Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
Setelah makan malam, Yuliana Jian yang menerima goncangan berat baru merasa lega setelah menemani Melvin dan Melly Jian tidur.
Melvin dan Melly Jian kelelahan hari ini. Ketika mereka pergi tidur, tidak ada pertengkaran, mereka masing-masing pergi tidur setelah menemukan kamar. Karena Yuliana Jian tidak ingin mengabaikan Melly Jian begitu dia bertemu dengan Melvin, jadi dia tetap berencana tidur bersama dengan Melly Jian malam ini.
Tapi mungkin karena kelelahan, Yuliana Jian terus membolak-balikkan badan di tempat tidur karena tidak bisa tidur. Mendengar Melly Jian tidur nyenyak, bahkan sedikit mendengkur, Yuliana Jian dengan sedikit iri mencubit ringan pipi Melly Jian dan berbisik: "Ibu tidak bisa tidur, tetapi kamu tidur nyenyak, itu anak nakal."
Yuliana Jian menundukkan kepalanya mencium ringan kening Melly Jian sebelum dia bangun dan berjalan keluar dari kamar. Kadang-kadang Yuliana Jian tidak bisa tidur, dia akan pergi makan sesuatu, meskipun sangat tidak sehat, tetapi segera tertidur.
Karena kamar tidur berada di lantai dua dan dapur ada di lantai pertama, Yuliana Jian turun dari lantai dua dan melihat Leng Wirianto minum di bar dapur.
Yuliana Jian segera berhenti, ingin kembali. Dengan anak-anak di siang hari, Yuliana Jian dan Wirianto Leng tidak terlalu malu bersama. Tapi sekarang tidak ada anak di sekitar mereka, Yuliana Jian benar-benar tidak tahu bagaimana menghadapi Leng Wirianto. Yuliana Jian mengerutkan kening dan mundur beberapa langkah dengan cepat, tetapi tidak menunggu sampai Yuliana Jian berbalik dan berjalan ke atas.
Wirianto Leng melihatnya lebih dulu dan berkata:"Apakah kamu sudah bangun?"
Yuliana Jian tidak punya pilihan selain berdiri di atas kakinya dan menoleh ke Wirianto Leng sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Tidak, belum tidur."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian dan bertanya dengan suara rendah, "Apakah itu karena kamu ganti tempat tidur? Aku tidak ingat kamu pilih-pilih tempat tidur?"
Yuliana Jian segera menggelengkan kepalanya, "Tidak, tapi hari ini mungkin terlalu sibuk dan terlalu gelisah. Saat aku gelisah, tidak mudah bagiku untuk tidur."
Wirianto Leng memicingkan matanya dan menatap Yuliana Jian, dan berkata sambil tersenyum: "Aku ingat dulu kamu gampang tidur nyenyak, hanya berbaring di tempat tidur sebentar ..."
“Itu dulu aku baru berusia dua puluhan,” Yuliana Jian mengerutkan kening dan memotong kata-kata Wirianto Leng.
Wirianto Leng mendengar kata-kata Yuliana Jian, menundukkan kepalanya, meneguk seteguk arak, berkata dengan senyum tak berdaya: "Ya, waktu berlalu begitu cepat."
"Jika tidak ada yang lain, aku ..." Yuliana Jian berbicara, memperhatikan Wirianto Leng meneguk anggur lagi, Yuliana Jian berkata dengan cepat: "Kamu lebih baik jangan minum, bukankah kamu sedang merawat tubuhmu? Minum seperti ini tidak akan ada gunanya bagimu. "
Wirianto Leng segera meletakkan gelas dan tersenyum berkata, "Oke, kalau begitu aku akan berhenti minum. Aku juga ingin minum anggur karena aku tidak bisa tidur hari ini."
“Kamu juga gelisah?” Yuliana mengerutkan kening lagi setelah bertanya, dan menghela nafas tanpa daya. Untuk apa dia sekarang menanyakan ini? Seolah dia masih peduli pada Wirianto Leng!
Wirianto Leng berkata sambil tersenyum, "Tidak gelisah, aku sangat bahagia. Selama bertahun-tahun, aku belum begitu bahagia."
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam, menatap Wirianto Leng dan berkata dengan senyum masam, "Ya, akhirnya aku bisa menjalani hidupku dengan identitasku, dan aku juga merasa sangat bahagia. Aku akan kembali dulu, kamu tidur lebih awal."
"Yuliana ..." Wirianto Leng berdiri dan ingin menghentikan Yuliana Jian.
Meskipun Yuliana Jian dan Wirianto Leng tersenyum dan mengatakan beberapa patah kata di siang hari, Wirianto Leng tahu bahwa itu semua karena anak-anak, Yuliana Jian ingin membiarkan anak-anak melihat bahwa kedua orang tua mereka terpisah tetapi memiliki hubungan dekat. Wirianto Leng tahu bahwa Yuliana Jian masih keberatan dengan apa yang telah ia lakukan, kalau tidak, ia bahkan tidak akan memberinya kesempatan untuk mengatakan beberapa kata sekarang.
Wirianto Leng ingin agar Yuliana Jian mengatakan beberapa patah kata kepadanya, tetapi ketika Yuliana Jian berbalik dan mengerutkan kening padanya. Wirianto Leng tidak bisa memikirkan alasan untuk sejenak. Dalam kecemasan, Wirianto Leng hanya bisa segera mendukung kaki kirinya dan berkata kepada Yuliana Jian: "Kakiku ... kakiku sakit, bisakah kau membantuku, Yuliana?"
Wirianto Leng tidak ingin Yuliana Jian tahu cedera kakinya sebelumnya, dia tidak ingin Yuliana Jian berpikir dia adalah seseorang yang membutuhkan perawatan. Tapi sekarang, untuk mempertahankan Yuliana Jian, Wirianto Leng lebih suka membiarkan Yuliana Jian menyadari bahwa dia adalah seorang pasien.
Yuliana Jian buru-buru berjalan dan mengerutkan kening dan bertanya, "Mengapa? Haruskah aku memanggil dokter?"
Wirianto Leng menunduk dan menarik nafas, sepertinya dia benar-benar menahan sakit. Wirianto Leng menggelengkan kepalanya dengan cepat: "Tidak, jangan panggil dokter, ini penyakit lama, sudah larut malam, jangan ganggu mereka untuk beristirahat."
Wirianto Leng berkata sambil menatap Yuliana Jian, bertanya dengan suara rendah, "Bisakah kamu membantu aku mengambil salep dari koperku?"
Yuliana Jian mengerutkan keningnya dengan ragu, tanpa menunggu Yuliana Jian bertanya, Wirianto Leng tersenyum berkata, "Koperku sudah dibawa ke kamarku."
Yuliana Jian bangun dan baru ingin pergi, tetapi kemudian berpikir kamar Wirianto Leng pastinya diisi dengan banyak barang pribadinya, termasuk dokumen perusahaan. Jika dia mengambilnya dan kebetulan dia kehilangan sesuatu, takutnya dia akan dicurigai. Yuliana Jian tidak tahu apa yang dipikirkan Wirianto Leng tentang dirinya sekarang, tetapi dia tidak akan pernah melupakan apa yang "diajarkan" Keluarga Leng padanya.
Ketika berhadapan dengan Keluarga Leng, Yuliana Jian tidak bisa tidak berhati-hati.
Yuliana Jian berkata dengan cepat, "Lebih baik aku membantumu kembali ke kamarmu. Setelah olesin obat, istirahat saja."
Wirianto Leng tidak menyangka Yuliana Jian akan mengatakan ini, Wirianto Leng mengangguk dengan cepat tanpa ragu, berkata dengan nada berat:"Boleh, boleh ..."
Yuliana Jian ragu-ragu sebentar, lalu berjalan ke sisi Wirianto Leng. Setelah ragu-ragu sebentar, dia mengulurkan tangan ke Wirianto Leng dan berkata dengan suara yang dalam, "Kalau begitu ... kamu letakkan tanganmu di pundakku."
Wirianto Leng menatap Yuliana Jian, menahan napas dan mengangkat tangannya untuk memangku bahu Yuliana Jian. Tangan Wirianto Leng sedikit menggigil ketika Yuliana Jian disentuh, Yuliana Jian juga ikut menggigil kedinginan. Yuliana Jian tanpa sadar menoleh melihat Wirianto Leng, dia melihat selain Wirianto Leng menunjukkan ketegangannya lewat ujung-ujung jarinya yang sedikit bergetar, bibirnya yang tertutup rapat membuatnya tampak tidak berbeda dari waktu-waktu lainnya.
Yuliana Jian menarik napas dalam-dalam dan tiba-tiba menyesali keputusannya sekarang, yang sepertinya membuat hubungannya dengan Wirianto Leng semakin canggung. Yuliana Jian baru saja ingin membatalkan niatnya, tetapi Wirianto Leng sudah setengah bersandar pada tubuh Yuliana Jian, dan berbisik:"Sudah boleh jalan."
Yuliana Jian segera kehilangan kesempatan untuk menolak, setelah meremas bibirnya dengan keras, dia mengambil beberapa langkah sambil mendukung Wirianto Leng. Yuliana Jian menundukkan kepalanya dan melihat jalan dengan hati-hati. Di telinganya, suara napas Wirianto Leng yang sedikit berat membuat wajah Yuliana Jian hangat. Yuliana Jian hanya bisa memusatkan seluruh perhatiannya pada tangga, perlahan-lahan berjalan ke atas dengan menggertakkan giginya.
Karena menanggung berat 2 orang, Yuliana Jian sangat kelelahan ketika berjalan ke atas, tetapi tidak punya energi untuk memperhatikan Wirianto Leng. Saat berjalan ke anak tangga terakhir, Yuliana Jian tidak bisa menahannya, dan jatuh tersandung oleh anak tangga. Wirianto Leng sengaja bersandar pada Yuliana Jian dan ingin lebih dekat dengan Yuliana Jian.
Pada akhirnya, Wirianto Leng benar-benar berat jalannya karena cedera kaki, dia benar-benar harus bergantung pada Yuliana Jian untuk membantunya naik. Melihat momen ketika Yuliana Jian tersandung di tangga, Wirianto Leng segera mengangkat tangannya untuk memapah Yuliana Jian, ketika dia berbalik, langsung jatuh di bawah tubuh Yuliana Jian.
Hanya dalam sesaat kejadiannya, Yuliana Jian yang mengira dirinya akan jatuh di lantai yang dingin, ternyata jatuh dalam pelukan hangat.
“Apakah kamu terluka?” Wirianto Leng bertanya pada Yuliana Jian dengan prihatin.
Yuliana Jian menggelengkan kepalanya dan mendapati bahwa Wirianto Leng sebenarnya ada di bawahnya dan membuat pelindung baginya. Yuliana Jian teringat Wirianto Leng masih mengalami cedera kaki, dengan cepat bertanya, "Bagaimana kondisimu?"
Wirianto Leng menyipitkan matanya pada Yuliana Jian dan menggelengkan kepalanya dengan lembut, "Aku baik-baik saja."
Yuliana Jian segera membelai kaki kiri Wirianto Leng dan bertanya dengan panik, "Bagaimana dengan kakinya? Bukankah kakinya sakit?"
Wirianto Leng menarik napas dalam-dalam karena belaian lembut Yuliana Jian. Dia tanpa sadar menahan lengan Yuliana Jian.
Melihat reaksi Wirianto Leng, Yuliana Jian berpikir bahwa dia benar-benar menemukan luka Wirianto Leng dan segera mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah itu benar-benar sakit? Kakimu sakit ..."
Sebelum Yuliana Jian selesai berbicara, dia ditarik keras oleh Wirianto Leng dan bibirnya langsung dicium oleh Wirianto Leng. Wirianto Leng mencium bibir Yuliana Jian seperti serigala yang lapar untuk waktu yang lama, Yuliana Jian tertegun beberapa saat dan kemudian mendorong Leng Wirianto keras. Tapi bagaimana mungkin Wirianto Leng terlihat seperti pasien sekarang? Dia memeluk kencang Yuliana Jian, dan tidak memberinya kesempatan untuk mundur.
"Leng ..." Yuliana Jian akhirnya sedikit memalingkan kepalanya, menghindari ciuman Wirianto Leng, tetapi dia juga hanya meneriakkan nama keluarga Wirianto Leng, karena mulutnya langsung dicium lagi oleh Wirianto Leng.
Masih sentuhan yang sama seperti sebelumnya, Yuliana Jian mulai mendorong Leng Wirianto. Tapi setelah beberapa saat, Yuliana Jian juga bingung, kapan dia saat ini? Apakah dia Yuliana Jian yang saat ini yang telah menjadi seorang ibu, ataukah Yuriana Jian yang dulu menguntit Wirianto Leng dan mencoba keras membuat Wirianto Leng menyukainya?
Dia menekan Wirianto Leng dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"
Mata Wirianto Leng kelam, seolah-olah belum mendengar kata-kata Yuliana Jian.
Seiring Wirianto Leng merobek pakaian Yuliana Jian, Yuliana Jian juga mengangkat tangannya dan menampar keras Wirianto Leng.
Wirianto Leng berhenti bergerak pada saat ini, dia bagaikan sadar hipnotis. Dia berkedip keras menatap Yuliana Jian berkata dengan nada berat:"Aku ... aku ..."
Saat berkata Wirianto Leng melihat luka di bibir Yuliana Jian gara-gara digigitnya, dia segera mengulurkan tangan dan ingin membelai luka di mulut Yuliana Jian.
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinIstri ke-7
Sweety GirlSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiMy Goddes
Riski saputroNikah Tanpa Cinta
Laura WangCinta Yang Dalam
Kim YongyiCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia