Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
Wirianto Leng kembali ke kamarnya, dia melakukan sedikit perubahan pada kamarnya. Yang awalnya hanya memiliki satu ruangan pun mengabungkan empat ruangan menjadi satu ruangan. Di antaranya adalah kamar anak, kamar yang lain dijadikan ruang ganti Cindy Gu. Ruang baca Wirianto Leng pun juga bertambah besar, setelah disekat, bertambah satu ruangan istirahat. Dengan begitu Wirianto Leng tidak perlu berada di satu kamar yang sama dengan Cindy Gu. Tentu saja dia menggunakan alasan bahwa Cindy Gu perlu menjaga anak.
Begitu Cindy Gu mendengar suara pintu yang dibuka oleh Wirianto Leng, dia segera menggendong Wibowo Leng dan berjalan keluar. Cindy Gu tersenyum ke arah Wirianto Leng berkata: "kamu sudah pulang ya. ---- sudah bisa menyebutkan ayah. Ayo panggil ayah."
Wirianto Leng mengerutkan keningnya, menoleh menatap Wibowo Leng dan tersenyum ringan.
Wibowo Leng merasa takut begitu melihat senyuman Wirianto Leng, dia segera membuka mulutnya dan menangis kencang. Cindy Gu bergegas menempuk-nepuk Wibowo Leng dan berkata: "dia bisa menyebutkan ayah. Ayo.....Wibowo Leng, cepat panggil ayah.... cepat......"
Wirianto Leng tersenyum berkata: "tidak apa-apa memang ada anak yang lambat dalam berbicara. Mungkin saja setelah beberapa hari kemudian dia sudah bisa mulai berbicara."
Cindy Gu tersenyum dan segera berkata: "mungkin seperti itu. bukannya ada pepatah yang mengatakan bahwa anak yang telat berbicara merupakan anak pintar dan ini merupakan suatu hal yang wajar. Lagipula di dunia ini ada berapa anak yang semulia seperti Wibowo Leng? Tidak ada apa-apanya jika telat berbicara."
Wirianto Leng mengangguk-anggukkan kepalanya dan tersenyum berkata: "akhir-akhir ini aku sibuk dengan pekerjaanku sehingga tidak ada waktu untuk menemani kamu. Ulang tahunmu sudah mau sampai, aku sudah memesan sepaket perhiasan untukmu dan akan diantar dalam dua hari ini. Kamu coba saja apakah cocok? Jika tidak beritahu aku, aku akan menyuruh mereka memperbaikinya."
Cindy Gu tersenyum dan dengan manja berkata: "benarkah? Terima kasih suami-ku. Tetapi hadiah yang paling aku inginkan bukan perhiasan melainkan kamu. Kamu tidak tahu beberapa hari ini aku melewati hariku dengan sulit, apakah kamu bisa menemaniku malam ini?"
Begitu Cindy Gu berbicara sampai di sini, pipinya bersemu merah dan dengan pelan berkata: "dan juga kita sudah lama tidak melakukan itu, apakah kita......"
Wirianto Leng menyipitkan matanya menatap Cindy Gu dan tersenyum berkata: "tidak bisa, aku benci dengan Mansion Keluarga Leng, tunggu kita keluar dari sini baru kita bahas kembali."
Cindy Gu juga tidak menyusahkan Wirianto Leng, begitu mendengar perkataannya, Cindy Gu tersenyum berkata: "baiklah. Tetapi ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Nenek sepertinya tidak menyukai aku, aku baru saja mengurusi rumah tidak berapa lama dan harus menjaga anak. Tentu saja aku tidak dapat melakukannya sebagus bibi kedua, jika bibi kedua yang tidak menyukaiku itu tidak apa-apa, tetapi nenek dia juga begitu terhadapku........."
Cindy Gu berbicara sambil mengendus-endus hidungnya dan memperlihatkan ekspresi sedih: "tidak mendukung aku dan juga tidak mengerti aku."
Wirianto Leng menyipitkan matanya menatap Cindy Gu sambil tersenyum berkata: "tidak apa-apa, kamu lakukanlah apa pun yang ingin kamu lakukan. Sekarang kamu adalah Nyonya Muda Keluarga Leng, kamu tidak perlu mempedulikan pendapat orang lain. Nenek juga sudah tua dan kedepannya kamu akan menjadi nyonya rumah. Kamu silahkan lakukan sesuka hatimu aku akan membantumu karena kamu sudah melahirkan putra satu-satunya untukku. Apalagi yang perlu kamu takuti?"
Cindy Gu segera tersenyum: "aku merasa tenang setelah mendengar perkataanmu. Aku takut kamu merasa aku tidak berbakti, tidak bisa mengalah dengan nenek. Sebenarnya nenek memang sudah terlalu tua dan terkadang masih begitu keras kepala. Seperti masalah teh itu, dia hanya meminum Pu'er tea dan hanya menginginkan harga teh yang berkisar jutaan yuan, hanya beberapa ampas saja bisa mencapai ratusan ribu yuan. Benar-benar sangat mahal. Meskipun perusahaan Keluarga Leng sangat besar, tetapi tetap harus disisakan untuk anak kita. Sebenarnya orang tua seperti dia benar-benar tidak perlu minum semahal itu. Tetapi aku takut begitu berbicara seperti ini, orang-orang akan mengatai aku tidak berbakti."
Wirianto Leng mengangguk-anggukkan dan tersenyum berkata: "tenang saja sekarang kamu sudah mengurusi rumah, tentu saja kamu harus mengeluarkan aura seperti seorang pengurus. Tidak peduli siapa pun, kamu boleh mengurusinya. Pekerjaan hari ini memang terlalu banyak, aku pergi sibuk terlebih dahulu, kamu lekaslah tidur."
Cindy Gu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Mereka seperti sepasang suami istri pada umumnya. Setelah sang suami pulang bekerja, mereka akan berbicara ringan dan yang satunya meneruskan pekerjaannya sedangkan yang satu lagi akan menjaga anak. Tetapi yang ini sedikit berbeda. Ketika Wirianto Leng membalikkan badannya dan memunggungi Cindy Gu, senyuman pada wajahnya langsung berubah menjadi dingin dalam seketika. Sedangkan Cindy Gu yang berada di sisi lain segera mengeluarkan ponsel dan mengirimi pesan kepada August Leng: "hari ini ibumu kembali membuatku kesal, mengapa kamu tidak mengurusi dia? Benar-benar! Apakah dia tidak tahu aku juga termasuk setengah menantunya?"
August Leng tidak membalas pesannya dan waktu yang cukup lama, sehingga membuat Cindy Gu mendengus, dengan pelan berkata: "kedua kakak beradik ini sama saja dinginnya. Tetapi......."
Tetapi Cindy Gu tidak menyangka dengan sifat Wirianto Leng. Meskipun dia tidak suka membahas masalah ranjang, tetapi dia menuruti semua keinginan dia di bagian yang lain.
Cindy Gu mengadahkan kepalanya dan menatap kamar Wirianto Leng dan tersenyum sambil menyipitkan matanya. Sebelum Cindy Gu menikah dengannya, dia mengira Wirianto Le benar-benar merupakan seseorang yang sangat dingin, mengira dia tidak akan mempedulikan sama sekali pernikahan mereka. Tetapi tidak menyangka Wirianto Leng akan membuat resepsi pernikahan yang begitu mewah untuknya. Bahkan Wirianto Leng juga memperlakukannya dengan lembut, terlebih setelah dia melahirkan anak, dia semakin menurutinya.
Terkadang Cindy Gu merasa Wirianto Leng tidak semenakutkan yang orang lain pikirkan. Pada dasarnya dia adalah seorang pria seperti pada umumnya. Ketika seorang pria mecintai seorang wanita, maka dia akan berubah menjadi pembantu wanita itu. Cindy Gu merasa perkataan ini sangatlah tepat yaitu pria menaklukan dunia dan wanita menaklukan pria.
Cindy Gu merasa Wirianto Leng adalah pria yang menaklukan dunia sedangkan dirinya adalah wanita yang menaklukan Wirianto Leng.
Cindy Gu tidak lagi menunggu balasan dari August Leng. Sejak Cindy Gu dan Wirianto Leng memiliki anak, Cindy Gu merasa dia bisa terus bersama Wirianto Leng, terus bisa menjadi Nyonya Muda Keluarga Leng, ini merupakan sesuatu hal yang baik karena August Leng tidak bisa memberikan yang Wirianto Leng berikan padanya saat ini. Hanya saja kedua kakak beradik ini sama-sama dingin yang membuat Cindy Gu tidak bisa menerimanya.
Cindy Gu tersenyum dan mengambil ponselnya lalu mengirimi sebuah pesan kepada nomor asing. Ketika Cindy Gu mengirimi pesannya, di pihak sana segera membalas pesannya: "ada apa sayangku? Kamu merindukan aku ya?"
Cindy Gu tersenyum, "sialan. Besok jika ada waktu, keluarlah. Aku sudah merindukan kamu."
Pihak lain membalasnya: "merindukan aku yang mana? Bagian atas atau bawah?"
Cindy Gu tertawa hingga mengeluarkan suaranya. Akhir-akhir ini dia sedang bersama seorang pria. Meskipun pria ini tidak setampan Wirianto Leng dan August Leng, tetapi dia jauh lebih lembut, menuruti semua keinginan dia. Meskipun Wirianto Leng memperlakukan dia dengan baik, tetapi pada dasarnya dia harus bersikap baik kepada Wirianto Le. Sedangkan August Leng, meskipun dia memperlakukan dirinya dengan lembut, tetapi dirinya harus terus menebak-nebak isi pikiran dia.
Sedangkan pria ini berbeda, dia menuruti semua keinginan dia dengan sepenuh hati, dan menuruti semua keinginan dia.
Setelah Cindy Gu selesai mengirim pesan, dia mendengar suara tangisan Wibowo Leng, dia pun berjalan ke kamar tidur Wibowo Leng dan menggendongnya. Cindy Gu selalu tidak memperbolehkan pembantu wanita untuk menjaga Wibowo Leng, itu karena Cindy Gu merasa bersalah. Dia tidak berani anaknya terlalu dekat dengan orang lain. Pada saat dia berhubungan dengan Wirianto Leng, dia sudah melakukannya dengan August Leng.
Akhir-akhir ini Cindy Gu merasa Wibowo Leng sangat mirip dengan Steven Leng, apakah karena hubungan kakek dengan cucu? Jadi apakah Wibowo Leng merupakan anak dari August Leng?
Cindy Gu tidak berani mencari August Leng untuk melakukan tes paternitas. Jika August Leng menyadari anak ini kemungkinan besar adalah anaknya, tidak tahu dia akan membuat onar apa. Maka dia pun diam-diam melakukan tes paternitas Wirianto Leng dengan Wibowo Leng, dan memang benar bukan anak dari Wirianto Leng.
Kalau begitu anak ini merupakan anak dari August Leng. Begitu teringat August Leng, Cindy Gu kembali menundukkan kepalanya dan melirik ponselnya. Begitu menyadari tidak ada balasan dari August Leng, dia mengerutkan keningnya dan mengutuk: "benar-benar tidak punya hati!"
Pria itu hanyalah pelampiasan rasa bosan Cindy Gu. Setelah Cindy Gu yakin bahwa Wibowo Leng merupakan anak dari August Leng, dia masih menaruh posisi Augus Leng di peringkat teratas di dalam hatinya. Cindy Gu merasa dirinya sudah seperti wanita hebat karena dia memiliki suami sesempurna Wirianto Leng, mempunyai kekasih sehebat August Leng dan masih memiliki pria muda untuk melampiaskan kebosanannya. Benar-benar sangat membahagiakan!
Wirianto Leng melihat ke arah Cindy Gu dan mengerutkan keningnya lalu menundukkan kepala menatap pesan masuk. Di dalamnya terdapat riwayat obrolan Cindy Gu dan pria itu. Wirianto Leng mengetahui masalah Cindy Gu dengan August Leng dan dia juga mengetahui dia sedang bersama dengan seorang pria karena pria itu merupakan hadiah dari dia untuk menjadi suami Cindy Gu.
Setelah Wirianto Leng melihat pesannya, dia pun menghapus semua riwayat. Lalu terduduk di atas sofa dan menolehkan kepalanya menatap jendela. Kaca jendela di malam hari tampak berubah menjadi cermin, mencerminkan wajah Wirianto Leng yang muram. Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam, dia benci permainan ini, benci bermain dengan orang-orang ini, tetapi dia tetap harus melanjutkannya.
Hingga langit menjadi cerah, Wirianto Leng beranjak dan pergi. Begitu melihat kepergian Wirianto Leng, Cindy Gu bergegas bangun, mandi dan merias dirinya. Lalu pergi meninggalkan Mansion Keluarga Leng. Dia pergi ke tempat yang sudah dijanjikan oleh pria mudanya. Cindy Gu tahu statusnya sangat khusus sehingga dia sengaja memutar-mutar lalu kembali mengganti sebuah mobil dan riasan barulah berhenti di depan sebuah villa.
Setelah berhenti di depan villa, Cindy Gu bergegas memasuki pintu. Begitu membuka pintunya, Cindy Gu melihat ruangannya begitu gelap, dia mengerutkan keningnya, berjalan maju beberapa langkah lalu tiba-tiba mulutnya disekap oleh seseorang.
Cindy Gu merasa panik dan bergegas berteriak. Tetapi pria yang menyekap mulutnya pun tidak bisa menahan tertawaannya: "kamu benar-benar seperti gadis, mengapa nyalimu begitu kecil?"
Cindy Gu memukul pria itu berkata: "Ferrick kamu benar-benar jahat, kamu jangan menakutiku seperti itu lagi."
Ferrick hanyalah sebuah nama, tanpa ada marga dan Cindy Gu juga tidak peduli apa marga Ferrick.
Novel Terkait
Anak Sultan Super
Tristan XuDemanding Husband
MarshallCEO Daddy
TantoMy Lady Boss
GeorgeSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThick Wallet
TessaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia