. Lihat apakah dekorasi kamar sesuai dengan seleramu atau tidak, dan apakah seprai dan selimutnya bersih atau tidak. Kalau ada masalah, kamu bisa memberi tahuku. Aku akan menyuruh orang segera menggantinya. "
Yuliana Jian mengangguk sambil tersenyum, lalu dia berbalik dan berlari ke atas. Tidak lama dia mendengar Yuliana Jian berteriak dengan keras: "Semua sangat baik! Semua sesuai dengan seleraku. Tidak perlu diganti!"
Wirianto Leng tersenyum dan bangkit, setelah itu dia membereskan mangkuk dan sumpit, lalu menaruh piring-piring kotor di mesin cuci piring. Setelah itu Wirianto Leng baru tersenyum getir sambil menggelengkan kepalanya: "Paman?"
Tapi seakan merasa bersalah kepada Yuliana Jian, yang sekarang berusia "21 tahun", Wirianto Leng yang berusia "33 tahun", terlihat lebih tua. Sepertinya Yuliana Jian benar-benar mengira dirinya berusia "21 tahun", dan memiliki penyakit anak-anak muda. Beberapa anak muda selalu menganggap orang-orang yang sudah diatas tiga puluh tahun sudah menginjak usia paruh baya dan mengkategorikan orang-orang ini dalam golongan yang berbeda.
Tapi bagaimanapun suatu nanti, semua orang akan menginjak usia 30-an.
Wirianto Leng mengangkat tangannya dan mengenggam dahinya. Dia mengangkat kepalanya, melihat ke luar jendela. Vila ini dibangun di tepi laut. Dari kejauhan, dia bisa melihat garis laut biru muda yang tipis, dan juga bisa mencium aroma asin air laut yang samar-samar. Wirianto Leng menarik nafas panjang sambil sedikit mengernyitkan dahinya. Sebenarnya Wirianto Leng tidak tahu kapan penyakit Yuliana Jian akan membaik. Tapi sekarang bisa hidup bersama Yuliana Jian di tempat yang sama jauh lebih baik daripada saat Yuliana Jian diculik oleh August Leng sebelumnya.
Setelah hidup sampai sekarang, Wirianto Leng baru menyadari kalau ingin hidup bahagia, hal pertama yang harus dia pelajari adalah harus merasa puas. Sekarang dia sedang belajar untuk merasa puas.
Setelah membereskan semuanya, Wirianto Leng kembali ke kamarnya. Dia menelepon Melvin Jian, untuk menanyakan keadaannya dan Melly Jian. Mendengar pengalihan harta berjalan dengan lancar, Wirianto Leng akhirnya menghela napas lega. Setelah itu dia menutup telepon dan menyalakan ponselnya menonton rekaman pengawas. Wirianto Leng memperhatikan rekaman pemantau kamar Yuliana Jian, dia melihat Yuliana Jian sedang berjalan mondar mandir di sekitar ruangan, mencoba pakaian di lemari. Kelihatannya karena banyak pakaian yang pas di tubuhnya, Yuliana Jian terlihat terkejut, dia terkejut sambil menutupi mulutnya. Tetapi setelah itu Yuliana Jian mulai mencoba semua pakaian itu dengan senang hati, tetapi ketika Yuliana Jian melepas pakaiannya dan menunduk melihat perutnya, Yuliana Jian langsung tercengang, kemudian Yuliana Jian bergegas berlari ke kamar mandi. Setelah itu Wirianto Leng mendengar suara teriakan.
Wirianto Leng bergegas bangkit dan berlari ke kamar Yuliana Jian. Dia mendapati kamar Yuliana Jian terkunci dari dalam, Wirianto Leng langsung mendobrak pintu dan berlari ke kamar mandi. Ketika dia sampai di samping Yuliana Jian, Wirianto Leng mengerutkan kening dan bergegas bertanya: "Ada apa? Ada apa denganmu ? "
Yuliana Jian mengangkat kepalanya melirik Wirianto Leng, setelah itu dia bergegas menutupi tubuhnya, dan berteriak: "Keluar, dasar bajingan, aku tidak memakai pakaian! Keluar!"
Melihat Yuliana Jian tidak terluka, Wirianto Leng bergegas keluar. Begitu Yuliana Jian melihat Wirianto Leng keluar dari kamar mandi, dia bergegas mengangkat tangannya menutup pintu kamar mandi sambil berteriak: "Kenapa kamu datang ke kamar ini? Kamu punya niat jahat?"
Wirianto Leng bergegas menjelaskan: " Karena mendengar teriakanmu, aku pikir kamu dalam bahaya !"
Yuliana Jian mengerutkan kening sambil berteriak: "Aku tidak dalam bahaya, aku ... aku ..."
Wirianto Leng bergegas bertanya, "Ada apa denganmu?"
Yuliana Jian mendengus dan berkata, "Aku mendapati kerutan diwajahku. Aku selalu merawat wajahku dengan hati-hati, kenapa bisa ada kerutan? Aku bahkan tidak berani begadang."
Ketika mendengar kata-kata Yuliana Jian, Wirianto Leng akhirnya menghela napas lega, dia menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan suara rendah, "Ternyata ini masalahnya, kamu punya kerutan? Aku tidak melihatnya.
Wirianto Leng benar-benar tidak ingat Yuliana Jian memiliki kerutan, tetapi Yuliana Jian langsung membantah dengan suara keras, "Tentu saja aku punya kerutan. Ya Tuhan, apakah kamu tidak melihatnya? Di bawah mataku ada garis-garis halus, smile line ku juga sangat kentara. "
Wirianto Leng mengangkat alisnya, sambil tersenyum dia berkata, "Apakah itu kerutan?"
Untuk pertama kalinya Wirianto Leng menemukan perbedaan antara pria dan wanita. Dia pernah memperhatikan wajah Yuliana Jian dengan seksama, tetapi dia tidak melihat adanya kerutan. Kenapa dalam sejekap Yuliana Jian bisa menemukan begitu banyak masalah di wajahnya? .
Yuliana Jian berteriak dengan keras, "Tentu saja itu kerutan, dan ... dan ada satu hal lagi yang sangat aneh."
Wirianto Leng segera bertanya, "Ada apa? "
Yuliana Jian mengerutkan kening, setelah ragu-ragu sejenak, dia menundukkan kepalanya melihat stretch mark di perutnya. Yuliana Jian mengangkat tangannya dan dengan lembut menyentuh stretch mark di perutnya. Dia paham sedikit dengan pengetahuan biologis, bukankah stretch mark hanya dimiliki wanita yang pernah hamil? Dia tidak pernah hamil, dan dia tidak pernah kehilangan berat badan secara drastis yang bisa menimbulkan stretch mark.
Apakah ada sesuatu yang telah dia lupakan?
Memikirkan hal ini membuat Yuliana Jian merasa sakit kepala lagi . Dia merasa seolah-olah ada yang memeluknya dengan lembut dari belakang, lalu orang itu berbisik di telinganya, "Yuliana, jangan takut, kita akan selalu bersama."
Jelas-jelas suara itu adalah suara August Leng , Yuliana Jian menggenggam dahinya, sambil mengerutkan kening, dia menggelengkan kepalanya. Setelah itu rasa sakit yang hebat dan bisikan di telinganya menghilang dalam seketika. Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam. Dia mendengar Wirianto Leng mengetuk pintu lagi, dan bertanya kepadanya dengan khawatir, "Ada apa? Kenapa tiba-tiba kamu diam? Apakah terjadi sesuatu lagi?"
Yuliana Jian melirik pintu yang tertutup, dia mengangkat tangannya menyentuh strech mark di perutnya. Meskipun dia masih tidak tahu apa yang terjadi padanya, Yuliana Jian merasa hal semacam ini adalah privasinya, dan dia tidak mungkin mengatakannya kepada pria di luar pintu yang tidak di kenalnya. Yuliana Jian bergegas berkata, "Tidak ... tidak apa-apa... Aku hanya merasa kerutan di wajahku membuatku takut."
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tidak perlu sepanik itu. Mungkin karena sebelumnya kamu tidak beristirahat dengan baik. Nanti setelah kamu istirahat dengan baik mungkin akan segera membaik."
Yuliana Jian segera mengangkat tangannya menyentuh pipinya, sambil mengerutkan kening dia berkata, "Ben ... benarkah?"
Wirianto Leng mengangguk sambil tersenyum: "Seharusnya seperti itu."
Yuliana Jian kembali menatap ke arah cermin, dan memperhatikan wajahnya. Melihat rona wajahnya yang pucat dan pipinya yang tirus, Yuliana Jian menghela nafas panjang: "Kelihatannya aku memang tidak istirahat dengan baik, tetapi kenapa aku tidak beristirahat dengan baik? "
Selesai berbicara Yuliana Jian kembali merasakan sakit kepala yang hebat. Yuliana Jian bergegas mengangkat tangan menyentuh pelipisnya lalu dia bergumam dengan suara rendah: "Baik, baik, jangan sakit lagi, aku tahu salah, aku tidak akan memikirkannya lagi. "
Selesai berbicara, Yuliana Jian berhenti mencari tahu tentang masa lalunya dan kepalanya tidak begitu sakit lagi . Yuliana Jian menghela napas panjang lalu dia berkata dengan suara rendah, "Apakah aku mengalami kecelakaan dan amnesia? Kalau tidak, kenapa aku selalu merasa sepertinya aku telah melupakan sesuatu, dan sepertinya hal itu sangat penting."
Novel Terkait
Wahai Hati
JavAliusSomeday Unexpected Love
AlexanderAir Mata Cinta
Bella CiaoMy Perfect Lady
AliciaVillain's Giving Up
Axe AshciellyCinta Dan Rahasia
JesslynCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia