Cinta Seorang CEO Arogan - Bab 180 Sebelum Pergi
Yuliana segera mengerutkan kening dan berkata dengan suara kecil, "Melly, kamu tidak boleh berkata seperti itu, entah dia suka mama atau tidak, tapi dia sangat baik pada Melly. Apa kamu lupa, dia telah memasak untuk Melly, Melly juga sangat menyukai masakannya kan? Dan ayahmu juga orang yang sangat baik. Dia sangat mencintaimu, tetapi dia tidak memiliki kesempatan untuk bersamamu. "
Melly menggosok matanya sambil menangis, "Melly tidak percaya bahwa papa mencintaiku. Jika dia benar-benar mencintai Melly, bagaimana mungkin dia tidak bersama dengan Melly? Kenapa dia tidak pernah menemui Melly? Mama, mama berbohong pada Melly.”
Yuliana menyeka air mata Melly dan berkata dengan lembut, "Aku tidak berbohong kepadamu. Ada kalanya orang dewasa memiliki kesulitannya sendiri. Melly mungkin tidak familiar dengan papa, tetapi mama tahu bahwa dia sangat mencintai Melly."
Selesai bicara, Yuliana, mengangkat tangannya dan memegang kalung di leher Melly, kemudian berbisik, "Paman kokimu itu juga mencintai Melly. Lihat betapa indahnya kalung ini."
Melly menggosok matanya dan berteriak, "Melly tidak membutuhkan kalung yang indah, Melly menginginkan papa! Dia berbohong!"
Yuliana tersenyum dan berkata, "Tapi dia juga memberikan hadiah kepada Melly. Apakah Melly tidak pernah membohongi mama?"
Melly menyedot ingusnya lalu melirik Yuliana, dan berbisik: "Aku ... aku ... itu, aku hanya berbohong sesekali ... tapi aku tidak akan melakukannya lagi ... Melly tahu bahwa berbohong bukan hal yang baik!"
"Orang tidak bisa tidak berbohong, jika sudah berjanji juga belum tentu bisa dipenuhi. Hanya sedikit orang di dunia yang bisa tidak berbohong dalam hidup mereka. Sulit juga bagi ibu untuk memenuhi semua janji yang telah dibuat. Tetapi ini tidak berarti orang yang berbohong adalah orang jahat, ada beberapa kebohongan yang punya maksud baik. Manusia, selama mereka tidak selalu berbohong dan dengan sengaja membuat kebohongan untuk keuntungan pribadi, mereka tidak harus selalu bertindak moral.”
Yuliana tersenyum dan membelai kepala Melly, lalu berkata sambil tersenyum: "Jika orang lain mengatakan bahwa dia akan menjadi papa Melly, kemudian tidak menepati janjinya, apakah Melly tidak akan begitu marah?"
Melly memikirkannya dan sedikit mengangguk: "Ya, benar."
Yuliana tersenyum dan berkata, "Jadi kamu tidak marah karena janjinya tidak bisa dipenuhi, tetapi marah karena dia tidak bisa menjadi papamu, kan?"
Melly mengangguk dengan kuat dan merengek, "Melly suka dia menjadi papa Melly. Dia sangat tampan, dia bisa memasak, dan dia sangat tinggi, dia pasti bisa membantu mama melarikan diri orang jahat!"
Yuliana menghela nafas: "Melly, kadang-kadang, banyak hal tidak dapat berjalan sesuai dengan kehendakmu. Pada saat seperti ini, kamu harus tahu bagaimana cara melepaskannya, lihat saja apa yang kamu miliki sekarang, jangan lihat apa yang kau tidak punyai. Lihat, kamu sekarang memiliki kalung yang indah dan telah makan hidangan yang begitu lezat, apa Melly tidak senang? "
Melly mengerutkan kening, berpikir sebentar, lalu mengangguk sambil tersenyum kecil: "Senang."
Yuliana mendengar suara memasak di luar pintu, lalu tersenyum dan mencium dahi Melly. Ia berkata sambil tersenyum: "Melly mungkin akan makan sarapan yang lezat."
Mata Melly langsung bersinar: "Sungguh, ada apa saja?"
Yuliana tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Mama tidak tahu, pasti paman kokimu yang membuatnya."
Melly segera meratakan mulutnya, menundukkan kepalanya, dan berbisik, "Oh dia..."
Melly berkata sambil tersenyum, "Apakah Melly benar-benar membencinya karena dia tidak bisa menjadi ayahmu? Tapi dia tetap memasak untukmu walau kau tidak bisa jadi putrinya loh.”
Melly berkedip dan duduk di tempat tidur sambil menyilangkan tangannya. Setelah berpikir sebentar, barulah ia mendatarkan bibirnya dan berkata, "Melly masih menyukai paman koki, tetapi paman koki harus meminta maaf kepada Melly! Setelah meminta maaf... baru kumaafkan"
Yuliana mengenggam tangan Melly dan berjalan keluar dari ruangan. Yuliana memandang Wirianto yang sedang membawa makanan ke meja, lalu berkata sambil tersenyum: "Aku baru memberi tahu Melly bahwa kamu mungkin tidak dapat menjadi ayahnya. Dia sedikit sedih dan berpikir kamu tidak dapat dipercaya. Kamu mungkin perlu meminta maaf padanya. "
Wirianto memandang Melly dan segera berjalan ke sisinya, lalu berjongkok di depannya. Wirianto menatap Melly lalu berkata: "Maaf, sungguh maaf."
Mulut Melly datar sebelum perlahan-lahan tersenyum pada Wirianto: "Karena paman meminta maaf, Melly akan memaafkanmu! Melly memutuskan untuk menyukai paman. Karena Melly bukanlah orang pelit!"
Setelah Melly selesai berbicara, dia segera menjilat bibirnya dan menarik sudut pakaian setelah mencium aroma sayuran,: "Ma ... ma ... apa Melly sudah boleh makan?"
Wirianto memandang Yuliana, dan bertanya dengan suara rendah: "Bolehkah aku yang menyuapinya makan?"
Yuliana tersenyum dan menatap Melly: "Kamu harus bertanya padanya."
Melly melirik Yuliana, lalu berbalik untuk melihat Wirianto, kemudia mengangguk dengan bangga: "Melly megizinkan paman untuk menyuapi Melly."
Yuliana tersenyum dan mengangkat Melly ke kursi, Wirianto mengisi semangkuk bubur dan menyuapi Melly. Kali ini Wirianto terlihat jelas lebih mahir daripada tadi malam. Wirianto langsung meletakkan peralatan makan ketika semangkuk bubur telah habis dimakan, meskipun Melly mengulurkan tangannya karena masih mau makan. Lalu ia berkata sambil tersenyum: "Tidak boleh makan lagi."
Melly mengerutkan hidungnya dan menoleh untuk melihat Yuliana. Yuliana juga menggelengkan kepalanya: "Melly telah makan banyak."
Melly menundukkan kepalanya dengan jujur, dan kemudian menatap Wirianto: "Paman koki, bisakah kau tinggal bersama Melly selama beberapa hari lagi? Melly masih ingin makan hidangan yang dibuat oleh paman koki."
Senyuman Wirianto perlahan hilang dan ia berkata dengan suara rendah, "Melly dan mama akan pergi malam ini."
Ketika Melly mendengar ini, dia segera mengangkat kepalanya untuk melihat Yuliana, lalu mengerutkan kening dan bertanya, "Ma.. Melly benar-benar akan pergi dengan mama, ke mana kita pergi?"
Yuliana melirik Wirianto, lalu menundukkan kepalanya sambil tersenyum, menatap Melly, dan berkata: "Pergi ke tempat di mana Melly dapat tumbuh dengan lebih bahagia."
Yuliana bicara sampai sini, lalu ia berkata kepada Melly sambil tersenyum: "Oh ya, Melly, kita harus mengucapkan selamat tinggal kepada ibu Peggy."
"Telepon saja, sebaiknya jangan bertemu," Wirianto mengerutkan kening.
Yuliana tersenyum dan mengangguk, lalu mengambil ponselnya dan memasukkan nomor telepon. Begitu telepon terhubung, Peggy He buru-buru berteriak: "Yuliana, di mana kamu dan Melly? Saya mencari kamu beberapa hari ini, ada apa denganmu? Tiba-tiba hilang tanpa kabar!"
Yuliana menjawab sambil tersenyum: "Tidak ada apa-apa, hanya saja ingin pindah ke tempat lain untuk tinggal, beberapa waktu sibuk untuk mencari tempat yang cocok. Karena terlalu sibuk, aku jadi lupa menghubungimu."
"Ah? Pidah kemana?" Peggy He dengan cepat bertanya: "Aku akan mengantarmu ..."
Yuliana tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Peggy, sepertinya kamu tidak bisa mengantarku kesana. Aku mungkin bukan teman yang baik. Aku sudah merepotkanmu untuk merawatku selama ini."
Peggy berhenti sejenak, lalu merendahkan suaranya dan berkata, "Apakah kamu pergi tiba-tiba karena masalah keluarga Leng?"
Selama bertahun-tahun berlalu, bukan hanya Yuliana yang berubah, Peggy pun juga bukan lagi gadis kecil yang mudah dipergunakan orang lain. Yuliana tidak menjawab pertanyaan Peggy, hanya berbisik: "Peggy, jika kita terus berteman, mungkin aku akan menyusahkanmu. Ayo Melly, ucapkan selamat tinggal kepada ibu Peggy..."
Ketika Yuliana mengatakan itu, dia meletakkan ponselnya di telinga Melly. Melly mengangkat telepon dan segera meratakan bibirnya, kemudian berteriak dengan suara tangisan, "Ibu Peggy, Melly akan selalu mengingatmu."
Terdengar juga tangisan dari Peggy, lalu Yuliana segera mengambil telepon kembali dan tertawa sambil tersenyum: "Peggy, aku harap kamu bisa bahagia. Kalau begitu ... selamat tinggal ..."
Yuliana selesai berbicara dan segera menutup telepon. Melly memandang Yuliana dengan mata merah: "Ma, apakah Melly tidak akan bertemu dedngan Ibu Peggy lagi?"
Yuliana tersenyum dan menggelengkan kepalanya: "Belum tentu, mungkin kamu bisa bertemu lagi dengannya jika ada kesempatan. Bahkan jika tidak dapat melihatnya, Melly bisa mengingat ibu Melly dalam hati, itu sama seperti melihat ibu Peggy. "
Mendengar ini, Melly mengangguk, mennaruh tangan di dadanya dan berkata, "Baiklah, Melly akan mengingat ibu Peggy."
Yuliana dengan lembut membelai kepala Melly, lalu berbalik untuk melihat Wirianto, dan bertanya sambil tersenyum: "Jika kita tidak bisa pergi ke tempat yang ramai, bisakah kita pergi ke pemkaman? Saya ingin mengunjungi Ibu dan Ayah. "
Wirianto mengangguk: "Oke, aku akan mengantarmu."
Agar bisa menghindari terlihat oleh orang lain, Wirianto tidak menemani Yuliana. Yuliana memegang tangan Melly dan mengajaknya ke arah pemakaman. Ketika berjalan ke arah kuburan, hujan turun ringan. Melly sama sekali belum pernah ke pemakaman, dia melihat sekeliling dengan penasaran: "Ma, di mana ini? Mengapa ada batu-batu besar?"
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Karena ada keluarga orang lain yang tidur di sini, setiap batu tertulis nama keluarga dan ditempeli oleh foto-foto keluarga mereka."
"Kalau begitu ... di sini adalah tempat orang-orang mati dikuburkan?" Melly segera menyusut di belakang Yuliana setelah selesai bicara sambil melihat ke sekitar kuburan dengan gugup.
Melly menarik sudut pakaian Yuliana dan berkata dengan tergesa-gesa, "Ma ... Ma ayo bawa Melly pergi dari sini. Melly tidak ingin melihat orang mati ..."
Yuliana berkata sambil tersenyum, "Tetapi kakek-nenek Melly juga ada di sini, dia sedang menunggu mama dan Melly untuk mengunjungi mereka."
Melly mengerutkan kening: "Kakek? Kakek dan nenek Melly? Apakah itu ... ayah dan ibunya mama?"
Yuliana tersenyum dan mengangguk, "Ya, mereka belum pernah melihat Melly. Jadi, Melly jangan takut, ini adalah wilayahnya kakek dan nenek, kakek dan nenek akan melindungimu."
Melly menghela nafas lega: "Kalau begitu Melly tidak takut."
Yuliana berjalan ke dua batu nisan dan memandang Melly sambil tersenyum: "Melly, ini dia."
Melly mengerutkan kening dan menatap kedua batu nisan itu, kemudian bertanya dengan suara kecil, "Apakah ini kakek dan nenek? Tapi ini adalah dua batu besar."
Yuliana berkata sambil tersenyum: "Kakek dan nenek dimakamkan di bawah sini."
Melly mengerutkan kening, menatap kedua batu nisan itu dengan tatapan penasaran, lalu akhirnya berbicara dengan suara kecil, "Kakek dan nenek, aku Melly. Melly sangat patuh, baik, dan sangat pintar. Kalian tidak perlu melindungi Melly, lindungi mama saja."
Novel Terkait
That Night
Star AngelMy Lady Boss
GeorgeBeautiful Lady
ElsaStep by Step
LeksAsisten Bos Cantik
Boris DreyCutie Mom
AlexiaLove at First Sight
Laura VanessaCinta Seorang CEO Arogan×
- Bab 1 Harga Dirinya
- Bab 2 Ibu Tiri yang 'Sempurna'
- Bab 3 Serigala Bermata Putih
- Bab 4 Aku Tidak Pernah Mencintaimu
- Bab 5 Kebesaran Keluarga Leng
- Bab 6 Suamimu
- Bab 7 Mayat Hidup yang Sempurna
- Bab 8 Dia sudah Bangun
- Bab 9 Kita Cerai
- Bab 10 Batas Waktu Pernikahan
- Bab 11 Jangan menangis di depanku
- Bab 12 Apa pun bisa dijual
- Bab 13 Pria yang misterius
- Bab 14 Jangan menyiksa aku
- Bab 15 Jangan mendekati aku
- Bab 16 Saling main siasat
- Bab 17 Apa yang istimewa dari dirimu
- Bab 18 Ini bukan salahku
- Bab 19 Sebuah hasrat membunuh
- Bab 20 Jalan bertemu musuh itu sempit
- Bab 21 Satu Kasur
- Bab 22 Pinggangnya Sangat Langsing
- Bab 23 Mending Lahirkan Anak Untukku
- Bab 24 Aku Menginginkanmu
- Bab 25 Itu Adalah Bayiku
- Bab 26 Membunuh Anaknya
- Bab 27 Tidak Ingin Tidur Dengannya
- Bab 28 Kembalinya Cinta Pertama
- Bab 29 Aku Menyukainya
- Bab 30 Sebuah Cinta yang Bertepuk Sebelah Tangan
- Bab 31 Benar-benar Tidak Berguna
- Bab 32 Menjadi Wanitaku
- Bab 33 Kamu Tidak Boleh Menyentuhnya
- Bab 34 Suami Yang Pelit
- Bab 35 Tidak Memperbolehkannya Melahirkan Anak Ini
- Bab 36 Kembalikan Anakku
- Bab 37 Kamu Adalah Milikku
- Bab 38 Menerima Akibatnya
- Bab 39 Wajah Sesungguhnya
- Bab 40 Janjiku Tidak Akan Berubah
- Bab 41 Mengerutkan kening
- Bab 42 Ingin memelukmu
- Bab 43 Hanya Ingin Membunuhmu
- Bab 44 Jangan berpikir terlalu berlebihan
- Bab 45 Apa yang kamu lakukan?
- Bab 46 Bertemu dengan dewi
- Bab 47 Wanita licik
- Bab 48 Pemeran pembantu wanita jahat
- Bab 49 Dia adalah milikku
- Bab 50 Kamu yang mencelakai dia
- Bab 51. Kamu Paling Cantik
- Bab 52. Jadi Partner Perempuanku
- Bab 53. Kegeeran
- Bab 54 Tidak Akan Melupakan Janjiku
- Bab 55 Bermaksud Mengejarmu
- Bab 56 Masa Lalu
- Bab 57 Kenyataan pada masa lalu
- Bab 58 Tidak berperasaan
- Bab 59 Panggil Namaku
- Bab 60 Penakut
- Bab 61 Begitu Perhatian Denganku?
- Bab 62 Pria Simpanan
- Bab 63 Tidak Berhak Mengatakan Aku Cinta Padamu
- Bab 64 Bolehkah Aku Tidak Menjawab?
- Bab 65 Tidak Diizinkan Mencium Orang Lain
- Bab 66 Aku Memilih Leny
- Bab 67 Sudah Cukup Kamu Melihat?
- Bab 68 Kamu Tidak Cemburukah
- Bab 69 Jika Aku Bukan Apa?
- Bab 70 Diam-Diam Berciuman
- Bab 71 Sungguh Seorang Wanita Jahat
- Bab 72 Saingan Cinta yang Tidak Jelas
- Bab 73 Menjadikan Musuh Sebagai Teman
- Bab 74 Menjadi Tenang
- Bab 75 Memerban Luka
- Bab 76 Aku Adalah Kakakmu
- Bab 77 Aku Tidak Akan Memaafkanmu
- Bab 78 Mulai Kembali Dari Awal
- Bab 79 Kamu Pasti Akan Datang
- Bab 80 Tidak Tahu Malu
- Bab 81 Lepaskan Aku
- Bab 82 Tidak Mengingatnya
- Bab 83 Jangan Tersenyum Lagi
- Bab 84 Aku Menyukaimu
- Bab 85 Tidak Bisa Menyembunyikannya
- Bab 86 Semuanya Harus Mendengarkan Aku
- Bab 87 Jangan Sampai dilihat Orang
- Bab 88 Apakah Kamu Benar-Benar Percaya Padanya?
- Bab 89 Aku Percaya Padamu
- Bab 90 Ketulusan Cinta Kami
- Bab 91 Kamu Bukan Manusia
- Bab 92 Michael Chu Meninggal
- Bab 93 Aku Ingin Jemput Dia Pulang
- Bab 94 Aku Sudah Tidak Punya Ayah
- Bab 95 Rela Percaya Ada Hantu Dan Dewa
- Bab 96 Tidak akan memaafkanmu
- Bab 97 Terima kasih kamu ada di sisiku
- Bab 98 Kamu menggendong aku
- Bab 99 Bagaimana caranya
- Bab 100 Benarkah itu?
- Bab 101 Aku Masih Sahabatmu
- Bab 102 Kebenarannya Seperti Apa?
- Bab 103 Apakah Kamu Pembunuhnya?
- Bab 104 Kamu Menangis Karena Diriku
- Bab 105 Aku Akan Membantumu
- Bab 106 Wanita Tidak Seharusnya Terlalu Pintar
- Bab 107 Aku Benar-benar Menyukai Kamu
- Bab 108 Membunuh Ayah Dan Ibu
- Bab 109 Aku Menginginkan Jantung Dia
- Bab 110 Kita Kurang Lebih Sama
- Bab 111 Rahasia Tersembunyi
- Bab 112 Warisan Yang Hilang
- Bab 113 Kamu Bisa Bertahan Berapa Lama
- Bab 114 Aku Tidak Akan Menyerah
- Bab 115 Dia Sudah Meninggal
- Bab 116 Dia Tidak Mati
- Bab 117 Percayalah Padaku
- Bab 118 Bagaikan Di Neraka
- Bab 119 Kalian Lebih Baik Jangan Ganggu Aku
- Bab 120 Bodoh Dan Kejam
- Bab 121 Semua Sesuai Harapan
- Bab 122 Hamil
- Bab 123 Memiliki Anak Kembali
- Bab 124 Tidak Memiliki Keberuntungan
- Bab 125 Aku Tidak Ingin Bertemu Dengannya
- Bab 126 Mana Yang Benar Mana Yang Salah
- Bab 127 Apakah Kembar
- Bab 128 Kembang Api Bermekaran
- Bab 129 Bayi Baru Lahir
- Bab 130 Anak Itu Sudah Tiada
- Bab 131 Anak Yang Hilang
- Bab 132 Bercerailah
- Bab 133 Ada Awalannya
- Bab 134 Sulit Menjadi Ibu Yang Hangat
- Bab 135 Bertemu Musuh Lama
- Bab 136 Bersiap Untuk Kembali Memeriksa Kasus Ini
- Bab 137 Sampah Masyarakat
- Bab 138 Membuatmu Menderita Seumur Hidup
- Bab 139 Dibebaskan
- Bab 140 Semuanya Dimulai Dari Awal
- Bab 141 Izinkan Mereka Untuk Bertemu
- Bab 142 Mengapa Nyalimu Begitu Kecil?
- Bab 143 Dua Anak
- Bab 144 Pemilik Toko Makanan Pencuci Mulut
- Bab 145 Dimana Anakku?
- Bab 146 Mantan Kekasih
- Bab 147 Ancaman Terbesar
- Bab 148 Pasangan Ayah dan Anak
- Bab 149 Dia Hanyalah Wanita Simpanan
- Bab 150 Aku Bukan Wanita Simpanan
- Bab 151 Bertemu Kembali
- Bab 152 Jangan Bertemu Lagi
- Bab 153 Cuman Mau Sedikit
- Bab 154 Tenang dalam Menghadapi Masalah
- Bab 155 Pengejar
- Bab 156 Membuka tirai
- Bab 157 Penjahat yang paling besar
- Bab 158 Memberikan kesempatan
- Bab 159 Dia tidak lulus
- Bab 160 Aku adalah nenek buyutmu
- Bab 161 Bawa Dia Pergi
- Bab 162 Aku Tidak Salah
- Bab 163 Sifat Dari Keturunan
- Bab 164 Aku Takkan Mengalah
- Bab 165 Bunuh Saja Dia
- Bab 166 Aku sangat Merindukanmu
- Bab 167 Melly Cepat Lari
- Bab 168 Kita Mulai Lagi Dari Awal
- Bab 169 Tunggu Aku Menikahimu
- Bab 170 Dendam Yang Hilang
- Bab 171 Lebih Parah Daripada Binatang
- Bab 172 Selamat Tahun Baru
- Bab 173 Perjamuan Besar
- Bab 174 Pilihan Yang Sulit
- Bab 175 Aku Ingin Anak
- Bab 176 Kedamaian dan Kesenangan
- Bab 177 Paman Koki
- Bab 178 Mengenal Kembali
- Bab 179 Aku Juga Sudah Berubah
- Bab 180 Sebelum Pergi
- Bab 181 Pelukan Terakhir
- Bab 182 Hari-hari
- Bab 183 Dia Adalah Ayahku
- Bab 184 Apakah Kalungmu
- Bab 185 Pelanggan Misterius
- Bab 186 Bocah lelaki
- Bab 187 Takdir cinta telah tiba
- Bab 188 Kurangi menonton TV dan lebih giat belajar
- Bab 189 Bukan orang lama
- Bab 190 Pengagum yang sempurna
- Bab 191 Misteri Vila
- Bab 192 Siapa Yang Menjagaku
- Bab 193 Berebutan Cemburu
- Bab 194 Dua Jodoh
- Bab 195 Hukuman Untukmu
- Bab 196 Hukuman Yang Bodoh
- Bab 197 Kamu Salah Orang
- Bab 198 Memancing Bersama
- Bab 199 Tergerak
- Bab 200 Orang Yang Ingin Didekati
- Bab 201 Terjebak semakin dalam
- Bab 202 Yulius Zhu
- Bab 203 Aku tidak akan tertarik kepadamu lagi
- Bab 204 Kamu benar-benar ayahku?
- Bab 205 Tinggallah
- Bab 206 Kehangatan Sesaat
- Bab 207 Aku Di Sebelah
- Bab 208 Sekeluarga berkumpul
- Bab 209 Kakaknya Melly
- Bab 210 Rumah Baru
- Bab 211 Namanya Jelek
- Bab 212 Apa Yang Kamu Lakukan
- Bab 213 Kamu Jangan Sentuh Aku
- Bab 214 Kaki Patah
- Bab 215 Sangat Risih
- Bab 216 Aku Perlu Dirimu Merawatku
- Bab 217 Kehidupan Sangat Memusingkan
- Bab 218 Mencoba Untuk Hidup Bersama
- Bab 219 Saling Menjaga
- Bab 220 Oleskan Salep Untukku
- Bab 221 Benar-Benar Tidak Rela
- Bab 222 Orang Yang Berbeda
- Bab 223 Hal Yang Disukai
- Bab 224 Kamu Berbohong Padaku Lagi
- Bab 225 Pergi Meninggalkan Rumah
- Bab 226 Kehilangan Muka
- Bab 227 Sangat Tidak Enak Dimakan
- Bab 228 Aku Akan Melindungimu Selamanya
- Bab 229 Aku Masih Mencintaimu
- Bab 230 Aku Ingin Tahu Semua
- Bab 231 Ya, Aku Tahu
- Bab 232 Yuliana?
- Bab 233 Orang Yang Aneh
- Bab 234 Mimpi Buruk Datang Kembali
- Bab 235 Hanya Mimpi Buruk
- Bab 236 Dia Sudah Mati
- Bab 237 Tiga Hadiah
- Bab 238 Berjumpa Teman Lama
- Bab 239 Dua Orang Yang Sama Sekali Berbeda
- Bab 240 Hadiah Pertama
- Bab 241 Sangat Memalukan
- Bab 242 Bagaimana Cara Menghibur Wanita
- Bab 243 Sebagai Pemberian Gratis
- Bab 244 Menikahlah Denganku
- Bab 245 Kita Menikah Yuk
- Bab 246 Ketika Pernikahan Berlangsung
- Bab 247 Hadiah Melvin
- Bab 248 Siapa Pengantin Laki-Lakinya
- Bab 249 Idola Semua Orang
- Bab 250 Saat Pernikahan Berlangsung
- Bab 251Saingan Cinta Yang Tak Terhitung Jumlahnya
- Bab 252 Perjamuan
- Bab 253 Wanita Pengosip
- Bab 254 Memamerkan Kebahagiaan
- Bab 255 Mimpi Buruk Datang
- Bab 256 Semua salahku
- Bab 257 Sebenarnya dimana
- Bab 258 Kamu bukan iblis
- Bab 259 Retak
- Bab 260 Penyelamat
- Bab 261 Perbaiki Perlahan-lahan
- Bab 262 Penipu Kecil yang Baik Hati
- Bab 263 Anak Lelaki yang Pemalu
- Bab 264 Mata di Belakang
- Bab 265 Manusia Operasi Plastik
- Bab 266 Kejutan Besar
- Bab 267 Pengantin Pria yang Misterius
- Bab 268 Ibu, Cepat Lari
- Bab 269. Mawar Merah Misterius
- Bab 270. Laporan Pemeriksaan yang Sempurna
- Bab 271 Pacar Yang Angkuh
- Bab 272 Pria Yang Lemah
- Bab 273 Dua Iblis Kecil
- Bab 274 Pelan-Pelan Mendekat
- Bab 275 Masuk Perangkap
- Bab 276 Umpan
- Bab 277 August Leng Muncul
- Bab 278 Orang Gila
- Bab 279 Kekacauan
- Bab 280 Pemenang
- Bab 281 Mengontrol Segalanya
- Bab 282 Jiwa Yang Terkontrol
- Bab 283 Kita Selamanya Bersama
- Bab 284 Merah Darah
- Bab 285 Prilaku Aneh
- Bab 286 Jiwa Yang Terpenjara
- Bab 287 Siapa Pembunuhnya
- Bab 288 Dia Pantas Untuk Mati Sekali Lagi
- Bab 289 Menemukan Kembali Dirinya Yang Asli
- Bab 290 Kekasihku
- Bab 291 Aku menunggumu
- Bab 292 Hutangku padamu
- Bab 293 Ingatan palsu
- Bab 294 Berkenalan kembali
- Bab 295 Namaku Wirianto Leng
- Bab 296 Ingatan yang Hilang
- Bab 297 Dia Terlihat Tampan
- Bab 298 Aku Sangat Berprinsip
- Bab 299 Mulai Menyukainya
- Bab 300 CEO yang Arogan
- Bab 301 Mari Kita Tidur Satu Kamar
- Bab 302 Tidur yang Nyenyak
- Bab 303 Membencinya
- Bab 304 Kamu Amnesia
- Bab 305 Lepaskan Pakaianmu
- Bab 306 Tidak Bisa Menerima Kenyataan
- Bab 307 Masa Lalu yang Pahit
- Bab 308 Semua Kenyataan
- Bab 309 Sisi Gila Dia
- Bab 310 Jangan Berpisah Lagi
- Bab 311 Menjaga Jarak
- Bab 312 Aku Bersedia Berubah Demi Kamu
- Bab 313 Hadiah Untukmu
- Bab 314 Maafkan Diri Sendiri
- Bab 315 Melihat Sinar Matahari Kembali
- Bab 316 Tidak boleh terbiasa menjadi orang baik
- Bab 317 Anggota keluarga baru
- Bab 318 Jangan mengoda serigala lapar
- Bab 319 Satu keluarga berkumpul
- Bab 320 Asing tapi familier
- Bab 321 Makan Malam Yang Telah Lama Hilang
- Bab 322 Awal Yang Baru
- Bab 323 Peluk Aku Dengan Erat
- Bab 324 Apakah Sudah Cukup
- Bab 325 Orang Yang Aneh
- Bab 326 Kehidupan Baru
- Bab 327 Masa kehamilan
- Bab 328 Orang Yang Aku Cintai
- Bab 329 Kumpul Keluarga
- Bab 330 Merawat Kehamilanmu Dengan Tenang
- Bab 331 Memakai Gaun Pengantin
- Bab 332 Pernikahan Yang Sempurna
- Bab 333 Segalanya Yang Indah
- Bab 334 Anak Yang Baru Lahir
- Bab 335 si Putri Kecil
- Bab 336 Kalang Kabut
- Bab 337 Ayah yang Baik
- Bab 338 Kacau balau
- Bab 339 Si Kecil Bulat
- Bab 340 Pulang Ke Rumah
- Bab 341 Keluarga Dengan 5 Anggota Keluarga
- Bab 342 Ayah Rumah Tangga Professional
- Bab 343 Sedikit Cemburu
- Bab 344 Siapakah Orang Yang Paling Dicintai
- Bab 345 Senang Setiap Hari
- Bab 346 Bulan Madu
- Bab 347 Aku bersedia berada di sisimu setiap saat
- Bab 348 Orang tua yang berbeda
- Bab 349 Kejutan yang tiba-tiba
- Bab 350 Tebak dimana
- Bab 351 Bulan Madu
- Bab 352 Tempat yang Misterius
- Bab 353 Rumah yang Hangat
- Bab 354 Menyukaimu
- Bab 355 Seperti Cinta Pertama
- Bab 356 Hal yang memalukan
- Bab 357 Memanggang Kentang
- Bab 358 CEO Tian (CEO Manis)
- Bab 359 Saling bergantung
- Bab 360 Pilek
- Bab 361 Hadiah
- Bab 362 IQ yang Melemah
- Bab 363 Kehidupan yang Tenang
- Bab 364 Masalah yang Datang ke Rumah
- Bab 365 Saingan Cinta
- Bab 336 Kecanduan Berakting
- Bab 367 Mencari Masalah Sendiri
- Bab 368 Terlalu Kejam
- Bab 369 Benar-Benar Kejam
- Bab 370 Hadiah Orang Lain
- Bab 371 Pria yang Aneh
- Bab 372 Sedikit Aneh
- Bab 373 Pelamar
- Bab 374 Hadiah
- Bab 375 Pria yang Sempurna
- Bab 376 Orang terkasih yang sempurna
- Bab 377 Tidak masuk akal
- Bab 378 Desas-desus adalah hal yang menakutkan
- Bab 379 Pernyataan manis
- Bab 380 Kekasih misterius
- Bab 381 Seven Years Of Love
- Bab 382 Tempat Yang Hilang
- Bab 383 Wanita Misterius
- Bab 384 Sebuah Ketakutan Yang Tidak Perlu
- Bab 385 Hadiah Aku
- Bab 386 Aku Sudah Pulang
- Bab 387 Gosip Baru
- Bab 388 Ketakutan dan Kegelisahan
- Bab 389 Muncul Di Depan Umum
- Bab 390 Memilih Gaun Pesta
- Bab 391 Pasangan yang Sempurna
- Bab 392 Berdanda Denganmu
- Bab 293 Artiker yang Memalukan
- Bab 394 Rumor yang Tak Tertahankan
- Bab 395 Tujuan Wisata yang Baru
- Bab 396 Mengemudi Sendiri
- Bab 397 Proposal Yang Konyol
- Bab 398 Pedagang Kaki Lima
- Bab 399 Kenangan Yang Indah
- Bab 400 Terus Menuju Ke Depan
- Bab 401 Si Pecemburu
- Bab 402 Aku sangat mencintaimu
- Bab 403 Berendam di sumber air panas
- Bab 404 Coba aku lihat
- Bab 405 Pulang
- Bab 406 Sudah sampai di rumah
- Bab 407 Dalang di balik belakang
- Bab 408 Keluargaku
- Bab 409 Hidup Bahagia